Anda di halaman 1dari 38

Lebih Lanjut Tentang :

Agama Hindu
Latar Belakang

 Agama Hindu (Bahasa Sansekerta: Sanata Dharma “Kebenaran Abadi”, dan


Vaidika Dharma “Pengetahuan Kebenaran adalah sebuah agama yang berasal dari
anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme)
yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
 Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan
merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.
 Dalam Reg-Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu
(wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu
sungai tersebut bernama sungai Indus).
 Agama Hindu adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada kitab suci
yang disebut Weda.
 Penduduk India pada zaman itu terkenal sebagai bangsa Drawida. Mula-
mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-kelamaan
hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri
 bangsa-bangsa Arya itu ketika masuk ke India kurang beradab daripada
bangsa Drawida yang ditaklukkannya. Tetapi mereka lebih unggul dalam
ilmu peperangan daripada bangsa Drawida
 Agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari
perasaan dan fikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, yang mula-mula dalam
banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu. Di dalam tulisan-
tulisan Hinduistis yang tertua, unsur-unsur Arya lah yang sangat besar
pengaruhnya.
 Agama Hindu tidak mempunyai pendiri yang pasti maka begitu pula halnya dengan
Weda. Kitab suci ini yang mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat,
dan hukum-hukum juga tidak mempunyai pencipta yang pasti. Para penganut
agama Hindu mempercayai bahwa kitab ini adalah suatu kitab yang ada sejak
dahulu yang tidak mempunyai tanggal permulaan.
 Bangsa dravida ini ialah penduduk asli yang diketemukan menduduki kota Harappa
di Punjab dan di sebelah utara kota Karachi pada tahun 3000-2000 SM. Mula-mula
mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tapi lama kelamaan hanya tinggal di
sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka sebelah utara
hidup sebagai orang taklukkan dan bekerja pada bangsa yang merebut negeri itu.
 Bangsa Arya ialah suatu bangsa yang masuk ke India kira-kira pada tahun 2000-
1000 SM, dari sebelah utara. Mereka ialah kaum yang memisahkan diri dari
bangsanya di Iran dan memasuki India melalui jurang-jurang di Pegunungan Hindu
Kush.
 Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM
karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa
Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke
bagian selatan India dan membentuk Kebudayaan Dravida namun, sebagian lagi
ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut
bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu. 
Kitab dan Naskah Suci

 Veda (sastra tertua dalam sejarah peradaban manusia)


 Vedanga (alat bantu untuk memahami Weda)
 Ittihasa (Kisah-kisah, Kejadian Nyata)
 Smrti (bukan “wahyu”, melainkan sastra utama)
 Purana (Cerita Kuno), berisi mitologi dan legenda kuno.
 Bagavad Gita (Nyanyian Tuhan), bagian dari kisah Mahabarata.
 Sutra (Benang), berisi pepatah.
Ada enam pokok kepercayaan dan empat pokok masalah
duniawi:

 Sruti  Subhasita
 Smrti  Kavya
 Itihasa  Nataka
 Purana  Alankara
 Agama
 Darsana
Ajaran-ajaran pokok Agama Hindu

1. Tattwa

 Tattwa adalah cara kita melaksanakan ajaran agama dengan


mendalami pengetahuan dan filsafat Hindu.
 Tattwa terbagi dalam beberapa istilah yaitu:
 Widhi Tattwa
 Atma Tattwa
 Karmaphala
 Punarbhawa
 Moksa
Ajaran-ajaran pokok Agama Hindu

2. Susila
 Merupakan cara kita beragama dengan mengendalikan pikiran, perkataan, dan
perbuatan sehari-hari agar sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Di dalam diri
kita pasti ada musuh, musuh yang di maksud disebut “Sad Ripu”.
 Bagian-bagian Sad Ripu adalah :
 Kama artinya hawa nafsu atau keinginan
 Lobha artinya loba/tamak/rakus
 Krodha artinya kemarahan/kebencian
 Moha artinya kebingungan/kegusaran
 Mada artinya kemabukan
 Matsarya artinya iri hati
3. Upacara

 Adalah kegiatan keagamaan dalam bentuk ritual Yadnya, yang dikenal


dengan Panca Yadnya : Dewa, Rsi, Pitra, Manusa, dan Bhuta Yadnya.
Sekte-sekte Agama Hindu

1. Sekte Bhakti

 Uraian tentang bhakti terdapat dalam kitab Narada Bhakti


Sutra dan Shadilya Sutra. Kitab ini banyak membicarakan wawasan
keagamaan pada sekte bhakti yang terdapat di India. Menurut sutra-
sutra tadi, bhakti bukannya merupakan suatu “pengetahuan” dan juga
bukan merupakan “perbuatan ritus”, juga bukan merupakan “sistem
keagamaan”, tetapi merupakan kasih sayang, ketaatan, kepatuhan dan
penyerahan diri kepada sesuatu. Bhakti adalah “pasrah” setulus-
tulusnya (prapatti) bukan kepada suatu objek yang bersifat duniawi
tetapi hanya kepada “dewa” semata
Sekte-sekte Agama Hindu

Wujud bhakti memiliki jenjang istilah maupun sikap sebagai


tatakrama mewujudkan rasa bhakti yang beretika. Istilah bhakti
itu diantaranya:

 Menghormati
 Memuja
 Berdoa
 Menyembah
2. Sekte Wisnu
 Sekte ini lebih mmengutamakan pemujaan kepada dewa Wisnu karena dewa
ini sangat simpatik bagi mereka dengan sifat-sifatnya yang berdasar pada
perasaan  bhakti (cinta).
 Pandangan pengikutnya antara lain menyatakan bahwa kebaikan Wisnu
dengan Bhaktinya ialah yang dapat memberikan jaminan kedamaian hidup
bagi uumat pemujanya, karena itu cukuplah bagi pengikut-pengikutnya untuk
menyerahkan diri saja kepada-Nya.
 Sikap penyerahan diri kepada-Nya akan membawa mereka kepada Nirwana.
3. Sekte Siwa

 Penganut Hindu dari sekte Siwa meyakini Tuhan adalah Siwa. Salah satu
bentuk pemujaan Siwa yang dilakukan oleh pada Pendeta Siwa adalah
dengan mengucapkan mantra yang disebut sebagai Mantra Catur Dasa Siwa,
yakni empat belas wujud Siwa.
 Pemeluk-pemeluk aliran ini sangat optimis terhadap kebulatan kekuasaan
dewa Siwa ini, karena ia dipercayai dapat menjelma menjadi berbagai bentuk
kedewataan yang menggambarkan akan kekuasaannya yang besar.
4. Sekte Sakti
 Sebenarnya aliran ini masih dapat dimasukkan sebagai bagian dari aliran Siwa,
tetapi karena yang disembah dan dipuji bukan lagi Siwa melainkan saktinya dalam
bentuk Darga, dan karena lebih luas dan lebih mendalam, maka lebih tepat kalau
dianggap sebagai salah satu aliran keagamaan tersendiri dalam agama Hindu.
Sakti adalah kekuatan, prinsip aktif yang menyebabkan Siwa mampu
menciptakan. Tanpa Sakti tersebut Siwa tidak akan dapat berbuat apa-apa karena
Siwa adalah prinsip pasif. Karena itu Sakti menjadi lebih penting daripada Siwa
sendiri. Segala sesuatu terjadi karena bersatunya prinsip pasif dengan prinsip aktif.
Yaitu persatuan Siwa dengan Saktinya, Durga.
5. Sekte Tantra

 Aliran ini adalah usaha mencapai Nirwana lebih mementingkan cara


pembacaan manter-mantera rahasia dan membebaskan ruang gerak hawa
nafsu. Dalam kitab Tantrisme yang disebut kitab “AGAMA” dan
“TANTRA” dinyatakan bahwa “Hendaknya manusia jangan mengekang
hawa nafsunya tetapi sebaliknya hawa nafsu harus dibebaskan dan diberi
kepuasan. Dengan demikian, maka jiwa manusia menjadi merdeka dari
segala tekanan-tekanan psikisnya”.
MUNCULNYA AGAMA HINDU
di INDIA
Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih,
badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah
Sungai Indus)  pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek,
kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah
tersebut.
Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang
berarti raksasa.

Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria
bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup
bercocok tanam.

Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan
bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Bangsa Aria
Agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara
kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida.

Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa


(Polytheisme). Dravida masih memuja roh nenek moyang.

Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang


disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme).

Istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama


Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/
Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu:
 Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu.
 Wisnu sebagai dewa pemelihara alam
 Siwa sebagai dewa perusak
Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti
Dewa Brahma
Dewa Wisnu
Dewa Siwa
Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang
agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan
pendeta/Brahmana.

Om merupakan simbol agama Hindu jika diucapkan secara sangat sakral sama
saja dengan berdoa itu sendiri.
Sistem Kemasyarakatan

 Hidup di desa, mata pencaharian beternak dan bertani.


Mengenal pertenunan, pembuatan barang keramik dan
pertukangan.

 Raja adalah kepala pemerintahan tertinggi yang berkuasa turun


temurun.

 Raja dibantu dewan tertua dan kaum Brahmana.

 Mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta.


Pembagian kasta didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka.

 Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para


pendeta.
kasta ini ada pada posisi paling penting dan punya pranan yang sangat besar bagi
jalannya pemerintahan. Mereka adalah orang yang paling mengerti mengenai seluk beluk
agama Hindu, serta menjadi penasehat raja.

 Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara. Yang


termasuk dalam kasta ini adalah para bangsawan, raja dan keluarganya, para pejabat
pemerintah. Kasta ini memiliki kedudukan yang penting dalam pemerintahan, punya
banyak hak tetapi tidak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, memberikan
persembahan, dsb.
 Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak. Mereka yang tergolong
dalam kasta ini adalah para pedagang besar (saudagar),para pengusaha.

 Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak. Mereka


adalah para pekerja kasar. Mereka mempunyai banyak kewajiban terutama
wajib kerja tetapi keberadaannya kurang diperhatikan.

 Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria  terdiri dari pengemis dan


gelandangan.
 Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan
bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran
agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang
berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan
pada keturunan.

 Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan
masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut
juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India.
KEMUNDURAN AGAMA HINDU

Pada abad ke 6 SM agama Hindu


mengalami kemunduran
(kemunduran bukan berarti hilang
sama sekali) disebabkan oleh faktor-
faktor, yaitu:
 Kaum Brahmana terlalu memonopoli upacara keagamaan.
Masyarakat umum tidak tahu mengenai seluk beluk (detail) agama Hindu
hanya pendetalah yang tahu karena mereka yang menguasai bahasa
Sansekerta (bahasa yang digunakan dalam kitab suci Weda). Hal ini
menyebabkan muncul rasa anti agama sebab seakan-akan agama Hindu hanya
untuk kaum brahmana atau paling tidak kasta Ksatria tapi tidak untuk rakyat
biasa.
 Adanya sistem kasta dalam agama Hindu
Sistem kasta dalam agama Hindu membedakan derajat dan martabat manusia
berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana berada pada kasta tertinggi
sementara Masyarakat biasa terutama Sudra berada pada kasta terendah yang
dibebankan kewajiban yang berat. Karena kedudukannya tertinggi maka tak
jarang kaum pendeta bertindak sewenang-wenang.
 Timbul golongan yang berusaha mencari jalan
sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati.
Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang
dihimpun oleh Sidharta
Dalam Reg Weda disebut Brahmawarta (daerah suci). Lembah Dalam kitab Weda
bangsa Arya mempunyai peran penting sejarah agama Hindu. Bangsa Arya
diperkirakan berasal dari daratan Eropa. Penyebaran bangsa Arya ke arah timur
menuju dataran Asia dengan melalui pantai selatan laut hitam menuju Bactria (Asia
Kecil). Bangsa Arya ketika menduduki daerah Bactria disebut masa Indo Iran. Pada
saat menduduki Bactria, mereka menyebar ke dua arah yaitu ke utara menuju Iran
(Timur Tengah) dengan menghimpun kitab Avesta di Iran yang menjadi agama
Zoroaster.
Bangsa Arya menyebar ke pedalaman dan menduduki lembah sungai Saraswati.
Lembah sungai Saraswati ini memegang peran sangat penting, dan dikemudian hari
akhirnya dianggap merupakan tempat turunnya wahyu Weda, sehingga nama Saraswati
dianggap sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan.
Ø  Bangsa Drawida adalah bangsa asli India yang menduduki lembah sungai Sindhu. Bangsa
Drawida menempati dua kota besar yaitu Mohenjodaro dan Harapa. Daerah
penyebarannya meliputi perbukitan Baluchistan, Rajasthan serta Punyab.
Bukti-bukti adanya kehidupan keagamaan bangsa Drawida di lembah sungai Sindhu
adalah :
1. Ditemukan area Teracota yang dianggap sebagai konsepsi Dewi Kesuburan. Pemujaan
kepada Dewi Kesuburan
2. Ditemukan area Batu Dewa dengan bentuk kepala bertanduk yang terpadu dengan pohon suci
Pitala.
3. Ditemukan materi bergambar seekor binatang yang dianggap sebagai raja binatang. Sedangkan
didepannya terdapat empat ekor binatang buas dan binatang besar lainnya seperti gajah, lembu
nandini dan badak.
4. Ditemukan area batu seorang penari yang dianggap sebagai konsepsi pemujaan Siwa
Nataraja.
5. Ditemukan materi bergambar burung Elang yang sedang terbang, yang pada masing-masing
sayapnya ada seekor ular. Gambar tersebut membuktikan adanya konsepsi burung Garuda
sebagai wahana Dewa Wisnu.
6. Ditemukan materi teracota yang terdapat gambar pohon yang didekatnya berdiri seorang
manusia.

7. Ditemukan arca batu seorang tokoh rohaniwan dengan ciri-ciri sebagai berikut; mata
mengarah keujung hidung sebagai lambang melihat dunia spiritual, memakai ikat kepala
dari alang-alang (sirovista).
Kehidupan keagamaan bangsa Drawida setelah terjadi asimilasi dengan bangsa Arya
dapat dikelompokan sebagai :
1. Jaman Weda.
2. Jaman Brahmana
3. Jaman Upanisad.
4. Jaman Wiracaritra.
5. Jaman Sutra-Sutra.
6. Jaman Skholastik.

Anda mungkin juga menyukai