Anda di halaman 1dari 10

PANCA SRADDHA

Diringkas / Disusun oleh : Nama: Gede Budiarta NIM: 090010605 Dipresentasikan pada Hari,tgl: Jumat, 23 Oktober 2009

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER STIKOM BALI 2009

BAB I PENDAHULUAN
Om Swastyastu,

Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi penulis telah dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Panca Sraddha. Mengingat pendidikan dan pelajaran agama merupakan bagian yang sangat penting untuk membentuk mental setiap insan untuk menjadi manusia yang bertaqwa pada Tuhan serta berbakti kepada orangtua dan negara. Agama mengajarkan untuk mencapai kesempurnaan berupa budi pekerti yang luhur, amal kebajikan, keadilan dan perikemanusiaan untuk menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia dan makhluk lainnya. Ajaran agama merupakan petunjuk atau penuntun bagi manusia agar dapat membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk, serta berusaha untuk selalu berbuat kebaikan serta berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan tercela.oleh karena itu pendidikan agama harus dimantapkan dan ditingkatkan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Penulis

BAB II PANCA SRADDHA


Pengertian Panca Sraddha : Panca Sraddha merupakan lima keyakinan agama hindu. Bagian- bagian Panca Sraddha: 1. Widhi tattwa 2. Atma tattwa 3. Karma Phala tattwa 4. Punarbhawa tattwa 5. Moksa tattwa

1. Widhi tattwa Hyang Widhi Wasa adalah Tuhan Yang Maha Esa, maha tahu serta mengatur alam semesta.Memiliki wujud hana tan hana yaitu wujud yang ada namun tak nampak. Apabila kita memperhatikan wujud beliau yang maha gaib itu memiliki filsafat atau tattwa maka kemahakuasaan beliau yang maha suksma itu dapat digambarkan sebagai Asta Iswarya. Asta Iswarya adalah delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi.Asta Iswarya berasal dari bahasa sansekerta dari kata asta artinya delapan, dan Iswarya artinya kemahakuasaan. Berikut bagian bagiannya: a. Anima, artinya Tuhan Maha kecil, lebih kecil dari atom. b. Laghima,artinya Tuhan Maha ringan. c. Mahima, artinya Tuhan Maha Besar d. Prapti, artinya segala tempat terjangkau oleh beliau. e. Prakamya, Artinya segala kehendak atau keinginannya akan terwujud. f. Isitwa, artinya sifat Tuhan Maha Utama atau sangat Mulia.

g. Wasitwa, artinya sifat Tuhan Maha Kuasa h. Yatra Kama Wasayitwa, artinya segala kehendakny akan terlaksana dan tidak ada yang dapat menentang kodratnya.

2. Atma tattwa Pengertian atma: atma adalah percikan kecil dari Sang Hyang Widhi yang berada dalam tubuh manusia. Seperti diketahui tubuh manusia terdiri dari 3 lapis badan yang disebut Tri sarira yang terdiri dari: a. Sthula Sarira yaitu badan kasar yang didapat di tingkatan alam terendah atau bhur loka ini.Sthula sarira terjadi dari Panca Tan mantra dan Panca Maha Bhuta. Bagian bagian Panca Tan Mantra: 1. Ganda Tan Mantra : sari suara 2. Rupa Tan Mantra : sari warna 3. Sparsa Tan Mantra : sari rabaan 4. Rasa Tan Mantra : sari rasa 5. Sabda tan mantra : sari suara Kemudian Panca Tan mantra berubah menjadi Panca Maha Bhuta. Bagian bagian Panca Maha Bhuta: 1. Pertiwi membentuk tulang 2. Teja membentuk suhu badan 3. Bayu membentuk nafas 4. Apah membentuk darah 5. Akasa membentuk rambut

b. Suksma Sarira atau Linggha Sarira, badan halus didapat di tingkatan alam kedua dari bawah yang dinamai Bwah loka. Suksma Sarira memiliki hubungan

dengan Panca Maya Kosa yaitu lima pembungkus dari badan halus yang terdiri dari: 1. Anamaya kosa: badan dari sari makanan 2. Pranamaya kosa: badan dari sari nafas 3. Manomaya kosa: badan dari sari pikiran 4. Wijnanamaya kosa: badan dari sari pengetahuan 5. Anandamaya kosa: badan kebahagian

c. Antah Karana Sarira Merupakan badan yang lebih halus yang didapat di tempat-tempat sendiri di ruang alam tingkat ketiga dari bawah yaitu Swah loka.Antah Karana Sarira berkaitan dengan Dasendriya yaitu 10 indra manusia yang terdiri dari 2 bagian:

1.Panca Budhindriya yaitu lima indriya untuk mengetahui yang terdiri dari: 1. Srotendriya: indriya pada telinga 2. Tuakindriya: indriya pada kulit 3. Caksuindriya: inrdriya pada mata 4. Jihwendriya: indriya pada lidah 5. Granendriya: indriya pada hidung

2. Panca Karmendriya yaitu lima indriya pelaku yang terdiri dari: 1. Panindriya: indriya pada tangan 2. Padendriya: indriya pada kaki 3. Garbhendriya: indriya pada perut 4. Upasthendriya: indriya pada kelamin laki-laki Bhagendriya: indriya pada kelamin wanita 5. Payuwindriya: indriya pada anus

3. Karma Phala tattwa Pengertian Karma Phala : Segala perbuatan manusia dinamakan karma, sedangkan akibat dari perbuatan tersebut disebut phala atau hasil. Bila dilihat dari asal kata, perkataan karma berasal dari bahasa sansekerta yaitu kri yang berarti berbuat, sedangkan phala juga berasal dari bahasa sansekerta yang berarti buah atau hasil.

Jenis-jenis karma phala: 1. Sancita karmaphala adalah pahala perbuatan yang terdahulu belum habis dinikmati dan masih merupakan benih untuk menentukan kehidupan sekarang. 2. Prarabda karmaphala adalah karma yang dilakukan pada hidup sekarang ini dan hasilnya telah habis pula dinikmati dalam perjalan hidup ini. 3. Kryamana karmaphala adalah karma yang hasilnya belum sempat dinikmati dalam waktu berbuat dan akan dinikmaati kelak dalam penjelmaan yang akan datang.

4. Punarbhawa tattwa Pengertian Punarbhawa tattwa : Kata Punarbhawa berasal dari bahasa sansekerta, terdiri dari 2 kata yaitu punar yang berarti lagi,kembali dan kata Bhawa yang berarti menjelma. Jadi Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang ulang yang juga disebut penitisan atau samsara. Punarbhawa atau samsara ini terjadi diakibatkan oleh adanya hukum karma , dimana karma yang jelek menyebabkan atma menjelma kembali untuk memperbaiki perbuatannya itu atau atma itu masih dipengaruhi oleh karma wesana (bekas bekas atau sisa sisa perbuatan) atau

kenikmatan duniawi sehingga tertarik untuk lahir ke dunia.

5. Moksa tattwa Pengertian moksa tattwa : Kata moksa berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari akar kata muc yang berarti membebaskan atau melepaskan. Dengan demikian, kata Moksa berarti kelepasan atau kebebasan. Dari segi istilah, moksa disamakan dengan nirwana dan nisreyasa atau keparamarthan.

Tingkatan Moksa Moksa dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: 1. Samipya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh seseorang semasa hidupnya di dunia ini. Hal ini dapat dilakukan oleh para Yogi dan para Maharsi. Beliau dalam melakukan Yoga Samadhi telah dapat melepaskan unsur unsur maya, sehingga beliau dapat mendengar wahyu Tuhan. Dalam keadaan demikian, Atman berada sangat dekat sekali dengan Tuhan. Setelah beliau selesai melakukan samadhi, maka keadaan beliau kembali biasa.Emosi pikiran dan organ jasmani aktif kembali. 2. Sarupya (Sadharmya) adalah suatu kebebasan yang didapat seseorang di dunia ini, karena kelahirannya. Kedudukan Atman merupakan pancaran dari kemahakuasaan Tuhan, seperti halnya Sri Rama, Buddha Gautama, dan Sri Kresna. Walaupun Atman telah mengambil suatu perwujuda tertentu, namun ia tidak terikat oleh sesuatu yang ada di dunia ini. 3. Salokya adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai oleh atman, dimana atman itu sendiri telah berada dalam posisi dan kesadaran yang sama dengan Tuhan. Dalam keadaan seperti itu dapat dikatakan Atman telah mencapai tingkatan Dewa yang merupakan manifestasi dari tuhan itu sendiri.

4. Sayujya adalah suatu tingkatan kebebasan yang tertinggi dimana atman telah bersatu dengan Brahman.

Istilah lain untuk mengklarifikasikan tingkat-tingkat moksa : 1. Jiwa Mukti adalah kebebasan yang dapat didapat seseorang dalam hidup di dunia ini, dimana atma tidak terpengaruh oleh indriya dan unsur-unsur maya. Dengan demikian Jiwa Mukti sama sifatnya dengan Sasmipya dan Sarupya. 2. Wideha Mukti (Karma Mukti) adalah suatu kebebasan yang dapat dicapai semasa hidup. Dimana atma telah meninggalkan badan kasar. Dengan demikian maka Wideha Mukti dapat disamakan dengan Salokya. 3. Purna mukti adalah kebebasan yang paling sempurna dan yang tertinggi, dimana atman telah bersatu dengan Tuhan. Dengan demikian Purna mukti dapaat disamakan dengan Sayujya.

Untuk mecapai Moksa kita mengenal empat jalan yang disebut Catur Marga. Yang terdiri dari: a. Bhakti Marga adalah cara penyatuan atman dengan brahman melalui cara sujud bhakti berdasarkan cinta kasih. b. Karma Marga adalah cara penyatuan atman dengan brahman melalui jalan berbuat baik tanpa pamrih. c. Jnana Marga adalah cara penyatuan atman dengan brahman melalui ilmu pengetahuan. d. Raja Marga Yoga adalah cara penyatuan atman dengan brahman melalui tapa yoga semadhi.

BAB III SIMPULAN


Hyang Widhi Wasa adalah Tuhan Yang Maha Esa, maha tahu serta mengatur alam semesta.Memiliki wujud hana tan hana yaitu wujud yang ada namun tak nampak. Apabila kita memperhatikan wujud beliau yang maha gaib itu memiliki filsafat atau tattwa . Panca Sraddha merupakan lima keyakinan agama hindu, yang terdiri dari Widhi tattwa, Atma tattwa, Karma Phala tattwa, punarbhawa tattwa, dan Moksa tattwa.

Kemahakuasaan beliau yang maha suksma itu dapat digambarkan sebagai Asta Iswarya. Asta Iswarya adalah delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi.Percikan kecil dari Sang Hyang Widhi yang berada dalam tubuh manusia disebut atma. Segala perbuatan manusia dinamakan karma, sedangkan akibat dari perbuatan tersebut disebut phala atau hasil. Punarbhawa berarti kelahiran yang berulang ulang yang juga disebut penitisan atau samsara. Punarbhawa atau samsara ini terjadi diakibatkan oleh adanya hukum karma , dimana karma yang jelek menyebabkan atma menjelma kembali untuk memperbaiki perbuatannya itu atau atma itu masih dipengaruhi oleh karma wesana (bekas bekas atau sisa sisa

perbuatan) atau kenikmatan duniawi sehingga tertarik untuk lahir ke dunia. Dan moksa merupakan atman yang telah bersatu dengan Tuhan dan mecapai kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA
Punyatmaja,I B Oka.1976.Panca Sradha.Denpasar:Parisadha Hindu Dharma Pusat. Sudirga, Ida Bagus,dkk.Widya Dharma Agama Hindu:untuk SMA kelas XII.jakarta:Ganeca Exact. Artika,I Made,dkk.Pendidikan Agama Hindu.Denpasar: PT Percetakan Bali Post. Sudirga, Ida Bagus,dkk.Widya Dharma Agama Hindu:untuk SMA kelas X.jakarta:Ganeca Exact. Nesawan,I Nyoman.1987.Pendidikan Agama Hindu : untuk kelas I.Bandung:Ganeca Exact. Nesawan,I Nyoman.1987.Pendidikan Agama Hindu : untuk kelas III.Bandung:Ganeca Exact. Sumawa,I Wayan,dkk.2000.Wacana pendidikan dan Pengajaran Agama Hindu.Denpasar:Rhika Dewata. Sukartha,I Ketut.2005.Widya Dharma Agama Hindu : untuk SMP kelas VIII.Bandung:Ganeca Exact. Nesa, Mangku Wayan.1985.Rangkuman Materi Agama

Hindu.Ubud.Khusus untuk keperluan sendiri. Linggih, I made,dkk.1995.Bahan pendidikan Agama

Hindu.Denpasar:MGMP Agama Hindu SMU Provinsi Bali. Wardhana,Ida Bagus Rai.1999.Buku Pendidikan Agama hindu:untuk SMP kelas II.Bandung:Lubuk Agung.

Anda mungkin juga menyukai