Anda di halaman 1dari 35

COMPREHENSIVE

GERIATRIC
ASSESMENT
PENDAHULUAN
Gerontologi  Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
permasalahan dalam berbagai aspek dan penyakit yang berkaitan
dengan orang usia tua dan orang yang mengalami penuaan.

Geriatri  Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tatalaksana


terkait permasalahan menua dan usia lanjut. Penuaan terkait
perubahan sistem tubuh pada penurunan cadangan fisiologis sehingga
seorang lebih mudah menjadi sakit dan meninggal

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
DEFINISI
Menua (proses alamiah)  penurunan kondisi fisik, kognitif dan
biologis  potensi menimbulkan masalah kesehatan

Indonesia
Pasien lansia ≥ 60 tahun

WHO
Elderly 64 - 74 tahun
Old 75 – 90 tahun
Very old > 90 tahun

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi usia lanjut lebih dari 60 tahun meningkat lebih cepat
dibanding populasi kelompok umur lainnya karena kecenderungan
peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka kelahiran.

Dunia
Populasi lansia 60 th / lebih, meningkat 3x lipat dengan prediksi > 2
miliar pada 2050. (di negara maju)

Indonesia
Peringkat lima besar dunia, yakni 18,1 juta pada 2010 dengan prediksi
meningkat 2x lipat menjadi 36 juta pada 2025.

Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014:1132-53.
FAKTOR RESIKO DAN MEKANISME MENUA
Menurunnya daya tahan tubuh selain disebabkan perubahan sistem
imun, juga dapat disebabkan oleh kondisi malnutrisi dan banyaknya
penyakit komorbid yang sering menyertai seorang berusia lanjut.
Beberapa faktor yang dapat menjadi faktor resiko, faktor predisposisi
dan faktor kontributor terjadinya infeksi pada usia lanjut.
Penuaan tampaknya didorong oleh akumulasi progresif melalui
kehidupan berbagai cacat molekuler acak yang menumpuk di sel dan
jaringan. Penuaan adalah proses yang berkelanjutan, dimulai dari awal
dan berkembang secara bertahap.

Kirkwood TBL. Genetics of Age-Dependent Human Disease. Halter JB, Ouslander JG, Tinetti ME, Studenski S, High KP, Asthana S. Hazzard’s
Geriatric Medicine and Gerontology. Sixth Edition. 2009. McGrawHill.
KARAKTERISTIK PASIEN GERIATRI
 Multipatologi

 Daya cadangan faali menurun

 Tampilan gejala klinis & tanda berbeda / menyimpang

 Gangguan status fungsional

 Perubahan/gangguan status gizi


ASESMEN GERIATRI
“Suatu analisis multi-disipllin yg dilakukan oleh
geriatris atau suatu tim interdisiliner geriatri atas
seorang penderita usia lanjut untuk mengetahui
kapabilitas medis, fungsional, dan psikososial agar
dapat dilakukan penatalaksanaan secara menyeluruh
dan berkesinambungan”
PENGKAJIAN PASIEN GERIATRI

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
• Daftar Masalah
• Tujuan penatalaksanaan
• Rencana tindak lanjut
• Pemulangan pasien
ANAMNESIS

 Identitas  termasuk keluarga terdekat

 Keluhan Utama

 Riwayat penyakit sekarang

 - Riwayat penyakit
 - Kemampuan bangun dr tmpt tidur
 - Kemampuan berjalan
 - Kemampuan aktivitas lain
 Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat perawatan rumah sakit

 Riwayat operasi

 Riwayat konsumsi obat-obatan

 Riwayat alergi
• Anamnesis Sistem
- Keluhan disemua sistem ditanyakan secara
pro-aktif, walaupun tak ada gejala secara spontan

- Tujuan  menangkap penyakit pada kondisi dini,


karena tandanya tidak khas.

- Gastrointestinal (tmsk gigi-mulut)


- Genito-urinarius
- Hepatobilier - Metabolik-endokrin
- Hematologi - Respirasi
- Imunologi -Jiwa
- Kardiovaskuler - Muskuloskeletal
- Kulit
• Anamnesis Nutrient

- Jenis makanan

- Frekuensi makan, kudapan


- Asupan makro-mikro-nutrien
- Asupan serat
- Asupan cairan
- Adakah pantangan
“Geriatric Giant” :
sekumpulan diagnosis yg sering pd pasien
geriatri & merupakan masalah utama
sehingga harus dirawat.
• Acute Confusional State
• Instabilitas dan Jatuh
• Imobilisasi
• Infeksi
• Inkontinensia
• Dekubitus
• Depresi
• Demensia
LATAR BELAKANG CGA
Diperkenalkan 1935 di inggris oleh Marjory Warren dengan
membuat unit pertama penilaian geriatri secara sistematis
dengan meninjau dan mengklasifikasi berdasarkan status
mobilitas, kontinensia, kognisi dan tingkah laku lansia

DEFINISI DAN PERAN CGA


Proses diagnostik dan pengobatan multidimensional &
interdisiplin  identifikasi keterbatasan medis, psikososial,
dan fungsional  pengembangan rencana terkoordinasi dan
memaksimalkan kesehatan paripurna pada lansia.

Ramani, L., Furmedge, D. S., & Reddy, S. P. (2014). Comprehensive geriatric assessment. British Journal of Hospital Medicine, 75(Sup8), C122–
C125. doi:10.12968/hmed.2014.75.sup8.c122 
MANFAAT CGA

 Penilaian secara khusus yang lebih luas, termasuk


komorbiditas, potensi polifarmasi, dan kualitas hidup, serta
fungsi fisik dan kognitif
 Perencanaan perawatan yang lebih spesifik dan individual
 meningkatkan kualitas perawatan lebih baik secara
keseluruhan

Palmer, K., & Onder, G. (2018). Comprehensive geriatric assessment: Benefits and limitations. European Journal of Internal Medicine, 54, e8–
e9. doi:10.1016/j.ejim.2018.02.016 
Studi kontrol acak Zintchouk et al :
 Jumlah konsultasi dan kunjungan atau konsultasi GP
lebih rendah pada kelompok intervensi (CGA)
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak
menjalani CGA
 Banyak peserta dalam kelompok intervensi
meningkatkan kualitas hidupnya secara keseluruhan
selama 90 hari follow up

Zintchouk D, Gregersen M, Lauritzen T, Damsgaard EM. Geriatrician-performed comprehensive geriatric care in older
adults referred to an outpatient community rehabilitation unit: a randomized controlled trial. Eur J Intern Med 2018.
Fungsi Kognitif

Pada pasien geriatri, peran dari aspek selain fisik justru terlihat lebih menonjol
terutama saat mereka sakit. Faal kognitif yang paling sering terganggu pada pasien
geriatri yang dirawat inap karena penyakit akut anatara lain memori segera dan
jangka pendek, persepsi, proses pikir, dan fungsi eksekutif, gangguan tersebut dapat
menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam
pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan kognitif tentu akan mempengaruhi
kepatuhan dan kemampuan pasien untuk melaksanakan program yang telah
direncanakan sehingga pada akhirnya pengelolaan secara keseluruhan akan
terganggu juga.
Gangguan faal kignitif bisa ditemukan pada derajat ringan (mild cognitive
impairment/MCI dan vascular cognitive impairment/NCI) maupun yang lebih berat
(demensia ringan sedang dan berat) hal tersebut tentunya memerlukan pendekatan
diagnosis dan terapeutik tersendiri. Penipisan adanya ganguan faal kognitif secara
objektif antara lain dapat dilakukan dengan pemeriksaan neuropsikioatri seperti
Abbreviated Mental Test, The Mini-Mental State Exmination (MMSE), The Global
Deterioration Scale (GDS), dan The Cinical Dementia Ratings (CDR).

J. P. Tuijl, E. M. Scholte, A. J. de Craen et al., “Screening for cognitive impairment in older general hospital patients: comparison of the six-item
cognitive test with the Mini-Mental State Examination,” International Journal of Geriatric Psychiatry, vol. 27, no. 7, pp. 755–762, 2012.
Status Fungsional
Pendekatan yang dilakukan untuk menyembuhkan kondisi akut pasien geriatri tidak
akan cukup untuk mengatasi permasalahan yang muncul. Meskipun kondisi
akutnya sudah teratasi, tetapi pasien tetap tidak dapat dipulangkan karena belum
mampu duduk, apalagi berdiri dan berjalan, pasien belum mampu makan dan
minum serta membersihkan diri tanpa bantuan. Pengkajian status fungsional untuk
mengatasi berbagai hendaya menjadfi penting, bahkan seringkali menjadi prioritas
penyelesaian masalah. Nilai dari kebanyakan intervensi medis pada usia lanjut
dapat diukur dari pengaruhnya pada kemandirian atau status fungsionalnya.
Kegagalan mengatasi hendaya maupun gejala yang muncul akan mengakibatkan
kegagalan pengobatan secara keseluruhan.
Mengkaji status fungsional seseorang berarti melakukan pemeriksaan dengan
instrumen tertentu untuk membuat penilaian menjadi objektif, antara lain dengan
indeks aktivitas kehidupan sehari – hari (activity of daily living / ADL) Brarthel
dan katz. Pasien dengan status fungsional tertentu akan memerlukan berbagai
program untuk memperbaiki status fungsionalnya agar kondisi kesehatan kembali
pulih, mempersingkat lama rawat, meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan
pasien

J. J. Suijker, B. M. Buurman, M. van Rijn et al., “A simple validated questionnaire predicted functional decline in community-dwelling older
persons: prospective cohort studies,” Journal of Clinical Epidemiology, vol. 67, no. 10, pp. 1121–1130, 2014.
STATUS EMOSIONAL
Kondisi psikologik, seperti gangguan penyesuaian dan depresi, juga dapat
mempengaruhi hasil pengelolaan. Pasien yang depresi akan sulit untuk diajak
bekerja sama dalam kerangka pengelolaan secara terpadu. Pasien cenderung
bersikap pasif atau apatis terhadap berbagai program pengobatan yang akan
diterapkan. Hal ini tentu akan menyulitkan dokter dan paramedik untuk
mengikuti dan mematuhi berbagai modalitas yang diberikan. Keinginan bunuh
diri secara langsung maupun tidak, cepat atau lambat akan mengencam proses
penyembuhan dan pemulihan.
Instrumen untuk mengkaji status emosional pasien misalnya geriatric
depression scale (GDS) yang terdiri atas 15 atau 30 pertanyaan. Instrumen ini
bertujuan untuk menapis adanya gangguan depresi atau gangguan penyesuaan.
Pendekatan secara profesional dengan bantuan psikiater amat diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pasti.
SCREENING MASALAH GIZI

• Malnutrisi  masalah utama lansia  mempengaruhi


kekebalan dan fungsi organ
• Mini Nutritional Assesment (MNA) kuesioner umum
digunakan untuk evaluasi status gizi pada lansia

Kokot, T., Malczyk, E., Ziółko, E., Muc-Wierzgoń, M., & Fatyga, E. (2017). Assessment of Nutritional Status in the Elderly. Nutrition and
Functional Foods for Healthy Aging, 75–81
FRAILTY
Tingkat kerentanan dinilai sesuai keadaan fungsional pasien
melalui CFS (Clinical Frailty Scale)

T. P. Ng, L. Feng, M. S. Z. Nyunt, A. Larbi, and K. B. Yap, “Frailty in older persons: multisystem risk factors and the Frailty Risk Index (FRI),”
Journal of the American Medical Directors Association, vol. 15, no. 9, pp. 635–642, 2014.
Sarcopenia
Gangguan fungsional akibat hilangnya massa otot, hal ini diidentifikasi
dengan kuesioner singkat menggunakan SARC-F

Malmstrom, T. K., & Morley, J. E. (2013). SARC-F: A Simple Questionnaire to Rapidly Diagnose Sarcopenia. Journal of the American Medical
Directors Association, 14(8), 531–532. doi:10.1016/j.jamda.2013.05.018 
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
- Darah & Urin rutin - Asam urat
- Gula darah - Fraksi Lipid
- Ureum & Kreatinin - Protein total &
- SGOT & SGPT - Albumin
- Elektrolit darah
• Foto Radiologi
• EKG
• USG
• CT-Scan
• MRI
Daftar Permasalahan
- Disusun berdsr skala prioritas
- Diutamakan berdsr keluhan utama
- Penyakit yg saling berkaitan diperhatikan

Tujuan Penatalaksanaan
- Diharapkan target yg ingin dicapai
terlaksana
- Menghindari polifarmaka
- Menyusun obat-obatan berdasarkan skala
prioritas.
KESIMPULAN
 Populasi lansia tumbuh dengan cepat yang memiliki kebutuhan tambahan
kompleks, dan beragam jika dibandingkan dengan populasi yang lebih muda
 Penilaian geriatri komprehensif adalah proses dinamis yang melibatkan
penilaian holistik multidisiplin terhadap kebutuhan kesehatan lansia dan
pembuatan rencana manajemen yang berpusat pada pasien.
 Meta-analisis dan tinjauan sistematis telah menunjukkan manfaat jangka
panjang yang nyata dari penilaian geriatri yang komprehensif.
 Identifikasi awal lansia dengan komorbiditas yang signifikan atau yang
kompleks sangat penting untuk memungkinkan dimulainya penilaian geriatri
yang komprehensif bahkan dalam keadaan akut di mana teradapat kendala
sumber daya dan waktu.
 Keterlibatan anggota tim multidisiplin yang relevan dan komunikasi yang efektif
dalam tim merupakan kunci keberhasilan penilaian geriatri yang komprehensif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai