sendiri dan orang lain. Terdapat 4 ciri dari Sampajanna yaitu :
1. Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2. Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau
tidak dengan diri kita sendiri
3. Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan
suka atau duka
4. Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu
kebodohan atau didasari pengertian yang benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi
kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai
dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan
kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah
kebajikan.
B. Hiri dan Ottapa
1. Hiri adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu
bila melakukan kesalahan atau kejahatan. Hiri bersumber
dari dalam diri sendiri, bersifat otonom , timbul sendiri ,
bentuk rasa malu dan ditandai dengan adanya sifat
konsisten dengan kebenaran. Apabila seseorang memiliki
Hiri, maka dirinya sendirilah yang paling tepat menjadi
guru dan pengawasnya yang terbaik
2. Ottapa adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang
lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri
kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan
dan masyarakat. Hiri terbentuk oleh rasa malu, Ottapa
dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya
kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan
kesalahan. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya
sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
4. Pembagian Sila
4.1 Sila Menurut Jenisnya
Pakati Sila (ATTHANGIKA)
Pakati sila adalah sila alamiah, sila yang tidak dibuat oleh manusia, ia
ada dengan sendirinya dan tidak dibuat oleh siapapun. Sila ini adalah
sila alam semesta yang ditemukan oleh Sang Buddha berupa hukum-
hukum kesunyataan. Contoh Pakati Sila (Sila ilmiah) adalah lima Niyama
(5 Hukum alam semesta), yaitu: Utu Niyama (tentang Musim), Bija
Niyama( tentang tumbuh-tumbuhan), Kamma Niyama (tentang sebab
akibat perbuatan), Citta Niyama(tentang berprosesnya pikiran dan
batin), Dhamma Niyama(tentang terjadinya persamman dari suatu
gejala yang khas)
Pannati Sila
Pannati sila adalah sila yang dibuat manusia sebagai cara pengendalian
diri dengna jalan menaati atau patuh terhadap peraturan-peraturan
yang sesuai dengan adat istiadat serta peraturan yang tidak ada
hubungannya dengan Kamma, misalnya adat istiadat di Sumatera Utara
tentang upacara perkawinan, dll.
4.2 Sila menurut cara pelakaksanannya
Sikkhapada Sila
Sila yang dijalankan dengan melaksanakan latihan-latihan