HINDU
OLEH :
Dr. Drs. I Putu Sarjana, M.Si
DAFTAR BACAAN
Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi. Oleh
Universitas Hindu Indonesia
Sekilas Sejarah Evolusi Hindu oleh I Gusti Palgunadi
Hindu agama Bumi : Menepis Tuduhan bahwa Weda bukan
Wahyu : Suyanto M.Pd
Pembimbing Kearah Alam Filsafat : Prof. I.R. Poedjawijatna.
Studi Agama : Normativitas atau Historisitas : Dr. Amin
Abdulah
Religion and Society : S. Radakrishnan
Bhagawadgita
Sarasamuccaya
Pancasradha
Ma ta Kulia h :
Pe ndidika n Ag a ma HIndu
Ko de :
MKK
Bo bo t SKS :
2 SKS
Jurusa n :
Hukum Ad a t
Pro g ra m Studi :
Hukum Ad a t
Se me ste r :
I (sa tu)
Ma ta Kulia h :
Pra sya ra t
Pe ng a ja r :
Drs. I Putu Sa rja na , M.Si
ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT DAN
AGAMA
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan yang didapat kebenarannya tidak dapat
dipercaya karena seringkali tanpa bukti-bukti yang
nyata.Seseorang menceritakan pengetahuannya secara
subyektif terkadang tidak obyektif.
Ilmu adalah suatu pengetahuan yang didapatkan
dengan mempergunakan metode, bersistem dan
bersifat obyektif.
Filsafat adalah mencari pengalaman yang sedalam-
dalamnya.
Agama bersumber pada keyakinan
Peradaban Lembah Sungai Sindhu (2.500-1500
sm)
Penggalian di Harrapa dan Mahenjodaro yang
dilakukan pada tahun 1921 ditemukan sejumlah
peninggalan arkiologis dengan ciri kebudayaan
urban (kota) seperti alat-alat upacara keagamaan
yang dipakai dalam agama Weda.
Dewa-dewa yang dipuja di lembah Sungai Sindhu :
Pemujaan Kepada Dewi Mother Goddes (Dewi
Ibu)
Mather Goddess digambarkan pada barang-barang
seperti meterai tanah liat (seals) tembikar dan
dianggap sebagai sumber dari semua ciptaan.
Pemujaan Dewa Laki-laki (Male God)
Dalam sebuah meterai diketemukan ukiran yang
berwujud manusia bertanduk dan memakai ikat
kepala dikelilingi oleh beberapa binatang. Wujud
ukiran tersebut seperti sikap bermeditasi atau
beryoga. Wujud tersebut dianggap sebagai
prototipe dari Siwa yang dianggap sebagai
Mahayogi dan posisi seperti tersebut dianggap
Pasupati dewa penguasa binatang buas.Atribut
terpenting dari Pasupati adalah Trinetra dan Tri
Sula.
Animisme :
Selain pemujaan peda Mather Goddess dan
Malegods juga dilakukan pemujaan kepada
animisme yaitu kemujaan kepada batu, pohon-
pohon dan binatang sebagai tempat roh halus
yang baik maupun buruk.
Pengaruh Agama Lembah Sungai Sindhu Pada
Agama Hindu.
Pada kepercayaan agama Hindu dan lembah
sungai Sindhu banyak sekali persamaan sehingga
disimpulkan bahwa Siwa dan Durga (sakti),
pemujaan lingga, pemujaan pohon sebenarnya
sudah sangat lama dipraktekkan di lembah Sungai
Sindhu.
SEJARAH AGAMA HINDU
Menurut Govinda Das dalam Hinduism Madras, 1924 menyebutkan bahwa sejarah
perkembangan agama Hindu sangatlah panjang. Dalam garis besar dapat digabarkan
sebagai berikut :
. 1 Jaman Weda Kuna
Jaman ini dimulai dari datangnya bangsa Arya kurang lebih 2500 th
SM menempati lembah sungai Sindhu yang dikenal dengan Punyab.
Jaman Weda Kuna merupakan jaman penulisan wahyu suci yang pertama yaitu
Reg Weda.Kehidupan keagamaan pada jaman ini didasarkan pada ajaran yang tercantum
dalam Weda Samhita, yakni dengan pelapalan ayat Weda secara oral dan dinyanyikan
secara berkelompok dan diyakini dalam keyakinan anadi ananta (yang tidak berawal dan
tidak berakhir).
Dari Beberapa pendapat sarjana baik Hindu maupun Barat kapan Weda diwahyukan,
pertanyaan ini dijawab sebagai berikut :
Lokamaya Tilaksantri memperkirakan sekitar 6000 tahun SM
Bal Gangadhar : memperkirakan sekitar 4000 th SM.
Dr. Huag memperkirakan tahun 2.400 th sm
Max Muller menyatakan 1200 – 800 th sm
Menyimak angka tahun yang sangat berbeda membuat
negatifnya para pemikir cerdas tentang kapan Weda
diwahyukan? Yang menjadikan dikotomi tentang Weda
sebagai agama Bumi? Apakh seperti itu anda bisa baca
literatur…….!
Penerima wahyu adalah Maharsi yang populer adalah Sapta
Rsi namun selain itu ada 29 Maharsi penerima wahyu yang
dikenal dengan Nawavimsati Krtyasca Vedavyastha
Maharsibbhih yakni :
Swayambu,Daksa,Usana, Tridrta, Aditya, Wrhaspati, Mrtyu,
Indra, Wasista, Saraswata, Tridhatu, Sandhyaya, Akasa,
Dharma, Triyaguna, Dhananjaya, Kertyaya,Ranajaya, Gotama,
Uttama, Parasara dan Vyasa.
Menurut Tradisi Hindu Maharsi yang memiliki peran
dalam membantu Wyasa dalam menghimpun kitab
Weda adalah :
1. Maharsi Pulaha yang menyusun Reg Weda terdiri atas
10 Mandala, 10.552 mantra dengan tujuan mengundan
dan mendekatkan Tuhan dengan yang dipuja.
2. Maharsi Jaimini yang menyusun Sama Weda isinya hampir
seluruhnya diambil dari Reg Weda terdiri atas 1.875
mantra dinyanyikan pada waktu upacara dilakukan
dengan lagu dilakukan oleh pemimpin upacara
(Udgatr).
3. Maharsi Waisampayana menyusun Yajur Weda terdiri atas 1.975
mantra dalam bentuk prosa yang isinya berupa rafal dan
pengucapannya oleh seorang Adwaryu pada saat upacara
dilakukan.
4. Maharsi Sumantu menyusun kitab Atharwa Weda terdiri atas
5.987 mantra berbentuk prosa yang isinya berupa mantra- mantra yang
bersifat magis. Berhubungan dengan pengobatan, mengusir
roh jahat dan melawanmusuh.
Kepercayaan pada jaman Weda Kuna Dewa-dewa dipercayai memiliki
kedudukan yang tinggi karena memiliki sifat maha pemurah dan selalu
dihadirkan pada setiap upacara. Ada 33 Dewa yang dibedakan atas :
Dewa-dewa langit, Dewa-dewa angkasa, dewa-dewa bumi.
Dewa-dewa langit seperti : Dewa Waruna yang mengatur tata dunia
atau rta. Dewa Surya sebagai Dewa yang memperpanjang hidup dan
mengusir penyakit.
Dewa Angkasa : Dewa Indra dan Dewa angin adalah dewa perang
Dewa Bumi : adalah Pertiwi sebagai Dewa ibu dan Dewa Agni sebagai
Dewa Api yang selalu disembah dalam upacra.
Jaman Brahmana (Jaman Kejayaan Agama Hindu)
800 – 600 SM
Pada jaman ini kitab agama Hindu mulai
ditafsirkan oleh manusia dan tafsiran kitab catur
Weda disebut kitab Brahmana.
Jaman Brahmana merupakan jaman perluasan dan
tersebarnya kebudayaan Brahmana (Hindu).
Masyarakat mulai hidup dengan ekonomi yang
kuat maka upacara keagamaanpun hidup subur.
Pada jaman ini pula pembagian kasta sudah mulai
berkembang tanah-tanah sudah dimiliki oleh
golongan bangsawan.
Jaman Brahmana
Pada jaman ini ditandai dengan munculnya kitab Brahmana sebagai bagian dari
kitab Sruti yang disebut Karma Kanda. Kitab ini memuat tentang penjelasan
upacara korban dan kewajiban-kewajiban keagamaan disusun dalam bentuk prosa.
Adapun Kitab Brahmana yang dikenal adalah sebagai berikut :
1. Reg Veda : Aieteriya dan Kausitaki
2. Sama Veda : Tandya Brahmana tentang legenda kuno yang dikaitkan dengan
upacara kurban.
3. Yajur Veda : Taitirya Brahmana untuk Yajur Veda
4. Atharwa Veda : Gopata Brahmana.
Pada Jaman Brahmana kaum brahmana mendapat perlindungan yang sangat baik
terutama pada masa pemerintahan Chandragupta Maurya (322 – 298 M).
Ciri-ciri padaJaman Brahmana :
1. Korban yadnya mendapat tekanan yang amat berat
2. Para pendeta menjadi golongan yang amat berat
3. Munculnya perkembangan kelompok-kelompok masyarakat dengan pasraman
4. Dewa-dewa menjadi berkembang fungsinya.
5. Timbulnya kitab sutra
6. Berkembangnya Catur Asrama
Keadaan Agama Pada Jaman Brahmana: Jaman
Kejayaan Hindu.
Pada jaman Brahmana golongan pendeta mengajarkan
adanya bermacam-macam ritual. Semua upacara
dikembangkan dan dirinci dengan tidak habis-
habisnya kemudian upakara dan upacara dihubungkan
dengan makna dan mistik seperti apa yang dilakukan
di Bali dewasa ini.
Upacara besar yang dilakukan dengan melibatkan
banyak pendeta adalah Aswamedhayadnya yaitu
korban kuda dan Sarwa Meda yadnya yaitu dengan
melaksanakan yadnya dengan banyak binatang
korban.
Jaman Brahmana disebut pula
Brahmaisme
Agama Brahma
Brahmanical religion
Inti dari agama Weda adalah Sorga dicapai
dengan jalan yadnya, agama yang optimisme,
agama kepuasan hati didasarkan atas Bhakti
Mulai tahun 1000 SM – 600 SM Weda sudah
tidak dipahami lagi melainkan mulai
ditafsirkan
Tafsiran dilakukan terhadap Reg Veda, Sama
Weda, Yayur Veda dan Atharwa Weda
ditafsirkan kepada ritual.
Penafsiran yang I adalah dalam bentuk kitab
Brahmana (Kitab Karma Kanda).
Kitab tafsir Brahmana yang terkenal adalah
Satapatha Brahmana dan pada kitab inilah
disebutkan adanya Pancayadnya dan Tri Rna
Penentang Agama Hindu pada saat itu
1. Carwaka
2. Mahawira (Agama Jaina)
3. Sidharta Gautama (agama Budha)
4. Brawira Jikas
Keempat aliran ini adalah menentang Weda karena
mengharapkan pembaharuan
Pada Tahun 200 sm Pertama Kalinya yadnya dihapus
Pada tahun 800 Sm
Tujuan untuk masuk sorga tidak hanya dengan
yadnya akhirnya muncullah kitab Aranyaka yang
isinya adalah Upasana Kanda (belajar tentang
Etika dengan melakukan tapa dan brata.
Jaman Brahmana disebut sebagai kemunduran
agama Hindu (karakteristik Hindu th 600 – 200
sm) dengan ciri-ciri :
Rumit dalam Upacara
Korban banyak
Sifat agama Aristokrat
Munculnya Kasta
Memakai bahasa sanskerta (bahasa dewa)
Jaman Aranyaka.
Aranya artinya kitab-kitab yang dibaca di hutan-hutan
atau tuntunan upakara yang dibaca oleh mereka yang
hidup di hutan. Selain itu tuntunan untuk mencapai
moksa ajaran agama Hindu pada jaman Aranyaka ni
ditafsirkan sebagai Upasana Kanda.
Jaman Upanisad.
Kehidupan ajaran agama pada jaman ini bersumber pada ajaran
Upanisad yangtergolong sruti yang dijelaskan secara filosofis.
Pada jaman ini lahirnya kitab Upanisad yang jumlahnya 108 buah,
namun yang dikenal hanyalah 18 antara lain :
1. Aitareya Upanisad
2. Kausitaki Upanisad
3. Chandogya Upanisad
4. Kena Upanisad
5. Maitreyi Upanisad
6. Taitriya Upanisad
7. Svetasvatara upanisad
8. Kausitaki upaisad
9. Brhad aranyaka upanisad
10. Jabala Upanisad
11. Prasna upanisad
12. Mandukya Upanisad
13. Atharwasira upanisad.
Munculnya Agama Pribumi di India (Dravida)
dengan ciri :
1. Sekte Siwa Lingga (600 – 200 th sm)
2. Sekte Bhagawata Basudewi
3. Brahmanisme dengan ciri : persembahan
dalam bentuk bunga, buah daun dan air
Sejarah Agama Hindu di Indonesia dan Perkembangannya
Pengaruh Kehinduan di Indonesia diawali abad ke 4 atau 400
tahun masehi dengan bukti diketemukannya batu bertulis
dalam bentuk Yupa di tepi sungai Mahakam Kalimantan Timur.
Yupa ditinjau dari segi relegi menunjukkan corak Siwaistis
dengan Wapakeswara artinya satu tempat suci yang
berhubungan dengan Dewa Iswara (nama lain dari Dewa Siwa).
Di Jawa Barat diperkirakan abad ke-5 ditandai dengan
munculnya kerajaan Taruma Negara dengan rajanya
Mulawarman. Bukti kehinduan 7 prasasti pada batu bertulis
dengan huruf pallawa dan bahasa Sanskerta (Ciaretium, Kebon
Kopi, Jambu Pasir Awi, Muara Cianten dan Lebak).Dari prasasti
ini diperoleh keterangan raja Purnawarman beragama Hindu
dengan menokohkan Dewa Wisnu sebagai sumber pemberi
kemakmuran.
Hal ini disebutkan dalam Prasasti Tugu bahwa raja
Purnawarman raja Purnawarman menggali sungai Gomati yang
diakhiri dengan pemberian hadiah 1000 ekor lembu kepada
Brahmana
Kehinduan di Jawa Tengah diperkirakan tahun 670
masehi dengan diketemukan-nya prasasti di lereng
G. Merbabu dengan huruf Pallawa dengan
pengaruh Hindu bercorak Tri Murti. Prasasti ini
disebut Tuk Mas berisi gambaran Dewa Tri Murti
seperti kendi, cakra, Trisula, Kapak dan bunga
teratai yang sedang mekar.
Prasasti Canggal diketemukan didekat Sleman
dengan memuat konsepsi Tri Murti memakai
candra sengkala yang dikeluarkan oleh raja Sanjaya
pada tahun 654 saka (732 msehi) dengan
pemujaan Dewa Siwa lebih menonjol.
Kehinduan di Jawa Timur : diketemukan dalam
prasasti Dinoyo dekat kota Malang berangka 760
masehi memakai huruf Jawa Kuna dan bahasa
Sanskerta yang meneritakan pada abad 8 telah ada
kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan diperintah
oleh rajanya bernana Dewa Simha dengan memuja
Dewa Siwa. Dan mendirikan pemujaan untuk
penghormatan terhadap Dewa Siwa yaitu arca
Maharsi Agastya. Arca ini diberi nama Kumbha
Yoni yang dikenal sebagai penyebar agama Hindu
dari India Selatan ke Indonesia. Penghormatan
terhadap Agastya diabadikan dalam prasasti-
prasasti di Candi Badut dekat Kota Malang, di
dalam Candi tersebut berisi lingga dan arca
Puntikeswara
Bukti Kehinduan di Bali
Diperkirakan dari sebelum abad ke-8 hingga abad
ke-10 dengan penemuan Yete Mantra Budha di
Pejeng yang menyebutkan Siwa Sidhanta.
Keterangan lebih jelas termuat dalam prasasti
Sukawana A.1 dan dalam Bhuana Tattwa Maharsi
Markandeya sampai pada pendirian Pura Besakih
memakai dasar Pancadatu.
Pada Masa Bali Kuna : Pada saat Pemerintahan Darma
Udayana Warmadewa dengan Gunapriya Dharmapatni
(putra Mpu Sidok) dan mencapai puncaknya pada saat
Mpu Kuturan datang ke Bali menata Bali dengan
Kahyangan Tiga.
Bali Pertengahan : masa pemerintahan Sri Kresna
Kepakisan yang berstana di samprangan kemudian diganti
oleh Dalem Waturenggong mencapai puncak keemasan
karena diangkatnya Dang Hyang Nirartha yang banyak
jasanya dalam pembinaan agama Hindu
Bali Baru : berbagai peristiwa terjadi hinga lahirnya
Parisada dan juga melahirkan Mahawidya Bhawana
(IHD dulu dan UNHI sekarang).
ALAM SEMESTA DAN ISINYA
Proses penciptaan alam berlangsung secara
berjenjang dari jenjang yang teramat halus/gaib
sampai jenjang yang berwujud kasar.
Ketika tiada apa-apa, yang ada hanyalah Tuhan
Paramasiwa atau Nirguna Brahman yang berwujud
sunyi, sepi, kosong dan hampa, kemudian Tuhan
Paramasiwa/Nirguna Brahma menjadikan dirinya
Sadasiwa atau Saguna Brahma. Pada jenjang ini
Tuhan telah menjadi/berbadan Purusa Prakerti.
Purusa adalah unsur dasar yang bersifat kejiwaan,
sedangkan prakerti adalah unsur dasar yang
bersifat kebendaan.
Prakerti merupakan asas kebendaan memiliki
Triguna dengan Satwam sifatnya adalah terang,
Rajas sifatnya dinamis dan Tamas sifatnya adalah
berat.
Akibat adanya kerjasama antara Purusa dan
Prakerti dengan kekuatan satwam yang lebih besar
maka lahirlah Mahat (yang agung) kemudian
muncullah budhi (asas atau benih kejiwaaan
tertinggi). Dari budhi lahirlah ahamkara yaitu asas
kedirian (individualisasi) fungsinya untuk
merasakan.
Dari Ahamkara lahirlah Manas yaitu akal pikiran
yang berfungsi untuk berpikir.
Dari Manas lahirlah Panca Tan Matra yaitu 5 unsur
halus yakni :
Sabda Tan Matra (sari suara)
Sparsa tanmatra (sari rabaan)
Rupa tanmatra (sari warna)
Rasa tanmatra (sari rasa)
Gandha tanmatra (sari bau)
Dari Panca tanmatra lahirlah Panca Mahabhuta :
Akasa, Wayu, Teja, Akasa dan Pertiwi.
Panca Mahabhuta inilah yang berkembang menjadi
alam semesta dengan segala isinya seperti matahari,
bumi, bulan dan planit yang disebut
Brahmanda.Kemudian sungai, pohon, binatang,
bintang dan manusia.
Asal Mula Manusia dengan alam adalah sama yaitu
dari Purusa dan Prakerti. Unsur Purusa menjadi
Jiwatman dan unsur Prakerti menjadi badan kasar.
Suksma Sarira terjadi dari : Budhi, Manas dan
Ahangkara (tri Antah). Tri Antah Karana merupakan
alat batin manusia yang sangat menentukan watak
dan karakter seseorang yang disebut Dasendriya.
Tri antah Karana terdiri atas :
Budhi berfungsi untuk menentukan keputusan.
Manas berfungsi untuk bepikir
Ahangkara untuk merasakan dan bertindak
Dasendriya sepuluh jumlahnya dibagi atas 2 bagian :
1. Panca Budhindriya :
Cakswindriya : indriya pada mata
Stondendriya : indriya pada telinga
Ghranendriya : indriya pada hidung
Jihwendriya : indriya pada lidah
Twakindriya : indriya pada kulit
2. Panca Kamendriya yaitu lima indriya pelaku terdiri atas :
Panindriya : indriya pada tabgab
Padendriya : indriya pada kaki
Garbhendriya : indriya pada perut
Upasthendriya : indriya pada kelamin laki-laki
Bhagebdriya : indriya pada kelamin wanita
Paywindriya : indriya pada pelepasan/anus
Raga/stula sarira terbentuk oleh Panca Tanmatra dan
Panca Mahabhuta seperti :
1. Tulang belulang, otot,daging dan segala yang
padat terjadi dari ganda atau perthiwi
2. darah, lemak, kelenjar, empedu, air badan dan
segala yang sifatnya cair terjadi dari rasa atau apah.
3. Panas badan, sinar mata dengan segala yang panas dan
bercahaya sifatnya terjadi dari rupa dan teja.
4. Napas dan udara dalam badan terjadi dari sparsa
atau wayu
5. Rongga dada, rongga mulut dan segala rongga yang
lainnya terjadi dari sabda dan akasa
WEDA KITAB SUCI DAN SUMBER HUKUM
HINDU
Pengertian Weda : berdasarkan etemologi (akar kata)
berasal dari kata Vid yang artinya mengetahui dari kata vid
berubah menjadi Weda yang artinya adalah pengetahuan
suci, kebijaksanaan.
Berdasarkan makna simantik (pengertian) berarti
kebenaran abadi, ajaran suci
Weda Wahyu Tuhan
Dalam Yayur Weda XXXI.7 disebutkah :
Tasmad yajnat sarvahuta rcah samani yajnire, chandamsi
yajnire tasmad yajus tasmad ajayyata
Artinya :
Dari Tuhan yang Maha Agung dan kepadanya umat
manusia mempersembahkan berbagai yadnya,
daripadanya muncul Reg Weda, Sama Weda.
Daripadnya pula muncul Yajur Veda dan Atharwa
Weda.
Veda Kitab Suci, Sumber Ajaran Hindu
Menurut Swami Sivananda menyatakan : Veda
adalah kitab tertua dari perpustakaan umat
manusia, kebenaran yang terkandung dalam
semua agama berasal dari Weda dan akhirnya
kembali pada Weda.
Dari kitab Weda (Veda Sruti) mengalir ajaran Veda
pada kitab Smerti, Itihasa, Purana, kitab-kitab
agama, Tantra, Darsana dan Tattwa yang kita
warisi di Bali dan Indonesia.
WEDA
PANCA SRADHA
PANCA YADNYA
Pemikiran Teologis
Antara Teologi dan globalisasi (diharapkan
memunculkan pemikiran baru dengan tidak
meninggalkan spiitualnya)
Islam dan sufisme
Kelembagaan keagamaan
Filsafat hanya memahami keagamaan secara
mendalam
Agama Universal (membangun sistem keagaman
universal)
Agama populer yang mengatasnamakan paling benar
dan bagaimana memberi kejalasan apakah agama yang
redup tidak benar
Kesulitan instrinsik
Ikhlas
Yadnya tidak agama lain
Konsep Tuhan
Konsep persembahan tidak putus
Yadnya yang berbalas pantun
TUGAS FAK TEKNIK
1. 1 Tugas Untuk 3 Kelompok dibagi , NOMOR DIURUT
JUDUL :
1. Tata Letak dan Konsep Parhyangan : Coba Buat Struktur Bangunan
Parhyangan Pura Dalem dengan Pelinggihnya, Nama Pelinggih yang
ada, Fungsi Pelinggih yang ada, Ista Dewata yang dipuja
2. Tata Letak dan Konsep Rumah Adat Bali : Buat Struktur Bangunan
serta Fungsinya, Apa Arti dan Makna masing-masing Bangunan
Dalam Konsep Bangunan Adat Bali atau Madya Mandala.
3. Tata Letak dan Konsep Nista Mandala Pada Pura Desa : Buat Struktur
Bangunan dan Fungsinya, Apa Arti dan Makna Masing-masing
Bangunan Pada Bangunan Jaba Sisi atau Nista Mandala
PRODI HUKUM
DIBAGI 2 KELOMPOK
1. Buat Rincian Proses Perkawinan Secara Hindu mulai
dari Meminang sampai dengan Proses Widhi Widana
2. Buat Rincian Proses Perceraian Secara Hindu mulai
dari perselisihan dalam perkawinan sampai dengan
putusan perceraian
Tugas prodi hukum
1. Cari 5 sloka bhagwadgita yang berisi tentang ilmu
hukum dibuat sloka beserta artinya
2. Cari 5 sloka dalam sarasamuccaya yang berisi
tentang ilmu hukum sloka beserta artinya
3. Bagaimana tanggapan saudara terhadap masing-
masing sloka itu dihadapkan pada kondisi hukum
saat ini
4. Bagaimana kesimpulan saudara atas sloka dan
tanggapan saudara
TUGAS PWK
1. Buatlah karya tulis dalam bentuk paper diisi judul,
nama, no. mhs, prodi dan Fakultas
2. Judul tulisan berkaitan dengan hasil karya desain :
seperti gambar, desain rumah, atau demensi Tri Hita
Karana
3. Dikumpul bersamaan dengan hasil ujian UTS
Tugas
Nama
prodi