b.Dimensi Epistemologi
Epistemologi ialah cabang filsafat yang membicarakan hakikat dan lingkup pengetahuan,
pengandaian-pengandaian, dasar-dasar, dan tanggung jawab atas pernyataan mengenai
pengetahuan.
c. Dimensi aksiologis
Terkait dengan nilai, maka tentang nilai dapat subjektif tapi dapat juga objektif. Kemudian
bagaimana dengan nilai dalam ilmu pengetahuan ? Bagi seorang ilmuwan, kegiatan
ilmiahnya dengan kebenaran ilmiah adalah hal yang sangat penting. Yang lebih penting
adalah bahwa ilmu pengetahuan tidaklah berkembang pada arah yang tak terkendali, namun
ia harus bergerak pada arah maknawi dan umat manusia berkuasa untuk mengendalikannya.
Kekuasaan manusia atas ilmu pengetahuan harus mendapat tempat yang utuh, eksistensi
ilmu pengetahuan bukan “melulu” untuk mendesak kemanusiaan, namun kemanusiaanlah
yang harus menggemgam ilmu pengetahuan untuk kepentingan dirinya dalam rangka
pengembangan diri kepada sang Pencipta.
2.Filsafat Nilai
Filsafat nilai atau aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang nilai
atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai. Di samping itu aksiologi berhubungan
dengan etika dan estetika, baik nilai itu sesuatu yang bersifat subyektif maupun obyektif.
Tujuan nilai adalah untuk mengetahui apakah sesuatu itu baik atau buruk, suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang dan lain sebagainya. Sehingga dengan mengetahui nilai maka
tercapailah apa yang menjadi tujuan manusia.
Teori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah Etika dan Estetika. Etika membahas
tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika membahas mengenai
keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini bukanlah membahas tentang nilai
kebenaran walaupun kebenaran itu adalah nilai juga. Pengertian nilai itu adalah harga dimana
sesuatu mempunyai nilai karena dia mempunyai harga atau sesuatu itu mempunyai harga
karena ia mempunyai nilai. Dan oleh karena itu nilai sesuatu yang sama belum tentu
mempunyai harga yang sama pula karena penilaian seseorang terhadap sesuatu yang sama itu
biasanya berlainan. Bahkan ada yang tidak memberikan nilai terhadap sesuatu itu karena ia
tidak berharga baginya tetapi mungkin bagi orang lain malah mempunyai nilai yang sangat
tinggi karena itu sangatlah berharga baginya
Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri. Nilai bersifat ide
atau abstrak (tidak nyata). Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap oleh indra. Tingkah
laku perbuatan manusia atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah yang dapat ditangkap oleh
indra karena ia bukan fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu pengetahuan, maka kita
akan membahas masalah benar dan tidak benar. Kebenaran adalah persoalan logika dimana
persoalan nilai adalah persoalan penghayatan, perasaan, dan kepuasan. Ringkasan persoalan
nilai bukanlah membahas kebenaran dan kesalahan (benar dan salah) akan tetapi masalahnya
ialah soal baik dan buruk, senang atau tidak senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas
dari nilai, tetapi nilai adalah menurut nilai logika. Tugas teori nilai adalah menyelesaikan
masalah etika dan estetika dimana pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang
dikemukakan oleh beberapa golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai
itu. Seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positivisme, pragmatisme, fvtalisme,
hindunisme dan sebagainya.
2.1.Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat kebiasaan
tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jamak dari kata nos
yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika dan moral ini memiliki
perbedaan satu sama lainnya. Etika ini bersifat teori sedangkan moral bersifat praktek. Etika
mempersoalkan bagaimana semestinya manusia bertindak sedangkan moral mempersoalkan
bagaimana semestinya tndakan manusia itu. Etika hanya mempertimbangkan tentang baik
dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum.
Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku
manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah suatu ide
tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu. Jelaslah bahwa
fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan manusia (baik
dan buruk akan tetapi dalam prakteknya etika banyak sekali mendapatkan kesukaran-
kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah
sama (relatif) yaitu tidal terlepas dari alam masing-masing. Namun demikian etika selalu
mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau
dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia itu tidaklah
sama dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua tingkah laku manusia itu
dapat dinilai oleh etika.
Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah mempunyai syarat-
syarat tertentu, yaitu :
1. Perbuatan manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian. Oleh karena itu orang-orang
yang mengerjakan sesuatu perbuatan jahat tetapi ia tidak mengetahui sebelumnya bahwa
perbuatan itu jahat, maka perbuatan manusia semacam ini tidak mendapat sanksi dalam
etika.
2. Perbuatan yang dilakukan manusia itu dikerjakan dengan sengaja. Perbuatan manusia
(kejahatan) yang dikerjakan dalam keadaan tidak sengaja maka perbuatan manusia
semacam itu tidak akan dinilai atau dikenakan sanksi oleh etika.
3. Perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak sendiri. Perbuatan
manusia yang dilakukan denan paksaan (dalam keadaan terpaksa) maka perbuatan itu
tidak akan dikenakan sanksi etika.
2.2.Estetika
Estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk
menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang
jelas dalam hal ini adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.
Banyak teori yang membahas mengenai masalah estetika. Zaman dahulu kala, orang
berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika (abstrak). Sedangkan dalam teori modern,
orang menyatakan bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis
dengan hakikat yang sebenarnya bersifat tetap.
3.Filsafat Metafisika
Metafisika merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau
hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah
Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di
alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas
pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan; kebendaan, sifat, ruang,
waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan. Penggunaan istilah "metafisika" telah
berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di luar dunia fisik
Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai beberapa pendapat mengenai tafsiran
metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah
bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih
kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran
supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme. Selain paham
tersebut, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. Paham ini amat bertentangan
dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala alam
tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat di
alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham
naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan
hanyalah logika akal semata, sehingga mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib
itu. Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa
alam semesta dan manusia berasal dari materi.
Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup. Timbul dua
tafsiran yang masing-masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham vitalistik.
Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala
kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik yang
berbeda secara substansif dengan hanya sekadar gejala kimia-fisika semata.
Berbeda halnya dengan telah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran
yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah
merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat
(objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak
membedakan antara pikiran dan zat, keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala
disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak
oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran)
yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap oleh
pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan
berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
7.Mangala Sutta
Memiliki pengetahuan luas dan keterampilan adalah berkah utama (Mańgala Sutta). Dalam
Natha Sutta, Dasakanipata, Anguttara Nikaya; Buddha menyatakan bahwa dengan memiliki
pengetahuan luas, seseorang berarti telah membuat pelindung bagi dirinya sehingga dapat
terhindar dari kehidupan yang penuh penderitaan.
8.Sekhiya Sila
Latihan yang harus dilaksanakan oleh para Bhikkhu untuk melatih diri disebut Sekhiya.
SEKHIYA 75
I. Tentang sikap tingkah laku yang tepat (Saruppa)
II. Tentang peraturan makan (Bhojanapatisamyuti)
III. Tentang cara mengajarkan Dhamma (Dhammadesanapatisamyutta)
IV. Tentang aneka macam peraturan (Pakinnaka)
9.Keselarasan antara perkembangan IPTEK dan Moral
Pengaruh Sains terhadap semakin tinggi tingkat intelektual seseorang, semakin
memudahkan seseorang memahami Buddha-Dharma. Buddha menjelaskan bahwa seringkali
panca indera kita memberikan pengetahuan yg tidak tepat dan menyesatkan. Apakah
pengetahuan semacam ini perlu? Tentu kalau kita tidak mau menjadi orang buta yang meraba
gajah lalu mendebatkannya (Udana, 68-69). Sains dan Tekhnologi memberi pengaruh banyak
terhadap pernyiaran Buddha Dharma; seperti penemuan kertas, teknologi cetak, digital,
arsitektur, media audio, media elektrik, internet dll.
Ukuran Peradaban Teknologi seringkali dipandang sebagai ukuran peradaban manusia,
sedangkan bagi Buddhisme adalah kesucian. Seringkali teknologi membuat kebanyakan orang
mengejar kepuasan indra dan kenikmatan duniawi, sedangkan Buddhisme justru membatasi
pemuasan nafsu indra. Apakah orang yang masih mengejar pemuasan nafsu inderawi dapat
menikmati kepuasan surgawi? Buddha membandingakan pemuasan nafsu inderawi dengan
penderita kusta. Orang yang sakit kusta yg merasa lega dan puas setelah menggaruk atau
bahkan membakar lukanya. Apabila ia telah sembuh, maka tiadak mau lagi melakukan
perbuatan yang sama. Terdapat kesenangan lain daripada kepuasan indra, yg memberi alasan
kenapa seseorang melepaskan diri dari kemelekatan nafsu indrawi. (M.I, 502-508) orang yang
sakit kusta yg merasa lega dan puas setelah menggaruk atau bahkan membakar lukanya.
Kaitan Sains dengan Moral IPTEK dipandang tidak mampu membuat manusia menjadi
lebih baik atau bermoral. Egoisme dan keserakahan manusia, berpotensi merendahkan
martabat bahkan menghancurkan. Menurut Buddha, pengetahuan bagi si dungu membawa
kesengsaraan, menghancurkan kebaikannya, dan membelah kepalanya sendiri. (Dhp. 72).
Agenda perkembangan IPTEK telah menjadi agenda agama pula, khususnya menyangkut etika
dan moral.
TUGAS
Permasalahan tentang:
1.Ilmu kedokteran: cloning,aborsi, dan euthanasia
Agama Buddha menentang dan tidak menyetujui adanya tindakan aborsi karena telah
melanggar pancasila Buddhis, menyangkut sila pertama yaitu panatipata.
Euthanasia atau mercy killing baik yang aktif atau pasif tidak dibenarkan dalam agama
Buddha karena perbuatan membunuh atau mengakhiri kehidupan seseorang ini, walaupun
dengan alasan kasih sayang, tetap melanggar sila pertama dari Pancasila Buddhis. Perbuatan
membunuh atau mengakhiri hidup seseorang ini sesungguhnya tidak mungkin dapat dilakukan
dengan kasih sayang atau karuna.
Karena proses DNA cloning sama sekali tidak merugikan makhluk hidup, maka DNA
cloning tentunya tidak bertentangan dengan etika Buddhis. DNA cloning merupakan teknik
biologi yang digunakan secara luas dan bebas di laboratori-laboratori biologi di seluruh dunia.
Pengambilan stem cell dari tahap embryogenesis ini seharusnya tak dianggap sebagai
pembunuhan karena belum dapat tergolong sebagai makhluk hidup, yakni belum terdapat bukti
telah terbentuknya kesadaran. Dari argumen ini, maka therapeutic cloning, andaikata saja
dilakukan di minggu pertama pembuahan, tak dapat disebut sebagai pembunuhan. Dengan
sendirinya, praktek therapeutic cloning seharusnya tak dianggap bertentangan dengan etika
Buddhis.
Untuk reproductive cloning dalam pandangan Buddhisme sangat tergatung dengan cara
cloning itu dilakukan. Jika pembuahan dan pengembangan ovum dan sperma dilakukan diluar
tubuh wanita namun mereka merupakan pasangan suami istri maka hal itu tidak bertentangan
dengan pandangan Buddhis. Namun apabila pemilik dari sel ovum dan sperma tersebut bukan
merupakan pasangan suami istri, contoh : pemanfaatan bank sperma, maka hal itu sangat
bertentangan dengan pandangan dan sila Buddhis yang ketiga, yaitu penghidaran diri dari
perzinahan.
3.Candi Borobudur sebagai wujud perpaduan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula pada
pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun Buddha. Salah
satunya adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah candi Buddha yang terbesar
sehingga merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia dan merupakan salah satu peninggalan
kerajaan Mataram. Dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat patung
Dyani Budha.Patung-patung Dyani Buddha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat
Buddha.Di samping itu juga pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk
stupa.Untuk candi Buddha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa
merupakan ciri khas atap candi-candi yang bersifat agama Buddha. Dengan demikian seni
bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena Indonesia hanya mengambil
intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu yang
bercorak Indonesia.
2. 1. Cloning
2. Aborsi
3. Pemanfaatan Internet
4. Euthanasia
Yang sangat bertentangan dengan pandangan Buddhis akibat pengaruh kemajuan IPTEK
adalah C
4. 1. Mahavagga I : 11
2. Magala Sutta
3. Natha Sutta
4. Aguttara Nikaya
Dimanakah tercantum hubungan antara manusia dan alam yang baik menurut pandangan
agama Buddha? D
5. 1. Subjek bukan merupakan dunia atau bagian dari dunia, melainkan lebih dapat
dikatakan sebagai batas dari dunia.
2.. Kematian, kematian bukanlah sebuah peristiwa dalam kehidupan, manusia tidak hidup
untuk mengalami pengalaman kematian.
3. Tuhan, Ia tidak menampakkan diri-Nya di dunia.
4. Tuhan adalah tempat kita bertumpu
Wittgenstien menyatakan terdapat tiga persoalaan dalam metafisika, yaitu A
6. Nama asli Candi Borobudur adalah…
a. Sang Hyang Adhi Buddha
b. Dasabhumi Sambhara Budara
c. Amogasiddhi
d. Dhyana Abhaya
e. Lalitavistara
8. Mereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spiritual lebih tinggi
daripada nilai non spiritual (nilai material) disebut kaum..
a. Realis
b. Pragmatis
c. Idealis
d. Instrumentis
e. Harafis
9. Studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau suatu studi yang menyangkut segala
yang bernilai disebut juga dengan…
a. Geografi
b. Oceanografi
c. Termologi
d. Aksiologi
e. Ontologi
Sumber :
http://filsafat-unhi.blogspot.co.id/2015/02/filsafat-ilmu-pengetahuan.html
http://kalidanastiti-space.blogspot.co.id/2013/12/axiologi-filsafat-nilai.html
https://ganiawanti.wordpress.com/2015/01/16/makalah-filsafat-nilai-antara-etika-dan-estetika/
https://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika
http://adipustakawan01.blogspot.co.id/2013/06/metafisika-filsafat-umu.html
http://lucki72.blogspot.co.id/2014/03/memeliharakeseimbangan-antara-iman-ilmu.html
http://slideplayer.info/slide/3258499/
Budi Pekerti dan HAM dalam Pendidikan Agama Buddha SMA Kelas XI oleh Sasanaputra A.K.,
S.Ag., M.Pd