Etika
Etika dalam ajaran Buddha tidak berlandaskan pada adat sosial yang
berubah tetapi pada hukum alam yang tidak berubah. Nilai-nilai etika
dalam ajaran Buddha pada hakikatnya adalah bagian dari alam dan
hukum tetap sebab-akibat moral (kamma).
Estetika
Estetika atau keindahan dalam Buddhisme dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu: jasmani (keindahan yang mudah terlihat) dan spiritual
(terlihat dari moral yang dimiliki seseorang).
3. FILSAFAT METAFISIKA
Aristoteles dalam bukunya yang berjudul “Metaphysica”
mengemukakan beberapa gagasannya tentang metafisika antara
lain:
Metafisika sebagai kebijaksanaan (sophia), ilmu pengetahuan
yang mencari prinsip-prinsip fundamental dan penyebab-
penyebab pertama.
Metafisika sebagai ilmu yang bertugas mempelajari yang ada
sebagai yang ada yaitu keseluruhan kenyataan.
Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai obyek paling
luhur dan sempurna dan menjadi landasan bagi seluruh keadaan,
yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia.
4. IMAN, ILMU DAN AMAL SEBAGAI
KESATUAN
Bila ada agama yang dapat mengatasi kebutuhan pengetahuan
modern, agama tersebut adalah agama Buddha. Ajaran Buddha
tidak memerlukan revisi untuk membuatnya up to date dengan
penemuan ilmiah modern. Ajaran Buddha tidak menyerahkan
pandangannya kepada ilmu pengetahuan karena ajaran Buddha
mencakup dan melampaui ilmu pengetahuan. Ajaran Buddha
adalah jembatan antara pemikiran religius dan ilmiah, dengan
memicu manusia untuk menemukan potensi-potensi laten dalam
dirinya sendiri dan lingkungannya. Ajaran Buddha tidak lekang
oleh waktu.
5. KEWAJIBAN MENUNTUT DAN
MENGAMALKAN ILMU
Agama Buddha bukanlah agama yang berdasarkan
kepercayaan. Agama Buddha adalah agama yang berdasarkan
atas moral, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Agama Buddha
dihormati oleh dunia karena agama Buddha tidak hanya
memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi dunia, tapi juga
menolak kepercayaan yang membuta.
6. TANGGUNG JAWAB TERHADAP ALAM DAN
LINGKUNGAN