Anda di halaman 1dari 8

Iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi
secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan
jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara berfikir kejiwaan
sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan
dengan masyarakat sekitar (Wresniwiro, 1996). Alkohol merupakan zat psikoaktif
yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja
secara selektif, terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada
perilaku, emosi, kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan lain-lain.
Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila digunakan
dapat menimbulkan kecanduan atau ketergantungan.
Jadi alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak,
sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi
dan kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan
atau ketergantungan Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan
permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan
kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan
dalam bentuk kenakalankenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja,
perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja.

1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam Pandangan agama hindu tentang narkoba adalah


sebagai berikut:
1.

Apa yang di maksud dengan minuman keras?

2.

Apa dampak dari penggunaan minuman keras?

3.

Bagaimana pendapat agama hindu tentang minuman keras?

4.
Bagaimana cara untuk mengurangi penyebaran minuman keras di
masyarakat?

1.3

Tujuan

Tujuan Makalah dalam Pandangan agama hindu tentang narkoba adalah sebagai
berikut:
1.

Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan minuman keras

2.

Untuk mengetahui Apa dampak dari penggunaan minuman keras

3.
Untuk mengetahui Bagaimana pendapat agama hindu tentang minuman
keras
4.
Untuk mengetahui Bagaimana cara untuk mengurangi penyebaran minuman
keras di masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Narkoba


Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah
bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai
negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja,
umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.
Minuman keras juga dapat di artikan sebagai jenis minuman yang memabukan,
sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadarannya,yang termasuk
minuman keras seperti arak (khamar) minuman yang banyak mengandung alcohol,
seperti wine, whisky brandy, sampagne, malaga dan lain-lain, selain itu juga ada
benda padat yang bisa memabukkan seperti ganja, morfin, candu, pil BK, nipan,
magadon, dan lain-lain atau biasa yang disebut dengan narkoba dan lain-lain sama
termasuk kategori minuman keras.

2.2 Dampak dari penggunaan narkoba


1. Gangguan Fisik : meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan
kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf,
mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta
gangguan seks lainnya
2. Gangguan Jiwa : dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar
dan gangguan jiwa tertentu.
3. Gangguan Kamtibmas: perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan
perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol
akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap
moral yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.

2
2.3. Pandangan agam hindu tentang minuman keras
Dalam pandangan agama hindu terhadap penyalahgunaan miras tergolong dosa
besar. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam slokantara, sloka 16:
brahma wadah sulapanan, suwarna steyarnewa, buwarwadho
mohaoalakamacyatew
Artinya:
Membunuh brahmana, meminum minuman keras, mencuri emas, memperkosa
gadis perawan dan membunuh guru ini dinamai dosa besar.
Selain itu agama hindu juga melarang umatnya melakukan 5 M, yaitu:
1. Maling

: mencuri,

2. Minum

: minum minuman keras yang berakohol,

3. Main

: berjudi,

4. Madon

: berzinah,

5. Madat

: penyalahgunaan narkoba.

Jika kita dapat menghindarkan diri dari kelima hal tersebut diatas niscaya kita akan
menemukan kedamaian, kesehatan dan kebahagian. Beberapa kitab suci yang
memuat tentang pandangan agama hindu terhadap narkoba dan miras adalah:
1. a. Saracamuscaya, sloka 256:
Janganlah hendaknya mengambil barang orang lain, janganlah meminum
minuman keras dan obat obatan terlarang, melakukan pembunuhan, berdusta
karena itu akan menghalangi untuk menyatu dengan tuhan.
1. b. Bhagawadgita III, 16:
Evam pravartitam cakram
Na nuvar tayatira yah
Aghayur indriyaramo
Mogham panta sajivati
Artinya:

Ia yang tidak ikut memutar roda hidup ini selalu hidup dalam dosa menikmati
kehendak hawa nafsunya adalah panta, ia hidup sia sia menuruti kehendak nafsu
semata berarti mereka menuju kebahagian dan kedamaian yang semu. Dengan
mencari kenikmatan yang dilarang oleh ajaran agama seperti berfoya foya,
mengkonsumsi minuman dan makan terlarang termasuk obat obatan yang
menganung zat adiktif seperti narkoba dan miras.

3
1. c.

Bhagawadgita VI, 17:

Yuktahora viharasya, yukta costasya karmasu, yakta svapna vabodhasya yogo


bhavati duhidaha.

Artinya :
Orang yang menghindarkan diri dari makan minum yang berakohol dan narkoba,
teratur dalam kebiasaan tidur, berekreasi dan bekerja dapat menghilangkan segala
rasa sakit material dengan berlatih sistim yoga.
1. d. Reg wedha VIII, 2.12:
Hrtsu pirasa yudhayante, durmandoso na suwayam
Artinya :
Para pecandu yang sedang mabuk akan berkelahi diantara mereka
dan menciptakan keonaran.
Dengan demikian agama hindu memandang narkoba dan miras sebagai barang
haram, karena dapat merusak kesehatan baik jasmani maupun rohani, juga
merusak keseimbangan antar unsur dalam tubuh jasmani manusia itu sendiri, selain
itu narkoba dan miras juga dipandang sebagai penghalang bagi manusia untuk
dekat dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa.

2.4

Cara untuk menjaga diri dari pengaruh minuman keras

Pada prinsipnya hidup itu harus seimbang, yaitu mematuhi berbagai kebutuhan
fisik, sosial, mental dan spiritual. Untuk selalu diingat adalah berbagai kegiatan
yang perlu dilakukan sehari hari agar terhindar dari minuman keras adalah:
1. Memegang teguh norma norma agama dan sosial kemasyarakatan,
2. Melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan
keagamaan,
3. Aktif melakukan kegiatan hobi, rekreasi atau bermain dengan teman,

4. Aktif mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai ketrampilan,


5. Hadapi persoalan hidup dengan tanpa rasa takut, panik atau stres, karena
pasti dapat terselesaikan dengan seiring berjalannya waktu,
6. Percaya bahwa hidup telah ada yang mengatur, kita hanya wajib
menjalankan dengan sebaik baiknya,
7. Jangan mudah menerima sesuatu dari orang lain baik yang sudah dikenal
maupun orang yang belum dikenal.

4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah
bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.. Meminum
minuman keras dapat mengakibatkan Gangguan Fisik ,Gangguan Jiwa, Gangguan
Kamtibmas.Dalam agama hindu melarang meminum minuman keras, hal ini tertulis
dalamSaracamuscaya, sloka 256:
Janganlah hendaknya mengambil barang orang lain, janganlah meminum
minuman keras dan obat obatan terlarang, melakukan pembunuhan, berdusta
karena itu akan menghalangi untuk menyatu dengan tuhan.

3.2 Saran
Diharapkan kedepannya nanti warga Indonesia dapat berhenti meminum minuman
keras karena minuman keras sudah terbukti dapat merusak kesehatan. Minuman
keras sebaiknya tidak digunakan oleh masyarat luas. Minuman keras sumber
kehancuran, jaga diri sendiri dan orang disekitar anda dari bahaya minuman keras.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://stevendarmawan.blogspot.com/2010/01/pengertian-minuman-keras-dandampaknya.html
http://zulv1ck4r.wordpress.com/2008/12/30/minum-minuman-keras/
http://mangaiuk.wordpress.com/2012/04/20/narkoba-dan-miras/
http://imrankrezze.blogspot.com/2011/05/minuman-keras.html

Om Namah Shiwa Ya Minum merupakan sebuah kebutuhan, terutama minum air. Air merupakan
salah satu zat gizi esensial. Minum adalah kegiatan mengonsumsi cairan melalui mulut. Minum
juga bisa mengacu pada kegiatan mengonsumsi alkohol, bergantung pada konteks kata tersebut
digunakan. (Ensiklopedia Indonesia). Minuman keras atau secara khusus dikenal minuman
beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. (Ensiklopedia Indonesia). Etanol adalah
bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. (Loc.Cit). Meski alam telah
menyediakan air untuk diminum tetapi oleh karena kerakusan manusia, seseorang tidak puas hanya
dengan minum air putih. Karena tidak puas hanya dengan minum air putih yang sehat, tidak jarang
seseorang mengkonsumsi minuman keras hingga mabuk dan dapat membahayakan tubuh. Dalam
ajaran Hindu, mabuk merupakan salah satu musuh dalam diri manusia yang disebut mada. Mada
artinya kemabukan. Misalnya mabuk karena minuman keras. Bila minuman ini diminum secara
berlebih-lebihan maka akan menimbulkan kemabukan. Mada bagian dari Sad Ripu (enam musuh
dalam diri manusia). Mabuk juga bagian dari Panca Ma atau Lima M yaitu Madat, Minum, Metoh,
Madon, dan Maling. Mabuk atau mada selain bagian dari Sad Ripu dan Panca Ma. Mada juga
bagian dari Sapta Timira Tujuh macam kegelapan. Bagian bagiannya yaitu: Surupa (mabuk
karena rupa tampan), Dhana (mabuk karena kekayaan), Guna (Mabuk Karena Kepandaian Ilmu),
Kulina (Mabuk Karena Keturunan), Yowana (Mabuk Karena Keremajaan), Sura (Mabuk Karena
Minuman Keras) dan Kasuran (Mabuk Karena Kesaktian Atau Keberanian). Mengkonsumsi
minuman keras meski digolongkan sebagai perbuatan kegelapan, tetapi agama Hindu
membenarkan mengkonsumsi minuman keras bagi orang yang bijaksana atau orang utama.
Terutama bagi orang yang sudah mampu mengendalikan indrya-indryanya. Seperti dinyatakan
didalam kitab suci Sarasamuscaya sebagai berikut: avyadhijam katukam sirsarogam yacomusam
papaphalodayam ca, satam peyam yanna pibantyasanto manyun maharaja piba prasamya. Nyang
sang kiriman, hana ya ininum sang pandita, mangdani panas amuhara nglu, tan lara iki, pih,
mangilangaken yasapuhara papa tapwa ya, tan ininum iki dening samanyajana, sang uttamapurusa
juga sira wenang minum, sira tuhun sakti kalinganya, krodha ika mangkana kramanya, yatika
inumenta, kawasakenanta saktinya, rapwan temung kopasaman. (Sarasamuccaya 97). Inilah sang
kiriman : sesuatu yang diminum orang arif, yang menimbulkan rasa panas dalam badan dan
menyebabkan sakit kepala; bagi sang pandita tidak menyebabkan nama baik dan mendatangkan
malapetaka; itulah sebabnya tak diminum olehnya; hanya orang utama saja dapat meminumnya,

sebab beliau benar-benar kuat; kemarahan, yang demikian keadaanya, itulah hendaknya anda
minum, anda kuasai, tundukan kekuatannya, agar supaya beroleh kesabaran hati. (Kajeng dkk,
1997:85). Sloka diatas ada yang menterjemahkan bebas sebagi berikut: Minuman keras hanya
diijinkan bagi orang yang benar-benar telah mampu menguasai indra-indranya, sedangkan bagi
orang yang belum mampu untuk menguasai indranya, minuman seperti ini dilarang untuk di
konsumsi. Kemarahan hendaknya anda minum, anda kuasai dan anda tundukkan, hingga dari itu
kesabaran hati pasti anda dapatkan. (Sumber klik Kitab Sarasamuscaya). Dari uraian sloka tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa minuman keras boleh diminum oleh orang tertentu saja, terutama
oleh orang yang sudah mampu mengendalikan indrya-indryanya. Minuman keras yang diminum oleh
orang seperti itu tidak akan membawa nama baik juga tidak akan merugikan, karena mereka
mengkonsumsi minuman keras dalam keadaan sadar dan tidak terikat serta tidak berlebihan, hanya
sedikit saja yang diminum. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita mampu
menundukan dan menguasai kemarahan atau kemarahan itulah yang harus diminum (dikuasai) agar
menjadi orang sabar. Berdasarkan beberapa penelitian, efek dari alkohol ternyata memang tidak
selamanya buruk. Salah satu yang harus digarisbawahi dari berbagai hasil-hasil riset mengenai
manfaat alkohol adalah konsumsi dalam jumlah sedang. Beberapa studi juga menyebutkan dampak
positif tersebut hanya ditemukan pada orang yang sudah berusia paruh baya. Bahkan, konsumsi
alkohol dalam jumlah sedang juga tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil atau berencana
untuk hamil, atau untuk mereka yang berusia di bawah 21 tahun. (kompas.com, 2012). Di berbagai
negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang
yang telah melewati batas usia tertentu. (Ensiklopedia Indonesia). Bukti paling kuat dari konsumsi
alkohol dalam jumlah sedang adalah menurunkan risiko penyakit jantung. Riset itu dilakukan dr
Kenneth Mukamal, dokter penyakit dalam dan asisten profesor dari Harvard Medical School yang
melakukan studi selama 12 tahun. Dalam laporannya di New England Journal of Medicine, ia
menuliskan bahwa alkohol berdampak positif pada kolesterol baik (HDL). Selain itu, alkohol
diketahui mengencerkan pembekuan darah sehingga mencegah penyumbatan pembuluh darah.
(kompas, 2012). Catatan: Hubungkan tulisan yang dicetak tebal Om Shantih, Shantih, Shantih Om
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/mertamupu.co.id/hindu-membenarkan-mengkonsumsiminuman-keras_551af3eca333117b21b65b9d

Anda mungkin juga menyukai