Agama Buddha berasal dari India bagian utara, sekitar abad
6 sebelum Masehi.
Agama ini diperoleh namanya dari panggilan yang diberikan kepada penggagasnya, Siddharta Gautama.
Panggilan itu berasal dari akar kata Bodhi (hikmat). Pada masa selanjutnya Buddha diartikan sebagai Yang Sadar, Yang Cemerlang, dan Yang Beroleh Terang. Masa Kehidupan Sang Buddha Selama menjalani hidup, Buddha mengalami 3 peristiwa penting seperti tertulis dalam Tipitaka Pali. Kelahiran Bodhisatta Penerangan Sempurna Parinibbana Penyebaran Agama Buddha Dari India, agama Buddha menyebar ke Sri Lanka. Dari India dan Sri Lanka, agama Buddha menyebar ke Asia Tenggara dan sekarang berakar kuat di Thailand dan Myanmar.
Dari Asia Tengah, agama Buddha pertama kali masuk ke Cina, kemudian agama Buddha dibawa dari India. Banyak peziarah Cina membawa kekayaan naskah agama Buddha dari India ke China. Dalam masyarakat China, agama Buddha mengalami akulturasi dengan kebudayaan masyarakat setempat.
Dari China, agama Buddha menyebar ke Vietnam dan Korea. Dari Korea, agama Buddha mencapai Jepang dan menyebar ke negara-negara Barat. Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya. Buddha Jenis Buddhisme Buddhisme Theravada (kendaraan kecil) Dijalankan di Sri Langka, Myanmar, Thailand dan Asia Tenggara. Ajarannya berdasar pada Pali Canon. Theravada berarti jalan bagi kaum-kaum tua. Kaum ini menekankan bahwa Buddha hanyalah seorang manusia yang mencapai pencerahan dan pencerahan dapat dicapai dengan mengikuti teladan dan pengajarannya. Buddhisme Mahayana (kendaraan besar) Mereka percaya ada banyak buddha yang lain. Salah satu inti ajaran Buddhisme Mahayana terdapat pada praktik bodhicitta. Bodhicitta ditujukan untuk memperoleh pencerahan dan rasa kasih sayang. Persamaan Mahayana dan Theravada Diakuinya Buddha Sakyamuni sebagai Guru Empat Kebenaran Mulia Delapan Jalan Tengah Paticca-Samuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan Keduanya tidak mengakui adanya makhluk yang menciptakan atau mengatur dunia ini Keduanya menerima Anicca (ketidakkekalan), Dukkha (penderitaan), Anatta (tanpa isi) dan Sila.
Ajaran Pokok Buddha Empat Kebenaran Mulia Delapan Jalan Kebenaran Pancasila Empat Kebenaran Mulia Sepanjang hidupnya manusia mengalami penderitaan. Ajaran Buddha ditujukan untuk membantu manusia supaya mengerti dan dapat mengatasinya. Penyebab penderitaan adalah keinginan manusia akan hidup enak, kesenangan, dan uang. Menyingkirkan keinginan berarti menyingkirkan penderitaan. Jalan tengah antara askese (materialistik) dan hedonisme(kesenangan) satu-satunya jalan menghilangkan keinginan yang kuat itu.
Delapan Jalan Kebenaran Pancasila Mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda hidup. Mereka tidak boleh mengambil barang bukan miliknya. Mereka tidak boleh menyalahgunakan seks. Mereka tidak boleh menggunakan kata-kata yag tidak pantas, seperti berbohong dan gosip. Mereka tidak boleh menggunakan obat terlarang dan alkohol, karena barang ini akan menyebabkan hilangnya kesadaran.
Doa Umat Buddha di Tibet dan Nepal menggunakan tasbih untuk membantu dalam berdoa. Satu tasbih mempunyai 27, 54, atau 108 manik. Manik digunakan untuk menghitung berapa kali bersujud, menyebutkan jumlah mantra, dan menambah konsentrasi. Didalam tasbih biasanya ada 3 untaian manik yang besar untuk mengingatkan tempat perlindungan pada Buddha, Dharma, dan Sangha. Setiap vihara biasanya ada roda putar, masing-masing roda berisi pujian sehingga mantra bisa berulang sampai berkali-kali ketika roda diputar. Meditasi Ada dua bentuk meditasi dasar, yaitu : Samatha Dilakukan untuk meciptakan perkembangan pikiran dan ketenangan sejati. Meditasi jenis ini membebaskan pikiran dan mengarahkan ke fokus tertentu. Vipassana Dilakukan untuk memberikan pemahaman mandalam akan kebenaran terhadap hal-hal yang dapat berubah-ubah(anicca), ketidakpuasan(dukkha), dan ketidakabadian jiwa(anatta). Hari Raya Agama Buddha Waisak Kathina Asadha Maggha Puja Hukum Karma Karma (kamma) merupakan salah satu hukum yang berdasarkan prinsip sebab akibat.
Bentuk Karma Perbuatan yang tidak mengandung unsur kehendak dengan sendirinya tidak tergolong kamma: Perbuatan yang netral murni Perbuatan-perbuatan yang kelihatan baik atau jahat, namun tidak disertai kehendak
Bentuk Kamma Kamma dari Segi Perbuatan atau Salurannya Kamma menurut Sifatnya Kamma menurut Fungsinya Kamma dari Segi Perbuatan atau Salurannya
1. Kusala-kamma = perbuatan baik, yang berakar dari kusala-mula, 3 akar kebaikan yaitu: - Alobha : tidak tamak - Adosa : tidak membenci - Amoha : tidak bodoh.
2. Akusala-kamma = perbuatan jahat, yang berasal dari akusala- mula, 3 akar kejahatan: - Lobha : ketamakan - Dosa : kebencian - Moha : kebodohan.