Anda di halaman 1dari 2

7.

Mangala Sutta
Memiliki pengetahuan luas dan keterampilan adalah berkah
utama (Mańgala Sutta). Dalam Natha Sutta, Dasakanipata,
Anguttara Nikaya; Buddha menyatakan bahwa dengan memiliki
pengetahuan luas, seseorang berarti telah membuat pelindung
bagi dirinya sehingga dapat terhindar dari kehidupan yang penuh
penderitaan.

8.Sekhiya Sila
Latihan yang harus dilaksanakan oleh para Bhikkhu untuk
melatih diri disebut Sekhiya.
SEKHIYA 75
I. Tentang sikap tingkah laku yang tepat (Saruppa)
II. Tentang peraturan makan (Bhojanapatisamyuti)
III. Tentang cara mengajarkan Dhamma
(Dhammadesanapatisamyutta)
IV. Tentang aneka macam peraturan (Pakinnaka)

9.Keselarasan antara perkembangan IPTEK dan Moral


Pengaruh Sains terhadap semakin tinggi tingkat intelektual
seseorang, semakin memudahkan seseorang memahami
Buddha-Dharma. Buddha menjelaskan bahwa seringkali panca
indera kita memberikan pengetahuan yg tidak tepat dan
menyesatkan. Apakah pengetahuan semacam ini perlu? Tentu
kalau kita tidak mau menjadi orang buta yang meraba gajah lalu
mendebatkannya (Udana, 68-69). Sains dan Tekhnologi
memberi pengaruh banyak terhadap pernyiaran Buddha
Dharma; seperti penemuan kertas, teknologi cetak, digital,
arsitektur, media audio, media elektrik, internet dll.
Ukuran Peradaban Teknologi seringkali dipandang sebagai
ukuran peradaban manusia, sedangkan bagi Buddhisme adalah
kesucian. Seringkali teknologi membuat kebanyakan orang
mengejar kepuasan indra dan kenikmatan duniawi, sedangkan
Buddhisme justru membatasi pemuasan nafsu indra. Apakah
orang yang masih mengejar pemuasan nafsu inderawi dapat
menikmati kepuasan surgawi? Buddha membandingakan
pemuasan nafsu inderawi dengan penderita kusta. Orang yang
sakit kusta yg merasa lega dan puas setelah menggaruk atau
bahkan membakar lukanya. Apabila ia telah sembuh, maka
tiadak mau lagi melakukan perbuatan yang sama. Terdapat
kesenangan lain daripada kepuasan indra, yg memberi alasan
kenapa seseorang melepaskan diri dari kemelekatan nafsu
indrawi. (M.I, 502-508) orang yang sakit kusta yg merasa lega
dan puas setelah menggaruk atau bahkan membakar lukanya.
Kaitan Sains dengan Moral IPTEK dipandang tidak mampu
membuat manusia menjadi lebih baik atau bermoral. Egoisme
dan keserakahan manusia, berpotensi merendahkan martabat
bahkan menghancurkan. Menurut Buddha, pengetahuan bagi si
dungu membawa kesengsaraan, menghancurkan kebaikannya,
dan membelah kepalanya sendiri. (Dhp. 72). Agenda
perkembangan IPTEK telah menjadi agenda agama pula,
khususnya menyangkut etika dan moral.

Anda mungkin juga menyukai