Disusun oleh :
Weda berasal dari bahasa sanskerta yaitu “Vid”. Yang maknanya adalah mengetahui.
Secara keseluruhan Weda dapat diartikan sebagai pengetahuan suci dari sang Hyang Widhi
Wasa.
Dengan demikian Weda adalah sumber segala ilmu pengetahuan. Bisa diartikan bahwa
Weda merupakan dasar dari semua ilmu baik dari ilmu yang mempelajari hal-hal material
maupun hal – hal yang bersifat kerohanian.
Weda juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan karena Weda sudah bisa dipelajari
oleh kita dengan cara kebenaran.
Te sarrtheswamimamsye tab
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya
harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang
menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian
barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang
menghayati Weda). Dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya
Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Te sarwatheswam imamsye
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah
dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar
sempurnalah dalam dharma itu.
Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama
ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar
yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.
Catur Weda
Merupakan empat bagian dalam kitab Weda. Catur Weda disebut sebagai Mantra, lantaran
tersusun dari syair – syair pujaan.
Brahmana
Brahmana adalah tuntutan umat Hindu untuk mengerjakan upacara-upacara yang
berkenaan dengan penggunaan mantra serta pengorbanan oleh individu atau kelompok.
Aranyaka
Aranyaka disebut sebagai buku hutan. Kitab ini mengandung tulisan mistik dan ajaran
meditasi atau kehidupan menjadi pertapa di hutan.
Upanisad
Upanisad adalah ajaran filsafat ketuhanan dan kerohanian yang mendalam. Upanisad
berupaya memudahkan pengertian dalam Catur Weda.
Adapun pengertian Hukum dalam Weda adalah “Rta” dan “ Dharma” . Rta adalah hukum
alam yang bersifat abadi.
Sedangkan Dharma adalah hukum duniawi, baik yang ditetapkan maupun tidak.
Dharma sebagai istilah hukum karena kata ini memanut dua hal
1 . Kebenaran ( Swadharma )
2. Kewajiban ( Paradharma )
1. Zaman Weda
Merupakan zaman sejak masuknya bangsa Arya di punyab hingga timbulnya agama buddha
pada kira – kira tahun 500 sebelum Masehi s.M. ia menepati indo Jerman pengembara Ter
akhir mereka.
Peradaban ini terpusat di antara kota – kota, atau rumah – rumah mereka terbuat dari batu
dan banteng – banteng kota yang terkenal Mohenjodaro dan mohata. Kedatangannya
melalui pertempuran melawan bangsa Arya.
Setelah itu Bangs Arya yang menyebrangi sungai Gangga tidak lagi ada pertempuran
2. Zaman Brahmana
Zaman Brahmana ditandai oleh kitab-kitab Brahmana, yaitu Weda-Samhita yang berisi
peraturan-peraturan dan kewajiban-kewajiban keagamaan. Berbeda daripada Weda-
Samhita, kitab-kitab Brahmana disusun dalam bentuk prosa.
Kata “Brahmana” berasal dari kata “brahman” yang berarti doa, yaitu ucapan-ucapan sakti,
yang diucapkan oleh para imam atau Brahmana pada waktu berkorban. Mak kitab
Brahmana adalah kitab-kitab yang menjadi tempat penyimpanan ucapan-ucapan sakti itu.
Kitab brahmana ini benar – benar berisi ucapan – ucapan sakti, pertama kali Rg Weda itu
muncul di lembah sungai Gangga.
Kalpa Sutra adalah kitab penuntun upacara korban atau Yadnya, dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
Untuk lingkungan negara yang disebut Srauta Karmani yang lebih luas atau bersifat umum /
negara.
3. Zaman Upanisad
Merupakan sudah mengenal sila sopisnya adalah duduk dibawah kaki guru bisa dinyatakan
juga aguron – guron, banyak mendapatkan ajaran – ajaran rahasia yang menyangkut
kepribadian .
Pada Sakha itu duduk beberapa murid terpilih (dipilih berdasarkan kesetiannya pada guru
dan kejujurannya) di bawah mengelilingi seorang guru. Apa-apa yang diajarkan oleh guru
tersebut kemudian dikumpulkan menjadi kitab Upanisad. Karena terdapat banyak Sakha,
maka terdapat banyak pula kitab Upanisad. Pada zaman ini, keagamaan telah bersifat
sebagai pengetahuan batin yang bertujuan mencapai kesempurnaan dan terlepas dari hidup
kembali di dunia.
Adanya protes – protes kaum muda atau sudah bermula ya berfiksafat. Mencari kebenaran
sedalam – dalamnya yang sangat ditonjolkan.
Sang pencipta seolah – olah ada tapi tidak ada. Adapun pokok ajarannya Atma nip dan lain
lain yang disebut dip atau dewa.