wacana yang akan saya bawakan kali ini bertema “Kerukunan Menurut Agama
Hindu” dengan judul Rukun itu Damai. Kerukunan , kalau kita berbicara tentang
kerukunan pasti yang ada didalam benak kita adalah hidup damai perdampingan,
Kita menyadari bahwa Indonesia sebagai suatu Negara yang besar terdiri dari
beranekaragam Suku, Agama, Ras dan budaya. Keragaman ini merupakan potensi
pemersatu dan sekaligus sebagai potensi konflik didalam masyarakat. Akhir-akhir ini
kita telah banyak melihat kondisi kerukunan bangsa ini yang kian lama kian rapuh,
peristiwa konflik Maluku antar 2 kelurahan, jawa pasca lebarann, atau di kupang
misalnya yang telah kita rasakan bersama seperti tawuran antar pelajar, pemuda dan
seharusnya sebagai kaum intelektual muda dan sebagai penerus bangsa malahan ikut-
ikutan dalam konflik ketidak rukunan ini, dimana hal ini memperlihatkan bahwa
sesungguhnya ketidakrukunan telah menjadi bagian dari budaya dan sejarah bangsa
ini.
Umat sedharma yang sedang berjuang untuk menjadi orang yang berbudi.
kiranya kita perlu mengetahui apa sih yang menyebabkan ketidakrukunan itu. Nah
1
1. Eksklusivisme yaitu sikap yang menganggap dirinya atau kelompoknya lebih
pengaruh unsur luar yang bukan asaliah agamanya. Bukankah kita sekarang sudah
wacana tadi mencerminkan adanya usaha permurnian ajaran agama. Yang menjadi
tentang Hindu yang benar dan mungkin akan saling bermusuhan diwaktu yang
akan datang.
agama memang merupakan hal yang wajar, namun kesetiaan akan agama tidak
universal.
4. Dilema Kepatuhan. Patuh kepada siapa ? patuh kepada Tuhan dan Pemimpin
kita. Nah yang menjadi masalah adalah ketika umat beragama atau masyarakat
lebih patuh pada pemimpinnya dari pada Tuhannnya. Sebagai contoh ketika
pemimpin agama salah menafsirkan ajaran agama yang jelas bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang universal yang diturunkan oleh Tuhan kepada semua
umatnya. Contohnya tawuran Maluku antar kelurahan. Apa mungkin suatu konflik
terjadi tanpa adanya seorang provokator. Hal ini membuktikan bahwa manusia
2
5. Analisis satu sisi, dimana orang atau kelompok hanya ingin melihat apa yang
ia ingin lihat dan buta terhadap sesuatu yang ia tidak ingin lihat. Analisis agama
yang " ingin dilihat saja " untuk tujuan tertentu, sehingga dapat menimbulkan
Na buddhi-bhedam janayed
Ajnanam karma-sanginam
Josayet sarva-karmani
Artinya
Mereka yang bijaksana janganlah membingungkan yang bodoh, yang terikat pada
kegiatan kerja;melainkan mengajak semuanya bekerja dan bekerjasama atas dasar itu.
Pravadanty avipascitah,
Veda-vada-ratah partha
Artinya
yang kesukaannya hanya pada apa yang tersurat dalam Veda, wahai Arjuna, tidak lain
Disini sesungguhnya Weda dengan jelas menyatakan bahwa apa yang tersurat dalam
Weda hendaknya jangan selalu diartikan sesuai dengan apa yang dibaca namun,
3
renungkanlah makna dibalik setiap sloka yang kita baca apalagi sloka-sloka tadi
dipakai untuk tujuan yang tidak baik dan membingungkan orang-orang yang awam.
rukunan menurut Hindu yang telah saya beritahukan. Secara umum Veda sangat
Sraddhayarcitum icchati
Artinya
”apapun bentuk kepercayaan yang dipeluk oleh Bhakta-Ku dengan penuh keyakinan.
Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap teguh dan sejahtera.
Mama vartmanuvartante
Artinya
Bagaimana pun (jalan) manusia mendekati-Ku, Aku terima, wahai Arjuna. Manusia
toleransi diantara manusia didunia ini dan berharap agar manusia berpegang teguh
4
kalau begitu yang menjadi pertanyaan sekarang mengapa kerukunan
merupakan sumber kedamaian ?. Kalau kita berbicara tentang kerukunan berarti kita
berbicara tentang hubungan antar manusia dimana hal ini berkaitan dengan tingkat
toleransi dengan sesama. Damai adalah bila kita mampu hidup selaras dan sejalan
dengan diri kita sendiri yaitu Atman atau hati nurani yang selalu menyuarakan
kebenaran. sebab orang yang mampu berdamai dengan dirinya pastilah orang yang
mampu mengendalikan segala pikiran, tutur kata, dan perbuatan agar tidak menyakiti
atau merugikan orang lain. Maka dalam konsep Hindu sebelum anda berdamai dengan
orang lain dalam bingkai kerukunan, berdamailah dengan diri anda sendiri karena
kedamaian adalah hadiah bagi orang yang mendamaikan dirinya. Orang yang
berdamai dengan dirinya adalah orang yang berbudi luhur dan inilah orang yang
Uddhared atmanatmanam
Natmanam avasadayet
Artinya
menjerumuskan dirinya, sebab hanya jiwa lah teman jiwanya dan hanya jiwalah
musuh jiwanya.
Eka-bhaktir visisyate
5
Aham sa ca mama priyah
Artinya
Diantara mereka, yang berbudi selalu memusatkan pikiran dan berbakti pada Yang
Satu adalah mulia sebab itu dialah Aku sangat kasihi dan dia kasih kepada-Ku.
Kedua sloka diatas sudah jelas bahwa jiwa kita adalah teman sekaligus dapat
menjadi musuh kita. Orang yang terbiasa tidak berdamai dengan dirinya dan merasa
hidupnya sudah berezeki, sesungguhnya Yang ada adalah illusi dari rezeki, yaitu
perasaan sudah mendapat uang tetapi yang menjadikan orang lebih haus uang,
perasaan sudah berkuasa tetapi yang akut ketakutan kehilangan kekuasaan, perasaan
sudah ternama tetapi yang namanya ditempelkan kepada kepalsuan dan kemungkaran,
perasaan sudah kaya tetapi yang tetap mencuri seperti khawatir tidak akan makan
esok pagi.
kalau sudah berdamai dengan diri kita, lalu bagaimana caranya membina
kerukunan diantara sesama menurut Hindu ? Sebelum kita membina kerukunan keluar
artinya dengan orang-orang yang terjauh, maka hal pertama yang harus kita lakukan
adalah rukun dulu dengan keluarga dan orang terdekat kita, dengan ayah, ibu, saudara,
Devan bhavayatanena
Parasparam bhavayantah
Artinya
6
Adanya para dewa adalah karena ini, semoga mereka menjadikan engkau demikian,
dari sloka diatas sudah jelas bahwa Cara membina kerukunan adalah
dengan saling memberikan hal-hal yang positif. Memberi apa ? memberi cinta yang
tulus kepada istri, memberi kasih sayang kepada anak-anak kita, memberi senyuman
kepada sahabat, memberi maaf, memberi sedekah atau dana punia pada fakir miskin
dan tempat ibadah. Jika saja semua itu dapat dilakukan oleh kita semua maka
Ya Caiti Dharma” hidup berbahagia didunia dan akhirat. Hidup bahagia didunia
hanya mungkin dicapai dengan kerukunan dan toleransi yang tinggi terhadap sesama,
dan hidup bahagia di akhirat hanya akan dapat dicapai bila kita telah dapat berdamai
Vidya-vinaya-sampanne
Panditah sama-darsinah
Artinya
“Orang arif bijaksana melihat semuanya sama, baik kepada brahmana budiman yang
rendah hati, maupun terhadap makhluk hidup lainnya, orang yang hina papa sekalipun
Dari sloka diatas maka hendaknya perbuatan saling memberi kebaikan tanpa
Dengan saling memberi kebaikan merupakan kebajikan paling utama. Jadi Saling
memberi pada hakekatnya merupakan wujud pencerminan nyata dari Tat Twam Asi.
Kamu adalah saya, saya adalah kamu. Apa yang engkau tidak suka hendaknya jangan
7
memberikan hal tersebut. Begitu juga apa yang disukai oleh dirimu, maka berilah hal
maksud dari pemberian orang lain terhadap kita yang sesungguhnya pemberian itu
amatlah bermanfaat bagi kita namun, kita menganggapnya sebagai suatu penghinaan,
sesama. Maka marilah saya menjelaskan mengenai ilmu kotoran sapi. Seseorang
akan menganggap bahwa itu merupakan suatu penghinaan ”kok tai sapi diberikan
kepada saya memangnya rumah saya septi tank apa ?”. Tanggapan kedua ialah
tetangga tersebut akan menerima dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih
karena mungkin orang yang memberikan kotoran sapi tadi melihat bahwa taman
pemberian yang berkonotasi negatif namun maksudnya baik seperti pada ilustrasi
kotoran sapi tadi cenderung untuk melakukan seperti pada tanggapan pertama. Maka
mulai dari sekarang biasakanlah kita untuk melihat makna dibalik setiap kejadian
seperti pada tanggapan kedua tadi. Jika diberi teguran bukan maksudnya untuk
menghina dan merendahkan kita justru itu adalah perintah untuk lebih menghebatkan
Kadang kala timbul pertanyaan dalam benak kita manakala saya sudah
berusaha berbuat kebaikan misalnya dengan memberi kebaikan yang sebisa saya
dengan tersenyum, dengan berdana punia, dengan memberi kasih sayang sebisa saya
8
namun, mendapat balasan atau perlakuan yang tidak semestinya kita terima. Lalu
Artinya:
”walaupun perbuatan jahat yang dilakukan orang terhadap dirimu, perbuatan seperti
perbuatan jahat, sebab orang yang berhasrat berbuat kejahatan itu pada hakekatnya
Dalam sloka ini sudah jelas bahwa terkadang senyuman dan kebaikan yang
kita berikan mendapatkan balasan yang tidak semestinya namun janganlah sekali-kali
membalas dengan perbuatan jahat hendaknya perlakuan bagaikan dua orang insan
yang sedang dimadu cinta saling merayu adanya, seperti itulah hendaknya perlakuan
kita kepada orang yang membenci kita. oleh karenanya” Selalu ingatlah dengan
hukum karma phala, cepat atau lambat semua itu pasti akan ada hasilnya”.
Akhir kata hendaknya ajaran saling memberi, ilmu kotoran sapi, berdamai
dengan diri sendiri, dan rukun dengan sasama dalam bingkai kerukunan yang
mendamaikan dapat umat sedharma sekalian pahami dan amalkan. Hanya satu pesan
saya mari kita wujudkan kerukunan Indonesia, layaknya taman bunga yang indah oleh
karena di hiasi oleh beranekaragam bunga-bunga yang cantik dan harum. Begitulah