Anda di halaman 1dari 10

BAB 4

IPTEK DAN SENI


1. FILSAFAT ILMU
PENGETAHUAN
 Ilmu Pengetahuan (sains) adalah suatu sistem pengetahuan
yang berhubungan dengan dunia fisik beserta fenomena-
fenomenanya yang memerlukan suatu pengamatan yang tidak
didasari prasangka apapun melainkan berdasarkan eksperimen
yang sistematik.
2. FILSAFAT NILAI
Filsafat Nilai dari Ilmu Pengetahuan Terbagi menjadi 2 yakni Etika dan Estetika.

 Etika
Etika dalam ajaran Buddha tidak berlandaskan pada adat sosial yang
berubah tetapi pada hukum alam yang tidak berubah. Nilai-nilai etika
dalam ajaran Buddha pada hakikatnya adalah bagian dari alam dan
hukum tetap sebab-akibat moral (kamma).
 Estetika
Estetika atau keindahan dalam Buddhisme dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu: jasmani (keindahan yang mudah terlihat) dan spiritual
(terlihat dari moral yang dimiliki seseorang).
3. FILSAFAT METAFISIKA
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “Metaphysica”
mengemukakan beberapa gagasannya tentang metafisika antara
lain:
 Metafisika sebagai kebijaksanaan (sophia), ilmu pengetahuan
yang mencari prinsip-prinsip fundamental  dan penyebab-
penyebab pertama.
 Metafisika sebagai ilmu yang bertugas mempelajari yang ada
sebagai yang ada yaitu keseluruhan kenyataan.
 Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai obyek paling
luhur dan sempurna dan menjadi landasan bagi seluruh keadaan,
yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia.
4. IMAN, ILMU DAN AMAL SEBAGAI
KESATUAN
 Bila ada agama yang dapat mengatasi kebutuhan pengetahuan
modern, agama tersebut adalah agama Buddha. Ajaran Buddha
tidak memerlukan revisi untuk membuatnya up to date dengan
penemuan ilmiah modern. Ajaran Buddha tidak menyerahkan
pandangannya kepada ilmu pengetahuan karena ajaran Buddha
mencakup dan melampaui ilmu pengetahuan. Ajaran Buddha
adalah jembatan antara pemikiran religius dan ilmiah, dengan
memicu manusia untuk menemukan potensi-potensi laten dalam
dirinya sendiri dan lingkungannya. Ajaran Buddha tidak lekang
oleh waktu. 
5. KEWAJIBAN MENUNTUT DAN
MENGAMALKAN ILMU
 Agama Buddha bukanlah agama yang berdasarkan
kepercayaan. Agama Buddha adalah agama yang berdasarkan
atas moral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Agama Buddha
dihormati oleh dunia karena agama Buddha tidak hanya
memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi dunia, tapi juga
menolak kepercayaan yang membuta.
6. TANGGUNG JAWAB TERHADAP ALAM DAN
LINGKUNGAN

 Hal ini dirumuskan dalam Hukum Paticca Samuppada yang telah


diringkaskan sebagai berikut: “Dengan adanya ini, maka
terjadilah itu; dengan timbulnya ini, maka timbullah itu. Dengan
tidak adanya ini, maka tidak adalah itu; dengan lenyapnya ini,
maka lenyaplah itu”. Dari prinsip inilah maka kita dapat melihat
bahwa segala sesuatu tidak lebih dari sekedar hubungan
(relation). Semua yang ada di bumi ini saling bergatung satu
sama lainnya untuk saling mempertahankan eksistensinya dan
tetap sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang permanen.
7. MANGALA SUTTA
 Sutta ini sangat terkenal dan merupakan ringkasan yang
singkat tetapi menyeluruh mengenai etika Buddhis, secara
individu maupun sosial. Tiga puluh delapan Berkah Tertinggi
yang terdapat di dalamnya merupakan penuntun yang pasti
dalam kehidupan manusia. Dimulai dengan “Janganlah
berhubungan dengan orang yang dungu” yang penting untuk
kemajuan moral dan spiritual; diakhiri dengan pencapaian
batin yang terbebas dari nafsu, tak tergoncangkan dalam
ketenangan.
8. SEKHIYA SILA
Sekhiya sila ini terdiri dari 4 kelompok, yakni :
 Saruppa :mengenai sikap tingkah laku
yang tepat.
 Bhojanapatisamyuta :mengenai makanan.
 Dhammadesana-patisamyuta :mengenai cara mengajarkan
Dhamma.
 Pakinnaka :mengenai berbagai peraturan.
9. KESELARASAN ANTARA
PERKEMBANGAN IPTEK DAN MORAL
 Kaitan Sains dengan Moral IPTEK dipandang tidak mampu
membuat manusia menjadi lebih baik atau bermoral. Egoisme
dan keserakahan manusia, berpotensi merendahkan martabat
bahkan menghancurkan. Menurut Buddha, pengetahuan bagi si
dungu membawa kesengsaraan, menghancurkan kebaikannya,
dan membelah kepalanya sendiri Perkembangan IPTEK telah
menjadi agenda agama pula, khususnya menyangkut etika dan
moral.

Anda mungkin juga menyukai