Anda di halaman 1dari 18

PRIYATININGSIH, S.Ag ; M.Pd.

B
 PRIYATININGSIH, S.Ag ; M.Pd.B

 KAB, SEMARANG, 10 PEBRUARI 1970

 ALMT RUMAH : SEBAN, RT.09/ RW.02, DESA


PLUMBON, KEC. SURUH KAB. SMG

 ALMT KANTOR : KANTOR KEMENAG, KAB.


SMG, JL. CANDI ASRI , UNGARAN

 EMAIL : pundarika12@yahoo.co.id

 FB : PUNDARIKA SURYANI

 WA. 081225103409 / HP. 081575272056

 BB : 5E71792B
PENGERTIAN AGAMA BUDDHA

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata ‘agama’ berarti suatu


sistem, prinsip kepercayaan terhadap Tuhan. dengan ajaran
sembahyang/kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan.

Kata ‘agama’ dapat juga didefinisikan sebagai perangkat nilai-


nilai atau norma-norma ajaran moral spiritual kerohanian yang
mendasari dan membimbing hidup dan kehidupan manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat.

Dalam Buddha , kata “Agama” lebih dikenal dengan sebutan


Sasana atau Dhamma, yang secara harfiah, berarti kebenaran
atau kesunyataan.
Agama Buddha sering disebut Buddha
Dhamma atau Buddha Sasana, yaitu ajaran
yang mengantarkan seseorang yang
melaksanakannya agar dapat hidup bahagia
di dunia ini, setelah mati masuk surga dan
tujuan nya berhasil. Tujuan akhir umat
Buddha yaitu Tercapainya Nibbana.
SEJARAH PERKEMBANGAN
AGAMA BUDDHA
Sejarah menyatakan bahwa BUDDHA
GAUTAMA sebagai pendiri agama Buddha.

Sang Buddha (BUDDHA GAUTAMA) dikenal


oleh para umat Buddha sebagai seorang guru
yang telah sadar atau tercerahkan yang
membagikan wawasan-Nya untuk membantu
makhluk hidup mengakhiri :
1. ketidaktahuan/kebodohan ( avidyā),
2. kehausan/napsu rendah ( taṇhā), dan
3. penderitaan ( dukkha)
Agama Buddha mulai berkembang di India, yaitu tempat dimana
Buddha Gautama mengajarkan ajarannya.
Setelah wafatnya Buddha Gautama, ajaran tsb tdk lenyap begitu
saja, melainkan disebarkan oleh pr pemuka agama shg bertahan
sampai skrg diberbagai belahan dunia, khususnya di Asia
Pada akhir abad ke-5, seorang biksu Buddha dari India mendarat di
sebuah kerajaan di Pulau Jawa, Pada akhir abad ke-7, I Tsing,
seorang peziarah Buddha dari Tiongkok, berkunjung ke Pulau
Sumatera, yg kala itu mrpk bagian dari kerajaan Sriwijaya. Ia
menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat, dan
akhirnya ibukota Sriwijaya mrpk pusat penting unt pembelajaran
Buddhisme. I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu
Pd pertengahan abad ke-8, Jateng berada di bawah
kekuasaan raja-raja Dinasti Syailendra yg mrpk penganut
Buddhisme. Mrk membangun berbagai monumen Buddha di
Jawa, yg paling terkenal yaitu Candi Borobudur. Monumen ini
selesai di awal abad ke-9.

Pd akhir abad ke-13 seiring berkembang pesatnya pengaruh


Islam dari Timur Tengah, kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri
di Sumatera, dan segera menyebar ke Jawa dan Semenanjung
Malaya lewat sekelompok ulama yg dikenal dgn sebutan Wali
Sanga. Akibatnya Buddhisme mengalami penurunan
popularitas dan pada akhir abad ke-15 Islam adalah agama
yang dominan di nusantara dan Semenanjung Malaya.
Buddhisme diperkenalkan kembali ke nusantara pada abad
ke-19, dengan kedatangan pedagang dan orang-orang
Tiongkok, Srilanka dan imigran Buddhis lainnya.
SUMBER-SUMBER HUKUM
Sumber-sumber hukum agama Budha yaitu,
Kitab suci agama budha ( TRIPITAKA ), tripitaka terbagi 3
macam yaitu;
Kitab suci agama Buddha yang paling tua yang diketahui
hingga sekarang tertulis dalam bahasa Pâli dan Sansekerta;
terbagi dalam tiga kelompok besar yang dikenal sebagai
'pitaka' atau 'keranjang', yaitu :
1. Vinaya Pitaka
2. Sutta Pitaka, dan
3. Abhidhamma Pitaka
PERAN AGAMA :
merupakan sumber moral
merupakan petunjuk kebenaran
merupakan sumber informasi tentang masalah –
masalah diluar duniawi.
memberikan bimbingan rohani bagi manusia
baik di kala suka, maupun di kala duka.
FUNGSI AGAMA DALAM MASYARAKAT :

1. Agama di bidang social : dimana agama bisa membantu


para anggota-anggota masyarakat dlm kewajiban social.
2. Fungsi agama dalam keluarga
3. Fungsi agama dlm sosialisasi : dpt mbantu individu unt mjd
lebih baik diantara lingkungan masyarakat-masyarakat
yang lain supaya dapat berinteraksi dengan baik.
MOTIVASI DAN TUJUAN BERAGAMA

MOTIVASI
 Di dalam agama Buddha kita dapat menemukan dua bentuk
motivasi, yaitu :
 1. . Motivasi yang rendah / motivasi yang masih diliputi oleh
kepentingan pribadi , yaitu motivasi yang masih dilandasi oleh
keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin
(moha) atau seringkali disebut sebagai akusalakamma.
2. motivasi yang luhur / motivasi yang tidak lagi dilandasi oleh
kepentingan pribadi yaitu motivasi yang tidak lagi dilandasi oleh
keserakahan (lobha), kebencian (dosa), dan kebodohan batin
(moha).
MOTIVASI BUDDHIS

hukum karma
anicca/ ketidak kekalan
ehipassiko

TUJUAN BERAGAMA
mencapai kebahagiaan di dunia ini dan dunia
selanjutnya
TOLERANSI HIDUP BERAGAMA

Teladan luar biasa dari toleransi umat Buddha ditunjukkan oleh


Kaisar Asoka. Salah satu dekritnya terukir di batu karang, yang
masih ada sampai hari ini di India:“Seseorang seharusnya tidak
hanya menghormati agamanya sendiri dan mencela agama lain,
tapi juga harus menghormati agama lain karena satu dan lain hal.
Dengan bertindak demikian, seseorang membantu agamanya
sendiri untuk tumbuh sekaligus memberikan pelayanan bagi
agama lain. Dengan bertindak sebaliknya, seseorang menggali
kubur bagi agamanya sendiri sekaligus merugikan agama la
Suatu ketika, seorang pengikut agama lain menjadi yakin
bahwa pandangan Buddha adalah benar dan pandangan
gurunya adalah keliru, dia memohon kepada Buddha untuk
menerimanya sebagai murid-Nya. Namun Buddha
memintanya untuk mempertimbangkannya kembali dan
tidak tergesa-gesa. Ketika orang tersebut mengungkapkan
hasratnya kembali, Buddha memenuhi permintaannya dengan
syarat dia meneruskan dukungan dan rasa hormatnya kepada
gurunya yang dulu.
KAIDAH DAN ETIKA AGAMA BUDDHA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN

Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas


menolong semua makhluk.
Menolak semua keinginan nafsu keduniawian.
Mempelajari, menghayati dan mengamalkan
Dharma(mengendalikan pikiran).
Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna.
PENGERTIAN MANUSIA DAN KOMPONEN
PENTING DALAM DIRI MANUSIA

Menurut agama Buddha, manusia adalah gabungan jiwa dan


tubuh dari batin dan jasmani ( nama rupa ). Bagian “ batin “
dibagi dalam empat kelompok, yaitu : perasaan ( vedana ) ;
pencerapan, berupa kesan – kesan, gambaran atau gagasan
dan konsep ( sanna ), bentuk – bentuk pikiran atau bentuk
karma dan sejenisnya ( sankhara ), dan kesadaran ( vinnana ).
Empat kelompok batin inilah yang merupakan unsur non fisik
dalam diri manusia yang secara bersama – sama dianggap
sebagai batin ( nama ). Bersama dengan unsur jasmani ( rupa ),
yang disebut manusia ini dikenal sebagai lima agregat (
pancakkhandha ) yang membentuk sesosok individu.
PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT
AGAMA BUDDHA

Proses terbentuknya bumi dan manusia yang muncul di bumi ini


diuraikan oleh Sang Buddha dalam Aganna Sutta, Patika Sutta
dan Brahmajala Sutta, yang merupakan bagian dari Digha
Nikaya, Sutta Pitaka.

Anda mungkin juga menyukai