Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pengantar Studi Agama Agama Dr. Ahmad , S.Ag, M.Fil.I

ASAL USUL AGAMA HINDU

OLEH

AHMAD WANDI (220103030008)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
BANJARMASIN
2023
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Secara historis, agama Hindu berasal dari sub-benua India dan
berkembang dari budaya dan tradisi agama asli India yang dikenal sebagai agama
Weda. Agama ini mempunyai kepercayaan utama terhadap dewa-dewi, moksa
(pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian), dan konsep karma (hukum
sebab-akibat).
Selain itu, agama Hindu juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dari agama
Buddha dan Jainisme, serta pengaruh budaya dan agama dari bangsa-bangsa asing
seperti Persia dan Yunani.

Penting untuk memahami bahwa agama Hindu sangat beragam, terdiri dari
berbagai aliran, tradisi, dan praktik keagamaan yang berbeda-beda. Sejarah
perkembangan agama Hindu juga dipengaruhi oleh faktor politik dan sosial,
seperti penaklukan dan pengaruh budaya dari bangsa asing, serta perubahan
kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat India.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan agama Hindu?
b. Bagaimana Sejarah Agama Hindu?
c. Bagaimana Kepercayaan kepada Tuhan dalam agama Hindu?
d.Apa saja Kitab-kitab Agama Hindu?
e. Apa saja catur warna dalam Agama Hindu?
f. Bagaimana masuknya Agama Hindu ke Indonesia?
PEMBAHASAN
A. Definisi Agama Hindu
Nama hindu sebenarnya tidak asli. Nama ini, diberikan oleh orang-
orang(para imigran) yang datang di India sejak berabad-abad yang lalu. Mereka
datang di India melalui celah-celah (pass) Kayber, di barat daya (north-
western)pegunungan Himalaya. Kata hindu diambil dari kata Sindhu yang
merujuk pada Sungai Indus (Indus valley). Adapun kata Hindu atau Sindhu
artinya Sungai. Kemudian, keyakinan (faith, sraddha) yang dianut oleh mereka itu
dikenal sebagai Hinduisme (agama Hindu).
Agama Hindu adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk
India sekarang. Agama ini timbul dari bekas-bekas reruntuhan ajaran-ajaran Weda
dengan mengambil pokok pikiran dan bentuk-bentuk rupa India purbakala dan
berbagai kisah dongeng yang bersifat rohani yang telah tumbuh di semenanjung
itu sebelum kedatangan bangsa Arya. Para peneliti beranggapan Agama Hindu
sebagai kelanjutan dari ajaran-ajaran Weda dan menjadi bagian dari proses
evolusi. 1

B. Sejarah lahirnya Agama Hindu & Bangsa Arya dan Dravida


Secara historisitas, agama Hindu lahir di latar belakangi oleh akulturasi
kebudayaan antara suku Arya sebagai bangsa pendatang dan bangsa Dravida
sebagai penduduk asli India. Bangsa arya masuk ke India kira-kira tahun 1500
SM. Dengan segala kepercayaan dan kebudayaan yang bersifat vedawi, telah
menjadi thesa disatu pihak, dan kepercayaan bangsa Dravida yanga animis telah
menjadi antitesa di lain pihak. Dari sinkritisme antara keduanya, maka lahirlah

1. Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama Agama Besar Di Dunia, (Jakarta:


BUMI AKSARA, 1998), hlm. 18.
agama Hindu (Hinduisme) sebagai synthesa. Pada waktu dimana bangsa Arya
masuk ke India, di India telah tinggal penduduk India asli (bangsa Dravida). 2
Antara 3000-2000 SM di lembah sungai Sindhu(Indus) tinggallah bangsa-
bangsa peradabannya menyerupai bangsa Sumeria di daerah sungai Efrat dan
Tigris. Berbagai cap daripada gading dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan
dan lukisan-lukisan binatang, menceritakan bahwa adanya persesuaian di dalam
peradaban tersebut. Bahwa di dalam zaman itu di sepanjang pantai dari Laut
Tengah sampai ke teluk Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan yang
sudah meningkat pada perkembangan yang tinggi. Sisa-sisa kebudayaan tersebut
terutama terdapat di dekat kota Harappah di Punjab dan di sebelah utara Karachi.
Bahkan di situ di temukan sisa-sisa sebuah kota, Mohenjodaro namanya, di mana
ternyata mereka telah mempunyai rumah-rumah yang berdinding tebal dan
bertangga. Mula-mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama-
kelamaan hanya tinggal di sebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri,
karena di sebelah utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-
bangsa yang merebut negeri itu. Mereka adalah bangsa-bangsa yang berkulit
hitam dan berhidung pipih, berperawakan kecil dan berambut keriting. Antara
2000-1000 SM bangsa Arya masuk dari sebelah utara melalui pegunungan “Hindu
Kush’’. Setalah bangsa Arya datang ke India mereka menetap di dataran sungai
Sindhu yang pada saat itu masih subur, di daerah itu mereka telah menjumpai
suatu peradaban tua. Di dalam beberapa hal bangsa Arya berbeda dengan bangsa
Dravida. Mereka berkulit putih, berbadan tegap, hidung yang melengkung
sedikit. Kemudian mereka lebih jauh memasuki India sampai di tepi sungai
Gangga dan sampai di sebelah selatan. Di situ bangsa Arya semakin bercampur
dengan bangsa Dravida dengan demikian terwujudlah akhirnya suatu kesatuan.
Berkat peleburan kebudayaan Dravida dengan kebudayaan Arya lahirlah
kebudayaan India. Dapat dipahami bahwa agama Hindu sebagai agama tumbuh
dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua

2. Khotimah, Agama Hindu, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2013), hlm. 1.


bangsa yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi
kemudian berlebur menjadi satu.3

C. Kepercayaan kepada Tuhan dalam agama Hindu (Brahma)


Tuhan di dalam agama Hindu disebut Brahma atau Sang Hyang Widi. Kata
Brahma berasal dari bahasa Hindu lama(Sansekerta) yaitu nama bagi Tuhan yang
wujud, Maha Esa dan Maha Kuasa yang bersifat azali, yang tidak berawal dan
tidak berakhir, yang menciptakan dan menjadi asal dari sekalian alam; ia tidak
dapat diraba dengan pancaindra tetapi hanya dapat diketahui dengan akal. Brahma
itu Tuhan yang tunggal dalam agama Hindu. Namun beberapa abad di belakang,
penganut agama Hindu telah merobah kepercayaan bertuhan satu (monotheisme),
kepada Trimurti atau bertuhan tiga. Trimurti itu terbagi menjadi: Brahma sang
perncipta alam semesta, Wisynu sang pemelihara alam semesta, Syiwa sang
pelebur alam semesta.4
D. Kitab-kitab suci agama Hindu
Kitab-kitab yang dipandang suci dalam agama Hindu ada beberapa buah.
Di antaranya ialah:
1. Kitab Weda
Kitab Weda ialah kitab suci asli dalam agama Hindu yaitu kitab yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Arya, kepada kitab itulah mereka mendasarkan
agama dan pandangan hidup mereka. Siapakah yang menulis kitab suci Weda ?
Berry dalam buku Religions of The World berpendapat bahwa penulisan Weda
telah dilakukan oleh bangsa Arya.5 Weda artinya pengetahuan yang amat tinggi.
Weda yang dikenal dalam perkembangannya, terdiri dari empat himpunan kitab
yaitu:

3. A.G. Honig Jr Ilmu Agama, (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 1994), hlm. 1.
4. Agus Hakim, Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2015), hlm. 131.
5. Ahmad Shalby, Perbandingan Agama ,Agama Agama Besar Di Dunia (Jakarta:
BUMI AKSARA, 1998), hlm. 20.
a. Rig-Weda, berisi sya’it pujian-pujian kepada dewa-dewa (hymne-
hymine).
b. Sama-Weda, sebagian besar berisi sya’ir-sya’ir dari Ring-weda, tetapi
seluruhnya memakai tanda-tanda nada untuk dapat dilagukan dan dinyanyikan.
c. Yajur-Weda, berisi doa-doa untuk pengantar saji-saji yang
dipersembahkan kepada dewa-dewa yang diiringi pengajian Rig-Weda dan Sama-
Weda.
d. Atharwa-Weda, berisi mantra-mantra dan jampi-jampi untuk sihir dan
ilmu ghaib, untuk mengusir penyakit, pengikat cinta, menghancurkan musuh dan
sebagainya. 6
2. Kitab Brahmana
Ketika kitab weda itu sudah tidak dapat dipahami lagi, maka para pendeta
(Brahmana) membuat tafsiran-tafsiran untuk itu, yakni kitab-kitab Sutra, artinya
kitab penuntun, dan kitab-kitab dharmasastra, yakni kitab-kitab hukum. Karena
banyak orang tidak dapat lagi memahami kitab Weda, maka kesempatan bagi para
pandita (Brahmana) untuk memperkokoh kedudukan mereka di mata rakyat.
Terletaklah kekuasaan mereka untuk menafsirkan kitab-kitabWeda itu sedemikian
rupa, sehingga seorangpun tidak akan sangsi lagi akan kekuasaan para pandita
yang disebabkan oleh berhubungan mereka dengan para dewa. Pandita adalah
satu-satunya orang yang tahu tentang upacara-upacara persembahan yang banyak
seluk beluk nya. Isi kitab brahmana terdiri atas dua bagian: yang pertama, berisi
tentang peraturan-peraturan untuk persembahan, yang memberikan tafsiran
tentang peraturan-peraturan di dalam Weda. Kedua, kitab-kitab Brahmana juga
sejenis kitab-kitab hukum atau dharmasastra. Kitab itu ia kumpulkan patokan-
patokan bagi seluruh kehidupan, menurut patokan-patokan itu seluruh kehidupan
harus diselenggarakan. Hukum-hukum dan patokan-patokan itu diatur
dipertajamlah perbedaan antara berbagai golongan yang merupakan penduduk
India yang sangat bercampur dan bermacam-macam itu. Selain kasta-kasta yang
dahulu telah di sebut, terjadilah sekarang sejumlah kasta campuran karena

6. Agus Hakim, Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan,


hlm, 132-133.
perkawinan campuran. Tetapi tidak dapat naik kasta lagi karena perkawinan, tetapi
kalau turun kasta dapat. Ketiga , dapat kita jumpai dalam kitab-kitab Brahmana
banyak keterangan tentang keadaan tertentu di dalam hidup manusia atau di dalam
alam dengan pertolongan mitologi. 7

3. Kitab Upanisad
Kata Upanisad itu berasal dari kata Upa dan ni, artinya dekat, didekatnya
dan dari sad, artinya duduk. Jadi kata itu artinya duduk dekat, maksudnya duduk
di dekat seorang guru untuk menerima daripadanya pandangan untuk
mendengarkan dan menerima pelajaran dan pengajaran pengetahuan yang lebih
tinggi. Pelajaran-pelajaran yang di berikan oleh para petapa kepada murid di hutan
yang sunyi itu, kebanyakan bukanlah soal sehari-hari, tetapi hal yang luar biasa ,
mendalam pelik dan rumit, dan ajaran-ajaran itu bersifat rahasia. Intisari dan isi
yang terpenting dari kitab Upanisad ialah: Atmawidya, yaitu pengetahuan tentang
atma yakni jiwa. Upanisad-upanisad yang termasyhur (ada banyakjumlahnya)
ialah misalnya Chandogya dan Kathaka-Upanisad. 8
4. Kitab Purana
Purana berasal dari bahasa sansekerta yang artinya “cerita zaman kono”.
Kitab Purana adalah kitab suci yang dijunjung tinggi oleh golongan Waisnawara
dan Ciwa. Berisi cerita kono yang dikumpulkan dari dongeng-dongeng yang
hidup dalam kalangan rakyat. Selain itu dalam Purana ada juga dijelaskan
kedudukan Dewa Brahma, bahwa Brahma benar-benar dewa Pencipta yang
menjadikan, dia juga yang menjadikan dirinya sendiri, Swayambehu atau terjadi
sendiri, dan dari dirinya sendiri pula seluruh alam ini diciptakan. 9
5. Kitab Tantara
Kitab Tantara adalah kitab yang memuat tentang cara pemujian masing-
masing sake dalam agama Hindu. Kitab Tantara juga menjelaskan mengenai

7. Honigir Jr A.G, Ilmu Agama (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia, 1994), hlm. 95-97.
8. Honigir Jr A.G, Ilmu Agama, hlm.109-110.
9 . Agus Hakim, Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan
(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2015), hlm. 149.
peninjauan, mantra-mantra, jampi-jampi sihir dan sebagainya. Kitab Tantara juga
mengatur tentang pembangunan tempat suci Hindu dan peletakan arca. 10
E. Catur warna dalam Agama Hindu
Menurut penganut agama Hindu pembagian Catur Warna itu ada empat
bagian yaitu:
1. Brahmana: mimpin upacara, pengantar dengan tujuan untuk mencapai
keselamatan dunia, mereka adalah kaum pelande, pandite, pemangku, pinandita,
guru-guru agama Hindu, mereka adalah orang-orang yang khusus mempelajari
agama Hindu.
2. Ksatria: Berjuang dan membela Negara untuk kemakmuran dan
keadilan. Mereka yaitu orang-orang dalam pemerintahan, seperti tentara, polisi,
pada jaman dulu, raja, panglima perang, pemimpin, pemegang kekuasaan.
3. Waisya: Pedagang yang bertugas sebagai pengembang perekonomian.
Mereka adalah kelompok pengusaha, pedagang sebagai pengerak roda
perekonomian.
4. Sudra: Pembantu atau buruh dengan kata lain pembantu, buruh, pelayan.
Pembagian ini cukup empat saja, sebab sudah mewakili seluruh elemen
yang ada di dalam masyarakat dan tidak ada golongan yang ke-lima. Sebagaimana
tercantum di dalam kitab Manawa Dharma Sastra yang artinya: “ Brahmana
Ksatria waisya ketiga golongan ini adalah dapat melakukan Dwijati, sedangkan
Sudra, yang keempat adalah ekajati, dan tidak ada golongan yang kelima”.11

F. Teori-teori masuknya Hindu ke indonesia


Terdapat beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke
Indonesia :
1. Krom(ahli Belanda), dengan Teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul Hindu Javanesche Geschiedenis menyebutkan
bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan
dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.

10. Khotimah, Agama Hindu (Pekanbaru: Daulat Riau, 2013).


11. Ahmad Shalby, Perbandingan Agama ,Agama Agama Besar Di Dunia (Jakarta:
BUMI AKSARA, 1998), hlm.33-40.
2. Mookerjee(ahli-India tahun 1992)
Meyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa
oleh pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa
(Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai
tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering
mengadakan hubungan dengan india. Kontak yang berlangsung sangat lama ini
maka terjadilah penyebaran agama Hindu di Indonesia.
3. Moens dan Bosch (ahli-Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap
penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh
kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para rohaniawan Hindu India ke
Indonesia.
4. Data peninggalan Sejarah Indonesia
Data peninggalan sejarah disebut Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari
India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa Prasasti di Jawa dan
lontar-lontar di Bali yang menyatakan bahwa sri Agastya menyebarkan agama
Hindu dari India ke Indonesia melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan
dan India Belakang. Oleh karena itu maka namanya disucikan dalam Prasasti-
prasasti seperti: Prasasti Dinoyo (Jawa Timur), Prasasti Porong (Jawa Tengah).
Selain di pulau Jawa masuknya agama Hindu ke Indonesia juga dapat
dilacak diluar pulau Jawa, dengan adanya bukti benda purbakala terbuat pada
abad ke 4 Masehi dengan ditemukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur, Yupa itu didirikan untuk memperingati dan
melaksanakan Yadnya oleh Mulawarman. Dengan keterangan ini menyebutkan
raja Mualawarman melakukan Yadnya pada suatu tempat suci untuk memuji
dewa Syiwa, tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara”. 12

12. Muslimin, “Akulturasi Agama Hindu Hindu Di Indonesia,” Al-Adyan: Jurnal


Studi Lintas Agama Vol.VII (2012),
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/viewFile/506/331, hlm .63-68.
KESIMPULAN

Kelahiran agama hindu di latar belakangi dengan akulturasi kebudayaan


antara bangsa Arya sebagai bangsa pendatang dari iran, dengan bangsa dravida
sebagai penduduk asli India. Agama hindu lebih banyak diwarnai oleh adanya
klasifikasi masyarakat penganutnya kedalam kasta-kasta, adapun dewa-dewa yang
dipuji sebagai sumber segala kekuatan, hakikatnya terkoordinasi dalam ketuhanan
trimurti yaitu : Brahma, Wisnu dan Syiwa. Inti dari ajaran agama hindu antara
lain:
1. Tentang korban dan sajian, sebagai persembahan kepada para dewa
atau penghormatan terhadap arwah nenek moyang yang telah meninggal.
2. Tentang roh disebutkan adanya roh namun yang bersifat universal,
yakni Brahman sebagai tuhan penguasa semesta dan roh umum yang telah
terkurung dalam tubuh atau benda yang disebut atman.
3. Perihal karma.
4. Tentang proses kehidupan manusia.

Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan penulis. Dan
silahkan berkritik.

“Hanya karena usia seseorang lebih tua tidak berarti dia adalah orang yang
bijak.” Jeong Moon Jeong
Daftar Pustaka
Hakim, Agus. Perbandingan Agama Pandangan Islam Mengenai Kepercayaan.
Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2015.

Khotimah. Agama Hindu. Pekanbaru: Daulat Riau, 2013.

Muslimin. “Akulturasi Agama Hindu Hindu Di Indonesia.” Al-Adyan: Jurnal Studi


Lintas Agama Vol.VII (2012).
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/viewFile/506/
331.

Shalby, Ahmad. Perbandingan Agama ,Agama Agama Besar Di Dunia. Jakarta:


BUMI AKSARA, 1998.

Anda mungkin juga menyukai