INDONESIA
1. Agama Hindu
Agama hindu diperkirakan uncul di India antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM (ada
yang mengatakan sekitar tahun 1500 SM). Dan merupakan agama tertua di dunia.
Agama ini tumbuh bersama masuknya bangsa Arya, yaitu bangsa nomaden yang masuk
ke India dan Asia Tengah melalui selat Kaiber.
Kedatangan bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida, penduduk asli India dan
termasuk dalam kategori ras Australoid, ke sebelah selatan sampai ke daratan tinggi
Dekkan. Dalam perkembangan selanjutnya terjadi percampuran antara kebudayaan
orang Arya dan bangsa Dravida, yang menghasilkan kebudayaan Hindu.
Perkembangan agama hindu di India, pada hakikatnya dapat dibagi menjadi empat fase,
yakni zaman Weda, zaman Brahmana, zaman Upanisad, dan zaman Buddha.
Agama Buddha mengenal 4 hari raya keagamaan dalam satu tahun. Keempatnya
antara lain Hari Raya Waisak, Kathina, Asadha, Magha Puja. Kendati memiliki
4 hari besar keagamaan, di Indonesia mungkin kita hanya akrab dengan hari raya
Waisak saja. Hari raya Waisak sebagai satu-satunya hari besar keagamaan agama
Buddha yang menjadi hari libur nasional ini adalah hari yang digunakan sebagai
peringatan 3 peristiwa penting dalam kepercayaan umat Buddha. Ketiga
peristiwa penting tersebut antara lain peringatan kelahiran Sang Buddha, hari
penerangan sempurna bagi Sang Buddha, dan hari wafatnya Sang Buddha
1. Teori Brahmana
Teori Brahmana diungkap oleh J.C Van Leur. Dia menyatakan bahwa agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dibawa oleh golongan
Brahmana. Golongan Brahmana adalah golongan agama. Mereka sengaja diundang
oleh penguasa waktu itu. Ini didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa
peninggalan kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Terutama pada prasasti-prasasti yang
menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Di India bahasa Sansakerta hanya
digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana
yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
2. Teori Kesatria
Dalam teori kesatria menyatakan jika masuk agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke
Nusantara dibawa oleh kasta ksatri. Karena sekitar abad ke-4 hingga abad ke-6 di India
sering terjadi peperangan. Sehingga kasta ksatria yang terdiri dari kaum bangsawan ada
yang mengalami kekalahan, kemudian melarikan diri mencari daerah baru hingga ke
Nusantara. Teori Kesatrian ini dikemukan oleh sejarawan C.C Berg.
3. Teori Waisya
Teori Waisya dikemukakan oleh Prof. Dr. N. J. Krom. Dia mengatakan jika proses
masuknya kebudayaan Hindu-Buddha melalui hubungan dagang antara India dan
Nusantara. Kaum Waisya yang berdagang ke Nusantara mengikuti angin musim. Jika
angin musim tidak memungkinkan akan kembali. Saat tiba di Nusantara biasanya
mereka menetap sementara waktu, sekitar enam bulan. Selama menetap, mereka
memanfaatkan untuk menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha. Baca juga: Biografi
Siddharta Gautama, Pendiri dan Penyebar Agama Buddha
4. Teori Arus Balik Dalam teori arus balik ini menyatakan banyak orang Nusantara yang
sengaja datang ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Buddha. Setelah
kembali ke Nusantara mereka menyebarkan ajaran Hindu-Buddha ke masyarakat.
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. Teori arus balik di dukung dengan pendapat
Van Leur. Menurutnya orang-orang Nusantara memiliki peran dalam proses masuknya
kebudayaan India. Mereka penasaran dengan kebudayaan tersebut. Di sana, mereka
menetap selama beberapa waktu dan kemudian kembali pulang ke Nusantara.
1. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu pusat kerjaan terbesar di pulau Sumatera dan
memiliki luas daerah kekuasan yang sangat luas sehingga memberikan pengaruh yang
besar terhadap terbentuknya nusantara. Luas kekuasaan kerajaan Sriwijaya meliputi
Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa barat hingga Jawa Tengah.
2. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari berada di wilayah Singosari, Malang, Jawa Timur. Kerajaan ini
didirikan oleh Ken Arok pada thaun 1222. Keberadaan Kerjaan Singosari ditunjukkan
oleh adanya candi-candi yang banyak ditemukan di sekitar daerah Singosari- Malang
dan juga pada kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul kitab
Negarakertagama karangan Mpu Parapanca.
3. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara
dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia. Kerajaan Majapahit
didirikan oleh Raden Wijaya dan mengapai masa kejayaan pada era Raja Hayam
Wuruk atau Rajasanagara pada tahun 1350 hingga 1389 berkat dukungan Mahapatih
Gajah Mada yang terkenal oleh sumpah Amukti Palapa.
4. Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran terletak di Parahyangaan Sunda. Kerjaan Pajajaran disebut juga
dengan Kerjaan Sunda. Kerjaan Pajajaran di dirikan oleh Sri Jayabhupati pada tahun
923, hal ini disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak yang berada di Cibadak,
Sukabumi. Kerjaan Pajajaran mencapai puncak kejayaan dibawah pemerintahan Sri
Baduga Maharaja. Raja Sri Baduga atau Siliwangi membangun banyak tempat seperti
telaga, jalan menuju ibukota Pakuan dan Wanagiri
Candi perambanan merupakan salah satu peninggalan dari adanya kerajaan hindu dan
budha yang ada di Indonesia.
6. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia dan berdiri sejak abad
ke 5 masehi. Kerajaan Kutai terletak di Kalimanan Timur di hulu sungai Mahakam.
Adanya kerajaan Kutai ditunjukkan oleh adanya jenis huruf pranagri yang berasal dari
India Selatan dan juga adanya tujuh buah Yupa atau prasasti berbentuk tiang batu yang
ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
7. Kerajaan Kadiri
Kerjaan Kadiri atau Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang bercorak
Hindu dan terletak di Kediri, Jawa Timur sekitar tahun 1042 hingga 1222. Pusat
kerajaan Kadiri teretak di daerah Daha (sekarang Kediri). Hal ini ditunjukkan dari
adanya prasasti Pamwatan dari Airlangga.
8. Kerajaan Salakanegara
Kerajaan Salakanegara berada di daerah Jawa Barat. Kerjaan ini diyakini
sebagai kerajaan paling awal di Nusantara, dan diperkirakan berdiri pada abad ke-2
masehi. Kerajaan ini dipercaya sebagai kerajaan leluhur orang Sunda dan juga
merupakan cikal – bakal orang betawi.
9. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara berada di daerah bagian barat pulau jawa dan merupakan salah
satu kerjaan tertua di Indonesia.
Bukti adanya Kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh banyaknya artefak yang
ditemukan di sekitar lokasi kerajaan. Dari peninggalan sejarah tersebut disebutkan
bawa kerajaan beragama Hindu aliran Wisnu.
E. Bukti-bukti pengaruh Hindu dan Budha dalam Masyarakat yang Masih ada hingga
Kini
Pengaruh hindu dan budha di Indonesia dalam artikel ini kami bagi menjadi 9 bidang, yaitu
pengaruh hindu budha dalam bidang agama, politik dan pemerintahan, pendidikan, bahasa
dan sastra, kesenian, bangunan, patung dan arca, struktur masyarakat, dan sistem kalender
dan penaggalan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Pengaruh Hindu Budha dalam Bidang Politik dan Pemerintahan
Pengaruh Hindu Budha dalam bidang politik dan pemerintahan terlihat dari
lahirnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelum adanya pengaruh
agama Hindu-Buddha di Indonesia, masyarakat Indonesia belum mengenal sistem
pemerintahan berupa kerajaan. Sistem pemerintahan yang berlangsung sebelum
agama hindu dan budha masuk yaitu pemerintahan kesukuan yang mencakup
daerah-daerah yang terbatas dengan pimpinan pemerintahan dipegang yaitu
seorang kepala suku. Dengan adanya pengaruh hindu budha, maka terbentuklah
kerajaan-kerajaan yang Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan Hindu di Indonesia
meliputi Tarumanagara, Kutai, Kediri, dan Majapahit, sedangkan kerajaan Buddha
yaitu kerajaan Sriwijaya. Selain itu, ada juga kerajaan yang bercorak Hindu-Budha
yaitu Kerajaan Mataram lama.
Pengaruh hindu budha dalam bidang bangunan di Indonesia yang sangat terlihat
adanya candi dan stupa. Selain itu, ada juga beberapa bangunan lain yang
berhubungan dengan kehidupan keagamaan, antara lain :
Sima, yaitu daerah perdikan yang berkewajiban untuk memelihara
bangunan suci
ulan dan satra, yaitu semacam tempat bermalam para peziarah atau
pesanggrahan
sambasambaran, merupakan tempat persembahan
patapan, merupakan tempat melakukan tapa
meru, yaitu bangunan seperti tumpang (lambang gunung Mahameru)
sebagai tempat tinggal dewa-dewa dalam agama Hindu.