Anda di halaman 1dari 7

2.

1 PENGERTIAN CATUR MARGA YOGA


Seperti kita ketahui bahwa Hindu merupakan ajaran yang universal.
Tidakpernah mempermasalakan agama seseorang karena dalam Hindu meyakini
bahwa jalan apapun yang ditempu seseorang yang penting berdasarkan dharma
maka akan tetap menyatu dengan Dewata atau Sang Hyang Widi. Dalam Hindu
sendiri terdapat banyak kepercayaan untuk mencapai Tuhan Yang Maha Esa.
Namun hal tersebut tidak pernah dipermasalahkan. Salah satu cara untuk
mencapai Dewata atau Tuhan dalam Hindu yakni Catur Marga Yoga. Ajaran ini
mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Catur Marga Yoga sendiri berasal dari kata catur berarti empat. Marga berarti
jalan dan yoga berarti penyatuan dengan Brahman. Jadi catur marga adalah
empat jalan atau cara umat Hindu untuk menghormati dan menuju ke jalan Tuhan
Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Catur marga juga sering
disebut dengan catur marga yoga.
Dalam kitab Bhagavad Gita Bab IV Sloka (11) disebutkan :
ye yatha mam prapadyante
tams tathai ‘va bhajamy aham
mama vartma ‘nuvartante
manushyah partha sarvasah
Jalan manapun ditempuh manusia kearah-Ku, semuanya Ku-terima, dari
mana-mana semua
mereka menuju jalan-Ku, oh Parta.
Mengartikan sloka di atas haruslah kita lebih dalam menyimak hakekat apa
yang tersirat didalamnya? Apa pengertian kata jalan mana dari sloka di atas,
apakah yang dimaksudkan itu keyakinan/agama, cara menuju, atau laku yang
harus dilaksanakan? Menurut saya, yang dimaksudkan dengan kata jalan
mana adalah lebih cendrung kepada persoalan keyakinan/agama.
Artinya, keyakinan apapun atau agama apapun yang dianut seseorang dalam
tujuan mencari Tuhan,
diterima oleh Nya.
Bhagawad Gita Bab VII sloka (21), mempertegas makna dari sloka di atas yang
berbunyi :
yo-yo yam-yam tanum bhaktah
sraddhaya ‘rchitum achchhati
tasya-tasya ‘chalam sraddham
tam eva vidadhamy aham
Apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama, Aku
perlakukan
kepercayaan mereka sama, supaya tetap teguh dan sejahtera.

2.2 BAGIAN-BAGIAN CATUR MARGA YOGA


Catur Marga Yoga dibagi menjadi 4 bagian yaitu :

1. Bhakti Marga
Bhakti Marga adalah jalan menuju Tuhan dengan cara menunjukan Bhakti kita
(berbakti, cinta pada Tuhan dan sesama). Kata Kunci dari Bhakti Marga adalah
"Love All". Sayangi Tuhanmu, sayangi keluargamu, sayangi teman teman mu,
bahkan kau harus menyayangi musuhmu, SAYANGI SEMUA.
Mengenai penerapan bhakti marga oleh umat Hindu seperti berikut ini :

 Melaksanakan doa atau puja tri sandhya seçara rutin setiap hari;
 Menghaturkan banten saiban atau jotan/ngejot atau yajnasesa;
 Berbakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa beserta semua manifestasi-
Nya;
 Berbakti kehadapan Leluhur;
 Berbakti kehadapan para pahlawan pejuang bangsa;
 Melaksanakan upacara dewa yajna (piodalan/puja wali, saraswati,
pagerwesi, galungan, kuningan, nyepi, siwaratri, purnama, tilem, tumpek
landep, tumpek wariga, tumpek krulut, tumpek wayang dan lain-lainnya);
 Melaksanakan upacara manusia yajna (magedong-gedongan, dapetan,
kepus puser, macolongan, tigang sasihin, ngotonin, munggah deha, mapandes,
mawiwaha, mawinten, dan sebagainya);
 Melaksanakan upacara bhuta yajna (masegeh, macaru, tawur, memelihara
lingkungan, memelihara hewan, melakukan penghijauan, melestarikan binatang
langka, dan sebagainya);
 Melaksanakan upacara pitra yajna (bhakti kehadapan guru rupaka atau
rerama, ngaben, ngerorasin, maligia, mamukur, ngeluwer, berdana punya
kepada orang tua, membuat orang tua menjadi hidupnya bahagia dalam
kehidupan di alam nyata ini, dan sebagainya);
 Melaksanakan upacara resi yajna (upacara pariksa, upacara diksa, upacara
ngelinggihang veda), berdana punya pada sulinggih atau pandita, berguru pada
orang suci, tirtha yatra ke tempat suci bersama sulinggih atau pandita, berguru
pada orang suci, sungkem (pranam) pada sulinggih sebagai guru nabe,
menerapkan ajaran tri rnam, dan sebagainya

Di dalam kitab suci Veda kita jumpai beberapa mantra tentang Bhakti salah
satunya adalah:

  “Arcata prarcata priyam edhaso Arcata, arcantu putraka uta puram na


dhrsnvarcata”
Rgveda VIII.69.8)

 "(Pujalah, pujalah Dia sepenuh hati, Oh cendekiawan, Pujalah Dia.


Semogalah semua anak- anak ikut memuja- Nya, teguhlah hati seperti
kukuhnya candi dari batu karang untuk memuja keagungan- Nya)."
2. Karma Marga

Kata Kunci dari Karma Marga adalah "Serve All". Karma Marga adalah jalan
meuju Tuhan dengan cara bekerja / melakukan pelayanan tampa pamrih.
Lakukanlah semua pekerjaan / pelayanan itu sebagai persembahan kepada
Tuhan dan jangan pernah mengharapkan pabrih /hasilnya.

Mengenai penerapan karma marga oleh umat Hindu seperti berikut ini :

–       Menerapkan filosofi ngayah;

–       Menerapkan filosofi matulungan;

–       Menerapkan filosofi manyama braya;

–       Menerapkan filosofl paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka;

–       Menerapkan filosofi suka dan duka;


–       Menerapkan filosofi agawe sukaning wong len;

–       Menerapkan filosofi utsaha ta larapana;

–       Menerapkan filosofi makarya;

–       Menerapkan filosofi makarma sane melah;

–       Menerapkan filosofi ala kalawan ayu;

–       Menerapkan filosofi karma phala;

–       Menerapkan filosofi catur paramita;

–       Menerapkan filosofi tri guna;

–       Menerapkan filosofi trikaya parisudha; dan

–       Menerapkan filosofi yama niyama brata dan berbagai ajaran agama Hindu.

Di jaman Kali Yuga ini, saya sangat merekomendasikan Bhakti Marga dan
Karma Marga untuk mencapai Tuhan, karena cara tersebut jauh lebih mudah
untuk Mencapai Tuhan. Dalam Bhagawadgita. III.19 dinyatakan sebagai
berikut:

 "Tasmad asaktah satatam karyam karma samacara, asakto hy acaran karma,


param apnoti purusah."
Artinya :

 "Oleh karena itu, laksanakanlah segala kerja sebagai kewajiban tanpa terikat
pada hasilnya, sebab dengan melakukan kegiatan kerja yang bebas dari
keterikatan, orang itu sesungguhnya akan mencapai yang utama."
Sebab pada hakekatnya bekerja atau melayani orang atau makhluk lain secara
hakekat adalah karma baik untuk diri sendiri. Adalah lebih baik dapat
menolong/melayani dari pada ditolong/dilayani. Dalam Bhagawadgita III.8 juga
menegaskan sebagai berikut:

  "Niyatam kuru karma twam karma jyayo hyakarmanah sarira-yatrapi ca ten a


prasidhyed akarmanah."
Artinya :

 "Bekerjalah seperti yang telah ditentukan sebab berbuat lebih baik daripada
tidak berbuat dan bahkan tubuhpun tidak akan berhasil terpelihara tanpa
berkarya."
  Salah satu contoh isi veda yang menjadi Landasan filosofis ajaran karma yaitu
dalam Atharwaveda VIII.1.6.:

 “udyanam te purusa navayanam, jivatum te daksatatim krnomi”


Artinya :

 "Oh manusia, giatlah bekerja untuk kemajuan, jangan mundur , Aku


anugerahkan kekuatan dan tenaga."

3. Jnana Marga
Jnana Marga adalah cara mencapai Tuhan dengan cara mempelajari kitab Suci
Veda.
Jalan ini cukup sulit untuk dilakukan oleh orang biasa, karena tidak semua
orang mampu untuk memahami secara benar maksud yang terkandung dalam
Veda. Bila anda ingin mempelajari Kitab Suci Veda, saya sangat menyarankan
anda untuk membaca Bhagawad Gita, karena Bhagawad Gita merupakan ajaran
Veda yang sudah disederhanakan, sehingga orang biasa pun bisa memahami
maksud yang terkandung dalam Bhagawad Gita. Selain Bhagawad Gita, anda
juga bisa mempelajari Itihasa (Mahabarata & Ramayana) dan Purana.

Beberapa model atau bentuk nyata dan penerapan jnana marga berikut ini :

 Menerapkan ajaran aguron-guron;


 Menerapkan ajaran guru dan sisya;
 Menerapkan ajaran guru bhakti;
 Menerapkan ajaran guru susrusa;
 Menerapkan ajaran brahmacari dan ajaran catur guru;
 Menerapkan ajaran sisya sasana;
 Menerapkan ajaran resi sasana;
 Menerapkan ajaran putra sasana;
 Menerapkan ajaran guru nabe, guru waktra, guru saksi;
 Menerapkan ajaran catur asrama; dan
 Menerapkan ajaran dalam wrati sasana, slokantara, sila krama, dan ajaran
agama Hindu yang bersumber pada Veda dan susastra Hindu lainnya
4. Raja Yoga
Raja Yoga adalah cara mencapai Tuhan denga cara Meditasi, Perenungan
Tuhan, Pengendalian (Tapa). Cara ini sulit dilakukan oleh orang yang tidak
terlatih. Bila anda ingin melakukan Raja Yoga saya sarankan carilah guru
spiritual yang bisa membimbing meditasi anda, sehingga meditasi anda akan
berhasil dan anda bisa mencapai Tuhan denga cara ini.

Dalam penerapan Raja Yoga Marga oleh umat Hindu, realitanya seperti berikut
:

 Melaksanakan introspeksi atau pengendalian diri;


 Menerapkan ajaran tapa, brata, yoga dan samadhi;
 Menerapkan ajaran astangga yoga;
 Melakukan kerja sama atau relasi yang baik dan terpuji dengan sesama;
 Menjalin hubungan kemitraan secara terhormat dengan rekanan,
lingkungan, dan semua ciptaan Tuhan di alam semesta ini;
 Membangun pasraman atau paguyuban untuk praktek yoga;
 Mengelola ashram yang bergerak di bidang pendidikan rohani, agama,
spiritual, dan upaya pencerahan diri lahir batin;
 Menerapkan filosofi mulat sarira;
 Menerapkan filosofi ngedetin/ngeret indriya;
 Menerapkan filosfi mauna;
 Menerapkan filosofi upawasa;
 Menerapkan filosofi catur brata panyepian, dan
 Menerapkan filosofi tapasya, pangastawa, dan menerapkan ajaran agama
Hindu dengan baik dan benar menuju keluhuran diri sebagai mahluk sosial dan
religius.

PENUTUP

 Simpulan

Demikian uraian singkat tentang Catur Yoga. Semua jalan (marga) dari ke
empat jalan ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menuju kesempurnaan
dalam artikesatuan jiwatman dan Paramatman. Jnana Yoga diperuntukkan bagi
manusia yang kuat mendalami ilmu pengetahuan, Bhakti Yoga bagi mereka
yang kuat dalam cinta-kasih, Karma Yoga bagi mereka yang kuat dalam kerja,
dan Raja Yoga bagi mereka yang kuat dalam latihan psikologis.
“Dengan jalan bagaimanapun ditempuh oleh manusia ke arahku, semuanya
akuterima dan memenuhi keinginan mereka, melalui banyak jalan manusia
menuju jalanku, Oh Prtha” (Bhagawad Gita V-2).

 Saran

Jangan pernah memikirkan hasil baik sebelum bertindak, dan jangan bertindak
yang tidak menghasilkan kebaikan. Yakini dan maknai terlebih dahulu jalan
yang akan kita tempuh.

Anda mungkin juga menyukai