Anda di halaman 1dari 14

2018/2019

FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
1. Definisi Sila
Sila dalam pengertian luas padanannya adalah etika, termasuk di
dalamnya perilaku melalui pikiran sesuai dengan norma baik
atau kehendak (cetana). Kata etika berasal dari kata Yunani
yaitu ethos, yang artinya kebiasaan atau adat, kesusilaan,
perasaan batin atau kecenderungan hati. Sila dalam pengertian
sempit diartikan sebagai moral, yang hanya mencakup
perbuatan lahiriah berupa ucapan dan perbuatan badan jasmani.
Sila pertama kali diajarkan oleh Sang Buddha kepada lima
pertapa waktu membabarkan Empat Kesunyataan Mulia yang
kemudian disebut Dhamma-cakka-pavattana Sutta. Sila
merupakan dasar yang utama dalam pengamalan ajaran agama,
merupakan langkah pertama yang sangat penting untuk
mencapai peningkatan batin yang luhur.
2. Definisi Moral
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau
orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai
positif di mata manusia lainnya.

3. Dasar- Dasar Pelaksanaan Sila


A. Sati dan Sampajanna
1) Sati adalah cetusan keadaan batin, ingatan, perhatian, waspada, dan
kesadaran sebelum melakukan perbuatan. Sati merupakan faktor yang
sangat penting untuk mendukung sila (perbuatan baik) seseorang.
Orang yang tidak memiliki sati adalah orang yang tidak mempunyai
pengendalian diri. Sati dapat dikembangkan dengan berbagai cara,
seperti : membuat buku catatan harian, memasang bel, menempel kertas
di suatu tempat, menghindari sesuatu hal yang memabukkan, melakukan
meditasi perenungan, dan lain-lain
2) Sampajanna, adalah munculnya kesadaran ketika sedang
melakukan kegiatan dan sangat membantu untuk tumbuhnya
kebaikan. Sampajanna bukanlah kesadaran ketika melakukan
kejahatan tapi kesadaran yang membawa manfaat bagi diri


sendiri dan orang lain. Terdapat 4 ciri dari Sampajanna yaitu :
1. Menyadari manfaat yang sedang kita lakukan
2. Menyadari bahwa apa yang sedang kita lakukan sesuai atau
tidak dengan diri kita sendiri
3. Menyadari bahwa apa yang kita lakukan akan menimbulkan
suka atau duka
4. Menyadari bahwa apa yang kita lakukan merupakan suatu
kebodohan atau didasari pengertian yang benar
Keempat faktor kesadaran itu akan memberikan kesadaran bagi
kita untuk tidak mengerjakan pekerjaan yang sia-sia, tidak sesuai
dengan posisi kita serta dengan cara yang keliru. Dengan
kesadaran ini, kita dapat menyesuaikan diri dan menambah
kebajikan.
B. Hiri dan Ottapa
1. Hiri adalah perasaan malu, sikap batin yang merasa malu
bila melakukan kesalahan atau kejahatan. Hiri bersumber
dari dalam diri sendiri, bersifat otonom , timbul sendiri ,
bentuk rasa malu dan ditandai dengan adanya sifat
konsisten dengan kebenaran. Apabila seseorang memiliki
Hiri, maka dirinya sendirilah yang paling tepat menjadi
guru dan pengawasnya yang terbaik
2. Ottapa adalah perasaan takut untuk berbuat jahat yang
lebih bersumber dan dipengaruhi oleh hal-hal di luar diri
kita, bersifat heferomus, lebih dipengaruhi oleh lingkungan
dan masyarakat. Hiri terbentuk oleh rasa malu, Ottapa
dibentuk oleh rasa takut dan ditandai dengan adanya
kemampuan mengenal bahaya dan takut melakukan
kesalahan. Dengan Ottapa, seseorang takut pada dirinya
sendiri, takut dipersalahkan orang lain.
4. Pembagian Sila
4.1 Sila Menurut Jenisnya
 Pakati Sila (ATTHANGIKA)
 Pakati sila adalah sila alamiah, sila yang tidak dibuat oleh manusia, ia
ada dengan sendirinya dan tidak dibuat oleh siapapun. Sila ini adalah
sila alam semesta yang ditemukan oleh Sang Buddha berupa hukum-
hukum kesunyataan. Contoh Pakati Sila (Sila ilmiah) adalah lima Niyama
(5 Hukum alam semesta), yaitu: Utu Niyama (tentang Musim), Bija
Niyama( tentang tumbuh-tumbuhan), Kamma Niyama (tentang sebab
akibat perbuatan), Citta Niyama(tentang berprosesnya pikiran dan
batin), Dhamma Niyama(tentang terjadinya persamman dari suatu
gejala yang khas)
 Pannati Sila
 Pannati sila adalah sila yang dibuat manusia sebagai cara pengendalian
diri dengna jalan menaati atau patuh terhadap peraturan-peraturan
yang sesuai dengan adat istiadat serta peraturan yang tidak ada
hubungannya dengan Kamma, misalnya adat istiadat di Sumatera Utara
tentang upacara perkawinan, dll.
4.2 Sila menurut cara pelakaksanannya
 Sikkhapada Sila
 Sila yang dijalankan dengan melaksanakan latihan-latihan

pengendalian diri, seperti melaksanakan Pancasila


Buddhis, athasila, dasasila, dll.
 Carita Sila
 Sila yang dijalankan dengan jalan menghindari hal-hal
yang tidak baik. Sila ini menekankan perlunya seseorang
menimbun perbuatan baik dan melaksanakan apa yang
merupakan kewajibannya.
 Varita Sila
 Sila pengendalian diri dengan menekankan pada tidak

melakukan perbuatan buruk, yang dianjurkan Sang


Buddha untuk dihindari termasuk 10 Akusala Kamma
(sepuluh jenis perbuatan buruk).
5. Empat Sila untuk kemurnian anggota Sangha ( Catuparisuddhi Sila )
PATIMOKKHA SILA, tahap menjalankan 227 sila Bhikkhu, dan 311 sila
Bhikkhuni, dengan menahan diri sesuai dengan Patimokkha (peraturan
kesisiplinan para Bhikkhu/ Bhikkhuni)

 INDRIYA SAMVARA SILA, pengendalian diri terhadap enam indriya,


tidak membiarkan terseret oleh perasaan senang atau tidak senang pada
saat indera berkontak dengan obyek-obyek dari luar.

 AVIJA PARISUDDHI SILA, peraturan yang harus dilaksanakan oleh para


bhikkhu berkenaan dengan penghidupan yang benar, mencari nafkah
dalam cara-cara yang benar dan tidak dengan menipu orang lain (bagi
umat awam)

PACCAYASANNISSITA SILA, pengendalian diri berkenaan dengan


penggunaan empat kebutuhan pokok(paccaya) para Bhikkhu, yakni :
jubah(civara), obat-obatan(bhesajja), makanan(pindapata), dan tempat
tinggal(senasana) dan harus merenungkan tentang fungsi sebenarnya
dan tidak mempergunakan hal-hal tersebut dengan serakah
6. Sila menurut jumlah latihannya
 Cula Sila
Cula sila adalah cara pengendalian diri dari segala
perbuatan dan ucapan yang tidak baik. Cula sila
merupakan sila paling sedikit jumlah peraturannya.
 Majjhima Sila

Majjhima sila merupakan sila pertengahan atau sedang


dalam jumlah peraturan, beban atau bobotnya. Yang
termasuk Majjhima sila adalah Atthasila (8 sila).
 Maha Sila

Maha sila adalah sila yang besar atau yang banyak


dalam hal beban atau bobot serta jumlah peraturannya.
Maha sila dilaksanakan oleh para samanera dan
bhikkhu, yaitu Dasasila dan Patimokkha sila
7. Sila menurut jenis orang yang melaksanakan
 Sila Upasaka-Upasika
 Seorang upasaka-upasika dalam kehidupan sehari-hari menjalankan Pancasila
Buddhis sebagai landasan moral, yang merupakan tahap awal memasuki kehidupan
beragama menurut agama Buddha, yang bila dilaksanakan dengan baik akan
membawa kemajuan, kemakmuran, kehidupan surga, baik bagi manusia maupun
sebagai dewa.
 Sila Samanera-Samaneri
 Sila bagi Samanera-Samaneri adalah Majhimma Sila (Sila Menengah). Untuk
Mahzab Theravada dijalankan Dasa Sila (10 sila) dan 75 Sekhiya. Untuk Mahzab
Mahayana dijalankan 10 sila dan 100 Siksakaranya.
 Sila Bikkhu-Bhikkhuni
 Sila yang dijalankan para Bhikkhu dna Bhikkhuni disebut Patimokkha sila atau
panati Sila (sila yang tertinggi). Sila Bhikkhu Theravada berjumlah 227 sila dan
Bhikkhuni berjumlah 311 sila. Sila Bhikkhu Mahayana berjumlah 250 sila dan
Bhikkhuni Mahayana berjumlah 348 sila.
 Sila Bodhisattva
 Sila Bodhisatta terdiri dari 58 sila yang dibagi menjadi :
• Garukapatti sila, 10 sila pelanggaran berat
• ahukapatti sila, 48 sila pelanggaran ringan
8. Panca Sila dan Panca Dhamma
 Pancasila Buddhis adalah latihan moral tahap pertama dari seseorang
untuk memasuki kehidupan beragama menurut agama Buddha. Sila-sila ini
apabila dilaksanakan dengan baik akan membawa kehidupan surga, baik
sebagai manusia maupun sebagai dewa.

Pancasila Buddhis atau kelima sila itu adalah :


Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup
 Adinnadana veramani sikhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak
diberikan oleh pemiliknya
Kamesumicchacara veramani sikhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan asusila
Musavada veramani sikhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari ucapan yagn tidak benar
Surameraya-majja-pamadatthana veramani sikhapadam samadiyami
Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang
dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan
 Pancadhamma adalah pelaksanaan dari perbuatan yang baik yang
berguna untuk mengembangkan perbuatan baik.
 Pancadhamma dibagi menjadi 5, yaitu :
 Metta-Karuna, cinta kasih atau belas kasihan terhadap semua makhluk
hidup
 Samma Ajiva, mata pencaharian benar, yang maksudnya untuk mencari
penghidupan dengan cara yang baik
 Santutthi, puas dengan apa yang dimiliki, dalam arti puas dengan
memilki satu pasangan suami/istri
 Sacca, kebenaran atau kejujuran, yang berhubungan dengan pembicaraan
seseorang terhadap orang lain dengan disertai kehendak
 Sati-Sampajanna, ingat dan waspada, yang mengacu pada kemampuan
mengendalikan diri untuk tidak melakukan pelanggaran sila kelima dari
Pancasila Buddhis.
DAFTAR PUSTAKA

Buku kelas XI KTSP 2006 : Sasanaputra A.K, S.Ag, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai