WEDA II
PEMBAGIAN WEDANGA
Oleh:
SINGARAJA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah kami tentang kitab suci
brahmana
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang ada di
buku maupun di internet yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, guna kesempurnaan makalah ini, sehingga
makalah ini akan menjadi bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik dimasa mendatang dan
sebagai pembelajaran bagi saya untuk pembuatan makalah kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengntar………………………………………………………………………………………………………………………………………..i
Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………………2
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………………………….4
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………………….4
Daftar pustaka………………………………………………………………………………………………………………………………………..5
BAB I
PENDAHULUAN
Diantara kelompok smrti ada yang disebut dengan kelompok wedangga, dilihat dari kata
wedangga terdiri dari dua kata yakni weda adalah kitab suci dan angga artinya badan (batang
tubuh). Jadi wedangga artinya batang tubuh/badan weda. Kitab wedangga tidak terpisahkan
dari weda, karena isi dan idenya lahir dari weda. Pada kitab ini terdapat penjelasan tentang
hal-hal yang ada dalam weda. Kelompok wedangga terdiri dari enam bagian yang disebut
Sad Wedangga : Siksa, wyakarana, Chanda, nirukta, jyotisa, dan kalpa. ;
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk menetahiu pengartian dari wedenga.
1.3.2 Untuk mengetahui lebih jelas tentang bagian-bagian dari wedanga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1` Pengerian Wedanga
wedangga adalah merupakan bagian dari kitab smerti, kitab smrti artinya mengingat, sehingga
istilah smrti adalah untuk menyebutkan jenis kelompok weda yang disusun kembali berdasarkan
ingatan ( kitab yang ditulis berdasarkan ingatan yang bersumber kepada weda sruti, yang mana
kitab ini dianggap sebagai kitab hukum Hindu yang di dalamnya memuat tentang sariat Hindu
yang disebut dharma).
Diantara kelompok smrti ada yang disebut dengan kelompok wedangga, dilihat dari kata
wedangga terdiri dari dua kata yakni weda adalah kitab suci dan angga artinya badan (batang
tubuh). Jadi wedangga artinya batang tubuh/badan weda. Kitab wedangga tidak terpisahkan dari
weda, karena isi dan idenya lahir dari weda. Pada kitab ini terdapat penjelasan tentang hal-hal
yang ada dalam weda
Vedanga atau Wedangga berarti bagian-bagian merupakan sastra sebagai petunjuk untuk
mempelajari Veda agar menjadi lebih mudah. Wedangga merupakan buku sumber dalam
mempelajari dan mendalami secara nyata dari mantra-mantra Veda
.
2.2 Bagian-Bagian Wedanga
Wedangga memiliki enam bagian, adapun dari bagian bagian tersebut yakni, Siksha, Chanda,
Vyakarana, Nirukta, Jyotisha, dan Kalpa.
1. Siksa (phonetic), isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam
mengucapkan mantra serta tinggi rendahnya tekanan suara, buku-buku siksa ini disebut
pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi weda srutiSiksa (phonetic), isinya
memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam mengucapkan mantra serta
tinggi rendahnya tekanan suara, buku-buku siksa ini disebut pratisakhya yang
dihubungkan dengan berbagai resensi weda sruti. Siksa sastra adalah halyang umum
didalam mempelajarin weda. Kitab-kitab lainnya adalah: Yajnavalkyasiksa, Naradasiksa,
Mandusiksa, dan Siksasamgraha.
2. Wyakarana (tata bahasa), sebagai suplemen batang tubuh weda dianggap amat penting
dan menentukan, karena untuk mengerti serta menghayati weda sruti tidak mungkin tanpa
bantuan pengertian dan bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran wyakarana
bersumber pada kitab pratisakhya.salah satu bagian penting dari tatanan bahasa weda
dalam referensi lainnya adalah: Mahavyakarana, Indra, Candra, Sakatayana, Sphotayana,
Pauskara, Sarasvata, kaumara dan lain-lain.
3. Chanda (lagu), merupakan cabang weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa
yang disebut lagu. Peranan chanda di dalam sejarah penulisan weda, karena dengan
chanda semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang
gampang diingat. Diantara berbagai jenis kitab chanda yang masih terdapat hingga
dewasa ini adalah dua buah buku : nidana sutra dan Chandra sutra, dihimpun oleh
Bhagawan Pinggala.
4. Nirukta (sinonim dan antonym), memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata
yang terdapat di dalam weda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun oleh Bhagawan Yaska
bernama nirukta, ditulis pada tahun 800 SM,membahas 3 masalah : naighantukakanda
(memuat kata-kata yang sama artinya), naighamakanda/aikapadika (memuat kata-kata
yang berarti ganda), daiwatakanda ( menghimpun nama dewa-dewa yang ada di angkasa,
bumi, dan surga)
5. Jyotisa (astronomi), merupakan pelengkap weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran
astronomi yang diperlukan sebagai pedoman dalam melaksanakan yadnya. Membahas
peredaran tata surya, bulan, serta benda angkasa lainnya yang dianggap memiliki
pengaruh dalam pelaksanaan yadnya, contohnya : jyostisa wedangga.
6. Kalpa (ritual), merupakan kelompok wedangga yang terbesar dan terpenting. Isinya
banyak bersumber pada kitab brahmana dan sedikit pada kitab-kitab mantra. Sesuai jenis
isinya terbagi atas berbagai bidang : srautra, rhya, dharma, dan bidang sulwa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
wedangga adalah merupakan bagian dari kitab smerti, kitab smrti artinya mengingat, sehingga
istilah smrti adalah untuk menyebutkan jenis kelompok weda yang disusun kembali berdasarkan
ingatan ( kitab yang ditulis berdasarkan ingatan yang bersumber kepada weda sruti, yang mana
kitab ini dianggap sebagai kitab hukum Hindu yang di dalamnya memuat tentang sariat Hindu
yang disebut dharma).
Wedangga memiliki enam bagian, adapun dari bagian bagian tersebut yakni, Siksha, Chanda,
Vyakarana, Nirukta, Jyotisha, dan Kalpa.
3.2 Saran
Kami dari kelompok 5 sangat membutuhkan saran, keritik dan komentar dalam pembuatan
makalah ini menjadi yang lebih baik lagi, jika ada kata-kata yang salah dari makalah ini atau
kesalahan teknis dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA