Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

JUDUL

TRADISI MESURYAK PADA HARI RAYA KUNINGAN DI DESA


PAKRAMAN BONGAN GEDE, DESA BONGAN, TABANAN, BALI DAN
POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA

Oleh

I MADE CAHYANA MENDALA PUTRA

1314021024

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2017

1
TRADISI MESURYAK PADA HARI RAYA KUNINGAN DI DESA PAKRAMAN BONGAN
GEDE, DESA BONGAN, TABANAN, BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER
BELAJAR SEJARAH DI SMA.
I Made Cahyana Mendala Putra1, Dr. Tuty Maryati, M.Pd, Ketut Sedana Arta,
S.Pd, M.Pd
Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja Indonesia
Email:kadekcahyana88@gmail.comtuty.maryati@undiksha.ac.idsedana.arta@undiksha.a
c.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui latar belakang
DesaPakramanBongan Gede melaksanakanTradisiMesuryak pada Hari Raya
Kuningan(2)mengetahuitata cara ritual TradisiMesuryak Pada Hari Raya Kuningan, (3)
mengetahui potensi dari tradisi Mesuryak yang dapat di jadikan sebagai sumber
pembelajaran Sejarah di SMA. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif
dengan tahap-tahap: (1)lokasi penelitian di desa Pakraman Bongan Gede, Tabanan, Bali
(2)Teknik penentuan informan menggunakan Purposive Sampling, lalu dikembangkan
dengan snow ball (3)Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi
dokumen, (4)Teknik penjamin keaslian data menggunakan triangulasi data
dantriangulasimetode (5)Teknikanalisis data menggunakan analisis interaktif. Dalam
penelitian ini menghasilkan temuan, yakni: (1)Latar belakang sejarah Masyarakat Desa
Pakraman Bongan Gede, Desa Bongan melaksanakan Tradisi Mesuryak bertujuan
mengantarkan leluhurnya yang turun ke bumi pada saat hari raya Galungan dan kembali
pada saat hari raya Kuningan ke surga dengan lapang dada karena melihat
keturunannya bergembira pada saat tradisi Mesuryak dilaksanakan, (2)Tata cara
Pelaksanaan ritual tradisi Mesuryakdiawali dengan adanya tahap persiapan upacara,
persiapan banten sebelum upacara Mesuryak dilaksanakan adanya proses
persembahyangan,selesai dipersembahyangan uang yang ada di banten di ambil
kemudian dilempar keatas kepala kemudian direbut oleh semua warga Desa Bongan
yang ikut menghadiri tradisi Mesuryak; (3)potensi dari tradisi mesuryak yang dapat
dijadikansebagai sumber belajar sejarah sesuai dengan kurikulum 2013 melaui (1)aspek
kongnitif yang di dalamnya terdapat nilai religius, nilai memperkuat solidaritas sosial, nilai
menjaga hubungan harmonis dengan alam, nilai mendapatkan kesejahteraan yang
bermartabat, dan nilai tradisi Mesuryakyang dapat dijadikan sebagai media pendidikan,
(2) Aspek Kongnitif, (3) Aspek Psikomotor
Kata Kunci : Tradisi Mesuryak , Potensi, Sumber Belajar, Sejarah.

ABSTRACT
This research aims to (1) know the background of DesaPakramanBonganGede implement
Mesuryak Tradition on Hari Raya Kuningan (2) to know the ritual procedure of Mesuryak
Tradition on Hari Raya Kuningan, (3) to know the potency of Mesuryak tradition which can be
made as learning resource History in high school. In this research, using qualitative method with
stages: (1) research location in Pakraman village Bongan Gede, Tabanan, Bali (2) Technique
determination of informant use Purposive Sampling, then developed with Snow Ball (3) Technique
of collecting data through observation, interview, document study, (4) Technique of genuineness of
data using triangulation data and triangulation method (5) Technique analyze data use interactive
analysis. In this research, the findings are: (1) The historical background of the Desa Pakraman
Bongan Gede, Bongan Village perform Mesuryak Tradition is aimed at delivering the ancestors
who descended to the earth during the Galungan festivals and returned at the time of the feast of
Kuningan to heaven (2) Procedures Implementation of the ritual of Mesuryak tradition begins with
the preparation stage of the ceremony, preparation of banten before the ceremony Mesuryak held
the process of praying, finished in praying money in Banten taken then thrown up the head then
captured by all villagers of Bongan who attended the Mesuryak tradition; (3) the potential of the
mesuryak tradition that can serve as a source of historical learning in accordance with the 2013
curriculum through (1) the congenial aspect in which there is religious value, the value of
strengthening social solidarity, the value of maintaining harmonious relations with nature, the
value of getting dignified welfare, and the value of Mesuryak traditions that can be used as
educational media, (2) Congnitive Aspects, (3) Psychomotor Aspects
Keywords: Mesuryak Tradition, Potential, Learning Resources, Histor

2
PENDAHULUAN dimulainya, sehingga sudah menjadi
Pulau Bali merupakan salah prosesi rutin dan mendarah daging
satu dari kepulauan Indonesia yang sampai sekarang, tua muda,
terkenal di seluruh dunia. dewasa, anak-anak, laki dan
Terkenalnya Pulau Bali ini perempuan bercampur baur,
disebabkan oleh karena berdesak-desakan memperebutkan
masyarakatnya memliliki keunikan uang, mereka berteriak (Mesuryak),
budaya, sehingga tidak saja menarik bersuka cita, suasana riang gembira,
untuk dikunjungi oleh wisatawan walaupun mereka berebutan,
tetapi juga oleh para sarjana sebagai sehingga terpancar keakraban antar
tempat melakukan penelitian. warga. Pada masa sebelumnya
Keunikan budaya tersebut terlihat tradisi ini menggunakan uang
dari kehidupan masyarakat Bali yang kepeng, seiring transisi jaman, uang
masih berpegang teguh pada tradisi kepeng diganti dengan uang kertas
kuno berciri social religius dan logam. Sebelum prosesi ini di
.Masyarakat Bali yang mayoritas mulai, para warga melakukan
beragama Hindu sehingga etnik Bali persembahyangan di pura keluarga
di identikkan dengan Agama Hindu dan di pura kahyangan tiga yang
sangat kaya dengan ada di desa adat setempat. Setelah
penyelenggaraan aneka ritual. Hal melakukan persembahyangan, untuk
ini tentu saja bisa dimaklumi mengawali Tradisi Mesuryak, warga
mengingat bahwa ritual merupakan membawa sesajen ke depan pintu
bagian yang tidak terpisahkan dari masuk rumah, kemudian dipimpin
kehidupan agama. Ritual merupakan oleh pemangku (pemimpin upacara)
eksperesi dari sistem keyakinan atau yang dituakan melantunkan
yang berlaku dalam suatu agama doa-doa dan setelah itu ditutup
(Sugiarta, Wayan. 2006:72). Tradisi dengan Mesuryak. Upacara ini
adalah segala sesuatu yang digelar bertepatan pada Hari Raya
disakralkan atau diwariskan dari Kuningan (10 hari setelah Hari Raya
masa lalu ke masa kini (Shills, Galungan) setiap 6 bulan sekali,
1981:12 dalam Sztomka, 1993:75). dengan tujuan untuk memberikan
Tradisi merupakan hasil cipta dan persembahan ataupun bekal pada
karya manusia objek material, leluhurnya yang turun pada hari raya
kepercayaan, khayalan, kejadian, Galungan dan kembali ke nirwana
atau lembaga yang di wariskan dari pada hari raya Kuningan. Upacara
sesuatu generasi ke generasi ini mulai sekitar jam 08.00 pagi dan
berikutnya. berakhir jam 12 siang, karena
Seperti salah satu Desa dari setelah lewat jam 12 siang, diyakini
12 Desa yang ada di wilayah para leluhur telah kembali ke surga.
Kecamatan Tabanan yaitu Desa Penelitiinginmengkajitentang
Bongan tepatnya di Desa Pakraman TradisiMesuryakPada Hari Raya
Bongan Gede yang memiliki tradisi Kuningan di Desa Pakraman
yang begitu unik yaitu tradisi Bongan Gede, Desa Bongan,
Mesuryak yang masih di laksanakan Tabanan,
dari zaman nenek moyang mereka BalisebagaiSumberBelajarSejarah di
ada, tanpa diketahui kapan SMA, denganharapan agar

3
generasimudamemahamiapa yang tradisi, Latar belakang munculnya
dimaksuddenganTradisiMesuryak tradisi dan juga syarat-syarat tradisi.
yang dilaksanakan setiap hari raya (2) Sistem Pelaksanaan Ritual yang
Kuningan berkaitan dengan sistem religi,
mengingatmasihbanyakgenerasimud sistem keyakinan, sistem ritus dan
a yang upacara, peralatan ritus dan
belummengetahuitentangTradisiMes upacara, tempat dan waktu ritual,
uryak.Salah satu upaya yang dapat umat beragama dan peserta
dilakukan untuk melestarikan tradisi upacara. (3) potensi apa yang bisa
Mesuryak ini adalah dengan dijadikan sebagai pembelajaran
memasukan tradisi Mesuryak ini sumber sejarah yang berkaitan
sebagai sumber pembelajaran dengan pengertian sumber belajar,
sejarah di sekolah khususnya jenis-jenis sumber belajar, kemudian
sumber pembelajaran sejarah di tradisi sebagai sumber belajar
SMA yaitu SMAN 2 Tabanan. Hal ini sejarah di SMA.
dikarenakan dalam pembelajaran
sejarah di SMA masih belum METODE PENELITIAN
mengenalkan materi tentang tradisi- Motode penelitian yang
tradisi lokal dalam materi digunakan dalam penelitian ini
pembelajaran. Yang mana dalam adalah metode deskriptif kualitatif .
buku sejarah SMA kelas X (Sejarah Langkah-langkah penelitian ini
Kajian Kehidupan Masyarakat) meliputi: (1) Teknik penentuan lokasi
dalam kajian materinya masih belum penelitian, dalam tahap ini lokasi
menyelipkan tentang tradisi lokal yang akan diteliti adalah di desa
dalam isi materinya yang dapat Bongan sebab di desa Bongan
memberikan kontribusi terhadap merupakan tempat berlangsungnya
pembelajaran sejarah. upacaraTradisi Mesuryak, (2) Teknik
Hal ini didukung pada penentuan informan, dalam
silabus mata pelajaran sejarah di penelitian ini penulis menggunakan
SMA kelas X yang termuat dalam teknik purposive sampling yaitu
standar kompetensi kurikulum 2013 penentuan informan kunci kepada
yakni menganalisis keterkaitan orang-orang yang memang
kehidupan awal manusia Indonesia mengetahui dan mengerti tentang
di bidang kepercayaan, sosial, masalah yang akan diteliti.
budaya, ekonomi, dan teknologi Kemudian dikembangkan lagi
serta pengaruh dalam kehidupan dengan teknik snow ball yaitu
masa kini. Materi pokok yang dapat penentuan informan dengan bantuan
dikaitkan terhadap tradisi Mesuryak informan kunci dan kemudian
yaitu pola kehidupan dan informan kunci tersebut menunjuk
kebudayaan serta kepercayaan lagi orang-orang yang dianggap
pada kehidupan awal masyarakat mengetahui permasalahan terkait
(silabus mata pelajaran sejarah di dengan penelitian. (3) Teknik
SMA kelas X, Kurikulum 2013). pengumpulan data, adapun metode
Permasalahan yang dikaji yang digunakan antara lain
dalam penelitian ini adalah : (1) observasi, wawancara, dan studi
Tinjauan tentang tradisi, Pengertian dokumen. (4) Teknik penjamin

4
keaslian data, yang menggunakan bebahu, dari babahu ini. Pada saat
teknik Triangulasi pada dasarnya raja Tabanan memerintah di Desa
merupakan teknik yang didasari Bongan selaku raja di kerajaan
oleh pola pikir fenomenologi yang Bongan memiliki kekayaan yang
bersifat multiperspektif. Artinya untuk sangat melimpah dari hasil pertanian
menarik sebuah kesimpulan yang karena wilayah Desa Bongan sangat
mantap diperlukan hanya satu sudut subur di bidang pertanian sehingga
pandang saja. triangulasi tersebut kekayaan raja yang berkuasa di
peneliti hanya menggunakan teknik Desa Bongan tiada habisnya dan
triangulasi data atau sumber dan beliau raja yang bijaksana dan
triangulasi metode, (5) Teknik sangat dermawan kepada rakyatnya,
analisis data, dilakukan dengan cara Bongan pada saat itu terkenal akan
mengelompokan dan kekayaannya, memiliki lahan yang
menghubungkan data satu dengan luas dan sangat subur sehingga
yang lainya agar sesuai dengan terkenal akan hasil pertaniannya
tujuan penelitian. yang sangat melimpah dan
membuat kekayaan Arya Bongan
PEMBAHASAN sangat melimpah. Tradisi Mesuryak
1. Latar Belakang Sejarah merupakan sebuah tradisi unik yang
Masyarakat Desa Bongan masih dilaksanakan turun temurun di
Melakasanakan Tradisi Mesuryak Desa Pakraman Bongan Gede,
Munculnya tradisi Mesuryak Desa Bongan, Kecamatan Tabanan,
berawal dari zaman kerajaan Kabupaten Tabanan, Bali. tradisi
Tabanan, Kerajaan Tabanan Mesuryak merupakan kebiasaan
merupakan salah satu kerajaan yang yang diwariskan secara turun-
menyatakan diri berdaulat penuh temurun dari satu generasi ke
yang berada di daerah Bali Selatan generasi berikutnya, tujuannya dari
dan yang masih merdeka sampai pelaksanaan tradisi Mesuryak ini
tahun 1906. Bahkan Geertz yaitu mengantarkan roh para leluhur
menyatakan bahwa Kerajaan yang turun pada saat hari raya
Tabanan pada masa prakolonial Galungan dan kembali ke surga
adalah salah satu kerajaan di Bali pada saat hari raya Kuningan. Selain
yang paling maju, dimana itu tradisi Mesuryak ini juga
kekuatannya dapat dilihat dari luas mencakup berbagai nilai budaya
wilayah, jumlah penduduk dan tidak yang meliputi adat-istiadat, sistem
pernah dijajah. Desa Bongan kepercayaan, dan sebagainya.
merupakan salah satu kekuasaan Dalam tradisi Mesuryak ini adanya
Raja Tabanan (Ida Cokorda sistem keyakinan yang di anut oleh
Tabanan) yang mengalami masyarakat Desa Bongan adanya
kekacauan hantu (samar, tonya, tuntunan leluhur memang terus
bebahu) lalu Raja Tabanan menerus menjadi sarana dan
memerintahkan bawahannya untuk penghayatan kepada Tuhan Yang
menghadapi pengacau dengan Maha Esa. Dalam proses
menggunakan senjata Tulup Empet. pendekatan diri kepada Tuhan Yang
Utusan Raja Tabanan dapat Maha Esa dengan berpegangan
mengalahkan gerakan pengacau pada tuntunan leluhur, dalam diri

5
penghayat kepercayaan kepada sejak dulu yang kemudian
Tuhan Yang Maha Esa akan dapat diwariskan secara turun-temurun
membentuk sifat budi luhur karena dari nenek moyang dan leluhur
sebagai ciptaan Tuhan atau sebagai masyarakat Desa Bongan. (Wiana,
citra Tuhan, manusia mampu 2002: 155) Salah satu
menerima pancaran Ilahi. Setelah kemahakuasaan Tuhan ada yang
mendapatkan tuntunan leluhur disebut Wyakapi, Wyapaka, dan
barulah masyarakat melakukan Nirwikara yang artinya, Tuhan itu
aktivitas dengan melempar sejumlah ada dimana-mana, selalu menguasai
uang kertas maupun uang receh dan mengatasi segalanya. Jika
keatas sambil bersorak riah atas berbicara mengenai lokasi
anugrah yang didapat bersama pelaksanaan upacara yang
anggota keluarganya yang ikut dilaksanakan oleh umat Hindu-Bali
menghadiri serta ikut terlibat dalam khususnya yang terdapat di Desa
tradisi Mesuryak tersebut yang di Bongan dalam hal ini tradisi
ikuti pula oleh anggota masyarakat Mesuryak. Prosesi Pelaksanaan
lainnya demi mendapatkan uang Tradisi Mesuryak yaitu:
yang telah dilemparkan keatas (1) Tahap Persiapan Upacara
sebagai bekal kepada para leluhur Setiap pelaksanaan kegiatan
yang hadir pada saat perayaan yang akan dilaksanakan harus ada
upacara Mesuryak tersebut dan juga persiapan .Sebelum melasakanakan
memberikan bekal kepada keluarga tradisi Mesuryak, terlebih dahulu
yang masih hidup dengan tujuan harus adanya persiapan yang
supaya mendapatkan kebahagiaan berkaitan dengan Tradisi Mesuryak
yang diinginkan sesuai dengan terutama sarana dan prasana yang
tujuannya. membatu serta menjadi pelengkap
dalam sebuah ritual/upacara. Dalam
2. Tata Cara Pelaksanaan Ritual pembuatan persembahan (sajen),
Tradisi Mesuryak di Desa Bongan adapun alat yang diperlukan yaitu
Tradisi adalah kebiasaan tamas, (daun kelapa yang sudah
yang diwariskan dari satu generasi dibentuk atau diayam) sehingga
ke generasi berikutnya secara turun akan digunakan untuk menjadi alas
temurun, mencakup berbagai nilai banten. Yang selalu dihiasi dengan
budaya yang meliputi adat-istiadat, kain dan diberi bunga- bunga.
sistem kepercayaan, dan Pesembahaan (sajen) yang memiliki
sebagainya (Dekdikbud, 1994: 414). dua bentuk atau dua bagian yang
jadi Tradisi Mesuryak merupakan masing-masing memiliki simbul
tradisi kebudayaan yang sangat Purusa dan Pradana (laki-laki dan
yunik dan menarik yang selalu Perempuan). Dalam tradisi
dilaksanakan dan tidak pernah tidak Mesuryak Pesembahan sajen yang
dilaksanakan oleh masyarakat Desa terbuat dari tamas yang mempunyai
Bongan karena tradisi ini sangat sebagi perempuan dan alasnya
penting bagi kehidupan masyarakat terbuat dari tamas ukuran yang
yang memberikan kesejahteraan besar. Tamas yang besar ini sering
bagi masyarakatnya. Tradisi disebut sebagai Wakul, yang
Mesuryak ini sudah dilaksanakan didalamnya wakulan tersebut

6
berisikan beras, jagung dan buah dadia) disinilah para keluarga ikut
jali-jali. Dalam tradisi Mesuryak membantu memasang kain putih
tamas yang kecil maupun yang kuning untuk di pasang di sanggah
besar semua itu melambangkan atau merajan setelah pemasangan
kemakmuran serta kesejahteraan kain selesai dilanjutkan
hidup semua warga Desa Bongan kepekarangan rumah membuat
baik yang melakukan tradisi hisan rumah yang akan di gantung
Mesuryak maupun yang tidak pada saat hari raya galungan
melakasankan semuanya dianugrahi sampai kuningan guna sebagai
oleh leluhur nenek moyang dari hisan rumah keindahan dan juga
sikeluarga tersebut sehingga dengan sebagai pelengkap upacara di
Kemahakuasaan Tuhan yang selalu pekarangan rumah terdapat
berada dimana-mana yang pelinggih penunggun karang dan
bermanifestasi sebagai dewa Pitra juga pelinggih Lebuh semua
atau Dewa Niang yang fungsinya pelinggih atau pun penunggun
memberikan kebahagian kepada karang semuanya di ikat dengan
keluarga masyarakat Desa Bongan. kain warna hitam putih (poleng) dan
juga hisan lebuh biasanya digunakai
Disinilah simbul sesajen kain putih puning pada umumnya.
sebagai purusa/ laki- laki yang Setelah semua persiapan selesai
terbuat dari buah kelapa yang masih baik itu persembaah sesajen dan
utuh artinya buah kelapa yang masih juga menghiasi pura merajan
ada kulitnya yang dibungkus dengan barulah semua keluarga membuat
kain putih/kuning dalam bentuk canang. Adapun canang yang
bungkusanya itu mirib dengan digunakan yaitu ada berupa
orang yang menggunakan ikat Tebasan, Gebogan, Sode Perarian,
kepala (destar). Kain Putih kuning dan juga soda canang yang dibuat
juga memberikan fungsi sebagai dengan busung dan juga bunga,
pelengkap upacara yang memiliki selain itu digunakan berupa roti,
sebuah karaismatik pacaran dari buah-buahan, minuman dan yang
Tuhan sebagai simbul Purusa dan lainnya.
Pradana sehingga semua sarana
sudah disiapkan terlebih dahulu (2) Puncak Acara dari
sebelum dilaksanakan Tradisi Pelaksanaan Tradisi
Mesuryak tersebut didalam Mesuryak
persiapan ini akan melibatkan puncak acara dalam prosesi
semua anggota keluarga masing- Mesuryak ini di mulai sekitar 08.00
masing untuk dapat mengabdikan pagi sampai dengan pukul 11.00
diri kepada leluhurnya sehingga Wita, dipercayai bahwa lewat dari
keluarga akan menemukan jam 12 siang para leluhur telah
kebahagian yang akan di kembali ke surga tujuannya untuk
inginkannya. Seteleah semua memohon keselamatan kepada Ida
selesai baik membuat Sang Hyang Widhi Wasa, begitu
persembahaan maupun sajen akal juga kepada para leluhur yang
dilanjutkan dengan menghias Pura berda sejak hari raya Galungan
Merajan (sanggah kawitan maupun hingga Kuningan.

7
Tradisi Mesuryak merupakan Tradisi Mesuryak merupakan
tradisi yang memiliki rangkai upacara yang unik yang
upacara yang harus dilaksanakan dilaksanakan setiap enam bulan
disamping itu setiap anggota sekali. Tradisi Mesuryak ini dimulai
keluarga yang melaksanakan tradisi pada jam 8 pagi hari setelah
Mesuryak harus melemparkan uang persembahyangan selesai di Pura
keatas kepala sehingga setelah Puseh, kemudian kemerajan Gede/
uang jatuh kebawah akan dierbut sanggah kemulan. Setelah
oleh warga Desa Bongan yang ikut persembahyangan bersama selesai
hadir dan menyaksikannya. Tradisi dan Pemangku Desa selesai
Mesuryak ini dilaksankan di pagi melaksanakan tugas sebagai
hari sebelum pukul 12 siang, adapun Pemangku yang memberikan tirta
beberapa tahapan tahapan kepada pada keluarga Pura merajan
pelaksanaan yaitu: Gede/Dadia ini merupakan banten
yang sudah di isi jinah/uang untuk di
Masing-masing keluarga persembahkan kepada Keluarga
melaksanakan persembahyangan di Desa Bongan atau dibagikan
Pura Merajan (pura keluarga) dengan melempar uang keatas dan
masing-masing anggota keluarga di rebut oleh warga Desa Bongan.
yang memiliki Pura Dadia (Pura Keunikan lain juga dari segi pakaian
Merajan Gede) mereka terlebih yang digunakan oleh warga Desa
dahulu sembahyang di disana Bongan dalam pelaksanaan tradisi
memohon agar roh nenek moyang Mesuryak. Menggunakan pakaian
hadir dan meyaksikan serta yang sama baik itu dari segi baju
memberikan berkah kesejahtreaan sampek ke kamben. Disinilah tempat
dan kemakmuran dan menempati Tradisi Mesuryak akan berakhir atau
sanggah pura keluarga kecil selesai setelah uang yang sudah
sehingga disana akan dilinggihkan dilempar keatas kemudian direbut
setelah roh leluhur nenek moyang oleh warga Desa Bongan yang ikut
mereka hadir dan menempati menghadiri serta menyaksikan
sanggah kecil dari keluarga tersebut tradisi Mesuryak tersebut sampai
akan dilanjutkan dengan kaum uang yang dilempar itu habis dari
perempuan membawa salah satu warga yang melempar
persembahaan (sajen), ke sanggah uang tersebut. Uang yang
Gede/pura dadia untuk dilemparkan bermacam-macam
dipersembahkan kepada leluhur uang yang dilempar ke udara terdiri
mereka semua. Sesajen ini yang dari pecahan koin Rp500, lembaran
berisikan banten baik itu buah, nasi, Rp1000, Rp 2000, Rp5.000, hingga
minuman, daging, seperti Rp20.000, bahkan hingga Rp50.000
merayakan syukuran dalam atau Rp100.000 bahkan hingga
pelaksanaan keluarga. Puncak uang Dollar sekalipun.
Acara adalah ini dilaksanakan pada
hari Raya Kuningan yang jatuh pada 3. Potensi Tradisi Mesuryak yang
hari Sabtu/Saniscara Kuningan, dapat di jadikan sebagai
Wuku Kuningan sesuai dengan sumber belajar sejarah sesuai
aturan Desa Bongan upacara ritual dengan kurikulum 2013

8
Sehubungan dengan itu, Nilai tradisi mesuryak sebagai media
penting sekali untuk mengaitkan pendidikan.
tradisi Mesuryak dengan pendidikan (2) Aspek Kognitif (Kognitive).
di sekolah khususnya sebagai Sehubungan aspek kognitif yang
pembelajaran Sejarah di Kelas X. merupakan pengetahuan atau ranah
Mengingat bahwa Tradisi Mesuryak proses berfikir, maka hal-hal yang
adalah salah satu dari warisan dapat dijadikan pengetahuan pada
budaya yang di wariskan untuk tradisi ini adalah latarbelakang
generasi kegenerasi. Maka perlu sejarah munculnya tradisi Mesuryak
kiranya untuk dipertahaankan yang terkandung di dalamnya.
keberadaanya agar tidak sampai (3) Aspek Psikomotor
terlupakan atau terabaikan oleh (Psychomotor) Setelah siswa telah
generasi mendatang. Mengingat mampu mengamati serta
pendidikan merupakan proses mengetahui, menyingkapi, maupun
permatabatan manusia menuju menilai dalam tahap ini, siswa
puncak optimasi potensi kognitif, diharapkan akan mampu untuk lebih
afektif dan psikomotor yang terampil dalam melaksanakan
dimilikinya. Pendidikan adalah pembelajaran khususnya untuk
proses membimbing, melatih, dan mempelajari kebudayaan yang ada
memandu manusia terhindar atau dilingkungan sekitar mereka yaitu
keluar dari kebodohaan dan tradisi Mesuryak , tahap ini disebut
pembodohan (Sudarwan Danim, dengan ranah Psikomotor
2010 :2). Aspek pembelajaran (Psychomotor), yang dimana akan
menurut (Bloom dalam buku membuat siswa lebih terampil lagi
Sudijono, 2003:49-50) terbagi untuk mengetahui lebih jauh akan
menjadi tiga ranah yaitu 1) Aspek pengetahuan yang telah mereka
Kognitif (Cognitive) adalah dapatkan di kelas atau di sekolah.
pengetahuan yang berhubungan
dengan pengetahuan atau ranah 4 Kontribusi Tradisi
proses berfikir, 2) Aspek Afektif Mesuryak Dalam Mengembangkan
(Affective) adalah ranah sikap atau Pembelajaran Sejarah di SMA
nilai, dan 3) Aspek Psikomotor Khususnya Kelas X.
(Psychomotor), yaitu berhubungan
dengan keterampilan. Adapun tradisi Sekolah merupakan lembaga
Mesuryak yang dapat dikaitkan pendidikan formal yang secara
dengan aspek atau ranah sistematis melaksankanan program
pembelajaran tersebut, yaitu: bimbingan, pengajaran, dan/atau
(1) Afektif (Affektive) pelatihaan dalam rangka membantu
yaitu nilai-nilaitradisi Mesuryak yang para siswa agar mampu
dapat dijadikan sumber mengembangkan potensinya secara
pembelajaran sejarah kelas X yaitu optimal baik yang menyangkut
; (a) Nilai religius, (b) Nilai aspek moral-spritual, intelektual,
memperkuat solidaritas sosial, (c) emosional, sosial, maupun
Nilai menjaga hubungan harmonis fisikomotoriknya. (Yusuf Syamsu,
dengan alam, (d) Nilai mendapatkan L.N dkk 2011:30). Menurut Wankat
kesejahteraan yang bermartabat, (e) dan Oreovc(1995) dalam bukunya

9
Wena. 2013 :138) meningkatkan meliat dan meyaksikan secara
kreativitas siswa dilakukan dengan langsung peristiwa atau tradisi
cara mendorong siswa untuk kreatif Mesuryak ini. Dengan demikian
(tell student to be creative), pembelajaran sejarah yang
mengajari siswa beberapa metode khususnya berkaitan dengan
untuk menjadi kreatif dan menerima budaya lokal akan semakin
ide-ide kreatif yang dihasilkan siswa. disenangi. Sehingga Proses
Salah satu dapat yang dipakai pembelajaran sejarah akan semakin
dengan memanfaatkan sumber- efektif, kreatif, dan produktif
sumber belajar sejarah yang ada sehingga pencapaian hasil belajar
lingkungan sekitar kita, sehingga sejarah tentu akan meningkat
aspek sejarah dalam Tradisi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Mesuryak sangat penting dalam yang hendaknya dicapai oleh Guru
kehidupan manusia masa kini dan selama mengajar di sekolah
masa yang akan datang. Hal tersebut.
tersebut terkait dengan jejak-jejak
sejarah yang tersimpan di dalam Kesimpulan
peninggalan budaya bisa di Tradisi Mesuryak dalam
kembangan menjadi sumber sejarah bahasa indonesia dapat
yang lebih efektif dan inovatif dalam diterjemahakan dengan kata
memahami sebuah peristiwa sejarah bersorak, yang mengeluarkan kata
di masa lalu. Dengan mempelajari sebagai ungkapan rasa kebahagiaan
semua budaya yang ada atas rejeki yang di dapat dan juga
dilingkungan sekitar maka kesejahtraan masyarakat Desa
kecerdasan siswa akan lebih tinggi Bongan, semakin tinggi setelah
dan menumbuhkan sikap kritis melaksanakan tradisi Mesuryak
dalam berpikir dan belajar. Materi namun secara khusus dalam tradisi
pokok yang dapat dikaitkan terhadap Mesuryak, mengandung dua makna
tradisi Mesuryak yaitu tradisi atau pengertian : Tuntunan leluhur
masyarakat masa pra sejarah memang terus menerus menjadi
(silabus mata pelajaran sejarah di sarana dan penghayatan kepada
SMA kelas X, kurikulum 2013). Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Dalam konteks itu tradisi Mesuryak proses pendekatan diri kepada
merupakan salah satu objek yang Tuhan Yang Maha Esa dengan
bisa dijadikan sebagai sumber berpegangan pada tuntunan leluhur,
pembelajaran diluar kelas yang dalam diri penghayat kepercayaan
dikontrol langsung oleh gurunya kepada Tuhan Yang Maha Esa akan
sehingga siswa diberikan peluang dapat membentuk sifat budi luhur
bebas untuk mengungkapkan ide karena sebagai ciptaan Tuhan atau
yang dimiliki terkait dengan Tradisi sebagai citra Tuhan, manusia
Mesuryak yang ada di Desa Bongan mampu menerima pancaran Ilahi.
yang dapat meningkatkan motivasi Secara teoritis tradisi
siswa dalam mempelajari sejarah Mesuryak memiliki beberapa fungsi
yang ada di lingkungan sekitar. Hal dalam bermasyrakat maupun dalam
itu akan dapat berkontribusi kehidupan sehari-hari. Fungsi-fungsi
terhadap daya ingat siswa yang tersebut diantaranya fungsi religius,

10
fungsi solidaritas sosial, fungsi untuk sebagai sumber pembelajran
menjaga hubungan harmonis khususnya di SMA. Aspek-aspek
dengan alam, fungsi mendapatkan tersebut adalah aspek kognitif,
kesejahteraan yang bermartabat. aspek afektif, dan aspek
Upacara Tradisi Mesuryakitu psikomotor. tradisi Mesuryak
dilaksanakan selama satu hari merupakan upacara keagamaan
adapun tahapan yang harus yang masih nampak sampai dewasa
disiapkan sebagai berikut: Tamas ini, serta memiliki arti-arti yang amat
yang besar ini sering disebut penting di dalamnya baik itu dalam
sebagai Wakul, yang didalamnya segi makna dan juga peralatan yang
wakulan tersebut berisikan beras, ada di Desa Bongan Gede sebagai
jagung dan buah jali-jali. Dalam warisan budaya leluhur yang patut di
tradisi Mesuryaktamas yang kecil jaga dan dilestarikan. Maka sangat
maupun yang besar semua itu perlu kiranya untuk tradisi Mesuryak
melambangkan kemakmuran serta sebagai salah satu sumber
kesejahteraan hidup semua warga. pembelajaran sejarah di Sekolah
Puncak Acara adalah ini yang dekat dengan lokasi Tradisi
dilaksanakan pada hari Raya Mesuryak dilaksanakan. Sebab
Kuningan yang jatuh pada hari Sekolah adalah sebuah wadah untuk
Sabtu, Saniscara Kuningan, Wuku belajar serta tempat untuk
Kuningan sesuai dengan aturan menambah pengetahauan melalui
Desa Bongan upacara ritual Tradisi pendidikan yang diberikan oleh
Mesuryak merupakan upacara yang gurunya. Tradisi Mesuryak yang
unik yang dilaksanakan setiap enam memiliki potensi sebagai sumber
bulan sekali. Tradisi Mesuryak ini pembelajaran sejarah di SMA
dimulai pada jam 8 pagi hari setelah khususnya, memerlukan suatu
persembahyangan selesai di Pura cara yang tepat untuk
Puseh, kemudian kemerajan mengaplikasikan tradisi Mesuryak
Gede/sanggah kemulan. Setelah sebagai sebuah warisan
persembahyangan bersama selesai kebudayaan yang telah di tinggalkan
dan Pemangku Desa selesai oleh nenek moyang Bangsa
melaksanakan tugas sebagai Indonesia tepatnya di Desa Bongan,
Pemangku yang memberikan tirta Tabanan, Tabanan, Bali.
kepada pada keluarga Pura merajan
Gede/ Dadia ini merupakan banten 2 Saran
yang sudah di isi jinah/uang untuk di Sebagai akhir dari tulisan ini,
persembahkan kepada Keluarga penulis ingin memberikan saran dan
Desa Bongan, atau dibagikan masukan sebagai bahan
dengan melempar uang keatas dan pertimbangan bagi beberapa pihak.
di rebut oleh warga Desa Bongan Adapun saran yang penulis berikan
keunikan lain juga dari segi pakean adalah sebagai berikut.
yang digunakan oleh warga Desa 1. Kepada krama Desa Pakraman
Bongan. Bongan Gede diharapkan agar tetap
Dalam Tradisi Mesuryak melestarikan adat-istiadat dan
terdapat beberapa aspek-aspek melaksanakan upacara sesuai
paling penting untuk dijadikan tuntunan agama. Dan diharapkan

11
lebih memperhatikan upacara dan Daftar Pustaka
perlu mendokumentasikannya agar
bermanfaat bagi generasi muda. Depdikbud. 1994. Fungsi
2. Untuk sekolah dengan Upacara Tradisional
dimasukannya tradisi Mesuryak Bagi Masyarakat
sebagai sumber pembelajaran Pendukungnya Masa
sejarah diharapkan nantinya dapat Kini. Jakarta: Depdikbud
memberikan pengetahuan baru
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar
kepada peserta didik terkait dengan
Evaluasi Pendidikan.
tradisi sehingga siswa tidak hanya
Jakarta: PT Raja
tahu mengenai latar belakang tradisi
Grafindo Persada.
tersebut dilaksanakan tetapi dapat
memahami nilai- nilai yang terdapat Sudarwan, Danim. 2010.
pada pelaksanaan tradisi tersebut, Pengatar kependidikan (
selain dapat menumbuh landasan teori dan
kembangkan rasa cinta generasi metafora pendidikan) Pt
muda terhadap warisan leluhur. Alfabeta.
3. Guru diharapkan dapat
Sugiarta, Wayan.2006. Dinamika
menempatkan tradisi Mesuryak ini
Manggala Upacara
sebagai strategi dan model
Ngaben Beya Alit:
pembelajaran sejarah dengan Pergulatan Tradisi Kecil
menisispkan nilai-nilai yang terdapat dan Tradisi Besar di
pada tradisi Mesuryak ini. Desa Pakraman Jegu,
4. Generasi Muda Tabanan,Bali(1945-
a. untukgenerasimudadiharapkan 2005). Dalam Jurnal
agar meningkatkan lagi kecintaan Candra Sangkala Edisi
kepada sejarah lokal, baik itu pada No.8 Tahun 18 Januari
pelajaran sejarah SMA di sekolah. 2006. Singaraja:
b. Jurusan Pendidikan
untukgenerasimudadiharapkanmam Sejarah.
pumemaknai hasil kebudayaan lokal
Sztompak, piort. 1993. Sosiologi
yang terdapat di Desa Bongan
Perubahaan Sosial. Jakarta
beserta nilai-nilai yang terkandung
: Pranada.
pada peninggalan kebudayaan.
c. Syamsu Yusuf L.N dkk. 2011.
untukgenerasimudadiharapkanmeng Perkembangan Peserta
hargai dan jaga selalu peninggalan Didik. Jakarta : PT
kebudayaan yang terdapat di Desa Rajagrafindo Persada.
Bongan. Dengan hal tersebut, Wiana, I Ketut. 2002. Memelihara
nantinya dapat menginspirasikan Tradisi Weda:
para generasi muda. Denpasar. PT Ofset Bali
Post Denpasar

12

Anda mungkin juga menyukai