6,982x
Hari Suci Asalha Puja (Pali)/Asadha (Sansekerta), diperingati 2 bulan setelah Hari Raya
Waisak, guna memperingati 3 peristiwa penting :
2. Buddha bersama Pancavagiya membentuk Ariya Sangha untuk pertama kalinya.
Hari Suci Asalha Puja tahun 2015 ini jatuh pada tanggal 30 Juli, dan kemudian diikuti sehari
setelahnya, yaitu 31 Juli, merupakan awal masa Vassa bagi para bhikkhu (masa para bhikkhu
melakukan retreat untuk melatih dan membina dirinya selama tiga bulan).
Peristiwa suci Asalha merupakan peristiwa yang mempunyai arti yang amat penting, bahkan
mempunyai nilai keramat bagi kemanusiaan. Sebab, dengan terjadinya peristiwa Asalha itulah,
maka sampai saat ini umat Buddha masih dapat mengenal Buddha Dhamma yang merupakan
rahasia hidup & kehidupan ini; Buddha Dhamma yang indah pada awalnya, indah
pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya.
- Khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana.
Buddha menimbang, manusia sangat senang kenikmatan dan menjauhi kesengsaraan, tentu
sulit memahami dhamma yang telah diperoleh-Nya. Brahma Sahampati, penguasa dunia muncul
sambil merangkap kedua tangannya memohon Buddha agar mengajarkan dhamma dan berkata
“Ada makhluk-makhluk dengan sedikit debut pada matanya yang akan tertolong dengan
mempelajari dhamma, menyadarkan mereka yang selama ini menganut ajaran keliru.”
Terdorong oleh kasih sayang, Buddha mengamati dunia melihat pelbagai tingkatan pembawaan
dan kemampuan para makhluk, lalu berkata “Terbukalah pintu menuju kekekalan, hendaknya
mereka yang dapat mendengar, menjawabnya dengan keyakinan” (Vin.I, 4-7).
Kelima teman seperjuangan petapa pada mulanya tidak percaya kalau Siddhatta telah mencapai
penerangan sempurna. Setelah mendengar hal-hal baru yang tidak pernah mereka ketahui
sebelumnya, mereka mau menerima petunjuk dari Buddha. Khotbah yang pertama inilah
dinamakan Pemutaran Roda Dhamma (Dhammacakkappavattana-sutta).
1. Memberi petunjuk agar menghindari hal yang ekstrem seperti memanjakan diri, mengumbar
nafsu dan menyiksa diri.
3. Memahami Empat Kebenaran Mulia : memahami duka, asal mula duka, lenyapnya duka dan
jalan melenyapkan duka.
4. Memahami prinsip jalan tengah yang disebut juga Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Kondanna yang pertama kali berhasil menjadi Sotapanna, mendapat julukan Annata-Kondanna,
yang artinya telah mengerti dhamma, kemudian memohon kepada Buddha untuk ditahbiskan
menjadi bhikkhu. Berturut-turut, Vappa dan Bhaddiya menyusul Mahanama dan Assaji setelah
mempelajari khotbah dhamma berikutnya, mereka berhasil mencapai Arahat.
Bagi seorang dhammaduta, perlu memiliki semangat misioner sebagaimana Buddha katakan
kepada 60 siswa yang berhasil menjadi Arahat untuk membabarkan dhamma. “Pergilah
mengembara demi kebaikan orang banyak, membawa kebahagiaan bagi orang banyak atas
dasar kasih sayang terhadap dunia, untuk kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan para
dewa dan manusia.”
Selain itu seorang dhammaduta dapat membabarkan dhamma dan mengajak umat untuk
menguji dhamma sendiri sejalan dengan tradisi atau latar belakang seseorang terhadap ilmu
pengetahuan modern tanpa keinginan mendapat pengikut atau mengubah keyakinan yang
sudah dianut seseorang, berbagi pengalaman cara mengatasi penderitaan hidup, meluruskan
pandangan yang salah, membersihkan noda pikiran/batin, meninggalkan hal-hal yang buruk
atau menyedihkan, berusaha untuk bangkit serta bersemangat hingga mencapai sukses
kembali, mencapai pencerahan dan kebahagiaan.
Bagi seorang perumah tangga atau awam dapat belajar dhamma, mempraktikkan dhamma
(ehipassiko) dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari agar menjadi umat Buddha yang cer-
das, sejahtera, bijaksana, bahagia dan memberikan manfaat kepada orang lain.
Belajar ajaran Buddha memiliki beberapa aspek yaitu: Mengetahui atau mengingat (pariyatti),
melaksanakan (paripatti) dan mencapai penembusan (pativedha).
Ibarat seorang penderita sakit, yang tidak bisa sembuh apabila hanya mengetahui, mengingat
dan mengucapkan resep-resepnya tanpa membeli obat dan meminumnya. Demikian halnya
dengan belajar Buddha dhamma, kita perlu menguji kebenaran dhamma dari Empat Jalan Mulia
dan Jalan Tengah Beruas Delapan ke dalam problem kehidupan kita sehari-hari.
Proses dan pengalaman mempraktikkan dhamma serta memperoleh hasilnya itulah yang
nantinya yang akan menguji dan menambah keyakinan kita terhadap Buddha dhamma serta
memberikan kebijaksanaan kepada kita untuk menjadi orang yang lebih tabah, lebih baik, lebih
simpati, lebih welas asih, lebih sadar, lebih cerdas, lebih sejahtera dan lebih berbahagia.