Anda di halaman 1dari 11

Ada beberapa kitab yang menegaskan betapa

berharganya kesehatan tersebut, seperti : dapat kita


temukan pada 18 prinsip Buddha Amitabha, salah satu
dari prinsip tersebut, menyebutkan : Kesehatan
merupakan Harta yang paling berharga. Sementara itu
pada Dhammapada XV : 205, kita dapat menemukan
pula, “Kesehatan merupakan keuntungan terbesar,
merasa puas adalah kekayaan yang paling berharga,
dipercaya adalah sanak keluarga yang baik, Nibbbana
adalah kebahagiaan tertinggi.
KELUARGA BERENCANA
Agama Buddha memandang keluarga berencana dari sudut
pandang kelahirannya, kelahiran menurut agama Buddha
disebut punarbhava. Kelahiran merupakan awal kehidupan
saat ini, dan kematian adalah akhir dari kehidupan saat ini.

 Kelahiran dan kematian merupakan lingkaran kehidupan


yang selalu dialami setiap makhluk hidup selama masih
diliputi oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.

 Proses terjadinya kelahiran tidak lepas dari hukum sebab


musabab yang saling bergantungan.

 Memilih cara KB yang terpenting adalah tidak melanggar


sila, khususnya sila pertama dari pancasila Buddhis.
CLONING

Cloning pada prinsipnya adalah kembar yang ditunda, pada


cerita jataka dan therigatha diceritakan mengenai kelahiran 500
orang putra raja sekaligus dari seorang ibu, dari 500 putra raja
ini hanya putra sulung yang berasal dari rahim, sedang yang lain
berasal dari darah yang menyertai kelahiran, dan ke 500 putra
raja ini akhirnya mencapai Pacceka Buddha.
Umat buddha tidak perlu mendukung atau menentang kloning ,
karena berdasarkan asas-asas yang kita anut yaitu: cinta kasih,
kasih sayang, simpati, sila dan asas manfaat. Kita melihat
tegnologi kloning dengan kacamata yang jernih, yaitu bila suatu
tegnologi tidak ditujukan untuk merugikan makhluk lain
maupun diri sendiri maka tentu tegnologi itu masih memiliki
pijakan kemanusiaan yang cukup kuat.
BAYI TABUNG

Kelahiran dlm pandangan agama Buddha adalah penerusan kembali


dari kehidupan sebelumnya sesuai dgn karmanya masing-2.
Ada 4 macam cara kelahiran :
 Jalabuja yoni , kelahiran melalui kandungan
 Andaja yoni, kelahiran melalui telur
 Samsedaja yoni, kelahiran melalui kelembaban
 Opapatika , kelahiran secara spontan
Dalam pandangan Agama Buddha, Semua jenis kelahiran tidak
menjadi suatu masalah karena melalui apapun suatu makhluk itu
dilahirkan, semuanya ditentukan oleh karmanya masing-masing
dimasa yang lampau
ABORSI

Tindakan aborsi adalah merupakan pelanggaran sila


pertama dari pancasila buddhis, yaitu melakukan
pembunuhan terhadap makhluk hidup.
Syarat terjadinya pembunuhan :
Adanya makhluk hidup
Sadar bahwa makhluk itu hidup
Ada pikiran/niat untuk membunuh
Melakukan pembunuhan
Makhluk itu mati
TRANSFUSI DARAH DAN
TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH
Pengorbanan dalam agama buddha adalah pengembangan
paramita atau kesempurnaan yg harus dipraktekkan oleh semua
calon Buddha, mereka berkorban karena dorongan hati nurani.
Mereka tidak hanya mengorbankan barang-barang yang dimiliki
tetapi juga mengorbankan jiwa dan raganya sendiri.

 ‘korbankanlah dirimu, dan itu adalah kewajibanmu sendiri,


jangan menunggu perintah orang lain”. (Sanghyang
Kamayanikan 32)

 Sekalipun pengorbanan itu menurut orang lain merupakan suatu


penderitaan, ia sendiri tidak merasakannya sebagai penderitaan
KESEHATAN DAN KEBERSIHAN
LINGKUNGAN
 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan telah
diajarkan oleh Sang Buddha kepada siswa-siswanya,
seperti yang terdapat dalam patimokkha sila.
 Paham tanpa aku(anatta) memandang manusia
sebagai bagian dari sistem alam dan bukan sebagai
makhluk tertinggi penguasa alam.
 Landasan dasarnya adalam hukum Paticca
samuppada, yaitu hukum sebab akibat yang saling
bergantungan.
Manusia merupakan satu kesatuan dari unsur jasmani dan
rohani, mengenai pemahaman yang benar terhadap tubuh
yang rapuh yang merupakan sarang suatu penyakit yang
justru akan mendorong agar manusia memperhatikan
perawatan tubuhnya dengan baik. “Perhatikanlah tubuh
yang indah ini, penuh penyakit, terdiri dari tulang blulang,
lemah dan perlu banyak perawatan, keadaan tidak kekal
serta tidak tetap” (Dhp. XI. 147). Perilaku yang bersih dan
sehat akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat
pula, begitu pula sebaliknya lingkungan yang bersih dan
sehatakan mendorong perilaku yang bersih dan sehat pula,
walaupun diri sendiri merupakan factor utama dalam
menciptakan keadaan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai