Anda di halaman 1dari 5

Nama Siswa : Ni Made Ina Santika Dewi

Nim : 221031002
Kelas : Fisioterapi A7
Mata Kuliah : Agama Hindu
Dosen Pengampu : Drs. Dr. I Made Suasti,SE.,M.Fil.H
: Drs. I Ketut Donder, M.Ag.,Ph.D

1. Jelaskan agama hindu dikatakan sebagai agama tertua di dunia dan agama bersifat
sanatana dan nutana serta berikan contohnya ? (Soal Pak Suasti)
Jawab :
Agama Hindu disebut sebagai “agama tertua” di dunia yang masih bertahan hingga kini,
dan umat Hindu menyebut agamanya sendiri sebagai Sanātana-dharma (Dewanagari:
सनातन धर्म), artinya “darma abadi” atau “jalan abadi” yang melampaui asal mula
manusia. Agama ini menyediakan kewajiban “kekal” untuk diikuti oleh seluruh umatnya
—tanpa memandang strata, kasta, atau sekte seperti kejujuran, kesucian, dan
pengendalian diri. Para ahli dari Barat memandang Hinduisme sebagai peleburan atau
sintesis dari berbagai tradisi dan kebudayaan di India, dengan pangkal yang beragam dan
tanpa tokoh pendiri. Pangkal-pangkalnya meliputi Brahmanisme (agama Weda Kuno),
agama-agama masa peradaban lembah Sungai Indus, dan tradisi lokal yang populer.
Sintesis tersebut muncul sekitar 500–200 SM, dan tumbuh berdampingan dengan agama
Buddha hingga abad ke-8. Dari India Utara, “sintesis Hindu” tersebar ke selatan, hingga
sebagian Asia Tenggara. Hal itu didukung oleh Sanskritisasi. Sejak abad ke-19, di bawah
dominansi kolonialisme Barat serta Indologi (saat istilah “Hinduisme” mulai dipakai
secara luas), agama Hindu ditegaskan kembali sebagai tempat berhimpunnya aneka
tradisi yang koheren dan independen. Pemahaman populer tentang agama Hindu
digiatkan oleh gerakan “modernisme Hindu”, yang menekankan mistisisme dan persatuan
tradisi Hindu. Ideologi Hindutva dan politik Hindu muncul pada abad ke-20 sebagai
kekuatan politis dan jati diri bangsa India.
Praktik keagamaan Hindu meliputi ritus sehari-hari (contohnya puja [sembahyang] dan
pembacaan doa), perayaan suci pada hari-hari tertentu, dan penziarahan. Kaum petapa
yang disebut sadu (orang suci) memilih untuk melakukan tindakan yang lebih ekstrem
daripada umat Hindu pada umumnya, yaitu melepaskan diri dari kesibukan duniawi dan
melaksanakan tapa brata selama sisa hidupnya demi mencapai moksa. Susastra Hindu
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok: Sruti (apa yang “terdengar”) dan Smerti (apa
yang “diingat”). Susastra tersebut memuat teologi, filsafat, mitologi, yadnya (kurban),
prosesi ritual, dan bahkan kaidah arsitektur Hindu. Kitab-kitab utama di antaranya adalah
Weda, Upanishad (keduanya tergolong Sruti), Mahabharata, Ramayana, Bhagawadgita,
Purana, Manusmerti, dan Agama (semuanya tergolong Smerti). Dengan penganut sekitar
1 miliar jiwa, agama Hindu merupakan agama terbesar ketiga di dunia, setelah Kristen
dan Islam.

2. Jelaskan perkembangan agama hindu di bali sampai disebut menganut siwa sidhanta dan
apa yang dimaksud dengan siwa sidhanta ? (Soal Pak Suasti)
Jawab :
Masyarakat Bali sebelum kedatangan orang Majapahit terdiri dari berbagai aliran
kepercayaan dan terbagi dalam berbagai sekte, jauh sebelum kedatangan Hindu dari Jawa
atau Hindu Majapahit ke Bali, sejarah masuknya dan perkembangan Hindu di Bali setelah
masa zaman pra sejarah Bali. Yang mana pada zaman atau masa tersebut, masyarakatnya
belum mengenal tulisan, seiring berjalannya waktu pengaruh Hindu mulai masuk pada
masa kedatangan Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada. Gajah Mada adalah seorang
patih dari kerajaan Majapahit yang memiliki paham hindu-budha. Sejarah dan
perkembangan agama hindu di Bali tidak terlepas dengan agama Hindu di Jawa dan di
India dan dalam sejarahnya mengalami perpaduan dengan buddha. Itu mengakibatkan
agama Hindu di Bali dalam prakteknya tidak sama dengan agama hindu di India. Hindu
yang berkembang di Bali mengikuti budaya dan tradisi setempat, sehingga dalam
pelaksanaan sehari-hari, ataupun dalam pelaksanaan upacara keagamaan dan adat, bisa
saja berbeda jika dibandingkan dengan isi kitab suci agama Hindu yaitu Weda.
Ditemukan juga sebuah prasasti yang berisi tentang sejarah agama Hindu di Bali, yaitu di
Gianyar tepatnya di desa Pejeng yang menggunakan bahasa sansekerta. Dalam hal
tersebut, bahwa sejarah dan perkembangan agama hindu di Bali diduga dipengaruhi dari
Hindu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diperkirakan masuk ke Bali sebelum abad
ke-8 masehi. Prasasti tersebut bertuliskan kata “sivas siddhanata” dengan demikian abad
ke-8 siwa siddhanta sudah berkembang di Bali. Berkembangnya ajaran agama yang
dianut oleh raja dan rakyat tentunya melalui proses yang cukup lama, sehingga hindu
sekte siwa siddhanta sudah masuk secara perlahan-lahan sebelum abad ke-2 hingga ke-8
masehi. Di Bali sendiri pada masa kerajaan Mataram Kuno (antara 600-1000 masehi)
sudah ada kerajaan yang berpusat di Bedulu dengan raja keturunan dari Warmadewa, ada
kemungkinan kerajaan ini pada waktu tersebut mendapatkan pengaruh dari pedagang-
pedagang Hindu atau mungkin juga dari pengaruh kerajaan Mataram. Kemudian pada
akhir abad ke-10 di Bali diperintah oleh seorang raja yang bernama Marakata yang
merupakan adik dari Airlangga (Erlangga) keduanya adalah anak dari raja Udayana yang
merupakan raja dari Kerajaan Bedulu, Erlangga sendiri memerintah di pulau Jawa.
Kata “Siddhanta” dapat diterjemahkan sebagai “kesimpulan akhir”, sehingga secara
harfiah arti kata Siva Siddhanta adalah Siva sebagai kesimpulan akhir. Atau dengan kata
lain menempatkan Siva sebagai kesimpulan dan tujuan tertinggi. Paham Siva Siddhanta
berkembang subur di daerah suku Tamil di India Selatan dan juga di kawasan Kasmir.

3. Jelaskan hubungan harmonis antara kesehatan lingkungan makro kosmos dan mikro
kosmos sebagai hubungan kosmologi metafisik? (Soal Pak Suasti)
Jawab :
Mikrokosmos adalah dunia kecil, khususnya manusia sedangkan makrokosmos berarti
alam semesta. Hubungan antara mikrokosmos dan makrokosmos sangat erat,
kelangsungan hidup manusia tergantung makrokosmos. Menurut Buddhis dari berbagai
sutta, perbuatan manusia terhadap lingkungan maupun alam semesta mempengaruhi
kelangsungan hidup. Alam akan memberi pelakuan sama dengan perlakuan manusia
terhadap alam, maka lebih bijaklah dalam menjaga alam.
4. Dalam ajaran hindu bahwa makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Jelaskan
berpengaruh makanan terhadap kesehatan jasmani dan pikiran serta berikan contoh
makanan yang satwik ? (Soal Pak Suasti)
Jawab :
Dalam Ayurweda, dikatakan bahwa semua jenis makanan, yang tumbuh dibawah tanah
bersifat tamasik di alam, dan jenis-jenis yang tumbuh diatas pohon atau tanaman seperti
dedaunan, bunga, dan buah-buahan bersifat satvik di alam. Makanan yang bersifat satvik
memberikan ketenangan, kemurnian dan meningkatkan ketahanan, kecerdasan, kekuatan,
kesehatan, kebahagiaan dan membuat perasaan gembira. Contoh dari makanan berjenis
satvik adalah buah-buahan, sayur-sayuran, dedaunan, biji-bijian, sereal, susu, madu, dll.
Makanan-makanan tersebut bisa dikonsumsi seperti apa adanya. Seseorang bisa hidup
baik dengan makan makanan satvik seumur hidupnya. Makanan satvik biasanya ditanam
dilahan yang segar, musiman dan dibiakan secara lokal. Makanan-makanan yang
dikelompokan ke dalam sifat satvik adalah:
 Jenis makanan vegetarian tanpa bawang-bawangan (bawang merah, bawah putih
dan bagian lainnya dari tanaman bawang)
 Sereal yang tidak diolah berlebihan
 Biji-bijian
 Kacang-kacangan
 Susu dan semua keturunannya
 Madu
 Buah-buahan dan yang umumnya terasa manis dan menyegarkan
Mengkonsumsi jenis makanan sesuai dengan yang tersebut diatas akan membantu
menjaga pikiran tetap berada pada posisi tenang dan waspada, sehingga menyebabkan
meningkatnya konsentrasi dan mengurangi kelesuan. Makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi sehari-hari atau secara reguler adalah makanan jenis ini.

5. Jelaskan kesehatan sempurna sebagai keharmonisan Atma-Paramatma dan media yang


dapat digunakan untuk mencapainya ? (Soal Pak Suasti)
Jawab :
Badan jasmani atau tubuh manusia mempunyai makna penting bagi jiwaatma yang
menjadi akar hidup dan dilahirkan menjadi badan jasmani sebagai manusia. Tubuh
manusia pada hakekatnya adalah yoni dan jiwa-atma adalah lingga-nya sehingga sering
disebut dengan lingga sarira. kesehatan tubuh jasmani kita mesti diimbangi dengan
kesehatan rohani. Menurut filsafat Hindu, ada tiga elemen mendasar yang secara pasti
akan mampu memunculkan kebaikan bagi tubuh jasmani dan rohani kita. Ketiga elemen
tersebut adalah pikiran yang baik (manacika), perkataan yang baik (wacika), perbuatan
yang baik (kayika). Ini merupakan bagian dari Tri Kaya Parisudha, konsep Hindu yang
begitu hebat dan luar biasa jika diamalkan. Untuk mengharmoniskan kesehatan tubuh
dapat dilakukan dengan mengikuti semua ajaran agama sesuai kaedah kitab suci weda dan
melakukan persembahyangan atau Tri Sandhiya.

6. Ajaran hindu yang bersumber dari veda mengajarkan bahwa manusia itu terdiri dari Ti
Sarira da juga manusi itu dibungkus oleh lima lapisan tubuh yang paling kasar hingga
yang paling halus yang disebut Panca Maya Kosa. Jelaskan secara singkat dan benar
tentang Tri Sarira Dan Panca Maya Kosa tersebut ! (Soal Pak Donder)
Jawab :
Tri Sarira berarti tiga lapisan tubuh manusia yang memiliki fungsi dan kualitas yang
berbeda. Tiga lapisan tubuh terdiri dari Stula Sarira, Suksma Sarira, dan Antakarana
Sarira.
 Stula Sarira adalah lapisan terluar dari tubuh atau badan kasar (jasmani). Stula
Sarira adalah organ yang dapat dilihat dan disentuh.
 Suksma Sarira adalah lapisan tubuh yang tidak dapat dilihat atau disentuh, seperti
pikiran manusia.
 Antakarana Sarira adalah lapisan tubuh yang paling halus, yang disebut ‘Atman’.
Antakarana Sarira juga disebut badan penyebab.

Dalam Hindu dikenal adanya lima lapisan tubuh yang disebut Panca Maya Kosa yang
artinya lima lapisan tubuh spiritual yang membungkus badan manusia.
Kelima panca maya kosa tersebut adalah sebagai berikut
 Annamaya Kosa
Lapisan badan ini merupakan lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dan
tumbuh dari makanan.
 Pranamaya Kosa
Berdampingan dengan annamaya kosa adalah pranamaya kosa sebagai sarung
vital. Lapisan inilah yang memberikan nafas/energi yang menggerakkan lapisan
annamaya kosa
 Manomaya Kosa
Sesuai dengan katanya manomaya kosa adalah lapisan manah/pikiran yang
membungkus jiwa/atman yang lebih dalam dari pranamaya kosa.
 Vijnanamaya Kosa
Lebih dalam lagi adalah lapisan vijnanamaya kosa yaitu lapisan sarung pengertian
atau sarung pengetahuan sejati yang membungkus jiwa yang berupa akal budi.
 Anandamaya kosa
Lapisan inilah yang paling dalam membungkus dan paling dekat dengan sang diri
sejati/Jiwatman.

7. Kesehatan manusia memiliki hubungan antara kebutuhan makanan, minuman dan juga
kebutuhan pikiran dan spiritual atau agama. Jelaskan secara singkat dan benar hubungan
tersebut sesuai dengan teori kebutuhan dalam ajaran hindu ! (Soal Pak Donder)
Jawab :
Makanan yang dimakan manusia mempengaruhi kesehatan dan spiritual. Oleh karena itu,
manusia perlu memfungsikan manacikanya. Mana makanan yang berpengaruh terhadap
kesehatan dan spiritual. Demikian pula sebaliknya. Contohnya, makanan yang basi,
hilang rasa, busuk, berbau, bekas sisa dan tidak bersih menyebabkan manusia tamas
(malas).Lagi pula, makanan yang pahit, asam, asin, pedas, banyak rempah, keras dan
hangus pengaruhnya adalah kesusahan, kesedihan dan penyakit karena makan sejenis
seperti itu, berdampak pada prilaku manusia adalah rajas ( tidak bertanggung jawab, tapi
penuh aktivitas dan sejenisnya).Meminum minuman yang beralkohol juga sangat dilarang
oleh Agama dan dalam ajaran sapta timira ada yang disebut sura yang artinya mabuk oleh
minuman keras atau minuman yang beralkhol dan sangat dilarang oleh Agama. Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh makan terhadap kesehatan dan spiritrual dalam persepektif
Agama dan ilmu adalah makanan satvika, sangat baik karena tubuh menjadi sehat serta
pikiran jernih jadi spiritualpun akan baik, dan tidak melanggar ajaran Agama, juga secara
ilmu dibenarkan karena mampu memperbaiki sesuatu bidang atau disiplin dan sejenisnya.
Sedangkan mengkomsumsi makanan rajasika, dengan syarat dilaksanakan secara
bijaksana, masih dapat dikatagorikan baik, karena bermanfaat bagi tubuh,untuk
menambah energi dalam beraktivitas, mengingat manusia hidup perlu beraktivitas, tapi
tanggung jawab terhadap proses maupun hasil aktivitas yang dilaksanakan dengan kata
lain, Agamapun tidak melarang asal ada batasan secaara logika, begitu pula dari kajian,
ilmu juga tidak disalahkan bila mampu aktivitasnya mempebaiki sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai