Anda di halaman 1dari 13

AGAMA HINDU: SEJARAH AWAL, PRINSIP, AJARAN DAN

RITUALNYA

MAKALAH
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Perbandingan Agama
Dosen Pengampu: Dts. Djurban, M.Ag.

Disusun oleh:

(Kelompok 8 PAI-6A)

Hikmah Nurul Kamila 2003016005


Nala Najla’ 2003016010
Nandya Febrilia Hilmasari 2003016028

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
A. PENDAHULUAN
Sejarah munculnya agama hampir bersamaan dengan awal kehidupan manusia.
Tidak ada suatu masyarakat manusia yang hidup tanpa ada suatu bentuk agama. Seluruh
agama tidak lain perpaduan kepercayaan keagamaan dan sejumlah upacara. Tentu saja
ini tidak mudah untuk dijelaskan sebab setiap agama mempunyai pandangan masing-
masing terhadap kepercayaan dan keagamaan tersebut.1 Agama menurut agama Hindu
ialah kepercayaan hidup pada ajaran-ajaran suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang
Widhi yang kekal abadi dengan tujuan untuk mencapai kedamaian rohani dan
kesejahteraan hidup jasmani. 2 Berdasakan hal itu mereka beranggapan bahwa penting
bagi setiap orang untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dengan penyerahan jiwa
pada Sang Hyang Widhi yang kekal.
Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara
menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaan itu. Menurut penelitian para ahli, secara umum dapat dikatakan
bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu berasal dari India, berlangsung dalam
kurun waktu yang panjang, kemudian kontak kebudayaan yang menyebar secara
perlahan-lahan dari daerah pesisir hingga sampai masalah agama dengan mendirikan
kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, akan tetapi pemerintah tidak mencampuri hal-
hal yang menyangkut materi ajaran dan tata cara peribadahan masing-masing agama.
Bagi kalangan umat beragama lain, agama Hindu khususnya di Indonesia akan
dilihat berbeda-beda. Bahkan Hindu di satu daerah coraknya juga bisa tampak
berbeda. Seperti umat agama Hindu di Bali memiliki perbedaan dengan agama Hindu
yang ada di negeri asalnya yaitu India. Bagi yang belum memahami keberadaan
ragam Hindu itu, mungkin akan melihatnya seperti parsial. Terlebih perbedaan itu
ternyata tidak hanya di permukaan kulit, seperti upacara, busana, dan lainnya.
Setidaknya kita dapat sekilas mempelajari tentang agama tersebut, guna mendapatkan
kehidupan yang harmonis dan saling memahami antar umat beragama di Indonesia.
Maka dari itu penulis akan membahas tentang agama Hindu dengan rumusan masalah:
1. Bagaimana sejarah Agama Hindu?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang ada di Agama Hindu?
3. Bagaimana ajaran dan ritual yang ada di Agama Hindu?

1
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 69.
2
Yusuf A Puar, Panca Agama di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Antara, 1997), hlm. 109.

1
B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Agama Hindu
Agama Hindu dalam bahasa Sanskerta yaitu Santana Dharma yang artinya
kebenaran abadi atau dalam istilah lain Vaidika-Dharma yang artinya pengetahuan
kebenaran. Agama Hindu merupakan sebuah agama yang berasal dari India. Agama
ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan
kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara
tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih
bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia
setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar
jiwa.
Agama Hindu merupakan percampuran antara kepercayaan dan agama
yang dibawa bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida atau bangsa asli
India. Sehingga masuknya agama Hindu ke India kira-kira pada tahun 1500 SM
melalui bangsa Arya yang masuk ke India pada tahun tersebut. 3 Perlu diketahui,
bangsa Dravida memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi sebelum kedatangan
bangsa Arya. Ini dibuktikan dengan adanya bukti sejarah di lembah sungai Indus
yang cukup maju pada tahun 2500 SM.
Dinamakan agama Hindu, karena di dalamnya mengandung adat-istiadat, budi
pekerti, dan gambaran kehidupan orang-orang Hindu. Agama ini juga
dinamakan Agama Brahma yang wujudnya sejak permulaan abad ke-8 SM, yaitu
suatu kekuasaan yang besar yang memiliki daya pengaruh yang tersembunyi yang
memerlukan amalan-amalan ibadat, seperti membaca doa-doa, menyanyikan lagu
pemujaan, dan memberikan korban-korban. 4 Selain agama Brahma, Hindu juga
memiliki nama lain, seperti agama Weda, agama Dharma, agama Upanishad, atau
agama Sri Khrisna. 5
Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi sekaligus merupakan
kumpulan adat-istiadat dan kedudukan yang timbul dari hasil penyusunan bangsa
Arya terhadap kehidupan mereka yang terjadi dari generasi ke generasi. Setelah
datang ke India, mereka dapat menundukkan penduduk asli (bangsa Dravida),

3
Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Widjaya, 1986), hlm. 41.
4
Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama-Agama Besar di India, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm.
18.
5
Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Widjaya, 1986), hlm. 41.

2
kemudian membentuk suatu masyarakat tersendiri di luar penduduk asli. 6 Oleh
karena bangsa Arya menang setelah mengalahkan bangsa Dravida, maka
kebudayaan bangsa Arya lebih unggul dan dominan terhadap kebudayaan bangsa
Dravida.
2. Prinsip-Prinsip Agama Hindu
Prinsip-prinsip Sanatana Dharma dibuat untuk menciptakan dan
mempertahankan kerja yang tepat dari suatu masyarakat dan anggotanya serta
pemimpinnya. Terlepas dari keadaannya, prinsip dan filosofi agama Hindu tetap
sama: tujuan akhir kehidupan manusia adalah mewujudkan bentuk aslinya. Ada 5
prinsip yang ada di dalam agama Hindu, yaitu:
a. Tuhan Ada
Menurut agama Hindu, hanya ada satu Ketuhanan Mutlak, kekuatan tunggal
yang menyatukan semua aspek keberadaan yang dikenal sebagai OM Mutlak
(kadang-kadang dieja AUM). Yang ilahi ini adalah Penguasa Segala Ciptaan
dan suara universal yang terdengar di dalam setiap manusia yang hidup. Ada
beberapa manifestasi ketuhanan dari OM, termasuk Brahma, Wisnu, dan
Maheswara (Siwa).
b. Semua Manusia Adalah Ilahi
Perilaku etis dan moral dianggap sebagai pengejaran hidup manusia yang
paling berharga. Misi suci semua manusia untuk membangkitkan jiwa mereka
dan membuatnya menyadari sifat ketuhanannya yang sejati.
c. Kesatuan Eksistensi
Para pencari bertujuan untuk menyatu dengan Tuhan, bukan sebagai individu
yang terpisah (kesatuan diri), melainkan hubungan yang lebih dekat (menyatu)
dengan Tuhan.
d. Kerukunan Umat Beragama
Hukum alam yang paling mendasar adalah tetap selaras dengan sesama
makhluk dan alam semesta.
e. Pengetahuan tentang Tiga G
Tiga G adalah Gangga (sungai suci di India tempat pembersihan dosa terjadi),
Gita (naskah suci Bhagavad-Gita), dan Gayatri (mantra suci yang dihormati

6
Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama-Agama Besar di India, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm.
19.

3
yang ditemukan dalam Rig Veda, dan juga puisi / intonasi dalam meteran
spesifik yang sama).
3. Ajaran dan Ritual Agama Hindu
a. Om Swastyastu
Agama Hindu mengajarkan salam persaudaraan dengan ucapan “Om
Swastyastu” salam ini dapat juga digunakan untuk memulai dan mengakhiri
setiap kegiatan. Namun khusus untuk mengakhiri suatu kegiatan dapat pula
diucapkan “Om Santi, Santi, Om “yang artinya “Semoga Damai” “ kata “Om”
yang berasal dari kata “A” merupakan simbol Brahma, sedangkan “U” adalah
simbol Wisnu yang merupakan simbol Syiwa, “ lalu di ucapkan kata AUM atau
“OM “ . Pada waktu mengucapkan salam, kedua tangan dicakupkan kedepan
dada dengan ujung jari mengarah ke atas, tetapi kalau keadaan tidak
memungkinkan boleh tidak dilakukan. Sedangkan yang menerima salam
seharusnya menjawab “Om swastiyastu” dengan sikap yang sama juga. 7 Ucapan
salam Om swastiastu tersebut salah satu bentuk atau cara dalam bertoleransi, hal
tersebut sifatnya baik dan positif sebagai implementasi dari berdemokrasi. 8
Dalam ajaran Hindu pengucapan Om Swastyasu (semoga Selamat rahmat
Tuhan Yang Maha Esa) merupakan pengucapan selamat kepada orang-orang
disekelilingnya. Orang Hindu percaya bahwa kalau kata ini diucapkan (Om
Swastyasu ) diucapkan, bunyi ini memiliki kandungan:
1.) Tiga Kitab Veda dari bagian pertama,
2.) Tiga dunia-bumi, atmosfer, dan langit
3.) Tiga Dewa utama-Brahmana, Wishnu, dan Shiwa.
Mantra adalah suatu ayat, kata atau sederet katakata yang dipercayai
memiliki daya kekuatan ilahi. Mantra diulangulang untuk meningkatkan
pengertian dan kesadaran para peserta ibadat akan Allah. Mantra dipercayai
dapat menjadi pembela pembebasan dari keduniawian, dan hal-hal sepele yang
biasanya menguasai pikiran manusia kedalam alam spiritual yang sekaligus
beraneka ragam. Umat Hindu sering menyanyikan mantra dengan tenang dalam
perjalanan mereka menuju ketempat.9

7
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 38.
8
Zikri Fachrul Nurhadi, dkk, “Komunikasi Keberagamaan tentang Makna Ucapan Salam Om Swastiastu
Antar Umat Beragama”, Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, (UIN Antasari, 2020), Vol. 19, No. 1, hlm. 88
9
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 38-39.

4
b. Konsep Ketuhanan Trimurti
Kepercayaan dalam agama Hindu terhadap kekuatan yang majemuk
menggiring ketuhanan Hindu kearah politeisme yang menuju banyak Dewa.
Diantara sekian banyak dewa yang dipuja sebagai sumber kekuatan, hakikatnya
terkoordinasi dalam ketuhanan Trimurti. Dalam agama hindu, kepercayaan
adanya Tuhan adalah dasar-dasar keyakinan umat beragama Hindu yang disebut
sebagai Panca Sraddha. Agama Hindu mengajarkan tentang keyakinan adanya
Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana agama-agama lain pada umumnya. Agama
Hindu memiliki dua konsep ketuhanan yaitu:10
1.) Nirguna Brahman (Tuhan yang tanpa wujud) yang disebut dengan
Brahman.
2.) Saguna Brahman (Tuhan dalam bentuk pribadi) yang merupakan dasar
konsep Trimurti.
Menurut hindu, dewa-dewa yang di manifestasikan tersebut juga dipanggil
sebagai Trimurti adalah tiga wujud Sang Hyang Widhi. Wujud-wujudnya adalah
Brahman, Wisnu dan Siwa.
Perwujudan Tuhan yaitu Brahma merupakan sumber, benih dan semua yang
ada. Secara filosofis, Dia merupakan tahap pertama dari manifestasi tentang
pernyataan keberadaan individual (ahankara). Gambaran Brahman memiliki
empat kepala yang menghadap empat penjuru(arah) yaitu yang mengatakan
empat weda. Empat Yoga (siklus waktu), dan empat Varna (pembagian
masyarakat yang didasarkan pada sifat, kecederungan dan ketrampilan).
Biasanya, wajahnya memiliki janggut dan mata tertutup dalam meditasi.
Keempat lengannya memegang benda-benda berbeda dalam sikap yang berbeda
pula. Lengan itu menyatakan empat arah. Benda yang dipegang biasanya berupa
aksamala (tasbih), kurca (kwas dari rumput kusa), Struk (sendok besar), Sruva
(sendok biasa), kamandalu (kendi) dan pustaka (buku).
Pengertian ethimologis, kata Wisnu berarti yang meliputi atau menyusupi
segalanya. Nama lain wisnu yang sangat umum dan terkenal adalah Narayana.
Penafsiran tentang Narayana yang umum dan terkenal adalah setelah peleburan
alam semesta dari siklus sebelumnya dan sebelum penciptaan berikutnya,
Narayana Tuhan tertinggi, jatuh tertidur pada alas tidur ular sesa (yang juga

10
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 41.

5
disebut Ananta), yang mengapung pada air lautan Ksirasamudera (lautan susu).
Salah satu kaki Narayana berada di pangkuan Dewi Laksmi. Wujud gambaran
wisnu yang paling umum memiliki satu wajah, empat lengan yang memegang
Sankha (kulit kerang), Cakra (jentera), Gada (pentungan), Padma (kembang
seroja) dan mengenakan kalung permata terkenal Kaustubha yang berayun-ayun
pada gelung rambut Sri vasta pada dada kiri. Dia juga mengenakan rangkaian
bunga atau permata yang bernama Vaijayanti.
Siwa dianggap memiliki tanggung jawab terhadap penyerapan alam
semesta. Ia merupakan perwujudan dari sifat yang memiliki kecenderungan
menuju pembubaran dan pelenyapan. Walaupun Siwa ini dilukiskan sebagai
penanggungjawab terhadap penghancuran, namun Siwa juga bertanggung
jawab terhadap penciptaan dan pemeliharaan juga. Hal yang mendasar dari
manifestasi Siwa sebagai pemuda sangat tampan, putih, anggota tubuhnya
dilumuri dengan abu tampak kuat dan mengkilat. Dia memiliki tiga buah mata
dimana yang ketiga berada di kening antara kedua alis mata, dengan empat
lengan, dua memegang trisula dan damaru (gendang kecil) sementara dua
lainnya dalam sikap Abhaya (memberi perlindungan) dan varada (mmberi
berkah) Mudra. Dia memiliki mahkota rambut panjang yang digelung, yang dari
rambut itu mengalir sungai Ganga. Dia juga mengenakan bulan sabit sebagai
mahkota. Sehelai kulit macan dan gajah menghiasi badanya sebagai pakaiannya.
Ada beberapa ekor ular disekujur tubuhnya yang membentuk kalung, ikat
pinggang Yajnopavita (benang suci) dan juga gelang tangan. Juga terdapat
rangkaian tengkorak kepala yang mengelilingi leher birunya.
c. Penyembahan Kepada Sang Hyang Widhi
Setelah memahami kemahaagungan Tuhan Yang Maha Esa, selanjutnya
bagaimana metode mendekatkan diri kehadapannya, sehingga keberadaan
Tuhan betul-betul dalam hidup setiap komunitas Hindu. Agar umat Hindu
memiliki kemantapan dan tetap ada jalan ketuhanan, didalam kitab suci Weda
diajarkan empat jalan yang disebut Catur Marga atau Catur Yoga, yang mana
masing-masing dari jalan tersebut memberi jaminan untuk kesuksesan dalam
menuju tuhan berdasarkan bakat kemampuan hidup. Catur Marga atau Catur
Yoga tersebut adalah: 11

11
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 57-60.

6
1.) Karma Yoga, adalah jalan atau usaha yang ditempuh untuk mencapai moksa
dengan melakukan perbuatan baik.
2.) Bhakti Yoga, adalah jalan menuju ke jalan Tuhan yang diwujudkan dengan
proses atas cara mempersatukan atman dengan Brahman dengan
berlandaskan atas cinta kasih yang mendalam kepada Sang Hyang Widhi
melalui sikap berpikir, berkata dan berbuat sebagai rasa sujud kehadapnnya.
3.) Jnana Yoga, adalah jalan mendekatkan diri dengan Tuhan melalui jalan
pengetahuan.
4.) Raja yoga, adalah jalan mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara
memusatkan pikiran kepadaNya agar kehadiran Tuhan dapat dirasakan di
dalam diri maupun sebagai darsan (penampakan) hakekat ketuhanan yang
dialami. Catur Warna adalah bakat keterampilan yang di miliki antara satu
dengan yang lainnya. Bakat yang dimiliki oleh setiap orang dibedakan
berdasarkan warna sebagai identitas pengabdiannya di masyarakat. Tidak
semua orang bisa mencapai tingkat Raja Yoga, karena demikian berat untuk
bisa diselesaikan dengan baikdan sempurna. 12

Keesaan Sang Hyang Widi dikuatkan lagi dengan kata-kata yang diambil
dari Upanishad, yaitu bahwa Sang Hyang Widi adalah tak terbentuk, tak
bertangan kaki, tidak berpancadriya, namun Ia mengetahui segala yang ada pada
makhluk.13
d. Pelaksanaan Yadnya
Yadnya berarti uapacara korban suci. Sebagai suatu pemujaan yang
memakai korban suci, maka Yadnya memerlukan dukungan sikap mental yang
suci disamping adanya sarana yang akan dipersembahkan atau dikorbankannya.
Sarana yang melengkapi pelaksanaan Yadnya diistilahkan dengan Upakara dan
sajen. Secara etimologi upakara mengandung pegertian pelayanan yang ramah
tamah atau kebaikan hati. Upacara Yadnya memberikan identitas tersendiri bagi
agama-agama tertentu yang membedakan dengan agama lainnya.
Adapun makna dan tujuan Yadnya adalah mengamalkan ajaran weda,
sebagai bukti terima kasih kepada Sang Pencipta, untuk meningkatkan kualitas

12
Joesoef Sou’yb, Agama-Agama Besar di Dunia, (Jakarta: Al Husna Zikra, 1996), hlm. 56.
13
Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha, (Jakarta: Gunung Mulia, 1994), hlm. 151.

7
diri, sebagai salah satu cara untuk menghubungkan diri dengan Tuhan yang
dipuja, Untuk menyucikan Diri.
e. Catur Marga Yoga
Kata Marga berarti jalan atau usaha dan kegiatan. Yoga berarti usaha
menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui bhakti. Ada empat
jalan keselamatan religious atau cara untuk menemukan keselamatan pribadi.
Terserah pada setiap penganut Hindu jalan mana yang diambil, meskipun
beberapa diantaranya lebih sulit dari pada yang lain. Keempat jalan untuk
keselamatan pribadi di dalam agama Hindu adalah sarana yang dapat digunakan
untuk menemukan pembebasan terakhir dari tingkaran lahir, hidup dan mati
yang tampaknya tidak ada habisnya. Catur Marga tersebut adalah Bhakti Marga
Yoga (jalan kesetiaan atau cinta), Karma Morga Yoga (jalan perbuatan baik),
Jhana Marga Yoga (jalan pengetahuan), Raja Marga Yoga. Diantara keempat
marga yoga tersebut diatas semuanya adalah sama, artinya tidak ada yang lebih
tinggi kedudukannya, Umat Hindu dapat memilih dari keempat Marga Yoga
tersebut tergantung dari bakat masing-masing dan jalan yang satu akan
terhubung dengan yang lain semuanya akan menjadi tujuan yang sama yaitu
Moksa.
f. Ajaran Tentang Dewa
Dalam ajaran agama Hindu menyakini eksistensi Dewa (yadevanagari).
Menurut keyakinan Hindu Dewa adalah makhluk suci, makhluk supernatural,
penghuni syurga, malaikat dan manifestasi dari Brahma (Tuhan Yang Maha
Esa), musuh para dewa disebut dengan Asura. Nama-nama Dewa dan Dewi
Dalam Agama Hindu tersebut adalah:14
1.) Agni (dewa api)
2.) Aswin (dewa pengobatan, putera dewa surya)
3.) Candhra (dewa bulan)
4.) Durgha (dewi pelebur, istri dewa siva)
5.) Ganesha (dewa pengetahuan, dewa kebijaksanaan, putera dewa siva)
6.) Indra (dewa hujan, dewa perang, raja surge)
7.) Kuwera (dewa kekayaan)
8.) Laksmi (dewi kemakmuran, dewi kesuburan, istri dewa visnu)

14
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 81.

8
9.) Saraswati (dewa pengetahuan, istri dewa Brahman)
10.) Sri (dewi pangan)
11.) Surya (dewa matahari)
12.) Waruna (dewa air, dewa laut dan samudra)
13.) Bayu (dewa angin)
14.) Yama (dewa maut, dewa akhirat, hakim yang mengadili roh orang mati)
Dewa-dewa tersebut kadang-kadang satu diantaranya dianggap menduduki
tempat tertinggi. Seperti Indra, Waruna dan Prayapati. iantara semua dewa-dewa
itu yang terutama sekali dan paling banyak mendapat puji-pujian ialah dewa
agni dan dewa api. Disamping juga dengan dewa indra dipandang sebagai dewa
rahmat yang membawa kebahagiaan.
Untuk mendalami ilmu pengetahuan tentang keberadaan Tuhan itu Esa,
maka tidak dapat lepas dari sastra-sastra yang merupakan tulisan-tulisan yang
terdapat dalam ajaran Hindu terutama dalam kitab weda. Di dalam sastra Hindu
dijelaskan bahwa Tuhan itu hanya satu adanya yang dalam sastra weda disebut
dengan nama tad yang berarti itu. Itu inilah kemudian disebut dengan nama
beraneka macam. 15
g. Sembahyang dalam Agama Hindu
Sembahyang dalam agama Hindu diawali dengan persiapan terlebih dahulu.
Sembahyang ini meliputi persiapan secara lahir dan batin. Adapun langkah-
langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:
1.) Asuci Laksana
Pertama-tama kita harus membersihkan badan dengan mandi.
2.) Pakaian
Pakaian pada waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih
serta tidak menganggu ketenangan pikiran.
3.) Bunga dan Kewangen
Bunga dan Kewangen adalah lambang kesucian karena itu perlu di
usahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika pada saat sembahyang
tidak ada kewangen, maka dapat diganti dengan bunga (kembang).
4.) Dupa

15
I Nyoman Parbasana, Panca Sradha, (Denpansar: Widya Dharma, 2009), hlm. 11.

9
Apinya dupa adalah simbul Sanghyang Agni, ialah saksi dan pengantar
sembah kita kepada Hyang Widhi, sehingga disamping sarana-sarana yang
lain maka dupa ini perlu juga di dalam sembahyang.
5.) Sikap Duduk
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadan sehingga
tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria
adalah bersilah dan adan tegak lurus. Sikap ini disebut dengan
“Padmasana” dan sikap duduk bagi wanita adalah “Barjrasana”, yaitu
sikap duduk bersimpuh dengan badan juga tegak lurus.

Setelah sikap badan itu baik, maka dilanjutkan dengan melaksanakan puja
Trisandhaya, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Asana
Asana ini adalah sikap duduk bersilah (bagi pria) dan bersimpuh (bagi
wanita) serta memusatkan pikiran kehadapan Hyang Widhi.
2) Pranayama
Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Guna untuk menenangkan dan
mengheningkan pikiran agar dapat menyatu dengan Hyang Widhi
3) Karasoddahana (pembersihan tangan)
Tangan kanan: Om Suddhamammam svaha (om bersihkanlah hamba).
Sedangkan tangan kiri: Om ati sudha mam svaha (om lebih bersihan
hamba).
Adapun urutan-urutan sembah tersebut adalah sebagai berikut, Sembah
Puyung, Sembah kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai
sanghyang Aditya, Sembah kehadapan Hyang Widhi sebagai Ista
Dewata/perwujudan Tuhan pada hari dan tempat persembahyangan, Sembah
kepada Hyang Widhi sebagai pemberi Anugerah, Sembah Puyung. Setelah
persembahyangan selesai maka dilanjutkan dengan mohon tirtha dan bija. Tirtha
adalah air suci, yaitu air yang telah disucikan dengan suatu cara tertentu dan
disebut dengan Thirta Wangsuh pada Hyanga Widhi (Ida Bhatara). Tirta ini
dipercikan di kepala, di minum dan dipakai mencuci muka. Hal ini dimaksudkan
agar pikiran dan hati kita menjadi bersih dan suci, yaitu bebas dari segala
kotoran, noda dan dosa, kecemaran dan sejenisnya. Sedangkan Wija atau bija
adalah biji beras yang dicuci dengan air cendana. Bija (wija) ini adalah lambing

10
kumara yaitu putra bija Bhatara (Dewa) siwa. Kumarah ini adalah benih ke siwa
an yang bersemayam di dalam diri setiap orang.16
C. KESIMPULAN
Agama Hindu merupakan sebuah agama yang berasal dari India. Agama ini
merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan
bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM
sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga
kini. masuknya agama Hindu ke India kira-kira pada tahun 1500 SM melalui bangsa
Arya yang masuk ke India pada tahun tersebut. Ada 5 prinsip yang ada di dalam agama
Hindu, yaitu: Tuhan Ada, Semua Manusia Adalah Ilahi, Kesatuan Eksistensi,
Kerukunan Umat Beragama dan Pengetahuan tentang Tiga G.
Ajaran dan ritual agama hindu ada berbagai macamnya, yaitu; Om Swastyastu
(salam persaudaraan dalam agama hindu), Konsep Ketuhanan Trimurti (Trimurti adalah
tiga wujud Sang Hyang Widhi. Wujud-wujudnya adalah Brahman, Wisnu dan Siwa),
Penyembahan Kepada Sang Hyang Widhi (Agar umat Hindu memiliki kemantapan dan
tetap ada jalan ketuhanan, didalam kitab suci Weda diajarkan empat jalan yang disebut
Catur Marga atau Catur Yoga), Pelaksanaan Yadnya (uapacara korban suci.), Catur
Marga Yoga (Catur Marga tersebut adalah Bhakti Marga Yoga, Karma Morga Yoga,
Jhana Marga Yoga dan Raja Marga Yoga), Ajaran Tentang Dewa (Hindu Dewa adalah
makhluk suci, makhluk supernatural, penghuni syurga, malaikat dan manifestasi dari
Brahma).
Kemudian dalam pelaksanaan sembahyangnya, ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan. Hal tersebut yaitu; Asuci Laksana atau membersihkan badan dengan
mandi, Pakaian yang dipakai bersih serta tidak menganggu ketenangan pikiran, Bunga
dan Kewangen perlu di usahakan yang segar, bersih dan harum, dupa yang tetap terjaga,
Sikap duduk yang baik untuk pria (Padmasana) dan sikap duduk bagi wanita
(Barjrasana) yang baik. Kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan puja Trisandhaya
dengan 3 langkah sebagai berikut:
1. Asana
2. Pranayama
3. Karasoddahana (pembersihan tangan)

16
Khotimah, Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya, (Riau: Daulat Riau, 2015), hlm. 83-87.

11
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Hasbullah. 1986. Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Widjaya.
Ghazali, Adeng Muchtar. 2002. Ilmu Perbandingan Agama. Bandung: Pustaka Setia.
Hadiwijono, Harun. 1994. Agama Hindu dan Budha. Jakarta: Gunung Mulia.
Khotimah. 2015. Agama Hindu dan Ajaran-Ajarannya. Riau: Daulat Riau.
Nurhadi, Zikri Fachrul dkk. 2020. “Komunikasi Keberagamaan tentang Makna Ucapan
Salam Om Swastiastu Antar Umat Beragama”. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah. UIN
Antasari. Vol. 19. No. 1.
Parbasana, I Nyoman. 2009. Panca Sradha. Denpansar: Widya Dharma.
Puar, Yusuf A. 1997. Panca Agama di Indonesia. Jakarta: Pustaka Antara.
Shalaby, Ahmad. 1998. Perbandingan Agama, Agama-Agama Besar di India. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sou’yb, Joesoef. 1996. Agama-Agama Besar di Dunia. Jakarta: Al Husna Zikra.

12

Anda mungkin juga menyukai