PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4). Perbuatan (tingkah laku )
5). Penghidupan (mata pengcaharian )
6). Usaha (daya upaya)
7). Perhatian ( renungan )
8). Samadi (pemusatan pikiran )
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka. Kitab Suci ini terdiri atas
tiga bagian:
1). Winayapitaka berisi peraturan tentang hukum agama Buddha.
2). Sutrantapitaka berisi wejangan-wejangan Sang Buddha.
3). Abhidarmapitaka berisi keterangan dan penjelasan soal-soal keagamaan.
Agama Buddha juga mengajarkan tidak adanya penggolongan atau
pembedaan dalam susunan masyarakat. Jadi, dalam agama Buddha tidak
mengenal adanya pembagian kasta. Dalam perkembangannya, agama Buddha
pecah menjadi dua aliran :
1). Buddha Mahayana (Kerajaan Besar). Menurut aliran buddha mahayana,
manusia dapat mencapai surga dengan perantaraan Bodhisatwa. Bodhisatwa
adalah manusia yang telah mencapai kedudukan sebagai Buddha, tetapi
menangguhkannya agar bisa kembali ke dunia untuk menolong manusia
mencapai nirwana (surga).
2). Buddha Hinayana (Kendaraan Kecil). Aliran Buddha Hinayana
berpendapat bahwa usaha mencapai surga hanya dapat dilakukan oleh manusia
secara perorangan.
3
Menurut Hinayana, Tuhan diyakini sebagai dzat pencipta yang kuasa
tetapi tidak secara personal dikonsepkan. Sedangkan menurut Mahayana,
Tuhan dikonsepkan secara personal dengan Adibuddha/ Boddhisatva (dalam
beberapa sekte disebut dengan Avalokivestara).
b. KitabSuci
Sebelum kitab suci agama Buddha tersusun sepertis ekarang, awalnya
hanyalah diteruskan dari lisan kelisan oleh para pemukanya. Dapat berupa
khotbah, kata mutiara, syair, cerita, peraturan dll. Kumpulan tersebut kemudian
dikelompokkan masing- masing yang disebut Pittaka (keranjang) yang
kemudianterkenal Tripittaka (tigakeranjang).
Penyusunan kitab suci secara lengkap dilakukan pada masa raja Ashoka
(313 SM), dan diteliti ulang pada 77 SM. Adapun kitab tersebut adalah :
1.Suttapittaka, berisi tentang lima bagian pokok ajaran Buddha
2.Vinayapittaka, berisi tentang peraturan untuk mengatur tata tertib jemaat atau
Sangha dan kehidupan para Bhiksu (225 peraturan)
3.Abdhi dharma pittaka, berisi tentang ajaran yang lebih mendalam tentang
hakekat hidup dan tujuan hidup manusia.
c. Pancasila Buddha/ etika
Dalam agama Buddha terdapat ajaran atau aturan tentan etika, yaitu :
1. PannnatipaVeramaniSikkhapadangSammadiyammi
(saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk
hidup).
2. AdinnadanaVeramaniSikkhapadangSammadiyammi
(saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari mengambil sesuatu yang
tidak diberikan).
3. KamesuMicchacaraVeramaniSikkhapadangSammadiyammi
(saya bertekad melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila).
4. MusavadhaVeramaniSikkhapadangSammadiyammi
(saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari ucapantidak benar).
4
5. Surameraya MajjapamadatthanaVeramani Sikkhapadang Sammadiyammi
(saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari konsumsi segala zat yang
dapat menyebabkan hilangnya kesadaran).
d. Tri Ratna
Ajaran agama Buddha tersimpul dalam kesaksian keimanan yang
disebut“ TRI RATNA “ (tiga rangkaian mutu manikam). Kesaksian ini
berbentuk credo (syahadat) yang berbunyi:
1.Budham Saranam Gacchami : saya mencari perlindungan kepada sang
Buddha
2.Dharman Saranam Gacchami : saya mencari perlindungan kepada Dharma
(aturan- aturan agama)
3.Sangham Saranam Gacchami : saya mencari perlindungan kepada Sangha.
Pengakuan kepada Dharma berarti mempercayai kebenaran hokum dengan
kewajiban menjalankan dasar ajaran kelepasan hidup serta peraturanlainnya.
Dasar kelepasan hidup yang disebut Arya- Satyami, terdiri dari empat
kenyataan hidup:
1. Dukha: penderitaan hidup
2.Samudaya: sebab, keinginan pada hidup sehingga menyebabkan dilahirkan
kembali, karena haus akan kesenangan
3.Nirodha: pemadaman, pemadaman keinginan sehingga lepas dari
kesengsaraan.
4.Marga: jalan kelepasan, ada delapan jalan untuk memadamkan penderitaan,
yakni: percaya yang benar, maksud yang benar, perkataan yang benar,
perbuatan yang benar, hidup yang benar, usaha yang benar, ingatan yang benar,
samadhi yang benar.
e. Upacara Keagamaan
Secara umum upacara keagamaan dalam agama Buddha dihitung
berdasarkan perhitungan bulan.Upacara itu dilakukan untuk memperingati
kelahiran, kelepasan, dan kematian orang- orang penting dalam agama Buddha.
5
2.3 Karakteristik Agama Buddha
1. Para umatnya Berlindung pada Tiga Permata (Tiratana): yaitu
Buddha, Dhamma dan Sangha.
2. Tidak mempercayai bahwa dunia ini diciptakan dan diatur oleh ‘sosok
makhluk Adikuasa’ atas kehendaknya.
6
2.4 Peribadatan dalam Agama Buddha
Ibadah umat Buddha disebut puja bakti. Tidak jarang ada yang
menyebut kebaktian dan chanting. Puja bakti biasanya dilakukan rutin setiap
hari Minggu di vihara. Tata ibadah puja bakti berbeda-beda sesuai dengan
aliran dan sekte masing-masing. Puja bakti bakti dimulai dengan salam
pembuka yang diucapkan pemimpin kebaktian. Pemimpin puja bakti biasanya
adalah pandita (romo/ramani) atau sesekali dipimpin oleh muda-mudi.
Pemimpin puja bakti lalu mempersilakan umat untuk berlutut dan beranjali
(sikap merangkapkan tangan di depan dada). Lalu dengan dipandu oleh
pemimpin puja bakti, umat melafalkan namakara gatha (syair penghormatan).
Setelah selesai melafalkan setiap bait, umat akan ber-namakara (posisi sujud
dengan lima titik menyentuh lantai: dahi, telapak tangan, siku, lutut, dan jari
kaki). Syair penghormatan berisi tiga bait, sehingga umat akan ber-
namakara sebanyak tiga kali. Kemudian umat dipersilakan duduk kembali.
Pemimpin puja bakti memandu umat untuk membacakan pubba-
bhaganamakara (kalimat penghormatan awal) bersama-sama. Dilanjutkan
dengan membaca saranagamana gatha (syair pernyataan perlindungan) atau
bisa diibaratkan dengan syahadat dalam agama Buddha.
Selanjutnya, apabila puja bakti tidak dihadiri oleh bhikkhu, umat lanjut
membacakan Pancasila (Lima Latihan Moral). Pancasila berisi tekad umat
Buddha untuk menghindari perbuatan tercela, seperti menghilangkan nyawa
makhluk lain, mengambil barang yang tidak diberikan, berbuat asusila,
mengucapkan hal yang tidak benar/dusta, dan mengonsumsi zat memabukkan
dan membuat hilangnya kesadaran. Apabila puja bakti akan dihadiri bhikkhu,
pembacaan Pancasila akan ditiadakan karena akan dipandu langsung oleh
bhikkhu.
7
4. Saccakiriya gatha (syair pernyataan kebenaran).
5. Manggala sutta (khotbah tentang berkah utama).
6. Karaniya metta sutta (khotbah tentang cinta kasih).
7. Brahmavihara pharana (perenungan empat sifat luhur).
8. Abhinhapaccavekkhana (perenungan kerap kali) secara bersama-sama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah. Terutama dalam memahami
agama Budha dan sejarahnya sebagai pengetahuan bagi kami semua untuk
mengenali agama yang berada di Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
10