Anda di halaman 1dari 6

PEMBAGIAN SAPTA RSI

1. Rsi Grtsamada
Maharsi Grtsamada adalah Maharsi yang banyak dihubungkan dengan turunnya mantra-
mantra Weda, terutama Rg Weda mandala II. Dari beberapa catatan diketahui bahwa
Grtsamada adalah keturunan dari Sunahotra, keluarga Angira, adapula penjelasan lain yang
menyatakan bahwa Grtsamada adalah keturunan Bhrgu. Dengan demikian sejarahnya tidak
diketahui dengan pasti, sedang di dalam Mahabharata, ia disebutkan keturunan Maharsi
Sonaka dan dinyatakan sebagai keturunan Bharadvaja.
2. b. Rsi Visvamitra
Maharsi Visvamitra adalah Maharsi kedua yang banyak disebut-sebut namanya dan dikaitkan
dengan seluruh Rg Weda mandala III. Kitab mandala III Rg Weda ini terdiri dari 58 Sukta.
Setelah diadakan penelitian, ternyata tidak semua Sukta itu dikaitkan dengan nama
Visvamitra karena diantara mantra-mantra itu ada menyebutkan Maharsi lainnya, seperti
Kusika, Isiratha dan lain-lain. Visvamitra adalah putra Rsi Musika. Disamping itu dijumpai
pula nama Rsi Jamadagni sebagai Maharsi yang dikaitkan dengan mandala III Rg Weda.
3. c. Rsi Vamadeva
Maharsi Vamadeva banyak dihubungkan dengan kitab Rg Weda mandala IV. Di dalam
kitab-kitab Purana diceritakan bahwa Vamadeva sempat mengadakan dialog dengan deva
Indra dan Aditi, suatu hal yang tidak dapat dibayangkan oleh pikiran kita, kecuali kita
memberikan penafsiran bahwa maksudnya adalah untuk menjelaskan bahwa Vamadeva
memperoleh kesempurnaan selagi beliau masih muda. Maharsi Vamadeva disebut
memberikan petunjuk untuk mencapai kesempurnaan sejati.
4. d. Rsi Atri
Maharsi Atri pada umumnya banyak dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra Rg Weda
mandala V. Di dalam Matsya Purana, nama Atri tidak saja sebagai nama keluarga, tetapi
juga sebagai nama pribadi. Dinyatakan bahwa dalam keluarga Atri yang tergolong Brahmana
dijumpai pula beberapa nama dari keluarga Atri seperti : Saryana, Udvalaka, Sona, Sukratu,
Gauragriva dan lain-lain. Dalam cerita lainnya dikemukakan pula informasi bahwa Maharsi
Atri banyak dikaitkan dengan keluarga Angira. Bila kita baca dengan teliti Rg Weda mandala
V, tampaknya tidak hanya Maharsi Atri yang menerima wahyu untuk mandala ini, tetapi juga
Druva, Prabhuvasu, Samvarana, Gauraviti, Putra Sakti dan lain-lain. Dikemukakan pula
bahwa di antara keluarga Atri, 36 Rsi tergolong penerima wahyu. Kemungkinan nama-nama
itu adalah keturunan dari Maharsi Atri.
5. e. Rsi Bharadvaja
Rsi Bharadvaja adalah Maharsi yang banyak dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra
dari Rg. Weda Mandala VI, kecuali ada beberapa saja yang diturunkan melalui Sahotra
dan Sarahotra. Adapun nama-nama lain, seperti Nara, Gargajisva adalah nama Rsi
penerima wahyu dari keluarga Bharadvaja. Di dalam kitab-kitab Purana dijelaskan bahwa
Bharadvaja adalah putra Brihaspati, cerita ini belum dapat dipastikan kebenarannya
karena disamping keterangan lain yang mengatakan bahwa Samyu dengan Bharadvaja
masih dalam satu keluarga.
6. f. Rsi Vasistha
Nama Vasistha sering digunakan sebagai nama keluarga kadang kala sebagai nama
pribadi. Rsi Vasistha banyak dikaitkan dengan turunnya mantra-mantra Rg Weda
mandala VII. Salah seorang keturunan Rsi Vasistha adalah Rsi Sakti yang juga terkenal
sebagai penerima wahyu. Di dalam kitab Mahabharata nama Vasistha disamakan dengan
Visvamitra. Di dalam kitab Matsya Purana, dinyatakan bahwa Rsi Vasistha mengawini
Arundhati, saudara perempuan Devarsi Narada. Dari padanya lahir seorang putra
bernama Sakti.
7. g. Rsi Kanva
Maharsi Kanva merupakan Maharsi penerima wahyu dan banyak dikaitkan dengan Rg
Weda mandala VIII. Mandala ini isinya bermacam-macam Sukta. Kanva adalah nama
pribadi dan juga nama keluarga. Mandala VIII dinyatakan diterima oleh keluarga
Sakuntala. Disamping Rsi Kanva terdapat pula nama-nama Rsi lainnya seperti Kasyapa,
putra Marici. Maharsi Kanva mempunyai putra bernama Praskanva. Nama-nama Rsi
yang lain yang juga dapat dijumpai dalam mandala VIII adalah: Gosukti, Asvasukti,
Pustigu, Bhrgu, Manu, Vaivasvata, Niopatithi dan sebagainya. Adapun mandala IX dan X
Rg Weda merupakan mandala yang paling lengkap. Mandala ini memuat pokok-pokok
ajaran agama Hindu yang sangat penting dan sangat bermanfaat untuk diketahu
Bagian mantra (Mantra Samhita)
Kitab Mantra atau Mantra Samhita umurnya sangat tua dan merupakan dokumen umat
manusia tertulis yang tertua dan masih ada sampai sekarang. Kitab ini ditulis dalam bentuk
syair atau prosa liris, bahasanya bahasa Sansekerta Weda (Wedic Sanskrit). Syair-syair
tersebut terkumpul dalam empat himpunan mantra yang masing-masing disebut samhita.
Keempat samhita tersebut disebut Catur Weda Samhita yang terdiri dari :
a. Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang
memuat ajaran-ajaran umum dalam bentuk pujaan (Rc atau Rcas) Arc = memuja.
Rg. weda terdiri dari 10.552 mantra, isinya syair-syair pujaaan. Kitab ini
merupakan Weda yang tertua dan yang terpenting, isinya terdiri dari 10 mandala.
Dan mandala yang ke-10 adalah mandala yang terpenting karena menunjukkan
kebenaran yang mutlak. Pendeta penyajinya disebut Hort (Horti). Kitab Rg.
Weda dikumpulkan dalam berbagai jenis resensi, seperti resensi Sakala, Baskala,
Aswalayana, Sankhyayana, dan Madukeya. Dari lima macam resensi ini, yang
masih terpelihara adalah resensi sakala, sedangkan resensi-resensi lainnya banyak
yang tidak sempurna lagi karena mantra-mantranya hilang. Rg.Weda terbagi atas
10 mandala yang tidak sama panjangnya
b. Sama Weda atau Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra
yang memuat ajaran umum mengenai lagu-lagu pujaan atau saman yang
dinyanyikan waktu upacara. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Kata sama
berarti irama atau melodi. Pendeta penyajinya disebut Udgatr (Udgatri). Sama
Weda terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Bagian Arcika terdiri dari mantra-mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Weda.
2. Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra-mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini terdiri dari
beberapa buku nyanyian pujaan (gana). Dari kitab-kitab yang ada, yang masih dapat dijumpai
antara lain Ranayaniya, Kutama, dan Jaiminiya (Talawakara).
c. Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra
yang memuat doa-doa pujaan atau pokok-pokok yadnya, yang terdiri dari 1.975
mantra. Pendeta penyajinya disebut Adwaryu. Yajur Weda terdiri dari mantra-
mantra yang sebagian besar berasal dari Rg. Weda, ditambah dengan beberapa
mantra tambahan baru. Tambahan ini umumnya berbentuk prosa. Menurut
Bhagawan Patanjali, kitab ini terdiri dari 101 resensi yang sebagian besar sudah
lenyap. Kitab ini terdiri atas dua aliran, yaitu :
1. Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri atas beberapa resensi yaitu
Katakhassamhita, Mapisthalakathasamhita, Maitrayamisamhita, dan Taithiriyasamhita (terdiri
dari dua aliran, yaitu Apastamba dan Hiranyakesin).
2. Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab ini terdiri dari
dua resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.
8. Perbedaan pokok antara kedua Yajur Weda ini terletak pada penggunaan mantra. Mantra
pada yajur weda putih diucapkan sebagai doa-doa dalam suatu upacara, sedangkan
mantra pada Yajur Weda Hitam menguraikan tentang arti dari upacara itu sendiri.
9. d. Atharwa Weda atau Atharwa Weda Samhita terdiri dari 5.987 mantra. Diantara
mantra-mantra itu banyak yang berbentuk prosa. Isinya adalah tuntunan hidup sehari-hari
yang berhubungan dengan hidup keduniawian. Banyak mantranya bersifat magis
(Atharwan). Pendeta penyajianya disebut Brahmana. Kitab ini terdiri dari Resensi
Saunaka dan Paipplada.
10. Dari keempat kelompok Weda itu, tiga kelompok pertama sering disebut sebagai mantra
yang berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut Trayi weda atau Tri Weda
Pembagian sapta kanda
1. Balakanda
Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda
menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi,
dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata,
Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama
yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka.
2. Ayodhyakanda
Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita
dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang
sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia
menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata
memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
3. Aranyakanda
Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah
hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para
pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan
kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.
4. Kiskindhakanda
Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera
Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali,
kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha.
Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan
Alengka.
5. Sundarakanda
Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun
jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang
menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia
ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka.
6. Yuddhakanda
Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama
dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan
Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara
itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam
pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama
pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita.
7. Uttarakanda
Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama
mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita.
Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan
Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara
Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh
Rsi Walmiki.
Astadasaparwa (Sanskerta: अअअअअअअअअअ) adalah nama bagi 18 kitab Mahabharata, yang
terdiri dari:

1. Adiparwa
2. Sabhaparwa
3. Wanaparwa
4. Wirataparwa
5. Udyogaparwa
6. Bhismaparwa
7. Dronaparwa
8. Karnaparwa
9. Salyaparwa
10. Sauptikaparwa
11. Striparwa atau Stripalapraparwa
12. Santiparwa
13. Anusasanaparwa
14. Aswamedikaparwa
15. Asramawasikaparwa
16. Mosalaparwa
17. Prasthanikaparwa
18. Swargarohanaparwa

Anda mungkin juga menyukai