Anda di halaman 1dari 10

Celoteh Budaya

WEDA SRUTI DAN WEDA SMRTI

Kata Weda berasal dari bahasa sansekerta dari akar kata wid, yang
artinya mengetahui sehingga Weda berarti sebuah buku mengenai
pengetahuan suci agama.

Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh
maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai
kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal
dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa
Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab
Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.

Weda merupakan sumber dari kelima perangkat naskah suci lainnya yang merupakan sumber naskah
tentang masalah duniawi dan alam kelepasan (moksa). Weda adalah pengetahuan suci yang luar biasa
(Apauru Seda).

Maha Rsi Manu membagi jenis Weda ke dalam dua kelompok besar, yaitu Weda Sruti dan Weda Smriti.

Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia.
Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak. maha Rsi Manu
membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti.

Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai
kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara
turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah.

Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok Smerti isinya bersumber dari
Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan
Sruti. Baik Sruti maupun Smerti, keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh
diragukan kebenarannya. Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.

Srutistu wedo wijneyo dharma

sastram tu wai smerth,

te sarrtheswamimamsye tab

hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).

Artinya:
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak
boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber ajaran
agama Hindu. (Dharma)

Weda khilo dharma mulam

smrti sile ca tad widam,

acarasca iwa sadhunam

atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).

Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian barulah Smerti
di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda). dan
kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).

Srutir wedah samakhyato

dharmasastram tu wai smrth,

te sarwatheswam imamsye

tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).

Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah dharmasastra;
keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar sempurnalah dalam
dharma itu.

Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama ajaran Hindu
yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar yang harus dipegang
teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.

1. WEDA SRUTI

Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui pendengaran langsung dari
Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan
Weda yang sebenarnya atau Weda Orisinil. Menurut sifat isinya Weda ini dibagi atas 3 macam , antara
lain :

1. Bagian Mantram
2. Bagian Brahmana (Karma Kanda)
3. Bagian Upanisad / Arnyaka (Jnana Kanda)

MANTRA

o Bagian Mantra terdiri dari empat himpunan (Samhita) yang disebut Catur Weda Samhita, Yaitu :

Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita


Sama Weda atau Sama Weda Samhita
Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita
Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita
Arthawa Weda atau Artawa Weda Samhita

o Dari keempat kelompok Weda tersebut, tiga kelompok pertama sering disebut sebagai mantra yang
berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut Trayi Weda atau Tri Weda

o Pembagian Kelompok isi Weda, yaitu sebagai berikut :

Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuja ajaran ajaran umum
dalam bentuk pujaan.
Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuat ajaran umum mengenai
lagu lagu pujaan atau saman.
Yayur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang memuat ajaran umum mengenai
pokok pokok yadnya (yajus, pluralnya yajumsi). Jenis Weda ada 2 macam, yaitu :

Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri dari beberapa resensi, antara lain Taitriya
Samhita dan Maitrayani Samhita
Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda), yang disebut juga Maitrayeni Samhita.
Atharwa Weda Samhita merupakan kumpulan mantra mantra yang bersifat magis (Atharwan)

o Kitab Rg. Veda merupakan kumpulan dari ayat ayat tertentu. Sakala, Baskala, Aswalayana,
Sankhayayana, dan Madukeya. Dari lima macam resensiyang masih terpelihara adalah resensi Sakala,
sedangkan resensi resensi lainnya banyak yang tidak sempurna lagi karena mantranya hilang.

o Berdasarkan resensi itu, Rg. Weda Samhita terdiri dari 1.017 hymna atau 1028 mantra termasuk
bagian mantra Walakhitanya atau disebut pula terdiri dari 105.801/2 stanza atau 153.862 kata kata atau
432.000 suku kata.

o Rg. Weda terbagi atas 10 mandala yang tidak sama panjangnya. Di samping pembagian atau 10
mandala, Rg. Veda terbagi pula atas 8 bagian yang disebut Astaka Mandala 2-8 merupakan himpunan
ayat ayat dari keluarga keluarga maha resi tunggal, sedangkan mandala 1,9,10 merupakan himpunan
dari banyak maha resi.

o Sama Weda terdiri dari 1.810 mantra, atau kadang kadang ada yang mengatakan 1.875. Sama Weda
terbagi atas 2 bagian yaitu sebagai berikut :

Bagian Arcika terdiri dari mantra mantra pujaan yang bersumber pada Rg. Veda

Bagian U ararcika, yaitu himpunan mantra mantra yang bersifat tambahan. Kitab ini terdiri dari
beberapa buku nyanyian pujangga (gana), kitab yang masih kita jumpai, antara lain Ranayaniya,
Kautama, dan Jaiminiya (Talawakara)

Yajur Weda terdiri dari mantra mantra yang sebagian besar bersal dari Rg. Veda. Ditambah dengan
beberapa mantra tambahan baru. Tambahan ini umumnya berbentuk prosa. Menurut Bhagawan
Patanjali, kitab ini terdiri dari 101 resensi yang sebagian besar sudah lenyap. Kitab ini terbagi atas
dua bagian , yaitu :

Yajur Weda Hitam :

o Katakhassamhita

o Mapisthalakathasamhita
o Mapisthalakathasamhita

o Maitrayamisamhita

o Taithiriyasahimta. Yang terdiri dari dua aliran , yaitu Apastamba dan Hiranyakesin

Yajur Weda Putih (sukla Yajur Weda, juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab initerdiri dari dua
resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.

Yajur Weda Putih terdiri dari 1.975 mantra yang isinya menguraikan tentang berbagai jenis yadnya
besar, seperti Wajapeya, Rajasuya, Asmaweda, Sarmaweda, dan berbagai jenis yadnya lainnya.
Bagian Terakhirdari weda ini memuat ayat ayat yang kemudian dijadikan Isopanisad.

Atharwa Weda yang disebut Atharwawedangira, merupakan kumpulan mantra mantra yang juga
banyak berasal dari Rg. Weda. Kitab ini memiliki 5.987 mantra (puisi dan prosa). Kitab ini terpelihara
dalam 2 resensi yaitu sebagai berikut :

o Resensi Saunakka. Resensi ini terbagi atas 21 buku

o Resensi Plaipplada

BRAHMANA

o Bagian Kedua yang terpenting dari kitab Sruti adalah bagian yang disebut Brahmana atau Karma
Kanda . Himpunan buku buku ini disebut Brahmana. Tiap tiap mantra (Rg. Weda, Sama Weda,
Yajur Weda, dan Atharwa Weda) memiliki Brahmana. Brahmana berarti doa. Jadi, kitab Brahmana
adalah kitab yang berisi himpunan doa doa yang dipergunakan untuk keperluan upacara yadnya.

o Kitab Rg. Weda memiliki Dua Jenis Buku Brahmana, Yaitu Aitareya Brahmana dan Kausitaki
Brahmana (Sankyana Brahmana). Kitab Brahmana yang pertama terdiri dari 40 bab dan yang kedua
terdiri dari 30 bab.

o Kitab Yajur Weda memiliki beberapa kitab Brahmana Yajur Weda Hitam (Krsna Yajur Weda)
memiliki Tai riya Brahmana

o Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda) memiliki satapatha Brahmana. Nama ini disebut demikian
karena kitab ini terdiri dari 100 adhyana.

UPANISAD

o Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan mantra mantra yang membahas berbagai aspek teori
mengenai keTuhanan.

o Di dalam penelitian berbagai naskah suci Hindu, Dr. G. Sriniwasa Murti di dalam introduksi kitab
Saiwa Upanisad mengemukakan bahwa tiap tiap sakha (cabang ilmu) merupakan satu upanisad,
antara lain :

Rg. Weda terdiri dari 21 Sakha


Sama Wedha terdiri dari 1000 sakha
Yajur Wedha terdiri dari 109 Sakha
Atharwa Wedha terdiri dari 50 sakha

o Berdasarkan Jumlah sakha, yaitu 1.180 sakha maka jumlah Uphanisad seyognyanya berjumlah 1.180
o Berdasarkan Jumlah sakha, yaitu 1.180 sakha maka jumlah Uphanisad seyognyanya berjumlah 1.180
buah buku. Tetapi berdasarkan catatan Muktikopanisad, jumlah uphanisad disebut secara tegas adalah
sebanyak 108 buah buku . Adapun perincian dari pada kitab kitab Upanisad itu adalah sebagai berikut
:

Upanisad yang tergolong jenis Rg. Weda yaitu Aitareya, Kausitaki, dll

Uphanisad yang tergolong Sama Weda yaitu Kena, Chandogya, dll.

Uphanisad yang tergolong Yajur Weda, yaitu :

o Yajur Weda Hitam : Kathawali , Tai riyaka, dll

o Yajur Weda Putih : Isawasya, Subata, dll.

Upanisad yang tergolong Jenis Atharwa Weda , Yaitu :

o Prana, Munduka , dll.

1. B. WEDA SMRTI

Smerti adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas
pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat
digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok
Upaweda.

Kelompok Wedangga:

Kata Wedangga, terdiri dari kata Weda dan Angga (bahasa sansekerta). Weda berarti ilmu pengetahuan
suci dan angga berarti bagian atau anggota. Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari
enam bidang Weda yaitu:

1. Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah
tekanan suara.

Adapun Kitab kitab Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah :

Rg. Weda Pratishakya


Tai riya Pratishakya Sutra
Wajasaneyi Pratisahya Sutra
Sama Pratisakhya Sutra

Atharwa Weda Pratisakhya Sutra

2. Wyakarana (Tata Bahasa)


Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena
untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa
yang benar.
3. Chanda (Lagu)
Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari

sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-
sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-
ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
4. Nirukta
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.

Kitab Nirukta hasil karya Begawan Yaska , isinya menguraikan tentang tiga macam suatu hal, yaitu
sebagai berikut :

Memuat kata- kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda
Memuat kata- kata yang memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda
Memuat tentang nama nama Dewa yang ada di angkasa , bumi , dan surga disebut Daiwatganda

5. Jyotisa (Astronomi)
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan
untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan
angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.

Di antara kitab Jyotisha, yang masih sampai saat ini adalah kitab Jyotisha Wedangga. Kitab ini memiliki
hubungan dengan kitab Weda Sruti, Rg. Weda, dan Yajur Weda.

6. Kalpa
Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa
terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa.

Srauta memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain,
terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan.

Grhyasutra, memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh
orang-orang yang berumah tangga.

Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara.
Dan Orang Suci yang menuliskan kitab Dharma Sutra Adalah :

Bhagawan Manu
Bhagawan Apastamba
Bhagawan Bhaudhayana
Bhagawan Harita
Bhagawan Wisnu
Bhagawan Wasistha
Bhagawan Waikanasa
Bhagawan Yajnawalkya
Bhagawan Parasara

Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya, bahwa dalam hidup dan kehidupan kita ini, dilalui oleh 4
zaman atau disebut juga Catur Yuga. Bhagawan Shankalikhita menjangkau bahwa masing masing dari
catur Yuga mempunyai Dharma Sastranya Tersendiri, seperti berikut :

1. Pada masa Satya/Krtha Yuga berlaku kitab Manawa d\Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan
Manu

1. Pada Masa Trita Yuga berlaku kitab Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan Yajnawalkhya
1. Pada Masa Dwapara Yuga berlaku kita Dharma Sastra buah karya Bhagawan Sankha Likhita
1. Pada Masa Dwapara Yuga berlaku kita Dharma Sastra buah karya Bhagawan Sankha Likhita

1. Pada masa Kali Yuga dipergunakan Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan Parasara

Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan,
misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.

Kelompok Upaweda:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari
beberapa jenis, yaitu:

1. Itihasa

Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan Ramayana
ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair.
Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda,
Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu
kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer
yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin
tertua yang disusun sekitar abad ke-8.

Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa.
Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang
saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata Iti, ha dan asa
artinya adalah sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya) maka Mahabharata itu gambaran
sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab
Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa,
Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa,
Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.

Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang
amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran lsafat yang amat tinggi.

2. Purana

Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para raja yang
memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah
keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra
yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan.

Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra
kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara
upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-
tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai
Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu
terdiri dari 18 buah, yaitu Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma Purana, Wisnu Purana,
Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana, Matsya Purana, Kurma
Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.

Berdasarkan Sifatnya , kedelapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :

1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Radma, dan Waraha.


1. Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Radma, dan Waraha.
2. Rajasika Purana : Nhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
3. Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni

Kitab Purana sangat pentingkarena memuat cerita cerita yang menggambarkan pembuktian
pembuktian hokum yang pernah di jalankan. Kitab ini merupakan kumpulan kumpulan juris
Prudensi. Menurut Wisnu Purana III 6.24, meliputi hal- hal sebagai berikut :

Cerita mengenai penciptaan dunia


Cerita mengenai Pralaya
Menjelaskan Silsilah Dewa dewa atau Bhatara
Cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara

Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Surya Wangsa dan Candra Wangsa

Isi kitab kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang cerita
kejadian alam semesta, doa doa dan mantra mantrauntuk sembahyang, cara melakukan puasa, tata
cara upacara keagamaan, dan petunjuk petunjuk mengenai tata cara melakukan ziarah ke tempat
tempat suci.

3. Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik.
Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada
beberapa buku yang dikodikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan
Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati,
Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.

4. Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem
sifatnya. Ayur Weda adalah lsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian,
maka luas lingkup ajaran yang dikodikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas
dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan bidang ilmu,
yaitu:

Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah

Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit

Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat obatan

Bhuta Widya adalah ajaran mengenai ilmi Psikoterapi

Kaumara Bhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak anak dam nerupakan dasar bagi ilmu
jiwa anak anak

Aganda Tantra adalah ilmu toksikologi

RasayamaTantra adalah ilmu mukzizat

Wajikarana Tantra adalah Ilmu Jiwa Remaja

Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab
Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab
inipun memuat delapan bidan ajaran (ilmu), yakni :

Sutrathana , menguraikan ilmu pengobatan

Nidanasthana, memuat penyakit yang bersifat umum

Wimanasthana , menguraikan ilmu Panthologi

Indhiyastana, materi Diagnosa dan Prognosa

Cikitasasthana , pokok- pokok ilmu terapi

Kalpasthana, ajaran bidang terapi secara umum

Siddisthana, pokok pokok terapi secara umum

Kitab yang sejenis pula dengan Ayurweda, adalah kitab Yogasara Yogasastra. Kitab ini ditulis oleh
Bhagawan Nagaryuna. isinya memuat pokok-pokok ilmu yoga yang dirangkaikan dengan sistem
anatomi yang penting artinya dalam pembinaan kesehatan jasmani dan rohani.

Kitab Susruta Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta. Kitab ini isinya menguraikan tentang pentingnya
ajaran umum si bidang ilmu bedah. Kitab Susruta Samhita juga mencatat berbagai alat alat yang
digunakan dalam pembedahan

Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana, berhubungan dengan Wajikarana Tantra yang
menguraikan tentang ilmu jiwa Remaja.

5. Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang
termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan
Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.

6. Kama Sastra

Kama Sastra adalah termasuk kitab suci agama Hindu pada bagian Smrti (Upa Weda). Kama Sastra
sebagai bagian darijenis kitab Upa Weda isinya menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Asmara , Seni, atau Rasa Indah

Diantaranya kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.

7. Agama

Kitab Agama baru ada setelah agama Hindu berkembang di Dunia.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliptui banyak buku dan
kodikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab agama misalnya Saiwa
Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya,
Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk golongan lsafat yang mengakui otoritas
kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan
betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Di dalam ajaran Weda, yang

perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber
perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber
yang pasti pula. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara
sempurna.

( dirangkum dari berbagai sumber. )

Posted on 15 September 201515 September 2015 by putuwawanPosted in AgamaTagged smrti, sruti,


weda.

2 thoughts on WEDA SRUTI DAN WEDA SMRTI

1. NENGAH SUDANA SAYS:


16 September 2015 at 5:07 am
Sruti bersifat kekal, seperti itu dan tidak pernah berubah. Smerti datang silih berganti; yang sudah
tidak sesuai dengan perkembangan, bisa saja ditinggalkan. Smerti berlaku pada saat dimana
memang hal seperti itu dibutuhkan; Smerti bwerlaku sebagai undang-undang pada jamannya.

Reply
PUTUWAWAN SAYS:
16 September 2015 at 6:23 am
Patut nike Kak Mangku

Reply

Blog at WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai