Anda di halaman 1dari 55

GAWAT DARURAT

PARU
Dr.Muntasir AB Sp.P. FISR
Departemen pulmonologi dan
respirasi Fakultas Kedokteran UISU
MEDAN.
GAWAT PARU

berbagai keadaan yang dapat menimbulkan gangguan pada


sistem pernafasan atau respirasi yang dapat mengancam
keselamatan jiwa

memerlukan pertolongan segera bagi penderita agar jangan


sampai jatuh ke fase gagal napas yang irreversible dan dapat
berakibat fatal
Berbagai keadaan /hal yang dapat menimbulkan
kedaruratan paru

1. Faktor dari saluran napas atau disebut akibat penyakit primer


yang mengenai sistem bronkopulmoner antara lain:
Hemoptisis masif
Asma Eksaserbasi dan PPOK eksaserbasi
Pneumotoraks (ventil).
Efusi pleura masif
Gagal napas

2. Faktor lingkungan /faktor diluar paru /sistem pernapasan /disebut gangguan


fungsi paru sekunder terhadap organ lain:
Aspirasi benda asing
Inhalasi zat toksik
Tenggelam (drowning)
edema paru kardiogenik
ARDS (edema paru non kardiogenik)
Observasi secara keseluruhan pada pasien
dalam keadaan emergensi

Posisi
Warna
Sensorium (kesadaran)
Kemampuan untuk berbicara
Respiratory Effort
Sianosis

Courtesy : MES, Respiratory emergency


Pemeriksaan awal
Airway terbuka, stridor (-)
Breathing 12-20 x/menit
Circulation hangat, merah muda, denyut
nadi dengan tekanan per volume kuat.
Disability Kesadaran baik
Vital Signs

Courtesy : MES, Respiratory emergency


Gejala yang lain
Nyeri dada
Demam / mengigil
Mengi
Riwayat merokok
Trauma
KEGAWATAN PARU

1. Hemoptisis masif
2. Asma eksaserbasi dan PPOK
eksaserbasi
3. Pneumotoraks (ventil)
4. Efusi pleura masif
5. Aspirasi benda asing
6. Inhalasi zat toksik
7. Gagal napas
I. BATUK DARAH/HEMOPTISIS
ekspektoransi darah akibat perdarahan
pada saluran napas dibawah laring, atau perdarahan
yang keluar melalui saluran napas dibawah laring

Defenisi hemoptisis masif berbeda diberbagai institusi


yaitu antara 200-1000 ml/24 jam. Kriteria yang diajukan
Busroh(1978) Sebagai berikut :

Batuk darah sedikitnya 600 ml/24 Jam.


Batuk darah < 600 ml/24 jam, tetapi lebih dari
250ml/jam, Hb > 10 g% dan masih terus berlangsung.
Batuk darah <600ml/jam, Hb < 10 g% dalam 48 jam
belum berhenti
BATUK DARAH

1. Batuk darah ringan : < 25 cc/24 jam


2. Batuk darah berat : 25 250 cc /24 jam
3. Batuk darah masif : 250 - > 600 ml /24 jam
ETIOLOGI
1. Infeksi
2. Neoplasma
3. Trauma dan benda asing
4. Kelainan kardio/pulmovaskuler
5. Perdarahan Alveolar
6. Lain-lainnya seperti malformasi arteriovenosa,
katamenial, idiopatik (2-15%)

Penyebab paling utama :


1. TB paru
2. Kanker paru
3. Bronkitis
4. Bronkiektasis
BATUK DARAH MASIF

PENATALAKSANAAN

BATUK DARAH NON MASIF

TUJUAN PENATALAKSANAAN :
1. Mencegah asfiksia
2. Menghentikan perdarahan
3. Mengobati penyebab utama perdarahan
PERBEDAAN HEMOPTISIS & HEMATEMESIS
Perbedaan Hemoptisis Hematemesis
Prodromal Rasa tidak enak di tenggorokan, Mual, stomach distress
ingin batuk
Onset Darah dibatukkan dapat disertai Darah dimuntahkan, dapat disertai
muntah batuk
Penampilan Berbuih Tidak berbuih
Warna Merah segar Semuanya merah tua
Isi Lekosit, mikroorganisme Sisa-sisa makanan
makrofag hemosiderin laden

Reaksi pH Alkalis Asam


RPD Penyakit paru Peminum lakhol, ulkus peptikum,
penyakit hati
Anemia Kadang-kadang ada Sering terjadi
Feses Test Guaiac (-) Test Guaiac (+)
Batuk darah masif
Langkah langkah :
1. Menenangkan dan mengistirahatkan penderita
sehingga perdarahan lebih mudah berhenti
2. Menjaga jalan napas tetap terbuka
3. Resusitasi cairan cairan kristaloid atau koloid.
4. Tranfusi darah Hb < 10g% dan perdarahan masif
berlangsung.
5. Laksan menghindari mengedan.
6. Manipulasi dinding dada berlebihan harus dihindari
seperti perkusi dinding dada dan spirometri.
7. Suplementasi oksigen hipoksemia berat
8. Bila terdapat tanda-tanda sumbatan jalan napas
perlu dilakukan pengisapan (suction)
bronkoskop
9. Bila perlu dengan pemasangan ETT
10. Pemberian obat hemostatik :
Asam traneksamat iv, vit k, vit c

Untuk pemeliharaan :
* Asam traneksamat iv, vit k, vit c 3 x 1
* Sedative ringan bila pasien gelisah (luminal
3 x15-60 mg)
11. Obat penekan refleks batuk hanya
diberikan bila terdapat batuk yang
berlebihan dan merangsang perdarahan
lebih banyak (kodein sulfat 10 20 mg tiap
3-4 jam)

12. Observasi batuk darah dalam 24 jam


Courtesy : Soeroso, L ; Mutiara Paru
II. ASMA DAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK (PPOK) EKSASERBASI

serangan asma akut sesak napas/napas pendek


batuk
mengi
rasa berat dada

Eksaserbasi PPOK sesak napas


batuk bertambah
produksi sputum
Sputum berubah warna
Macleods Clinical Examination
Kurus
Barrel Chest
Mulut mencucu (Pursed lip
breathing)
Penggunaan otot-otot bantu
pernapasan.
Perkusi: hipersonor
Auskultasi : suara pernapasan
melemah, ekspirasi
memanjang.

Courtesy : CIBA Collection


Overweight
Batuk
Sputum
Sianosis
Edema perifer
Perkusi : normal
Auskultasi : Mengi, ronki
basah.

Courtesy : CIBA Collection


Macleods Clinical Examination
ASMA

Tanda dan Gejala


Penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Retraksi interkostal terlihat pada anak-anak
Batuk berdahak
Sianosis
Fisis Diagnosis toraks
Ekspirasi memanjang (I:E ratio >1:3)
Fremitus melemah
Hipersonor
Suara pernapasan melemah
Mengi
TERAPI ASMA & PPOK EKSASERBASI
Oksigen : nasal kanula , masker simple, masker
rebreathing dan non rebreathing
Inhalasi agonis 2 kerja singkat (Ventolin nebules)
Antikolinergik dikombinasi dengan agonis 2 kerja
singkat Combivent nebules
Metilsantin : Aminofilin
loading : 5 6 mg/kg BB dimasukkan ke 100 cc Nacl / dextrose selama
30 menit
Maintenance : 4 6 mg/kgBB dimasukkan 500 cc NaCl/dextrose per 8
jam
Kortikosteroid inhalasi (flixotide nebules)
Injeksi deksametason / metilprednisolon per 8 jam
(kortikosteroid injeksi)
Mukolitik
Nebulizer
PNEUMOTORAKS
Tanda & Gejala
Penderita bernapas tersengal , pendek-pendek dan mulut terbuka.
Penderita tampak lemah, berkeringat dingin disertai syok dengan
tekanan darah yang menurun.
Sesak napas secara tiba-tiba.(ventil)
Distress pernapasan (RR > 30 x/i)
Sianosis (+/-)

Courtesy : MES, Respiratory emergency


FISIS DIAGNOSIS TORAKS
Ketinggalan bernapas sisi yang sakit
Fremitus melemah pada sisi yang sakit
Deviasi trakea (pneumotoraks ventil)
Hipersonor
Suara pernapasan menghilang pada sisi yang sakit
FOTO TORAKS
Pneumotoraks ventil
Trakea terdorong ke sisi sehat
Mediastinum terdorong ke sisi sehat
Radiolusen
Corakan bronkovaskularisasi (-)
TATALAKSANA PNEUMOTORAKS VENTIL

Memakai Infus set


Jarum Abbocath
Pipa Water Sealed Drainage (WSD)
Aspirasi abocath no. 14 dengan atau tanpa
three way spuit 50 cc
Tindakan Bedah
EFUSI PLEURA MASIF

Tanda & Gejala


Gejala napas pendek
Batuk
Sesak napas
Nyeri dada pleuritik
Sesak napas tidak secara tiba-tiba

Courtesy : Soeroso, L ; Mutiara Paru


FISIS DIAGNOSIS TORAKS
Ketinggalan bernapas pada sisi yang sakit
Deviasi trakea kontralateral
Fremitus melemah
Suara pernapasan melemah sampai menghilang
pada sisi yang sakit

TATALAKSANA
Torakosintesis/Pungsi cairan pleura
Pemasangan WSD
TORAKOSINTESIS (ASPIRASI/PUNCTIE)
Peralatan untuk dipersiapkan untuk aspirasi :
Cairan lidocain sebanyak 3-4 ampul
Spuit 10 cc 2 buah
Three way
Abbocath no 14
Spuit 50 cc
Kas steril
Nierbekken
Betadine
Alkohol 95%
Handschoen
EDEMA PARU NON KARDIOGENIK / ARDS (ADULT
RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME DAN EDEMA
PARU KARDIOGENIK

Penyebab edema paru nonkardiogenik


trauma toraks
contusion paru
aspirasi,
inhalasi asap
keracunan O2
emboli paru,
infeksi sepsis
Pancreatitis
penggunaan obat IV seperti heroin
edema paru pada tempat yang sangat tinggi
edema paru neurogenik
re-expansion pulmonary edema.
PENATALAKSANAAN EDEMA PARU
tergantung penyebabnya

Diuretik : furosemid : 0.5 mg/kgBB, > 1mg/kgBB


Nitrat : sublingual diikuti dgn nitrogliserin iv : 5-
10ug/menit atau nitropusid
Morphine : edema paru dengan hipertensi
sistemik. 2-4 mg IV bolus.
ACE Inhibitor mengurangi preload dan afterload
Obat inotropic dan inodilator (dopamin 2-5
ug/kgBB) dan dobutamin (2-10 ug/kgBB)
Digitalis jarang digunakan hanya untuk rapid
atrial fibrilasi atau atrial flutter.
Bronkodilator tanda-tanda mengi
ARDS
ASPIRASI BENDA ASING DI SALURAN
NAPAS

Umumnya terjadi umur 6 bulan sampai 1 tahun


Pada dewasa penurunan proteksi saluran napas seperti
retardasi mental, alkoholisme, psikosis atau gangguan
neurologis mempunya risiko terjadi aspirasi.

MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSIS


Gejala klinis terlihat berupa gejala distress pernapasan
akut atau gejala klinis tidak terlihat pada beberapa pasien
tetapi akan terlihat manifestasi klinis sekunder akibat
komplikasi yang terjadi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto toraks

PENATALAKSANAAN
Jika terjadi obstruksi total dilakukan hentakan pada
daerah perut/Heimlich maneuver
Kompresi dada/advance cardiac life support
sebaiknya dimulai jika tidak berhasil
bronkoskopi atau laringoskopi diatas meja operasi
segera dilakukan.
BUKU GAWAT NAPAS
TENGGELAM

Dry drowning : tidak terjadi aspirasi air laut/tawar ke paru


(dry lung)

Near drowning (Wet drowning) : terdapat aspirasi air


ke dalam paru sehingga paru "basah" dan terjadi
gangguan akibat efek cairan (85-90%)
MANAJEMEN PRA-RUMAH SAKIT
Cek respons penderita
Lakukan langkah-langkah ABC harus dilakukan sesegera
mungkin
Segera mulai pemberian 100% oksigen , Pasien apnea
diberikan bag mask ventilation atau intubasi tanpa
melihat suhu tubuh
Bila terjadi hipotermia upaya penghangatan tubuh
penderita
Asistol dan ventrikular fibrilasi kompresi dada
Pemberian dekstrosa pada penderita koma atau
perubahan status mental (altered mental status)
Upaya pengosongan lambung bila terdapat tertelannya air
dalam jumlah besar pasang NGT
MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT
Manajemen penderita pada saat di unit gawat
darurat

Perhatian prinsip ACLS dan ATLS (terutama bila


ada trauma dan perhatian utama adalah proteksi
c-spine)
Prinsip ABC + oksigenasi
Bila respirasi adekuat namun terdapat perburukan
status berikut maka lakukan intubasi
Prognosis
Prognosis buruk pada penderita tenggelam adalah
bila terdapat faktor-faktor:
Umur 3 tahun
Lama tenggelam lebih lama dari 5 menit
Tidak ada upaya resusitasi paling tidak 10 menit
setelah upaya penyelamatan
Pasien koma pada saat masuk perawatan di ruang
gawat darurat
Ph darah pada analisis gas darah 7,1
Inhalasi Zat Toksik
Pajanan dengan zat atau bahan inhalasi berbahaya
bisa terjadi dilingkungan industri, rumah, tempat umum
dan lingkungan lainnya

Gas, debu, uap, ataupun subtansi inhalasi lainnya


dapat menyebabkan reaksi toksik pada saluran napas
dan paru baik akut maupun kronik.
Edema pada saluran napas bagian bawah
Bronkospasme
Tanda dan Gejala :
Rasa terbakar dihidung dan tenggorokan, trakea dan
bronkus utama.
Bersin
Batuk kering,
Batuk darah,
Sesak napas
Mengi
Stridor

Courtesy : MES, Respiratory


emergency
Diagnosis anamnesis gejala dan riwayat yang
cermat, gas penyebab. Pemeriksaan penunjang
yang membantu menilai kondisi pasien antara lain
:
Laringoskopi/ bronkoskopi langsung (BAL)
foto toraks,
pemeriksaan karboksihemoglobin
AGDA
pemeriksaan toksilogi gas dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan radioisotope
EMBOLI PARU
Sesak napas tiba-tiba
Takikardia
Denyut nadi melemah
Pingsan
Cemas
Keringat berlebihan
Sianosis
Akral dingin
Nyeri dada mirip seperti serangan jantung
Batuk darah
Mengi
Pembengkakan pada kedua kaki

Courtesy : MES, Respiratory emergency


FISIS DIAGNOSTIK TORAKS

Ronki basah
Mengi
Pleural friction rub (terutama jika infark paru
melibatkan pleura)
Macleods Clinical Examination
GAGAL NAPAS
1. Gagal napas tipe I / Gagal napas hipoksemia
Ciri khusus PaO2 60 mmHg , PaCO2 normal atau 40 mmHg.

2. Gagal napas tipe II / Gagal napas hipoksemia dan hiperkapnia


Ciri khusus PaO2 60 mmHg , PaCO2 > 40 mmHg.

PEMERIKSAAN
Analisis gas darah dan elektrolit
Rontgen toraks
Pemeriksaan darah lengkap
Fungsi ginjal dan hati
Serum kreatinin kinase dan Troponin I: untuk menyingkirkan infark
miokard akut
EKG dan Ekokardiografi: jika gagal napas akut disebabkan oleh
kardiak
Uji faal paru: sangat berguna untuk evaluasi gagal napas kronik

Anda mungkin juga menyukai