Hinduisme sebagian orang sebagai "agama tertua" di dunia yang masih bertahan hingga kini,
dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (Dewanagari: सनातन
[a]
धर्म),[b] artinya "darma abadi" atau "jalan abadi"[11] yang melampaui asal mula manusia.[12] Agama ini
menyediakan kewajiban "kekal" untuk diikuti oleh seluruh umatnya—tanpa
memandang strata, kasta, atau sekte—seperti kejujuran, kesucian, dan pengendalian diri.
Sebagai dasar keyakinan Hindu, Tattwa mencakup lima hal yang disebut Panca Sradha
(Widhi Tattwa atau Brahman, Atma Tattwa, Karmaphala Tattwa, Punarbhawa Tattwa
atau Reinkarnasi dan Moksa Tattwa).
Keyakinan tentang Brahman yaitu yakin dengan adanya Tuhan yang maha pencipta,
maha pemelihara dan pemrelina. Hindu berkeyakinan pada Monoteisme dan bukan
politeisme sebagaimana dugaan sejumlah pihak.
Kami menyebut Ekam Evam Sadviprah Bahuda Wadhanti yang artinya hanya ada satu
Tuhan, hanya orang Bijaksana menyebut dengan banyak nama. Memang ada
keyakinan adanya manifestasi Tuhan yang disebut Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, dan
Siwa, namun ketiga Dewa tersebut adalah merupakan manifestasi dari Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan fungsi dan perannya.
Susila
Tema yang kedua adalah tentang Susila (Etika). Susila berasal dari kata ”su” dan ”sila”.
Su berarti baik, dan sila berarti dasar, perilaku atau tindakan. Secara umum susila
diartikan sama dengan kata ”etika”. Definisi ini kurang lebih tepat, karena susila bukan
hanya berbicara mengenai ajaran moral atau cara berperilaku yang baik, tetapi juga
berbicara mengenai landasan filosofis yang mendasari suatu perbuatan baik harus
dilakukan.
Bandingkan dengan kata ”etika” yang berarti filsafat moral. Sebaliknya, kata ”moral”
berarti ajaran tentang tingkah laku yang baik.
Hindu memiliki tatanan prinsip Tri Kaya Parisudha, yaitu: manahcika (berfikir yang baik
dan mulia), Wacika (berkata yang baik dan benar), dan Kayika (berbuat yang baik dan
benar). Jadi, perilaku baik dan moral yang baik harus dilakukan manusia dalam semua
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kami juga memiliki motto “Vasudewa Kuthumbhakam” yang artinya semua kita
bersaudara dan Tat Twam Asi yang artinya kau adalah aku dan aku adalah engkau. Jadi
konsep bersaudara, toleransi, dan kerukunan telah menjadi darah daging bagi umat
Hindu.
Upacara
Tema yang ketiga secara singkat saya sampaikan tentang Upacara atau acara. Upacara
yang selalu diiikuti dengan Sesaji atau banten adalah merupakan upacara dalam bentuk
Yadnya atau persembahan suci berupa hasil bumi. Ini merupakan sebuah persembahan
yang dilakukan dengan lascarya atau tulus ikhlas, sebagai ungkapan bersyukur, rasa
terima kasih dan bhakti kepada Maha Pencipta dunia beserta isinya.
Persembahan suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/rohani dalam
kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu. Ada lima Yadnya
atau persembahan suci yang wajib dilakukan yaitu Dewa Yadnya (persembahan suci
kepada Tuhan), Pitra Yadnya (kepada Leluhur), Bhuta Yadnya (persembahan suci
kepada waktu/bhutakala/alam), Rsi Yadnya (kepada para Rohaniwan) dan Manusa
Yadnya (kepada manusia).
2. Kasta Ksatria
1. Bhakti Marga
Bahkti Marga adalah cara menghubungkan diri dengan Tuhan
berlandaskan cinta kasih mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Karma Marga
Jalan Karma Marga merupakan upaya untuk mencapai
kesempurnaan dengan kebajikan tanpa pamrih.
3. Jnana Marga
Jnana Marga adalah mempersatukan jiwatman dengan
paramatman yang dicapai dengan jalan mempelajari ilmu
pengetahuan dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan
keduniawian.
4. Raja Marga
Raja Marga adalah jalan rohani untuk mencapai moksa dengan tiga
jalan pelaksanaan, yaitu tapa-brata, yoga, dan samadhi. Tapa-brata
adalah latihan mengendalikan emosi atau nafsu dalam diri ke arah
positif.