Anda di halaman 1dari 27

Pelajaran Agama Buddha

Ketuhanan Yang
Topik Pembahasan:

maha Esa
Oleh:Steven( 180401127)

Angkatan 2018
1. Saddha (Keimanan)
 Saddha atau Sradha mempunyai arti kata keyakinan. Keyakinan disini bukan berarti kepercayaan yang
membabi buta atau asal percaya saja, akan tetapi merupakan “ suatu keyakinan yang didasarkan pad
apengertian yang muncul karena bertanya dan menyelidiki’. Karena keyakinan itu muncul akibat
pengertian, maka keyakinan umat Buddha pada sesuatu yang diyakini adalah tidak sama kualitasnya.
 Yang dimaksud keyakinan adalah mengetahui suatu hukum kebenaran dengan jelas, sedangkan
kepercayaan hanyalah menganggap sesuatu itu benar, tapi tidak disertai dengan suatu bukti-bukti
atau penglihatan lengkap.keyakinan dalam agama Buddha adalah Sad-Saddha , artinya Enam
Keyakinan Umat Buddha. Uraian Sad-Saddha merupakan pedoman atau keyakinan umat Buddha.
 Saddha timbul dalam diri kita disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
1. Karena kita datang, melihat dan mengalami sendiri kejadian tersebut (Ehipassiko)
2. Karena kita percaya kepada orang yang mengajarkan Dhamma, yaitu Sang Buddh
3. Karena kita melihat adanya gejala-gejala atau tanda-tanda yang timbul yang dapat direnungkan.
Pembagian Saddha
 Keyakinan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
 Keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa tidaklah berdiri sendiri
melainkan menjadi kesatuan dengan kepercayaan dan keyakinan kepada pokok-pokok
ajaran Buddha Dhamma, seperti : Tiratana, Tilakkhana, Paticassamuppada, Kamma,
Cattari Ariya Saccani dan Nibbana.
 Umat Buddha berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan dua cara, yaitu :
1. Memuji kebesaran Tuhan dalam setiap melakukan kebaktian dengan membaca
paritta Vandana
2. Berusaha melakukan perbuatan kata-kata dan pikiran sesuai dengan sifat-sifat Tuhan,
yang terhimpun dalam Brahma Vihara, yaitu : Metta, Karuna, Mudita, dan Uppekha.
Pembagian Saddha
 Keyakinan Terhadap Tri Ratna / Tiratana

 Triratna merupakan tiang pokok agama Buddha yang terdiri dari Buddha,
Dhamma dan Sangha. Umat Buddha yakin kepada Buddha karena jasa-
jasa Sang Buddha dalam mengenalkan dan mengajarkan Dhamma. Umat
Buddha yakin kepada Dhamma karena dengan melaksanakan Dhamma
dalam kehidupan dan merealisasikannya sehingga mencapai tingkat-
tingkat kesucian akan dapat mengatasi usia tua, sakit dan mati. Umat
Buddha yakin kepada Sangha karena berkat Sangha-lah maka Dhamma
dapat dilestarikan di dunia ini hihngga sekarang.
Pembagian Saddha
Keyakinan Terhadap Bodhisattva , Arahat & Dewa
 Umat Buddha yakin bila berbuat baik di dunia, yang dengan sungguh-
sungguh melakukannya dan tidak ada perbuatan baiknya, maka setelah
meninggal ia akan bertumimbal lahir di alam Dewa. Bila imbalan dan tanpa
mementingkan diri sendiri atau bermeditasi hingga mencapai hasil, maka
akan mencapai kesucian Arahat. Umat Buddha yakin kepada Bodhisatta
sebagai calon Buddha dan yakin kepada Buddha yang telah menunjukan
jalan hidup bagi umat Buddha karena berkat ajaran-Nya umat Buddha
dapat memiliki pengertian dan pandangan hidup yang benar.
Pembagian Saddha
Keyakinan Terhadap Hukum Kesunyataan
 Hukum Kesunyataan adalah hukum yang tidak bergantung kepada tempat,
waktu dan keadaan atau sasaran, yaitu :
1. Cattari Ariya Saccani (Empat Kesunyataan Mulia) yang memuat Empat
Kesunyataan Mulia tentang Dukkha atau penderitaan.
2. Kamma dan Punabhava (Hukum Perbuatan dan Kelahiran Kembali)
3. Tilakkhana (Hukum Tiga Corak Umum)
4. Paticcasamuppada (Hukum Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan)
Pembagian Saddha
Keyakinan Terhadap Kitab Suci
 Keyakinan pada kitab suci adalah titik tolak atau dasar dari suatu agama. Berdasarkan pada ajaran
yang tertulis atau yang ada dalam kitab suci, seorang mulai mengembangkan kehidupan
beragamanya secara jelas dan terarah.
 Kitab suci agama Buddha adalah Tipitaka (pali) atau Tripitaka (sansekerta), terdiri dari :
1. Sutta Pitaka, berisi khotbah-khotbah Sang Buddha
2.Vinaya Pitaka, berisi peraturan-peraturan anggota Sangha, Bhikkhu-Bhikkhuni
3. Abhidhamma Pitaka, berisi filsafat dan metafisika agama Buddha
 Ajaran agama Buddha yang diuraikan dalam kitab suci Tipitaka adalah realistis, karena merupakan
pengalaman sang Buddha dan para siswanya. Namun, segala sesuatu(yang muncul) adalah tidak
kekal.
Pembagian Saddha
Keyakinan Terhadap Nirvana / Nibbana
 Umat Buddha yakin akan adanya kebahagiaan Nibbana, yaitu pembebasan dari Dukkha,
sebagai kesucian tertinggi. Untuk mencapai Nibbana umat Buddha menempuh Delapan
Jalan Utama dalam hidupnya dengan bermeditasi, memusnahkan belenggu, melenyapkan
3 akar kejahatan dan memadamkan Tanha (nafsu keinginan)
 Terdapat 2 jenis Nibbana, yaitu :
1. Sa-Upadisesa Nibbana, adalah padamnya kilesa secara total dengan Pancakkhanda (5
kelompok kehidupan) yang masih ada.
2. An-Upadisesa Nibbana, adalah padamnya kilesa dan pancakkhanda secara total.
2.Puja (Bakti , Ketaqwaan)
 Kata “puja” dalam bahasa Indonesia merupakan kata “benda” yang
artinyaupacara penghormatan kepada dewa-dewi, dsb. Kata puja dalam
agama Buddha tidak harus dengan membakar dupa, membaca mantra, serta
memberikan persembahan. Puja dalam agama Buddha juga tidak terbatas
sebagai penghormatan kepada dewa-dewa, tetapi termasuk juga
penghormatan kepada mereka yang patut dihormati seperti orang tua, dan
juga orang yang tua dari kita.
Pembagian Puja

 Amisa Puja
 Pemujaan atau penghormatan dengan persembahan materi atau benda,
misalnyamemuja mereka yang patut dipuja dengan kembang, lilin, cendana , dupa , dll.

 Pattipati Puja
 Pemujaan atau penghormatan dengan melaksanakan ajaran Buddha Dharma,
mempraktekkans ila, Samadhi dan panna.
Pembagian Puja
 Sarana Puja
 Puja sebagai bentuk penghormatan akan terlaksana apabila terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
 Orang atau subjek yang melaksanakan Puja
Puja dapat dilaksanakan oleh perseorangan maupun kelompok. Orang yang melakukan puja perlu
mempersiap kanbatin untuk dipusatkan kepada objek tertinggi yaitu :
a) Buddha, dihormati sebagai objek tertinggi yang mencakuppengertianpencapaianpenerangansempurna
(samma-sambodhi).
b) Dhamma, dihormati sebagai objek tertinggi karena Dhammaa dalah kebenaran mutlak, juga merupakan
jalan mulia (magga) untuk mencapai kebenaran mutlak yang telah ditemukan oleh Sang Buddha.
c) Sangha, dihormati sebagai objek tertinggi karena sangha merupakan persamuan para makhluk suci
(ariyapuggala).
Perlengkapan Sarana Puja
i. Paritta , Sutra , Dharani & Mantra
 Paritta adalah perlindungan. Pembacaan paritta menimbulkan ketenangan batin bagi mereka yang mendengarkan dan
juga bagi mereka yang telah mepunyai keyakinanakan keberadaan kata-kata Buddha.
 Sutta adalah pengertian sebagai penguntai atau penyambung bersama-sama, penarik, yang tetap dan suatu metode.
 Dharania dalah bentuk yang lebih singkat dari sutta. Bentuk yang lebih sederhana dari dharani adalah Mantra.
Keduanya ini tidak dapat dipahami, dibayangkan atau digambarkan, tetapi dapat dirasakan kekuatannya.

ii. Vihara ( Uposathagara , Dhammasala, Perpustakaan dan Pohon Bodhi)


 Vihara adalah tempat untuk melaksanakan kebaktian atau puja yang lengkap, terdiri dari:
 Uposathagara, yaitu gedung uposatha (persamuan para bhikkhu).
 Dhammasala atau Dharmasala, yaitu tempat puja-bakti dan pembabaran dhamma.
 Kuti, yaitu tempat tinggal para bhikkhu, bhikkhuni, samanera atau samaneri.
 Perpustakaan, yaitu tempat buku-buku agama atau buku yang isinya ada hubungannya dengan pengetahuan agama dan
pengetahuan lainnya.
 Pohon Bodhi atau Pohon Kebijaksanaan yang mengingatkan umat Buddha kepada pencapaian kebuddhaan oleh Petapa
Gotama.
Perlengkapan Sarana Puja
iii. Cetiya / Altar
 Cetiya adalah tempat puja bakti umat Buddha yang lebih kecil dan saranya lebih sederhana jika dibandingkan dengan
vihara. Didalam cetiya hanya terdapatDhammasala dan altar , dan pada umumnya tidak ada kuti maupun perpustakaan.
 Altar adalah suatu tempat atau meja di mana Buddha rupang atau pratima sang Buddha ditempatkan. Di atas altar
terdapat tempat bunga, lilin dan dupa.

iv. Stupa
 Stupa (sansekerta) atau Thupa (pali) adalahs uatu monument yang didirikan sebagai tempat untuk penempatan abu
jenajah sisa kremasi atau benda peninggalan (relik) dari orang suci atau Cakkavati (Raja Sejagat)
Hari Raya Agama Buddha

 Magha Puja
 Biasanya jatuh pada purnama siddhi di bulan febuari – maret. Pada hari ini kita memperingati dua kejadian
penting dalam masa hidup sang Buddha. Pertama adalah berkumpulnya 1250 orang arahat di vihara Veluvana,
Rajagaha.

 Waisak
 Biasanya jatuh pada purnama siddhi di bulan mei-juni, untuk memperingati kejadian penting yang berkenaan
dengan Tathagata, yaitu :
– Hari lahirnya Pangeran Sidhatta Gotama pada tahun 623 SM di taman lumbini.
– Hari tercapainya Penerangan Sempurna oleh pertapa Gotama dan menjadi Buddha pada tahun 588 SM di
Hutan Gaya (Bodhgaya).
– Hari Sang Buddha mencapaiParinibbana (wafat) pada tahun 543 SM di Kusinara.
Hari Raya Buddhis Mahayana

Dalam tradisi Buddhis Mahayana, hari Waisak berasal dari bahasa


Sansekerta (Vaisakha) dan berasal dari variannya. Vesakha dikenal
dengan nama Vesak atau Wesak dalam bahasa Sinhala. Hari raya
Waisak adalah hari suci Agama Buddha yang juga dikenal dengan nama
Visakha Puja. Di beberapa tempat disebut juga sebagai “hari Buddha”.
Dirayakan di bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama siddhi).
Hari Raya Agama Buddha
 Asadha
 Biasanya jatuh pada purnama siddhi di bulan juli-agustus (dua bulan sesudah Waisak). Hari asadha diperingati
oleh umat Buddha karena beberapa alasan sebagai berikut :
– Hari dimana sang Buddha memberikan khotbah yang pertama. Khotbah ini
“DhammacakkappavattanaSutta” (khotbah pemutaran dhamma).
– Munculnya Sangha pertama di dunia. Sangha dalah salah satu faktor atau sarana (perlindungan)
dalamTisarana yaitu Buddha, Dhamma, dan Sangha.

 Kathina
 Dirayakan setiap tiga bulan sesudah hari asadha. Perayaan ini diselenggarakan para umat Buddha sebagai
ungkapan perasaan terima kasih atau menyadari perbuatan baik yang telah dilakukan oleh para bhikkhu.
Ungkapan terima kasih ini dinyatakan dengan mempersembahkan barang-barang kebutuhan berupa jubbah ,
obat-obatan , perlengkapan vihara dan kebutuhan sehari-hari.
3. Buddha , Bodhisattva , Arahat
 Buddha adalah guru manusia dan para dewa yang menjadi guru junjungan kita, yang menemukan
kesunyataan dan mewariskannya kepada kita. Buddha adalah suatu sebutan atau gelar dari suatu keadaan
batin yang sempurna. Buddha berarti “Yang sadar, Yang telah mencapai Penerangan Sempurna, atau Yang
telah mencapai kebebasan Agung dengan kekuatan sendiri”.
 Arahat adalah siswa Sang Buddha yang karena ketekunan dan keyakinannya melaksanakan ajaran Sang
Buddha dalam kehidupan sehari-hari, berlatih sila, Samadhi dan panna, sehingga dapat mengatasi serta
melenyapkan semua kekotoran batin dan mencapai tingkat kesucian tertinggi.
 Bodhisatta adalah calon Buddha atau seseorang yang bercita-cita dan bertekad untuk menjadi Buddha.
Buddha Sakyamuni sebelum menjadi Buddha terlebih dahulu terlahir sebagai seorang Bodhisatta yang harus
menyempurnakan paramita atau sifat-sifat luhurnya.
4. Dhammaniyama
o Pembagian Dhammaniyama
 Utu Niyama
 Utu Niyama adalah hukum universal tentang energy yang mengatur tebentuk dan hancurnya bumi, planet,
tata surya, temperatur, cuaca, halilintar, gempa bumi, angin, ombak, matahari, gunung meletus,
membantu pertumbuhan manusia, binatang dan pohon, atau segala sesuatu yang bertalian dengan energi
 Alam Semesta Memiliki luas yang tidak terkira dan apa yang ada di dalamnya pun tidak terhitung
jumlahnya. Dalam alam semesta terdapat banyak tata surya. Terdapat hal lain yang menarik, yaitu
adanya banyak bumi yang dinyatakan dengan “ adanya seribu Sineru, seribu jambu dipa”. Dan adanya
manusia yang hdup di bumi-bumi itu dinyatakan dengan adanya “Empat ribu Maharaja”. Jadi manusia
dan bumi sebagai tempat kehidupan manusia, ada banyak sekali dan tersebar di alam semesta ini. .
– Kejadian Bumi dan Manusia  Kejadian bumi dan manusia menurut pandangan Buddhis adalah
berlangsung dalam proses yang sangat lama sekali. Proses kejadian ini merupakan suatu proses evolusi,
namun bukan seperti evolusi dari Darwin, hal ini dapat kita ikuti pada uraian berikut ini. Kejadian bumi
disebutkan secara singkat dalam Mahaparinibbana Sutta, ketika Ssang Buddha menerangkan tentang
Delapan sebab gempa bumi kepada bhikkhu Ananda sebagai berikut: ‘Bumi yang sangat luas ini
terbentuk dari zat cair; zat cair terbentuk dari udara, dan udara ada di angkasa”.
(Mahaparinibbana Sutta)
– Kehancuran Bumi  Kehancuran bumi kit aini berlangsung karena dipengaruhi oleh ulah manusia, juga
oleh Hukum Universal itu sendiri, walaupun keterlibatannya adalah wajar-wajar saja. Bumi kita hancur
karena terjadi ketidak-teraturannya sistem rotasi orbit tata surya sehingga terjadi persilangan orbit
dengan sistem beberapa tata surya lain. Akibatnya sinar matahari dari tujuh tata surya lain menerpa
bumi yang mengakibatkan bumi kita kepanasan, terbakar dan lenyap.
 Bija Niyama
 Bija Niyama adalah Hukum universal yang berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan(botani), yaitu bagaimana biji, steak,
batang, pucuk, daun dapat bertunas, bertumbuh, berkembang, berbuah kemudian dari satu bibit menghasilkan buah
yang banyak atau adanya berbagai jenis buah-buahan.

 Kamma Niyama
 Kamma Niyama adalah Hukum universal tentang Kamma yang dikenal sebagai hukum yang berkaitan dengan moral
atau hukum kamma. Kamma Niyama disebut sebagai ajaran yang menekankan pada tanggung jawab sehingga
pengalaman hidup yang ditemui merupakan tantangan yang harus dihadapi untuk diatasi dan diselesaikan dengan
baik dan bijaksana bukannya dihindari, disesali dan ditinggal pergi.

 Citta Niyama
 Citta Niyama adalah hukum universal tentang pikiran atau batin, misalnya proses kesadaran, timbul dan
tenggelamnya kesadaran, kekuatan pikiran yang dihasilkan karena sukses bermeditasi (samatha bhavana) sehingga
mencapai jhana, kesucian batin degan melenyapkan semua kekotoran batin (vipassana bhavana) dan sebagainya.

 Dhamma Niyama
 Dhamma Niyama adalah hukum universal tentang segala sesuatu yang tidak diatur oleh keempat niyama diatas tapi
yang diajarkan oleh Sang Buddha setelah ditemukan Beliau.
5. Pembagian Ketuhanan Yang Maha Esa
 Lokattara dan Ariya
 Dasyabodhisattabhumi disebut sebagai tingkat lokattara (tingkat di atas dunia), sebelum sampai ke
tingkat lokattara lebih dahulu harus menjalani tingkat persiapan. Tingkat persiapan tersebut teridir
atas 2 thap pula, yaitu Sambharamarga dan Prayogamarga. Kedua tahap ini merupakan tahap
kehidupan di dunia atau laukika.
 Dalam Buddha Dhamma makhluk suci disebut juga dengan Ariya Puggala. “Ariya” artinya agung, mulia
baik atau benar. “Puggala” artinya individu, seorang yang mulia atau agung.
 Kitab Udana VIII.3
 Keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa dalam agama Buddha dapat kit atemukan dalam sabda-
sabda Sang Buddha, seperti dalam Kitab Udana :
“Para Bhikkhu, ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta dan Yang Mutlak. Para
Bhikkhu, bila tak ada Yang Tidak Dilahirkan, Tidak Menjelma, Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka tak
ada pula kemungkinan untuk dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan dan pemunculan
dari sebab yang lalu. Tapi para Bhikkhu, karena ada yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang
Tidak Tercipta, Yang Mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari kelahiran, penjelmaan,
pembentukan, dan pemunculan dari sebab yang lalu…” (Udana VIII. 3)
6. Samadhi (landasan memahamai & mengerti
Ketuhanan YME)

Pembagian Samadhi
– Bhavana
 Meditasi atau Bhavana adalah cara untuk memusatkan pikiran yang merupakan ringkasan dari cara memusatkan pikiran dan
pikiran terpusat. Dalam hal ini, Bhavana adalah sinonim dengan “Samadhi” yang berarti pengembangan batin.

 Pembagian Bhavana
 Vipassana Bhavana
 Meditasi pandangan terang yang dilakukan dengan mengembangkan pengertian sempurna mengenai sebuah objek dna
biasanya dimulai dengan Kayanupassana satipatthana atau perhatian seksama pada jasmani, dst. hingga mencapai kesucian
batin.

 Samattha Bhavana
 Meditasi ketenangan batin yang dilakukan dengna memusatkan pikiran pada sebuah objek hingga pikiran terpusat, menjadi
tenang dengan mencapai Rupa Jhana atau Arupa Jhana.
Pembagian Samadhi
– Nirvana , Jhana , Abinna
 Nivarana berarti rintangan atau penghalang batin yang selalu menghambat perkembangan
pikiran. Nivarana ada 5 macam, yaitu :
1. Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan)
2. Byapada (kemauan jahat)
3. Thina-middha (kemalasan dan kelelahan)
4. Uddhacca-kukkucca (kelelahan dan kekhawatiran)
5. Vicikiccha (keragu-raguan)
 Jhana berarti kesadaran/ pikiran yang memusat dan melekat kuat pada objek kammatthana/
meditasi, yaitu kesadaran/ pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kekuatan appana-samadhi
(konsentrasi yang mantap, yaitu kesadaran/ pikiran terkonsentrasi pada obyek yang kuat). Jhana
merupakan keadaan batin yang sudah diluar aktivitas panca indera. Keadaan ini hanya dapat
dicapai dengan usaha yang ulet dan tekun.
 Abhinna berarti kemampuan atau kekuatan batin yang luar biasa, atau tenaga batin. Abhinna
akan muncul dalam diri orang yang telah mencapai jhana-jhana dimana jhana tingkat keempat
merupakan dasar untuk timbulnya abhinna ini. Namun, hal ini juga bergantung pada kusala-
kamma (perbuatan baik) dari kehidupan yang lampau.
Pembagian Samadhi
– Visuddhi dan Samyojana
 Visudhi Magga artinya jalan kesucian yang membahas tentnag cara umat awam (orang biasa) menjadi Ariya Puggala (orang suci atau
mulia). Visudhi Magga terdiri dari 7 tahap, yang menerangkan perkembangan batin seseorang (makhluk) yang melaksanakan Dhamma
untuk mencapai kesucian, yaitu:
1. Sila Visuddhi
2. Citta Visuddhi
3. Ditthi Visuddhi
4. Kankhavitarana Visuddhi
5. Maggananadassana Visuddhi
6. Patipadananadassana Visuddhi
7. Nanadassana Visuddhi
– Samyojana artinya belenggu, yang dalam kaitannya dengan Buddha Dhamma berarti hal-hal yang membelenggu makhluk sehingga tidak
dapat mencapai kebebasan. Belenggu-belenggu itu hanya dapat dilenyapkan oleh orang yang melaksanakan Vipassana Bhavana dan sekali
belenggu itu telah dilenyapkan maka ia tidak akan pernah muncul lagi. Orang yang telah melenyapkan semua belenggu disebut sebagai
arahat.
 Terdapat 10 macam samyojana, yaitu :
1. Sakkayaditthi
2. Vicikiccha
3. Silabbataparamasa
4. Kamaraga
5. Patigha
6. Ruparaga
7. Aruparaga
8. Mana
9. Uddhacca
10. Avijja
Pembagian Samadhi
– Ariya Puggala
 Ariya Puggala adalah seseorang atau individu yang agung atau mulia, makhluk suci yang telah menghancurkan atau
melenyapkan dengan tuntas tiga, lima atau sepuluh samyojana sehingga mencapai tingkat kesucian : Sotapanna,
Sakadagami, Anagami dan Arahat.

1. Pembagian Ariya Puggala


 Sotapanna
 Sotapanna atau Pemasuk Arus berarti seseorang yang telah memasuki arus nibbana, pasti maju dengan tegush
sepanjang “Sang Jalan” tanpa adanya kemungkinan mundur atau berhenti di dalam perkembangan batinnya.
 Terdapat 3 macam Sotapanna, yaitu :
1. Ekabiji Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali sekali lagi.
2. Kolamkola Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali dua atau tiga kali lagi.
3. Sattakkhatruparana Sotapanna adalah Sotapanna yang akan terlahir kembali tujuh kali lagi.
 Sakadagami
 Sakadagami (Ia yang kembali sekali) adalah setingkat lebih tinggi daripada Sotapanna, akan terlahir kembali sekali lagi
lalu mencapai Penerangan Sempurna.
Pembagian Ariya Puggala

 Anagami
 Anagami artinya tidak kembali lagi, adalah makhluk suci yang lebih tinggi dan kuat
daripada Sakadagami. Para Anagami akan terlahir kembali atau hidup di alam
Sudhavasa. Mereka akan mencapai kesucian sempurna atau Arahat dan kemudian
parinibbana di alam Sudhavasa ini. Alam Sudhavasa adalah alam para Anagami, yang
akan mencapai kesucian sempurna atau Arahat dan kemudian parinibbana di alam ini.
 Arahat
 Arahat adalah siswa mulia yang telah menghancurkan semua belenggu batin, dan
kehidupannya ketika mencapai kearahatan adalah kelahirannya yang terakhir, karena
setelah meninggal dunia (parinibbana), maka tidak akan ada lagi kelahiran baginya
dalam suatu alam kehidupan manapun.
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai