Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH WAWASAN KEPENDIDIKAN

PARADIGMA PENDIDIKAN GURU DI INDONESIA SEBELUM DAN


SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG – UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003

DISUSUN OLEH:
NI KADEK ARYA SATYADEWI ;2113011020 ; 2021
NANDA PEBRIANIKA BR TARIGAN ;2113011031 ; 2021
I MADE PARKA ;2113011036 ; 2021

KELOMPOK III
KELAS 1C

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Paradigma
Pendidikan Guru di Indonesia Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003” dengan tepat waktu. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Wawasan Kependidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Penulis berharap dengan penyusunan makalah ini dapat menambah


wawasan mengenai paradigma pendidikan guru di Indonesia yang akan digunakan
sebagai model atau standar bagi guru di masa depan. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Wawasan Kependidikan yang telah
membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu,
mendukung dan meluangkan waktunya demi keberhasilan dari pembuatan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari makalah ini,


serta jauh dari kata sempurna. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf
atas kekurangan yang terdapat dalam proses pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca sangat kami
harapkan untuk menghasilkan karya yang lebih baik untuk penulisan
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua, khususnya para pembaca.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Singaraja, 31 Oktober 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian Paradigma Pendidikan Guru 4

2.2 Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sebelum Berlakunya UU RI

Nomor 20 Tahun 2003 6

2.3 Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sesudah Berlakunya UU RI

Nomor 20 Tahun 2003 7

2.4 Perbedaan Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sebelum dan

Sesudah Berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 9

BAB III PENUTUP 12

3.1 Kesimpulan 12

3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

BAHAN DISKUSI 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan sangat berperan dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi masa depan agar
masyarakat dapat hidup lebih sejahtera, baik dari segi individu maupun
sebagai masyarakat dan bangsa Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan tidak hanya didapatkan
dari pembelajaran di sekolah saja, tetapi juga didapatkan dari lingkungan
keluarga dan masyarakat. Pendidikan pertama kali diberikan oleh orang tua
sebagai keluarga di lingkungan keluarga. Kemudian anak sebagai peserta
didik menempuh pendidikan formal di lembaga sekolah dengan guru atau
pendidik sebagai tenaga pengajar. Serta di lingkungan masyarakat, peserta
didik dapat belajar banyak hal secara langsung, menambah wawasan dan
pengalamannya mengenai lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Pendidikan untuk perkembangan, pengembangan dan pembangunan
berkelanjutan merupakan bagian penting paradigma pendidikan yang
menempatkan pembangunan pendidikan sebagai bagian investasi jangka
panjang, yakni pendidikan bukan hanya untuk kebutuhan masa kini namun
untuk kebutuhan melestarikan kehidupan generasi. Pendidikan harus
menjamin terjaganya ekosistem, nilai-nilai tanggung jawab sosial, dan
terbentuknya lingkungan sosial dan lingkungan alam yang
berkesinambungan.
Guru merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan. Peran guru
sangat mempengaruhi maju dan mundurnya pendidikan di negeri ini.
Menurut Nana Sudjana, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai

1
ujung dari tombak, maka guru sangat berperan untuk bisa menembuskan
bangsa ini untuk menjadi bangsa yang beradab dengan meningkatkan
kualitas peserta didik. Peningkatan kualitas peserta didik tidak terlepas dari
kualitas guru sebagai salah satu faktornya. Guru yang profesional adalah
guru yang bukan hanya mempunyai gaya dan menghayati nilai-nilai yang
diperoleh di dalam masyarakat. Tetapi juga menguasai prinsip-prinsip
manajemen, visi, misi, serta program-program yang telah disepakati, juga
strategi yang sesuai dengan potensi masyarakat untuk melaksanakan
program-program tersebut. Dengan ditetapkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tidak hanya terjadi perubahan
dalam paradigma pendidikan, namun bagaimana guru sebagai salah satu
aspek tenaga pendidik dalam penyelenggaraan pendidikan nasional juga
terjadi perubahan paradigma pendidikan guru dalam nantinya melakukan
tugas profesionalitasnya sebagai tenaga pendidik. Perubahan paradigma
pendidikan guru yang diharapkan demi tujuan menciptakan tenaga pendidik
yang memiliki kemampuan dan kompetensi yang berkualitas. Sehingga
mampu mencetak peserta didik yang juga berkualitas sesuai dengan
perubahan zaman.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang dapat dirumuskan
berdasarkan pemaparan latar belakang di atas adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari paradigma pendidikan guru?
2. Bagaimanakah paradigma pendidikan guru di Indonesia sebelum
berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003?
3. Bagaimanakah paradigma pendidikan guru di Indonesia sesudah
berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003?
4. Apakah perbedaan paradigma pendidikan guru di Indonesia sebelum dan
sesudah berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut.

2
1. Mengetahui pengertian dari paradigma pendidikan guru.
2. Mengetahui paradigma pendidikan guru di Indonesia sebelum berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
3. Mengetahui paradigma pendidikan guru di Indonesia sesudah berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
4. Mengetahui perbedaan dari paradigma pendidikan guru di Indonesia
sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Dengan penulisan makalah ini, maka dapat menambah wawasan
penulis terkait materi yang dikaji, melatih berpikir kritis, serta melalui
makalah ini juga dapat mengasah kemampuan penulis dalam membuat
karya tulis.
2. Bagi Pembaca
Dengan makalah ini, pembaca dapat mengetahui, memahami, dan
menguasai terkait materi pengertian, deskripsi dan perbedaan dari
paradigma pendidikan guru di Indonesia sebelum dan sesudah berlakunya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, serta sebagai
sumber referensi untuk menggali bagaimana paradigma pendidikan guru di
Indonesia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma Pendidikan Guru


Paradigma adalah sebuah kata yang berasal dari abad pertengahan di
Inggris. Kata ini merupakan serapan dari bahasa Latin yaitu paradigma yang
berarti suatu model atau pola. Dalam bahasa Yunani paradeigma
(para+deiknunai) yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan”
(para) dan “memperlihatkan” (deik). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir atau
model dalam teori ilmu pengetahuan. Paradigma adalah model utama, pola
atau metode (untuk meraih beberapa jenis tujuan). Paradigma ilmu yang
dirumuskan oleh Thomas Kuhn sebagai kerangka teoritis, atau suatu cara
memandang dan memahami alam, yang telah digunakan oleh komunitas
ilmuwan sebagai pandangan dunianya. Paradigma diartikan sebagai alam
disiplin intelektual, yaitu cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan memengaruhinya dalam berpikir (kognitif),
bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat
berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktek yang diterapkan
dalam memandang realitas kepada sebuah komunitas yang sama, khususnya
dalam disiplin intelektual. Paradigma memiliki fungsi sebagai dasar untuk
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan tujuan
paradigma sendiri, yaitu membentuk kerangka pemikiran dalam mendekati
dan terlibat dengan berbagai hal atau dengan orang lain.
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy,
yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah
diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput
dinamakan paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan
sebagai educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti
memperbaiki moral dan melatih intelektual (Muhajir, 2000: 20). Dalam arti
luas, pendidikan adalah hidup, segala pengalaman belajar yang berlangsung

4
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala
situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hidup
(Mudyahardjo, 2006: 3). Sedangkan dalam arti sempit, pendidikan adalah
sekolah; pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan
oleh sekolah terhadap anak yang bersekolah agar mempunyai kemampuan
yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan
tugas-tugas sosial mereka. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang
hayat untuk mempersiapkan peserta didik untuk dapat memainkan peranan
dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat pada masa yang akan datang.
Sehingga pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram
dalam bentuk pendidikan formal, non-formal, dan informal di sekolah dan
luar sekolah yang berlangsung seumur hidup, bertujuan untuk
mengoptimalisasi kemampuan-kemampuan individu. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik,
mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, mengarahkan, memberikan
motivasi, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Definisi guru
adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu
ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih peserta didik agar memahami
ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Dalam hal ini, guru tidak
hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pendidikan lainnya dan
bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para peserta didik. Dari penjelasan
tersebut, maka dapat dipahami bahwa peran guru sangat penting dalam

5
proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara
intelektual maupun akhlaknya.
Sehingga paradigma pendidikan guru adalah suatu kumpulan hal-hal
yang menyangkut tentang guru atau pendidik yang dapat dijadikan sebagai
model, standar atau acuan sebagai seorang guru atau pendidik yang baik.
Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru atau pendidik sebagai
salah satu bagian di dalamnya dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah, serta menguasai
kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial.

2.2 Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sebelum Berlakunya UU RI


Nomor 20 Tahun 2003
Pendidik yang baik adalah pendidik yang memiliki kemampuan atau
kompetensi yang dapat ditransformasikan kepada peserta didik dalam proses
pendidikan. Pendidik merupakan pelaku sentral dalam proses pendidikan
yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam proses pengembangan
segenap potensi peserta didik. Pendidik adalah sosok yang paling
menentukan dalam proses perancangan dan penyiapan proses pendidikan,
utamanya dalam proses transformasi keilmuan dan perubahan perilaku
peserta didik kearah yang lebih positif.
Sebelum diberlakukannya UU RI No.20 Tahun 2003, proses
pembelajaran yang mewarnai dunia pendidikan Indonesia masih di dominasi
oleh guru. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah “I give
the lesson, you listen” merupakan suatu metode pembelajaran yang hampir
tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang guru. Karena proses
mentransformasi pengetahuan kepada siswa masih bersifat konvensional,
guru hanya bisa dengan metode ceramah satu arah dan siswa duduk sebagai
pendengar.
Menurut Moon (1989), guru atau pendidik memiliki beberapa peranan
dalam pembelajaran tatap muka. Peran-peran tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Guru harus memenuhi syarat menjadi guru yang baik dan profesional.

6
2. Guru sebagai perancang pembelajaran berperan aktif dalam
merencanakan proses belajar mengajar (PBM).
3. Sebagai pengelola pembelajaran, guru berhak menyediakan dan
menggunakan berbagai fasilitas pendidikan yang mendukung proses
kegiatan belajar mengajar.
4. Guru sebagai pengarah pembelajaran dalam hal ini memberikan
petunjuk atau pengarahan agar kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik.
5. Sebagai evaluator, guru bertanggung jawab dalam pengamatan proses
pembelajaran serta memberikan evaluasi dari hasil belajar yang telah
dicapai peserta didik untuk pembelajaran kedepannya.
6. Sebagai konselor dan motivator, guru harus mampu mendengarkan dan
merespon segala masalah dalam proses pembelajaran, serta mampu
memberikan motivasi selanjutnya kepada peserta didik.
7. Sebagai pelaksana umum, guru bertanggung jawab dalam upaya
mewujudkan segala sesuatu yang ada dalam kurikulum pembelajaran
yang digunakan tersebut.
8. Dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis
lingkungan, guru dituntut mampu mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan memadai.
9. Tugas dan tanggung jawab guru dalam mengendalikan proses
pembelajaran dari peserta didik.

2.3 Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sesudah Berlakunya UU RI


Nomor 20 Tahun 2003
Guru sebagai salah satu aspek tenaga pendidik dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional juga perlu melakukan perubahan pola pikir pendidikan
dalam melakukan tugas profesionalitasnya sebagai tenaga pendidik.
Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman. Perubahan paradigma pendidikan guru menuntut
adanya perubahan pada peningkatan kualitas kemampuan atau kompetensi

7
profesi guru yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Seperti yang dijelaskan pada UU RI Nomor 20 Tahun 2003 yang
menegaskan bahwa guru adalah pendidik bukan pengajar. Oleh karena itu,
guru sudah seyogianya memiliki paradigma baru pendidikan. Sehingga guru
memiliki pola berpikir dan pola bertindak baru dalam memandang,
menyikapi, dan melaksanakan pendidikan. Untuk dapat memiliki pola
berpikir dan bertindak seperti itu guru sangat perlu memahami konsep
pembaharuan pendidikan dan konsep tugas–tugas guru pada masa
pembaharuan pendidikan yang terdiri dari :
1. Tugas Guru, secara garis besar ada tiga tugas pokok guru yaitu
mendidik, mengajar dan melatih.
2. Pemberian Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan, dimana dapat
dilakukan dengan membimbing siswa hingga bisa dalam pengamalan
ilmu pengetahuan, menerapkan sikap yang benar, dan menggunakan
keterampilan dalam kehidupan sehari–hari.
3. Pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, dimana guru
akan bergerak atau berperan sebagai penyedia fasilitas (fasilitator).
Selain itu, guru juga berperan sebagai motivator dan yang aktif adalah
siswa.
Setelah munculnya UU RI Nomor 20 Tahun 2003, perubahan
paradigma dalam proses pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru
(teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(learning centred), dengan harapan mampu mendorong peserta didik untuk
terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku.
Melalui proses pembelajaran dengan keterlibatan aktif siswa atau peserta
didik ini berarti guru tidak mengambil hak anak untuk belajar dalam arti
yang sesungguhnya. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa,
maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitasi untuk membangun
sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman
yang mendalam (deep learning), dan pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu kualitas siswa.

8
2.4 Perbedaan Paradigma Pendidikan Guru di Indonesia Sebelum dan
Sesudah Berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003
Perbedaan paradigma pendidikan guru di Indonesia sebelum dan
sesudah berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dapat dilihat dari hak dan
kewajiban setiap tenaga pendidik.
A. Sebelum berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003
Pada UU RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
hak tenaga kependidikan termuat dalam pasal 30 dimana setiap tenaga
kependidikan yang bekerja pada satuan pendidikan tertentu mempunyai
hak-hak sebagai berikut :
1. memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial;
2. memperoleh pembinaan karir berdasarkan prestasi kerja;
3. memperoleh perlindungan hukum dalam menjalankan tugasnya;
4. memperoleh penghargaan sesuai dharma baktinya;
5. mengunakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan yang lain
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dalam UU RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, kewajiban seorang pendidik termuat dalam pasal 31 dimana
setiap tenaga kependidikan berkewajiban untuk :
1. membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideologi negara
Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945;
2. menjunjung tinggi kebudayaan bangsa;
3. melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian;
4. meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
bangsa;
5. menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
masyarakat, bangsa dan negara.
B. Sesudah berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003
Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003, hak seorang guru dijelaskan
dalam pasal 40 Ayat 1, dimana pendidik dan tenaga kependidikan
berhak memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang

9
pantas dan memadai; penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja. Kewajiban seorang pendidik dijelaskan dalam UU RI Nomor 20
Tahun 2003 pasal 40 Ayat 2, dimana pendidik dan tenaga kependidikan
berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang dinamis,
bermakna, menyenangkan, kreatif; mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan memberi teladan
dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Selain itu, ada beberapa aspek yang membedakan dan dapat
dibandingkan dari paradigma pendidikan guru di Indonesia dulu, sebelum
berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 dan sekarang, sesudah berlakunya
UU tersebut, yaitu pada aspek orientasi pendidikan. Pada awalnya,
pendidikan sebelum berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 digunakan
untuk mendidik manusia agar memiliki karakter yang berakhlak tinggi dan
mulia. Sehingga disini guru memegang misi utama dalam mengajarkan budi
pekerti, etika, sikap saling mengalah dan mendahulukan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi kepada para peserta didiknya. Bukan hanya itu,
misi ini nantinya diarahkan oleh pendidiknya agar dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan
masyarakat. Setelah karakter tersebut terbentuk, institusi dan tenaga
pendidik akan mengajarkan keterampilan sebagai bekal hidup di masa
depan.
Orientasi pendidikan guru di abad ke-XXI setelah berlakunya UU RI
Nomor 20 Tahun 2003, memungkinkan guru untuk menjalankan tugas dan
kewenangannya lebih kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan,
prestasi, keterampilan, dan cara menghadapi persaingan terlebih di era
globalisasi ini. Pendidikan moral dan karakter bukan lagi faktor utama
dalam suatu pembelajaran. Karena hal ini dianggap sebagai tugas para
pemuka agama, dan tugas orang tua di rumah. Selain itu, pendidikan saat ini
diorientasikan kepada dunia industri. Sehingga dengan kata lain, misi
pendidikan guru sekarang adalah untuk memenuhi kebutuhan industri.

10
Selain itu, perbedaan paradigma pendidikan sebelum dan setelah
berlakunya UU RI Nomor 20 Tahun 2003 ditandai dengan beralihnya
pembelajaran dari Teacher-Centred ke Student-Centred Learning yang
sekiranya dapat merubah kualitas pendidikan kita saat ini. Perubahan
paradigma ini bukan lagi bagaimana guru mengajar dengan baik tetapi
bagaimana siswa dapat belajar dengan baik. Guru sebagai fasilitator dalam
pembelajaran. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan
manusia-manusia berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa
mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai
sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,
bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dari pembahasan sebelumnya, dapat ditarik


kesimpulan bahwa paradigma pendidikan guru merupakan kumpulan hal-
hal yang menyangkut tentang guru atau pendidik yang dapat dijadikan
sebagai standar atau acuan sebagai seorang guru atau pendidik yang baik.
Perubahan paradigma pendidikan guru menuntut adanya perubahan pada
peningkatan kualitas kemampuan atau kompetensi profesi guru yang
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Berlakunya UU RI No. 20 Tahun 2003, seorang guru memiliki pola
berpikir dan bertindak yang baru dalam memandang, menyikapi dan
melaksanakan pendidikan. Dengan ini, seorang guru mampu
meningkatkan profesionalismenya, sehingga nantinya mampu membawa
pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik untuk menjadi generasi
yang cerdas dan sukses.
3.2 Saran
Demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas, hendaklah guru
maupun calon guru harus benar-benar menguasai dan memahami
kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru, tetap memperhatikan
pembelajaran etika dan moral, serta menjadi guru yang inovatif dalam
kegiatan pembelajaran di zaman kemajuan sains dan teknologi saat ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. 2021. Paradigma adalah Cara Pandang Terhadap Sesuatu, Pahami


Makna Serta Contohnya. (online).
https://m.liputan6.com/hot/read/4601251/paradigma-adalah-cara-pandang-
terhadap-sesuatu-pahami-makna-serta-contohnya. (diakses pada 24
Oktober 2021)
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. PARADIGMA PENDIDIKAN
NASIONAL ABAD XXI. versi 1.0
Doni, P.2014. Perubahan Paradigma Pembelajaran. (online).
https://www.google.com/amp/s/donipengalaman9.wordpress.com/2014/12
/07/perubahan-paradigma-pembelajaran/amp/ (Diakses pada tanggal 25
Oktober 2021)
Kadir, A., dkk. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Hlm. 55. Jakarta: Prenadamedia
Group
Hasan, M., dkk,. 2021. LANDASAN PENDIDIKAN. Jawa Tengah: Tahta Media
Group

13
BAHAN DISKUSI
1. Menurut kalian, apakah perubahan paradigma pendidikan di Indonesia
bisa dikatakan substansial terjadi di era Pandemi seperti ini?
2. Perubahan paradigma pendidikan menuntut siswa umtuk lebih aktif dalam
menggunakan hak belajarnya untuk menambah wawasan secara merdeka.
Apa saja kemungkinan kendala nyata yang dihadapi oleh para siswa dalam
proses pembelajaran berbasis Student Centerd Learning dan bagaimana
peran guru yang sebagai fasilitator pembelajaran?
3. Orientasi pendidikan guru di abad ke-XXI setelah berlakunya UU RI
Nomor 20 Tahun 2003, memungkinkan guru untuk menjalankan tugas dan
kewenangannya lebih kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan,
prestasi, keterampilan, dan cara menghadapi persaingan di era globalisasi.
Sedangkan, pendidikan moral dan karakter bukan lagi faktor utama dalam
suatu pembelajaran. Karena hal ini dianggap sebagai tugas para pemuka
agama dan tugas orang tua di rumah." Bagaimanakah pendapat kalian
terhadap pernyataan tersebut? Setujukah kalian mengenai pernyataan
tersebut?
4. Bagaimana saja peranan pemerintah dalam mendukung keefektifan proses
peralihan pembelajaran berbasis Teacher Centered ke Student-Centred
Learning yang sekiranya dapat merubah kualitas pendidikan kita saat ini?

14

Anda mungkin juga menyukai