Dalam agama Hindu, dikenal istilah Catur Warna. Yang sama sekali bukan kasta. Karena di
dalam ajaran Pustaka Suci Weda, tidak terdapat istilah kasta. Yang ada hanyalah istilah
Catur Warna. Dalam ajaran Catur Warna, masyarakat dibagi menjadi empat golongan,
yaitu:
Brahmana : golongan para pendeta, orang suci, pemuka agama dan
rohaniwan
Ksatria : golongan para raja, adipati, patih, menteri, dan pejabat negara
Waisya: golongan para pekerja di bidang ekonomi
Sudra : golongan para pembantu ketiga golongan di atas
Menurut ajaran catur Warna, status seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya. Jadi,
status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni
suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu.
Catur Warna menekankan seseorang agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-
baiknya. Keempat golongan sangat dianjurkan untuk saling membantu agar mereka dapat
memperoleh hak. Dalam sistem Catur Warna terjadi suatu siklus “memberi dan diberi” jika
keempat golongan saling memenuhi kewajibannya.
Ketuhanan
Trimurti
“Sistem ketuhanan Hindu mendekati paham materialisme yang bersifat
naturalis, karena disandarkan pada peristiwa dan kejadian alam, sehingga
hampir segala gejala dan gerak alamiah merupakan manifestasi dan
lambang kekuatan. Hal tersebut menggiring ketuhanan Hindu ke arah
polytheisme yang memuja banyak dewa.”
Wisynu
Brahmana
Syiwa
Dianggap sebagai dewa pemelihara
Dianggap alam
sebagai dengan
dewa kekuasaan
perusak alam. mendamaikan umat
Dewa yang dianggap sebagai pencipta alam.
Dewa manusia, memelihara ketertiban, serta mewujudkan kedamaian.
Dewa Syiwa juga didampingi
Brahmana didampingi dewi
dewi sakti
yang yang
sakti,disebut DewiSaraswati
yakni Dewi Durga (dewi kematian).
(dewi kesenian
Dewa Wisynu juga didampingi
Kendaraan khusus untuk Syiwa dan oleh
dilambangkanDewi Sri (dewi kebahagiaan).
dengan lembu jantan yang disebut
pengetahuan)
Kendaraan khusus untuk Wisynu dilambangkan
Nandi. dengan burung Rajawali atau Garuda.
Dewa Brahmana memiliki kendaraan khusus yaitu hewan unggas yang disebut
Hangsa.
Ajaran HINDU
Dalam bahasa sansekerta berarti
Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi“ dan Vaidika-Dharma
("Pengetahuan Kebenaran”)
Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini
merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme). Agama Hindu merupakan
agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan
agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah
umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk
agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di
pulau Jawa, Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan
Bugis - Sidrap).
Inti ajaran Hindu
• a. Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa atau
penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal. Korban
umum dilakukan dalam bentuk kebersamaan antara masyarakat setempat,
biasanya dalam menghadapi musibah, upacara pembakaran mayat dan lain-
lain.Korban dilakukan khusus oleh keluarga tertentu dalam hubungannya
dengan peristiwa perkawinan, kelahiran dan kematian.
• b. Tentang roh disebutkan adanya roh umum yang bersifat universal, yakni
Brahman sebagai Tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah
terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut Atman.
• c. Perihal karma, bahwa perbuatan manusia di dunia
akan selalu berhubungan dengan hukum kausalitas
dimana perbuatan baik akan menimbulkan akibat baik,
dan perbuatan jahat akan mengakibatkan timbulnya
kejahatan.
• d. Bahwa proses kehidupan manusia, tidak terlepas
dari kesengsaraan (samsara) dimana manusia lahir,
hidup, berbuat, mati, lahir lagi, dan seterusnya.
Semuanya akan terus berputar dan tak pernah
berhenti, melainkan dengan jalan kelepasan.
• e. Tentang kelepasan atau disebut Moksa, merupakan
jalan menghindari kesengsaraan dengan cara
membebaskan diri dan godaan keinginan yang melekat
dalam tubuh manusia.
Keyakinan
hindu
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha
merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
– Widhi Tattwa- percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
– Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
– Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap
perbuatan
– Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
– Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
Agama Buddha
Lahirnya Agama Buddha
Agama Buddha lahir di negara India. Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6
SM sampai sekarang dari lahirnya Siddharta Gautama. Agama Buddha adalah
salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Dalam proses
perkembangannya, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua
Asia dan telah menjadi agama mayoritas di beberapa negara Asia seperti
Thailand, Singapura, Kamboja, Myanmar, Taiwan, dsb.
Pencetusnya ialah Siddhartha Gautama yang dikenal sebagai Gautama Buddha oleh
pengikut-pengikutnya. Ajaran Buddha sampai ke negara Tiongkok pada tahun
399 Masehi, dibawa oleh seorang bhiksu bernama Fa Hsien. Masyarakat
Tiongkok mendapat pengaruhnya dari Tibet disesuaikan dengan tuntutan dan
nilai lokal. Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan
utama karena dalamnya tercatat sabda dan aliran sang hyang Buddha Gautama
serta komentar-komentar siswanya
Konsep Ajaran
Buddha
Perlu ditekankan bahwa Buddha bukan Tuhan.
Konsep ketuhanan dalam agama Buddha berbeda
dengan konsep dalam agama Samawi dimana
alam semesta diciptakan oleh Tuhan dan
tujuan akhir dari hidup manusia adalah
kembali ke surge ciptaan Tuhan yang kekal.
4 Kebenaran Mulia
Ajaran dasar Buddhisme dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia, yang meliputi:
Dukkha Ariya Sacca (Kebenaran Arya tentang Dukkha)
Dukkha Samudaya Ariya Sacca ( Kebenaran Ariya tentang asal mula Dukkha )
Dukkha Nirodha Ariya Sacca ( Kebenaran Ariya tentang Terhentinya Dukkha),
Dukkha Marga Nirodha Ariya Sacca ( Kebenaran Ariya tentang Jalan yang
Menuju Terhentinya Dukkha).
Du
S am k k h a
Nir udaya Pende
o dh A ritaa
Ma a s n
rga Pem al Mu
K ad a la
elep m
as a an
n
Jalan Mulia Berunsur Delapan
Pengertian Benar (SammãDitthi) Pengertian Benar adalah pemahaman yang
benar tentang pengetahuan
PikiranBenar (SammãSankappa)
UcapanBenar (SammãVãca) Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari
berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã), berucapkasar/cacimaki
(pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak
bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã).
PerbuatanBenar (SammãKammantã) Perbuatan Benar adalah berusaha
menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan seksualitas yang tidak
dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan penggunaan cairan atau obat-
obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran
Penghidupan Benar (SammãÃjiva) Penghidupan Benar berarti
menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang
menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain.
Usaha Benar (SammãVãyama) Usaha Benar dapat diwujudkan
dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah
munculnya kejahatan baru, berusaha menghancurkan kejahatan
yang sudah ada, berusaha mengembangkan kebaikan yang
belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.
PerhatianBenar (Sammã Sati)
KonsentrasiBenar (SammãSamãdhi) Konsentrasi Benar berarti
pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin
mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam.
Kitab Buddha
Ajaran agama Buddha bersumber pada kitab Tripitaka yang
merupakan kumpulan khotbah, keterangan, perumpamaan,
dan percakapan yang pernah dilakukan sang Buddha dengan
para siswa dan pengikutnya. Dengan demikian, isi kitab
tersebut semuanya tidak hanya berasal dari kata-kata sang
Buddha sendiri melainkan juga kata-kata dan
komentar-komentar dari para siswanya
WinayaPitaka
Dighanikaya Majjhimanikaya
Angutaranikaya
Samyuttanikaya Khuddakanikaya
Bac
k
• Khuddakanikaya, terdiri atas 15 kitab, yakni
:
• Khuddakapatha,Dhammapada, Udana,
• Itivuttaka, SuttaNipata, Vimanavatthu,
• Petavatthu, Theragatha, Therigatha,
• Jataka, Niddesa, Patisambhidamagga,
• Apadana, Buddhavamsa, dan Cariyapitaka
• Samyuttanikaya, merupakan buku keempat
dari SuttaPitaka yang terdiri atas 7.762
sutta. Buku ini dibagi menjadi lima vagga
utama dan 56 bagian yang disebut
Samyutta.
• Angutaranikaya, merupakan buku ketiga
dari SuttaPitaka, yang terbagi atas sebelas
nipata (bagian) dan meliputi 9.557 sutta.
Sutta-sutta disusun menurut urutan
bernomor, untuk memudahkan
pengingatan.
• Dighanikaya terdiri dari 34 sutra panjang terbagi menjadi
tiga vagga : Sîlakkhandhavagga, Mahavagga dan
Patikavagga.
• Beberapa di antara sutta-sutta yang terkenal ialah :
BrahmajalaSutta (yang memuat 62 macam pandangan
salah)
SamannaphalaSutta (menguraikan buah kehidupan
seorang petapa)
SigalovadaSutta (memuat patokan-patokan yang penting
bagi kehidupan sehari-sehari umat berumah tangga)
MahasatipatthanaSutta (memuat secara lengkap
tuntunan untuk meditasi Pandangan Terang, Vipassana)
MahaparinibbanaSutta (kisah mengenai hari-hari
terakhir Sang Buddha Gotama)
• Majjhimanikaya merupakan buku kedua dari
SuttaPitaka yang memuat kotbah-kotbah
menengah. Buku ini terdiri atas tiga bagian
(pannasa); dua pannasa pertama terdiri atas 50
sutta dan pannasa terakhir terdiri atas 52 sutta;
seluruhnya berjumlah 152 sutta. Beberapa sutta
di antaranya ialah :
• RatthapalaSutta
• VasetthaSutta
• AngulimalaSutta
• AnapanasatiSutta
• KayagatasatiSutta, dsb
Winaya Pitaka
WinayaPittaka berisi peraturan-peraturan untuk
mengatur tata tertib sangha atau jemaat, kehidupan
sehari-hari para biksu atau bhikku atau rahib, dan
sebagainya.
Bac
k
AbbidharmaPitaka / AbbidhammaPitaka
Abbidharma atau abbidhamma adalah susunan ceramah
dan perkembangan logika tentang dharma dari ajaran
Hyang Buddha, membahas filsafat dan metafisika, juga
sastra, memberikan definisi kata – kata Buddha Dharma,
dan penjelasan terperinci mengenai filsafat dengan
sistematis, memantapkan suatu metode mengenai latia
spiritual oleh para sesepuh dari aliran atau sekte pada
waktu itu, kumpulan dari kitab Abidharma ini
dinamakan Abidharma Pitaka sehingga Abbidharma
Pitaka berisi ajaran yang mendalam mengenai hakikat
dan tujuan hidup manusia, ilmu pengetahuan yang
membawa pada kelepasan dan lain sebagainya.
Pengaruh Agama Hindu-Buddha
di Indonesia
Agama : Sebelum agama Hindhu-Buddha masuk ke Indonesia. Masyarakat Indonesia masih menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun, setelah agama Hindhu dan Buddha masuk ke Indonesia. Mulai
ada akulturasi antara kepercayaan animisme/dinamisme terhadap agama baru tersebut.
Pemerintahan : Dengan masuknya ajaran agama Hindhu-Buddha di Indonesia dari India. Tentu, kebudayaan
India juga masuk ke Indonesia. Akibatnya, berdiri corak pemerintahan baru yaitu, monarki absolut dengan
didukung berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak Hindhu atau Buddha menggantikan corak pemerintahan
sebelumnya, yaitu, kesukuan.
Sosial : Masyarakat Indonesia yang sebelumnya tidak mengenal sistem kasta menjadi mengenalnya akibat
masuknya ajaran agama Hindhu.
Arsitektur : Masuknya agama Hindhu dan Buddha telah mengilhami masyarakat Indonesia yang telah
mengenal sistem pembangunan punden berundak untuk mendirikan candi-candi bercorak Hindhu atau Buddha
dengan menggunakan sistem tersebut.
Bahasa : Terbukti dari adanya peninggalan prasasti-prasasti yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Masuknya pengaruh Hindhu-Buddha juga membantu Indonesia mengakhiri zaman praaksara.
Sastra : Bidang Sastra juga ikut terpengaruh bersamaan dengan bahasa. Terbukti dari adanya epos Ramayana
dan Mahabharata. Selain itu, terdapat karya sastra yang dihasilkan dari para pujangga Indonesia. Antara lain,
Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa
Sutasoma, karya Mpu Tantular
Negarakertagama, karya Mpu Prapanca
Thank
You