1
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi program studi profesi dokter yang terkemuka dan bermartabat terutama di
bidang penyakit tidak menular pada tahun 2023
MISI
i
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
BUKU PANDUAN DOSEN
Tim Penyusun
dr. Yessy Susanty Sabri, SpP(K), FISR, FAPSR
dr. Fenty Anggrainy, SpP, FAPSR
dr. Roza Kurniati, SpPD-KP
dr. Al Hafiz Djosan, SpTHT-KL(K)
dr. Russilawati, SpP
Kontributor
Medical Education Unit FK – Unand
Tim Penulis Skenario FK – Unand
Tim pengelola pendidikan tahap akademik FK – Unand
ii
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Koordinator Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas menyatakan bahwa Buku Panduan Dosen Blok
2.6. yang disusun oleh:
telah mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Periode 2014-2019 dan dapat digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan blok pada pendidikan tahap akademik Program
Studi Pendidikan Dokter FK UNAND tahun 2019/2020.
Dr. dr. Rika Susanti, SpF Dr. dr. Aisyah Ellyanti, SpKN, M.Kes
NIP. 19760731 200212 2 002 NIP. 19690307 199601 2 001
iii
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
KATA PENGANTAR
Terima kasih, kami sampaikan kepada tim yang telah menyusun buku panduan ini
dan para kontributor. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat dan dapat dipedomani
agar aktivitas pembelajaran blok berjalan dengan baik. Kami juga menyadari bahwa
kemungkinan masih ada kekurangan dalam penyusunan, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami perlukan.
iv
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
DAFTAR ISI
v
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
PENDAHULUAN
1
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Kurikulum berbasis kompetensi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam
menyusun kurikulum pendidikan dokter di Institusi pendidikan kedokteran di seluruh
Indonesia diterapkan dengan menggunakan pendekatan SPICES (student-centered,
problem-based, integrated, community based, elective, early exposure to clinical
situation, systematic). Dengan demikian, terjadi perubahan metode pendidikan, dari
metode pengajaran (teaching method) yang bersifat teacher-centered, menjadi metode
pembelajaran (learning method) yang bersifat student-centerd.
Metode PBL yang menggunakan pendekatan SPICES, merupakan metode
pembelajaran yang dinilai sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berfikir kritis (critical thinking) dan belajar mandiri (self-directed learning)
yang sangat penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian yang
mengarah kepada pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Karena itu, metode
PBL dianggap merupakan metode pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa pada level
pendidikan dasar umum dan pendidikan dasar kedokteran yang merupakan pendidikan
kedokteran terintegrasi yang dilaksanakan pada semester satu sampai semester tujuh.
Metode belajar di perguruan tinggi menggunakan metode belajar orang
dewasa (higher ordered learning). Metode ini mempunyai pendekatan, ruang lingkup,
tujuan maupun strategi yang berbeda dengan pendidikan di sekolah menengah.
Belajar di perguruan tinggi, khususnya kedokteran ditekankan pada pendidikan secara
berkelanjutan dan sepanjang hayat. Kompetensi tersebut diperlukan karena beberapa
alasan: kecepatan perkembangan Iptekdok yang sangat tinggi (mega speed); era
globalisasi, dimana mahasiswa peserta didik sudah berada didalamnya; Evidence Based
Medicine (EBM) yang menuntut pembelajaran terus menerus; dan adanya triple
burden problems di masyarakat yang harus dicerna. Hasil yang diharapkan nantinya
adalah mahasiswa mengambil tanggung jawab dan ber-inisiatif sendiri dalam proses
pembelajarannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran pada blok 2.6 akan dinilai dari:
Penguasaan semua materi yang tergambar didalam pohon topik (topic tree)
sesuai dengan hierarchie-nya.
Kemampuan yang diperlihatkan selama tutorial yang berjalan lancar sesuai
dengan langkah terstruktur (baku) selama mereka membahas skenario.
2
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Penguasaan kompetensi yang harus dicapai dengan sasaran penunjangnya.
Kesuksesan mahasiswa melewati tahapan evaluasi dalam setiap kegiatan
(tutorial, praktikum, keterampilan klinik dan ujian) didalam proses pembelajaran
selama kurun waktu 6 (enam) minggu.
Akhirnya tentu diharapkan terbentuknya tatanan berfikir (restrukturisasi
kognitif) dalam rangka membentuk tingkah laku profesional (professional
behaviour).
3
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang dapat mengikuti pembelajaran pada Blok ini adalah mahasiswa FK Unand yang telah
mengikuti Blok 1.1 hingga Blok 2.5 yaitu :
Blok 1.1 Dasar Profesionalisme Dokter
Blok 1.2 Sistem Organ 1
Blok 1.3 Sistem Organ 2
Blok 1.4 Sistem Organ 3
Blok 1.5 Siklus Kehidupan
Blok 1.6 Dasar parologi, diagnostik dan terapi
Blok 2.1 Reproduksi
Blok 2.2 Gangguan hematoimunolimfopoeitik
Blok 2.3 Gangguan endokrin, nutrisi dan metabolisme
Blok 2.4 Gangguan sistem pencernaan
Blok 2.5 Gangguan kardiovaskuler
4
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
METODE PEMBELAJARAN
1. Tutoral
Tutorial adalah diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor, dijadwalkan dua kali
seminggu dengan menggunakan metode seven jumps. Jika berhalangan hadir, mahasiswa yang
bersangkutan harus menginformasikan kepada tutor dalam waktu 2 x24 jam. Setiap kelompok
wajib membuat laporan tutorial kelompok dalam bentuk cetak diserahkan pada bagian akademik
melalui tutor, sedangkan dalam bentuk softcopy dikirimkan ke email
blok2.6gangguanrespirasi@gmail.com sebelum minggu berakhir.
2. Kuliah pengantar
Kuliah pengantar adalah kuliah yang diberikan oleh pakar, yang bertujuan untuk memberikan
pedoman kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik.
3. Konsultasi dengan fasilitator / instruktur / pakar.
Konsultasi dengan fasilitator/ instruktur/ pakar dapat dilakukan apabila diperlukan dengan
membuat perjanjian sebelumnya.
4. Belajar mandiri
Sebagai seorang pelajar dewasa, mahasiswa diharapkan untuk melakukan belajar mandiri,
suatu keterampilan yang penting untuk karir mereka ke depan dan perkembangannya. Keterampilan
ini meliputi mengetahui kebutuhan belajar mereka sendiri, mencari informasi yang cukup dari sumber
pembelajaran yang tepat, menggunakan berbagai strategi dan aktivitas pembelajaran untuk
memahami informasi yang didapat, menilai pembelajaran mereka sendiri dan mengidentifikasi
kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar hanya dari catatan kuliah dan buku teks,
mahasiswa perlu mencari referensi terkini lainnya seperti jurnal dan informasi-informasi terbaru dari
website yang dapat dipercaya. Belajar mandiri adalah ciri yang penting pada pendekatan PBL dan
belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tiada akhir tanpa batas untuk memperoleh informasi.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan melakukan belajar mandiri minimal 4 jam sehari. Log book
digunakan sebagai catatan pembelajaran secara mandiri, yang akan dievaluasi secara formatif
oleh tutor PBL.
5. Diskusi kelompok tanpa tutor
5
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Tergantung pada kebutuhan, mahasiswa juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa
kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan
secara teoritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok
tersebut telah mengumpulkan cukup informasi, atau mengidentifikasi pertanyaan praktis.
6. Diskusi pleno
Kegiatan ini merupakan diskusi kelas besar, diawali dengan presentasi oleh dua kelompok yang
dipilih secara acak, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab antara mahasiswa peserta diskusi
dengan kelompok penyaji. Terakhir tanggapan dari narasumber yang hadir. Tujuan kegiatan ini adalah
membandingkan pencapaian antar kelompok dan sharing antar kelompok. Power point untuk
diskusi pleno disiapkan oleh semua kelompok dan dikirimkan sebelum diskusi pleno ke email
koordinator Blok
7. Latihan Keterampilan Klinik
Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari komunikasi, keterampilan
laboratorium, keterampilan prosedural dan keterampilan klinik. Khusus untuk Latihan Keterampilan
Klinik, bobot penilaiannya terpisah dari nilai blok.
6
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
SUMBER PEMBELAJARAN
7
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
METODE EVALUASI MAHASISWA
A. Komponen penilaian
NO KOMPONEN BOB
8
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan; dan keterangan jumlah kegiatan pembelajaran yang
tidak dapat diikuti selama menjalani kegiatan kemahasiswaan.
C. Ujian Remedial
1. Apabila tidak lulus dalam ujian tulis (nilai<55), mahasiswa mendapat kesempatan untuk ujian
remedial satu kali pada akhir semester yang bersangkutan. Jika masih gagal, mahasiswa yang
bersangkutan harus mengulang blok.
2. Ujian tulis remedial dapat diikuti oleh mahasiswa yang mendapatkan nilai 55-69, dengan
catatan telah mendaftarkan diri pada bagian akademik pada batas waktu yang ditentukan.
Nilai yang diambil adalah nilai yang terbaik.
3. Nilai akhir tertinggi yang dapat diraih mahasiswa setelah remedial adalah 75.
D. Standar penilaian
Standar penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana Universitas Andalas tahun
2014.
Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu
≥ 85 -100 A 4. Sangat cemerlang
≥ 80 < 85 A 00
3. Cemerlang
≥ 75 < 80 -B 50
3. Sangat baik
≥ 70 < 75 +
B 25
3. Baik
≥ 65 < 70 B 00
2. Hampir baik
≥ 60 < 65 -C 75
2. Lebih dari cukup
≥ 55 < 60 +C 25
2. Cukup
≥ 50 < 55 C 00
1. Hampir cukup
≥ 40 < 50 -D 75
1. Kurang
<40 E 00
0. Gagal
00
9
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
DAFTAR TOPIK KULIAH PENGANTAR
11
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
JADWAL KEGIATAN AKADEMIK
BLOK 2.6. GANGGUAN RESPIRASI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BLOK 2.6
12
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
BLOK 2.6
MINGGU JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT
29 Apr 19 30 April 19 1 Mei 19 2 Mei 19 3 Mei 19
KP2.6.2.5 KP2.6.2.6
08.00-08.50 Pleno di B4 Tutorial Tutorial
(AB) (CD)
KP2.6.2.6 KP2.6.2.5
09.00-09.50 08.00-09.40 08.00-09.40 08.00-09.40
(AB) (CD)
KP2.6.2.1 KP2.6.2.2 KP2.6.2.3 KP2.6.2.4 KP2.6.2.7 KP2.6.2.8
10.00-10.50 FOME
(AB) (CD) (AB) (CD) (AB) (CD)
KP2.6.2.2 KP2.6.2.1 KP2.6.2.4 KP2.6.2.3 KP2.6.2.8 KP2.6.2.7
11.00-11.50 AB di D2, CD di D3
(AB) (CD) (AB) (CD) (AB) (CD)
12.00-12.50 I S T I R A H A T I S T I R A H A T
HARI
II
BURUH
Kuliah MetLit AB di Kuliah MetLit AB di
D2, CD di D3 D2, CD di D3
13.00-13.50 KP 2.6.2.9(CD) KP 2.6.2.10 (AB)
13.00-13.50 13.00-13.50
KP2.6.2.9 KP 2.6.2.10
14.00-14.50 KK (AB) KK (CD) KK (CD)
(AB) (CD) KK (AB)
14.00- 14.00-
15.00-15.50 14.00-15.40 14.00-15.40
15.40 15.40
BLOK 2.6
MINGGU JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT
6 Mei 19 7 Mei 19 8 Mei 19 9 Mei 19 10 Mei 19
KP2.6.3.3 KP2.6.3.6 KP2.6.3.7
08.00-08.50 Pleno di B4 Tutorial Tutorial
(AB) (AB) (CD)
KP2.6.3.3 KP2.6.3.7 KP2.6.3.6
09.00-09.50 08.00-09.40 08.00-09.40 08.00-09.40
(CD) (AB) (CD)
KP2.6.3.4 KP2.6.3.5 KP2.6.3.8 KP2.6.3.9
10.00-10.50 KP 2.6.3.2 (AB)
KP 2.6.3.1 (AB) (AB) (CD) (AB) (CD)
KP2.6.3.5 KP2.6.3.4 KP2.6.3.9 KP2.6.3.8
11.00-11.50 KP 2.6.3.2 (CD)
KP 2.6.3.1 (CD) (AB) (CD) (AB) (CD)
III 12.00-12.50 I S T I R A H A T
Kuliah MetLit
Kuliah MetLit AB di
AB di D2, CD di
13.00-13.50 D2, CD di D3
D3
13.00-13.50 13.00-13.50
14.00-14.50 KK (AB) KK (CD) KK (AB) KK (CD) FOME
AB di D2, CD
15.00-15.50 14.00-15.40 14.00-15.40 14.00-15.40 14.00-15.40
di D3
13
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
BLOK 2.6
10.00-11.50 KP2.6.4.1 (ABCD) KP2.6.4.2 (ABCD) KP2.6.4.5 (AB) KP2.6.4.4 (CD) KP2.6.4.8 (AB) KP2.6.4.7 (CD)
12.00-12.50 I S T I R A H A T
IV
Kuliah MetLit AB di Kuliah MetLit AB di
D2, CD di D3 D2, CD di D3
13.00-13.50
13.00-13.50 13.00-13.50
AB di D2,
15.00-15.50 14.00-15.40 14.00-15.40 14.00-15.40 14.00-15.40
CD di D3
Keterangan:
- Perpindahan ruangan:
Kuliah Pengantar 2.6.4.1: Senin, 13 Mei 2019 dengan dr. Yessy Susanty Sabri, Sp.P(K), FIRS
dilaksanakan di gedung B4 digabung ABCD
Kuliah Pengantar 2.6.4.2: Selasa, 14 Mei 2019 dengan Dr.dr. Finny Fitry Yani, Sp.A(K)
dilaksanakan di gedung B4 digabung ABCD
14
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
BLOK 2.6
08.00-08.50 Pleno di B4 Tutorial KP2.6.5.3 (AB) KP2.6.5.6 (AB) KP2.6.5.7 (CD) Tutorial
10.00-10.50 KP2.6.5.1 (AB) KP2.6.5.2 (AB) KP2.6.5.4 (AB) KP2.6.5.5 (CD) KP2.6.5.8 (AB) KP2.6.5.9 (CD)
11.00-11.50 KP2.6.5.1 (CD) KP2.6.5.2 (CD) KP2.6.5.5 (AB) KP2.6.5.4 (CD) KP2.6.5.9 (AB) KP2.6.5.8 (CD)
12.00-12.50 I S T I R A H A T
V
Kuliah MetLit Kuliah MetLit
AB di D2, CD di AB di D2, CD di
13.00-13.50 D3 D3
13.00-13.50 13.00-13.50
BLOK 2.6
MINGGU JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
27 Mei 19 28 Mei 19 29 Mei 19 30 Mei 19 31 Mei 19
08.00-08.50 Pleno di B4
09.00-09.50 08.00-09.40 UJIAN BLOK
10.00-11.50 09.00-11.30 KENAIKAN ISA
VI
12.00-12.50 ISTIRAHAT ALMASIH
13.00-13.50 UJIAN BLOK
14.00-15.50 13.00-15.30
Keterangan:
- Tutorial di Gedung F FK Limau Manis, Selasa Pukul 10.00-11.40, Jumat Pukul 08.00-09.40
- Tutorial di Gedung F FK Limau Manis, Selasa Pukul 10.00-11.40, Jumat Pukul 08.00-09.40
- Pleno di Ruang B4 Kampus FK Limau Manis, Senin Pukul 08.00-09.40
- Keterampilan Klinik di Gedung F atau Lab. Sentral, Senin-Kamis Pukul 14.00-15.40
- Ujian Blok (CBT) di Lab. Komputer Selasa, 28 Mei 2019, Sesi 1 Pukul 09.00-11.30,
Sesi 2 Pukul 13.00-15.30
- Kuliah Pengantar AB di D2, CD di D3 Kampus LM (Paralel)
- Ujian remedial di Lab. Komputer
15
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
LINGKUP BAHASAN
Lingkup bahasan dalam blok 2.6 berdasarkan pada masalah kesehatan yang terjadi akibat penyakit
gangguan respirasi sesuai dengan lampiran daftar penyakit pada standar kompetensi dokter Indonesia tahun
2012. Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat
kemampuan yang harus dicapai di akhir masa pendidikan.
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial
keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan keluarganya, teman
sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul.
Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar
mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada clinical
reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan
tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian
keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau
penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan
dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized
patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective Structured
Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS).
16
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori,
prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain
pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan
menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan (PKB)
Pada Blok ini secara umum ditekankan terhadap pengembangan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka menegakkan diagnosis dan melakukan penatalaksanaan terhadap kasus/kelainan sistem
respirasi dan pleura pada anak dan dewasa, yang meliputi kelainan kongenital, infeksi dan inflamasi,
degeneratif, trauma, dan neoplasma. Selain itu, dalam usaha menghasilkan dokter yang berorientasi kepada
keluarga (Family Oriented Medical Education=FOME), maka setiap kegiatan selalu berorientasi kepada aspek
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan pembelajaran tentang patogenesis dan patofisiologi
hendaknya juga mengacu kepada aspek biopsikososial.
17
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
POHON TOPIK
18
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
DAFTAR SKENARIO TUTORIAL PBL
BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
MODUL I
(Tumor/Tumor like Lesion pada Saluran Napas)
Dokter Indri adalah seorang dokter jaga yang bertugas di IGD RSUD Banyumanik. Pada shift jaga malam hari ini,
seorang laki-laki bernama Paras berusia 40 tahun diantar keluarganya dengan keluhan sesak napas hebat sejak 4 jam
yang lalu.Tidak ada riwayat kelainan jantung atau paru sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik dr Indri menemukan tanda
efusi pleura bilateral. Setelah melakukan anamnesis lagi, akhirnya keluarga pasien mengatakan bahwa sebenarnya Paras
sudah didiagnosis dengan kanker paru sejak 4 bulan yang lalu tetapi menolak berbagai jenis pengobatan yang disarankan
dokter onkologinya. Bahkan Paras masih terus merokok 1 bungkus per hari yang sudah dilakukannya sejak remaja. Saat
ini bahkan Paras bersikeras minta diberikan oksigen saja dan setelah berkurang, ingin rawat jalan saja. Dengan bujukan
keluarga, akhirnya Paras mau dirawat inap untuk mendapatkan pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya.
Pasien selanjutnya adalah seorang laki-laki 35 tahun bernama Olta dengan keluhan mimisan sejak 1 jam yang
lalu, yang tidak berkurang walau sudah berusaha menekan hidungnya. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pada
pemeriksaan fisik dr Indri menemukan massa di kavum nasi sinistra yang mudah berdarah. Olta mengatakan bahwa dia
memang punya riwayat alergi dan menganggap massa di hidung tersebut akibat alerginya saja. Olta bahkan pernah
berobat ke dokter THT tapi menolak ketika disarankan untuk melakukan biopsi massa di rongga hidungnya itu. Akhirnya
Olta bersedia untuk rawat inap dan melakukan pemeriksaan lanjutan.
19
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
MODUL II
Larry, 22 tahun, datang ke dokter keluarga dengan keluhan nyeri menelan sejak lima hari yang lalu.
Selain itu ia juga mengeluh batuk dan diikuti oleh suara serak sejak dua hari terakhir. Sebenarnya keluhan
nyeri menelan sudah terjadi berulang kali sejak ia masih kanak-kanak, dan pernah disarankan untuk operasi
namun orang tuanya belum setuju waktu itu. Larry juga pernah dirawat karena bronkitis akut. Dua bulan yang
lalu sempat dikeluarkan nanah dari dalam mulutnya, dan saat itu ia mengeluhkan nyeri menelan disertai
dengan sulit membuka mulut. Larry kuatir apakah peradangan yang dialaminya sekarang disebabkan karena
difteria, seperti berita yang banyak beredar di medsos.
Pada pemeriksaan orofaring ditemukan tonsil membesar ukuran T3 - T3, hiperemis, kripti melebar
dan terdapat detritus, dan dinding posterior faring juga hiperemis. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek
didapatkan plika vokalis yang hiperemis. Dokter memberi terapi dengan antibiotika dan analgetik dan
menganjurkan Larry untuk kontrol setelah obat habis. Dokter menerangkan juga apabila tidak ada perbaikan
maka ia akan dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya.
Bagaimana saudara menerangkan apa yang dialami Larry, dan bagaimana nasehat untuk keluarganya
supaya jangan sampai menderita penyakit yang sama?
20
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
MODUL III
Barry seorang mahasiswa berumur 17 tahun, mengeluhkan batuk terus menerus sejak tiga minggu
yang lalu. Sebelumnya ia mengalami demam dan influenza kemudian diikuti oleh batuk dengan dahak yang
berwarna kekuningan. Ibu Barry sudah memberi obat batuk, tidak ada perbaikan sehingga ia membawa Barry
ke dokter keluarga. Hasil anamnesis dokter mendapatkan Barry sudah sering mengeluhkan batuk dan demam
yang hilang timbul dalam dua bulan. Barry juga merasa nafsu makan dan berat badannya berkurang. Sejak
kecil Barry sering menderita batuk dan influenza yang hilang timbul selama beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum sedang, nadi 110/1’, napas 22/1’, suhu 37,90C
dan tekanan darah 120/80 mmHg. Pemeriksaan fisik paru mendapatkan kelainan pada hemitoraks dektra,
yaitu fremitus meningkat, perkusi redup dan pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler dengan
ronkhi basah halus nyaring di bagian tengah paru. Hasil pemeriksaan darah rutin menunjukkan Hb 13 gr/dL
dan leukosit 13.900/mm3, sedangkan pada foto toraks PA terlihat infiltrat tebal di bagian tengah paru kanan.
Dokter menerangkan apa saja yang dapat menyebabkan keadaan di atas dan hal yang mempermudah
timbulnya penyakit. Gejala yang diderita Barry disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada parunya dan ada
beberapa kemungkinan penyakit yang dapat menyebabkan keluhan seperti diatas.
Untuk mengurangi keluhan yang diderita Barry, dokter memberikan obat antibiotika, mukolitika serta
antipiretika. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah BTA sputum SP, pemeriksaan TCM, pemeriksaan kultur
sputum untuk memastikan penyebab infeksi dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Bila tidak ada perbaikan
secara klinis, maka Barry akan dirujuk ke RS terdekat untuk menjalani pemeriksaan penunjang lain serta
tindakan selanjutnya. Dokter mengingatkan ibu Barry bahwa bila tidak dilakukan penatalaksanaan yang tepat,
penyakitnya akan bertambah parah dan dapat menimbulkan gangguan pada organ lain. Ibu Barry takut
penyakit yang dideritanya sekarang berhubungan dengan penyakitnya saat masih kecil.
Bagaimana anda menerangkan keadaan yang diderita oleh Barry, baik saat ia kecil dan saat sekarang ?
21
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
MODUL IV
Bu Asmi 30 tahun, mengalami sesak napas yang menciut sejak dua hari yang lalu, sesak semakin lama
semakin mengingkat. Keluhan ini membuat ia mendatangi dokter puskesmas. Dokter melakukan anamnesis
dan diketahui bahwa sesak sering tercetus setelah Bu Asmi memakan makanan laut. Gejala yang muncul
setelahnya adalah rasa gatal pada tenggorokan, batuk-batuk dan sesak napas. Sesak pertama kali dirasakan
saat Bu Asmi berumur 8 tahun, sesak didahului oleh bersin dan hidung tersumbat. Keadaan ini berlangsung
selama tiga tahun kemudian menghilang. Sesak kembali dirasakan Bu Asmi sejak satu tahun yang lalu.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik pada Bu Asmi, dengan hasil : keadaan umum tampak sakit ringan,
kesadaran komposmentis kooperatif, tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 100 x/1’, frekuensi napas 23 x/1’ dan
suhu 37,5o C. Pemeriksaan paru secara inspeksi, palpasi dan perkusi tidak menemukan kelainan, sedangkan
pada auskultasi terdengar suara napas yang memanjang disertai wheezing namun tidak terdengar ronkhi.
Dokter menerangkan kepada Bu Asmi bahwa sesak napasnya ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan
mempengaruhi saluran napas dalam berbagai tingkatan. Gejala yang diderita Bu Asmi dapat disebabkan oleh
beberapa keadaan. Untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, dokter memberikan obat-obat inhalasi yang
berguna untuk mengatasi bronkokonstriksi dan inflamasi yang terjadi. Dokter meminta Bu Asmi memakai obat
sesuai petunjuk untuk mencegah perburukan penyakit. Dokter merujuk Bu Asmi ke poliklinik paru untuk
menjalani pemeriksaan spirometri dan penanganan lebih lanjut.
Bu Asmi teringat akan kakeknya yang juga menderita sesak napas sehingga ia tidak bisa beraktifitas.
Kakeknya seorang perokok berat yang sering dirawat karena sesak napas. Kata dokter kebiasaannya tersebut
menyebabkan kerusakan pada paru dan jantungnya. Bu Asmi takut kakeknya menularkan sesak napas
kepadanya.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, bagaimana anda menerangkan penyakit yang diderita oleh
Bu Asmi dan kakeknya?
22
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
MODUL V
Pak Badu, 41 tahun, seorang petani dibawa keluarganya ke puskesmas dekat rumah karena sesak
napas yang meningkat sejak dua hari terakhir. Pak Badu mengeluhkan sesak napas menciut, dirasakan terus
menerus dan tidak hilang dengan pengobatan rutin. Dia juga mengeluh batuk berdahak yang sudah dirasakan
agak lama. Riwayat merokok sejak usia muda. Dari pemeriksaan fisik tampak sesak, sianosis, gelisah, dengan
TD 130/80 mmHg, nadi 120x/1’, napas 36x/1’, dan tidak demam. Pada pemeriksaan thorax, auskultasi
menemukan suara napas bronchovesikuler di kedua paru dan disertai adanya bunyi mengi. Dokter puskesmas
melakukan terapi awal dengan oksigen 10 L/1’ pakai nonrebreathing mask dan dianjurkan dirujuk ke RS.
Setelah sampai di IGD, Pak Badu menjalani pemeriksaan radiologi dan laboratorium serta tatalaksana
awal untuk kegawatdaruratan. Dari hasil analisa gas darah didapatkan saturasi O2 sebesar 90% dengan pCO2
meningkat. Melihat hasil pemeriksaan penunjang tersebut, dokter jaga melakukan konsultasi ke dokter
spesialis paru untuk perawatan lebih lanjut pada pasien.
Bagaimana Saudara dapat menjelaskan kondisi yang terjadi pada Pak Badu tersebut?
23
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 1
Koordinator :
24
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 2
Tutorial dilaksanakan hari Selasa dan Jum’at Jam 08.00-09.50 WIB, kecuali tanggal 29 Maret 2019
Tutorial Pertemuan kedua dilaksanakan Hari kamis jam 10.00-11.50 WIB
25
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 3
27
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 4
Diskusi tutorial adalah diskusi kelompok kecil yang terstruktur difasilitasi oleh seorang tutor, dipicu
oleh sebuah skenario untuk mengetahui hal yang perlu dipelajari dalam memahami permasalahan di
skenario. Tutorial adalah kegiatan utama dalam metode Problem Based Learning (PBL), sehingga disebut
sebagai jantung PBL. Metode terstruktur yang digunakan di Program Studi Profesi Dokter FK Unand adalah
seven jump dilaksanakan dalam dua kali diskusi tutorial berdasarkan satu skenario tiap minggunya, yaitu :
Diskusi tutorial pertama menggunakan langkah 1-5 (Aktivasi prior knowledge) Diskusi tutorial kedua
menggunakan langkah 7 (Sharing hasil belajar mandiri) Langkah 6 dilakukan diantara tutorial I dan II
Langkah 1. Proses
Hasil
28
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Langkah 2. Proses
Mengidentifikasi Mahasiswa mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam
skenario baik yang tersurat maupun tersirat dan
masalah mengemukakannya dalam bentuk kalimat Tanya
Semua mahasiswa harus ikut berkontribus dengan
menggunakan kemampuan berfikir kritis
Hasil
Tugas tutor
Langkah 3. Proses
Menganalisis Mahasiswa menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi pada
masalah melalui langkah 2 dengan menggunakan prior knowledge, sehingga akan
dihasilkan :
brainstorming
a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar
dengan
penalaran tanpa asumsi kebenarannya, ataupun sebagai
menggunakan
titik awal investigasi, atau
prior
b. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detail
knowledge
dan pemahaman, dengan tujuan untuk saling pengertian
Hasil
29
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Langkah 4. Proses
Membuat Membuat skema dengan menghubungkan
pengkajian yang hipotesis/penjelasan yang telah dibuat pada langkah 3
sistematik Skema yang dibuat merupakan pemetaan konsep bukan
dari berbagai pohon topik
penjelasan Hasil
yang Sistematika (pemetaan konsep)
didapatkan
pada langkah Tugas tutor
3 Mengarahkan mahasiswa dalam membuat sistematika
berdasarkan hasil diskusi langkah 3
Membuat hubungan yang tepat antara satu
hipotesis/penjelasan dengan yang lain, menggunakan kata
kunci
Langkah 5. Proses
Memformulasikan
tujuan Anggota kelompok mengidentifikasi tujuan pembelajaran
pembelajaran berdasarkan sistematika
Tujuan pembelajaran dinyatakan dengan kalimat: Mahasiswa
mampu menjelaskan/ mengidentifikasi /membedakan/
menganalisis/menghubungkan/dll (kata kerja untuk ranah
kognitif)
Hasil
Daftar tujuan pembelajaran
Tugas tutor
Hasil
Catatan belajar mandiri
Tugas tutor tidak ada pada langkah ke-6
30
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Langkah 7. Proses
Berbagi informasi
Berlangsung 2-3 hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5).
Mahasiswa memulai dengan kembali ke daftar tujuan
pembelajaran mereka.
Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual,
mengumpulkan informasi dari belajar mandiri serta saling
membantu memahami dan mengidentifikasikan area yang sulit
untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar).
Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan
menghasilkan analisis lengkap dari masalah.
Hasil
Tugas tutor
Catatan :
Pada tutorial pertama di suatu blok, tutor mengingatkan kembali secara umum
metode didiskusi termasuk aturan dasar selama tutorial seperti kedisiplinan,
keaktifan, prinsip penilaian, tidak menggunakan laptop/smartphone/ipad/iphone,
tidak membacakan buku teks, dll
Tutor memberikan feedback terhadap proses dan hasil diskusi tutorial hari
Tutor dapat memberikan feedback segera selama diskusi jika diperlukan atau di
akhir sesi tutorial
Tutor dapat memberikan feedback terhadap kelompok dan jika diperlukan secara
individual
31
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 5
32
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
33
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 6
TATA CARA PELAKSANAAN DISKUSI PLENO
1. Diskusi pleno dilaksanakan satu kali seminggu sesuai jadwal yang telah
ditetapkan, dipimpin oleh moderator dan dihadiri oleh dosen pemberi
kuliah pada modul terkait serta seluruh mahasiswa.
2. Dua kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Penetapan
kelompok yang akan presentasi dilakukan pada hari diskusi pleno dengan
cara lotting di depan moderator, dengan demikian semua kelompok
harus mempersiapkan power point untuk diskusi pleno. Bahan presentasi
sudah dikirim maksimal 1 hari sebelum pleno (jam 12 siang)
3. Susunan kegiatan dalam diskusi pleno
a. Pembukaan oleh moderator
b. Presentasi oleh dua kelompok terpilih
c. Pertanyaan dari anggota kelompok lain terhadap kelompok
penyaji (dua sesi)
d. Justifikasi atau klarifikasi dari narasumber terhadap isi presentasi
dan diskusi
e. Penutupan oleh moderator
4. Format power point untuk diskusi pleno :
Ditulis dalam bahasa Inggris
Outline presentasi :
Profil kelompok yang presentasI
Modul dan skenario (dalam bahasa Indonesia sesuai buku
panduan blok)
Tujuan pembelajaran yang diperoleh oleh kelompok
Pembahasan setiap tujuan pembelajaran (bukan copy paste
dari bahan kuliah pengantar dosen tetapi berdasarkan hasil
belajar mandiri kelompok)
34
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
5. Presentasi dan diskusi dilakukan dalam bahasa Indonesia
35
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 7
36
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 8
37
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 9
Selasa, Dr. Yessy Susanty sabri, Jumat, Dr. Yessy Susanty sabri,
1 SpP(K) SpP(K)
23-April- 2019 26-April-2019
Hp : 081266418341 Hp : 081266418341
Selasa, Dr. Fenty Anggrainy SpP Jumat, Dr. Fenty Anggrainy, SpP
2
30-April-2019 Hp :082170652844 3-Mei-2019 Hp :082170652844
Selasa, Dr. Roza Kurniati, SpPD-KP Jumat Dr. Roza Kurniati, SpPD-KP
3
7-Mei-2019 Hp : 082171815384 10-Mei-2019 Hp : 082171815384
38
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
Lampiran 10
Referensi
39
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR
1
Buku Panduan Dosen
dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K), FISR, FAPSR