Anda di halaman 1dari 8

CATATAN WEDA

Disusun oleh :

I Nyoman Darma Arim Bawa


Nim : 2213081015

Jurusan Pariwisata Budaya, Fakultas Dharma Duta


I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
A. Pengertian Weda
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran
kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda
merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir
terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda
suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Weda berasal dari bahasa sanskerta yaitu “Vid”. Yang maknanya adalah mengetahui.
Secara keseluruhan Weda dapat diartikan sebagai pengetahuan suci dari sang Hyang Widhi
Wasa.

Dengan demikian Weda adalah sumber segala ilmu pengetahuan. Bisa diartikan bahwa
Weda merupakan dasar dari semua ilmu baik dari ilmu yang mempelajari hal-hal material
maupun hal – hal yang bersifat kerohanian.

Weda juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan karena Weda sudah bisa dipelajari
oleh kita dengan cara kebenaran.

 Pembagian dan Isi Weda


Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia.
Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku Weda itu banyak. Pembagian ini juga
dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik
yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun temurun
menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah. Kelompok Weda
Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok Smerti isinya bersumber dari Weda Sruti,
jadi merupakan manual, yakni buku pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik
Sruti maupun Smerti, keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan
kebenarannya.

Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.

Srutistu wedo wijneyo dharma

Sastram tu wai smerth,

Te sarrtheswamimamsye tab

Hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).

Artinya:

Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya
harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang
menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam

Smrti sile ca tad widam,

Acarasca iwa sadhunam

Atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).

Artinya:

Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian
barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang
menghayati Weda). Dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya
Atmasturi (rasa puas diri sendiri).

Srutir wedah samakhyato

Dharmasastram tu wai smrth,

Te sarwatheswam imamsye

Tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).

Artinya:

Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah
dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar
sempurnalah dalam dharma itu.

Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama
ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar
yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.

B. Weda Adalah Mantra.


Karena Weda adalah kitab yang berisi ajaran kesucian dan diwahyukan oleh Ida sang hyang
Widhi Wasa dan juga Weda disebut kitab mantra karena memuat nyanyian – nyanyian suci (
Doa ).

 Catur Weda
Merupakan empat bagian dalam kitab Weda. Catur Weda disebut sebagai Mantra, lantaran
tersusun dari syair – syair pujaan.

Catur Weda terdiri dari :


 Rg. Weda atau Rg Weda Samhita.
Adalah wahyu yang paling pertama diturunkan sehingga merupakan Weda yang tertua.
Rg Weda berisikan nyanyian-nyanyian pujaan, terdiri dari 10.552 mantra dan seluruhnya
terbagi dalam 10 mandala. Mandala II sampai dengan VIII, disamping menguraikan
tentang wahyu juga menyebutkan Sapta Rsi sebagai penerima wahyu. Wahyu Rg Weda
dikumpulkan atau dihimpun oleh Rsi Pulaha.

 Sama Weda Samhita.


Adalah Weda yang merupakan kumpulan mantra dan memuat ajaran mengenai lagu-
lagu pujaan. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Wahyu Sama Weda dihimpun oleh
Rsi Jaimini.

 Yajur Weda Samhita.


Adalah Weda yang terdiri atas mantra-mantra dan sebagian besar berasal dari Rg. Weda.
Yajur Weda memuat ajaran mengenai pokok-pokok yajus. Keseluruhan mantranya
berjumlah 1.975 mantra. Yajur Weda terdiri atas dua aliran, yaitu Yayur Weda Putih dan
Yayur Weda Hitam. Wahyu Yayur Weda dihimpun oleh Rsi Waisampayana.

 Atharwa Weda Samhita


Adalah kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Atharwa
Weda terdiri dari 5.987 mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Weda. Isinya adalah
doa-doa untuk kehidupan sehari-hari seperti mohon kesembuhan dan lain-lain. Wahyu
Atharwa Weda dihimpun oleh Rsi Sumantu.

C. Bagian – Bagian dari Wahyu


 Mantra

Adalah Doa-doa, Pujian-pujian, sekaligus Mantra-mantra dalam seloka-seloka berirama pada


acara pemujaan terhadap para dewa, selain itu mantra ini juga memuat doa kebaktian,
upacara syukur, petunjuk korban, dan ajaran filsafat.

 Brahmana
Brahmana adalah tuntutan umat Hindu untuk mengerjakan upacara-upacara yang
berkenaan dengan penggunaan mantra serta pengorbanan oleh individu atau kelompok.

 Aranyaka
Aranyaka disebut sebagai buku hutan. Kitab ini mengandung tulisan mistik dan ajaran
meditasi atau kehidupan menjadi pertapa di hutan.
 Upanisad
Upanisad adalah ajaran filsafat ketuhanan dan kerohanian yang mendalam. Upanisad
berupaya memudahkan pengertian dalam Catur Weda.

D. Weda sebagai Hukum


Pustaka Suci Veda merupakan sumber hukum tertulis bagi umat Hindu yang
digunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan kegiatan keagamaan.

Adapun pengertian Hukum dalam Weda adalah “Rta” dan “ Dharma” . Rta adalah hukum
alam yang bersifat abadi.

Sedangkan Dharma adalah hukum duniawi, baik yang ditetapkan maupun tidak.

Dharma sebagai istilah hukum karena kata ini memanut dua hal

1 . Kebenaran ( Swadharma )
2. Kewajiban ( Paradharma )

 Sumber hukum menurut kitab manu smerti yaitu :


1. Sruti = Wahyu yang langsung di terima oleh para maha Rsi.
2. Smerti = Kitab suci yang disusun atas ingatan para maha Rsi.
3. Sila = Tingkah laku yang baik.
4. Acara = Peraturan adat istiadat.
5. Atmanastuti = Puas atau senang pada diri sendiri / Hati nurani.

E. Nama – Nama lain dari kitab suci Weda :


 Kitab Sruti adalah Wahyu tuhan yang maha esa.
 Kitab Catur Weda adalah himpunan / samhita, dari Rg Veda, Yajur Veda, Sama Veda,
dan Atarwa Veda.
 Kitab Rahasya adalah Ajawira / Ajaran Rahasia
 Kitab Agama adalah mengandung kebenaran atau tuhan yang maha esa.
 Kitab Mantra adalah karena Veda memang berbentuk Mantra atau puisi ( Syair ),
atau ucapan yang keluar ( Manah ), termasuk dalam kitab Bhagawand Gita.

F. Bagaimana cara Weda diwahyukan.


1. Agama
Adanya suara gemah, dan tersusun dengan rapi disampaikan kepada
pendamping – pendamping dalam bentuk peringatan – peringatan, petunjuk
segala sesuatu yang ingin kepada manusia
2. Anu mana
melalui hujud yang dapat dilihat oleh maha resi yang menerima Wahyu
tersebut / memiliki mata ketiga, beliau mengibaratkan adanya bayanga –
bayangan dari tuhan yang maha esa, disebut Krisna dharma Yuda.
3. Melihat langsung
Adanya kelihatan aksara AUM sering di istilahkan ongkara, disini sering ada
suara nada.

 Yang menerima Wahyu adalah maha Rsi


1. Dewa Rsi adalah kelompok yang dikenan Raja Pati, adalah seorang
pemimpin.
2. Brahma Rsi adalah seorang rsi sebagai pengajar Weda berkaitan dengan
brahmana, beliau adalah seorang pendeta yang memberikan tuntunan
kepada Weda pada mulanya resi ini disebut bhatara.
3. Raja Rsi sebagai panglima atau pemimpin perang.

G. Dari peperangan bangsa Arya dengan bangsa Dravida


Antara 3000 dan 2000 SM, di wilayah Sungai Shindu (Indus) tinggallah bangsa – bangsa yang
peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah Sungai Eufrat dan Tigris.
Sisa – sisa kebudayaan India banyak ditemukan di wilayah Lembah Sungai Indus terutama di
seitar kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disekitar wilayah
tersebut telah ditemukan sebuah kota yang dinamakan Mohenjodaro. Orang – orang di
wilayah terebut memiliki rumah yang berdinding tebal dan bertangga. Penduduk India pada
zaman itu menyebutnya sebagai Bangsa Dravida.

1. Zaman Weda
Merupakan zaman sejak masuknya bangsa Arya di punyab hingga timbulnya agama buddha
pada kira – kira tahun 500 sebelum Masehi s.M. ia menepati indo Jerman pengembara Ter
akhir mereka.

Peradaban ini terpusat di antara kota – kota, atau rumah – rumah mereka terbuat dari batu
dan banteng – banteng kota yang terkenal Mohenjodaro dan mohata. Kedatangannya
melalui pertempuran melawan bangsa Arya.

 Ciri – ciri Fisik Bangsa Dravida


1. Berwarna kulit hitam
2. Postur tubuh pendek
3. Bentuk hidung pesek
4. Berambut keriting dan berbola mata coklat
5. Mendiami lembah sungai Indus
6. Bangsa Dravida memiliki kemajuan dalam bidang pertanian, sistem irigasi,
hidup menetap, memiliki tata kota yang sudah bagus, memiliki tingkat
pegetahuan yang maju dan telah mengenal tulisan dalam bentuk naskah

Setelah itu Bangs Arya yang menyebrangi sungai Gangga tidak lagi ada pertempuran

2. Zaman Brahmana
Zaman Brahmana ditandai oleh kitab-kitab Brahmana, yaitu Weda-Samhita yang berisi
peraturan-peraturan dan kewajiban-kewajiban keagamaan. Berbeda daripada Weda-
Samhita, kitab-kitab Brahmana disusun dalam bentuk prosa.

Kata “Brahmana” berasal dari kata “brahman” yang berarti doa, yaitu ucapan-ucapan sakti,
yang diucapkan oleh para imam atau Brahmana pada waktu berkorban. Mak kitab
Brahmana adalah kitab-kitab yang menjadi tempat penyimpanan ucapan-ucapan sakti itu.

Kitab brahmana ini benar – benar berisi ucapan – ucapan sakti, pertama kali Rg Weda itu
muncul di lembah sungai Gangga.

 Kalpa Sutra adalah kitab penuntun upacara korban atau Yadnya, dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :

Untuk lingkungan keluarga yang disebut gria Karmani

Untuk lingkungan negara yang disebut Srauta Karmani yang lebih luas atau bersifat umum /
negara.

3. Zaman Upanisad
Merupakan sudah mengenal sila sopisnya adalah duduk dibawah kaki guru bisa dinyatakan
juga aguron – guron, banyak mendapatkan ajaran – ajaran rahasia yang menyangkut
kepribadian .

Pada Sakha itu duduk beberapa murid terpilih (dipilih berdasarkan kesetiannya pada guru
dan kejujurannya) di bawah mengelilingi seorang guru. Apa-apa yang diajarkan oleh guru
tersebut kemudian dikumpulkan menjadi kitab Upanisad. Karena terdapat banyak Sakha,
maka terdapat banyak pula kitab Upanisad. Pada zaman ini, keagamaan telah bersifat
sebagai pengetahuan batin yang bertujuan mencapai kesempurnaan dan terlepas dari hidup
kembali di dunia.

Adanya protes – protes kaum muda atau sudah bermula ya berfiksafat. Mencari kebenaran
sedalam – dalamnya yang sangat ditonjolkan.

Sang pencipta seolah – olah ada tapi tidak ada. Adapun pokok ajarannya Atma nip dan lain
lain yang disebut dip atau dewa.

Anda mungkin juga menyukai