DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU
MATA KULIAH PANATURAN :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, Ranying Hatalla Langit atas berkat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Pembelajaran Panaturan
Terhadap Nilai-Nilai Kehidupan Sosial Bermasyarakat” ini dapat terselesaikan dengan tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Panaturan “Dr. SIHUNG, S.Ag., M.Si dan
YOPPIE,M.Pd.H”.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari berbagai
referensi . Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Panaturan atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om.
Sahiy.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 3
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kepercayaan agama asli yang hidup dan berkembang di Kalimantan Tengah adalah
Kaharingan, yang kini lebih dikenal dengan Hindu Kaharingan setelah berintegrasi dengan
agama Hindu pada tahun 1980. Dalam perkembangannya, Agama Hindu Kaharingan berusaha
untuk mampu mensejajarkan dirinya dengan agam-agama lain di bumi ini, Sebagai suatu agama,
Agama Hindu Kaharingan memiliki suatu pedoman bagi umatnya yang percaya terhadap
Kitab Panaturan adalah kitab suci yang dijadikan pedoman, petunjuk dan penuntun hidup
meriwayatkan tentang ajaran-ajaran yang diwahyukan Ranying Hatalla / Tuhan Yang Maha Esa
Kitab Suci Panaturan ini memuat tentang pedoman, ajaran, dan nilai Agama Hindu
Kaharingan mulai dari proses penciptaan alam semesta dengan segala isinya sampai kepada
ajaran di dalam kehidupan umat manusia hingga penyatuan kembali kepada Tuhan Ranying
Hatalla Langit. Nilai-nilai atau pedoman-pedoman yang terkandung di dalam kitab suci
Panaturan inilah yang harus selalu dihayati dan diamalkan oleh umat Hindu Kaharingan. Ajaran
atau pedoman yang tertulis didalam Kitab Suci Panaturan tidak hanya terbatas sebagai tuntunan
1
hidup individual melainkan juga sebagai tuntunan hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Karena sebagai masyarakat yang beragama hendaknya dapat memahami ajaran agama
Adapun pokok permasalahan yang menjadi perhatian dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kepercayaan asli suku Dayak adalah kepercayaan Agama Heloe atau Kaharingan.
Kaharingan berasal dari kata haring artinya hidup, dengan demikian Kaharingan mempunyai
pengertian kehidupan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kepercayaan orang-orang Dayak terutama
penganut kepercayaan Kaharingan, Kaharingan telah ada sejak awal penciptaan, sejak awal
beragam budaya dan bahasa. Keragaman budaya dan bahasa tersebut tentunya melahirkan
keunikan tersendiri bagi negeri ini. Dalam hal bahasa, salah satu bahasa kuno yang kini masih
Sangiang. Bahasa sangiang dan bahasa sangen kini hanya bisa ditemukan secara tertulis dalam
kitab suci Panaturan dan mantra tawur, lunas balian, lunas hanteran serta kandayu/kidung
(hingga saat ini tidak sepenuhnya dibuat secara tertulis). Selebihnya bahasa sangiang hanya bisa
3
2.1.2 Panaturan
Kitab Suci Panaturan berasal dari bahasa Sangiang yaitu “ Naturan “ yang artinya
PANATURAN “ yang artinya Kitab Suci yang menuturkan atau mensilsilahkan tentang
penciptaan alam semesta beserta isinya, dan fungsi bagi umat manusia yang merupakan wahyu
Ranying Hatalla Langit yang diyakini oleh seluruh umat Hindu Kaharingan. Di Panaturan
terdapat 63 pasal yang terdiri dari 2951 ayat yang memuat tentang ajaran-ajaran, norma- norma
di dalam agama Hindu Kaharingan yang memuat tentang wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang
oleh umat Hindu Kaharingan disebut dengan Ranying Hatalla Langit Tuhan Tambing
Kabanteran Bulan Raja Tuntung Matan Andau Jatha Balawang Bulau Kanaruhan Bapager
Kitab Suci Panaturan diyakini dan sebagai pedoman hidup oleh umat Hindu Kaharingan
merupakan sumber ajaran , bimbingan, dan tauladan yang sangat diperlukan didalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kitab Suci Panaturan yang merupakan wahyu dari
Ranying Hatalla Langit yang mengandung ajaran atau pedoman hidup didunia ini dan diakhirat
nanti merupakan penuntun tindakan umat Hindu Kaharingan sejak ia dilahirkan sampai kepada ia
Ajaran atau pedoman yang tertulis didalam Kitab Suci Panaturan tidak hanya terbatas
sebagai tuntunan hidup individual melainkan juga sebagai tuntunan hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Awalnya ajaran-ajaran dari agama Kaharingan memang tidak
dikembangkan untuk dituangkan dalam kitab suci, melainkan tersebar melalui tradisi bertutur
yang disampaikan tetuha adat atau mereka yang memang dianggap memiliki kemampuan untuk
4
hal itu, yang kemudian disusun menjadi Kitab Suci Panaturan. Ajaran yang tertulis didalam
Kitab Suci tersebut diwahyukan oleh Ranying Hatalla Langit dan diterima oleh para Basir (
Ulama umat Hindu Kaharingan ) dan disampaikan secara lisan didalam segala kegiatan ritual
Nilai-nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai sosial memiliki fungsi umum
mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga
berfungsi sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai
sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Nilai
sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok masyarakat.
Maka dari itu, nilai sosial sering kali menjadi pegangan hidup oleh masyarakat luas
dalam menentukan sikap di kehidupan sehari-hari, juga menjadi nilai hidup manusia dalam
- Tolong menolong
- Di sekolah diajarkan bahwa menyontek, tawuran, bolos sekolah adalah tindakan yang
5
2.3 Hubungan Pembelajaran Panaturan Terhadap Nilai-Nilai Sosial Bermasyarakat
Kitab Suci Panaturan merupakan pedoman dan menjadi tolak ukur yang mengatur
tingkah laku penganut agama Hindu Kaharingan dalam kehidupan sehari-sehari. Baik atau
tidaknya tindakan seseorang tergantung pada seberapa dalam pengahayatan orang tersebut
terhadap kepercayaan yang dimilikinya. Kitab Suci Panaturan berperan sangat penting dalam
mengatur kehidupan umat Hindu Kaharingan dan mengarahkannya kepada jalan yang benar.
Ajaran Kitab Suci Panaturan sangat mendukung dan memuat nilai-nilai sosial dalam kehidupan
Meskipun seperti yang kita ketahui sekarang, tantangan globalisasi dan modernisasi
banyak yang bertentangan dengan ajaran Kitab Suci Panaturan dan nilai-nilai sosial. Contohnya
seperti kurangnya rasa sosial terhadap masyarakat karena sibuk dengan handphonenya masing-
masing, berkurangnya rasa cinta terhadap ajaran-ajaran keagamaan, budaya, dan bangsa sendiri,
banyaknya aliran-aliran sesat yang muncul, dan lain-lain. Jadi diharapkan umat Hindu
Kaharingan harus selalu mengamalkan nilai-nilai sosial yang terdapat di dalam kitab suci
Panaturan tersebut dalam keadaan suka maupun duka di kehidupan sosial bermasyarakatnya.
Karena nilai-nilai sosial bermasyarakat sangat erat kaitannya dengan ajaran Panaturan.
Sehingga ajaran-ajaran Panaturan harus tetap dihayati serta dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Tanpa ajaran-ajaran agama seperti ajaran Panaturan, dipastikan bahwa nilai-nilai
sosial dalam kehidupan tersebut niscaya akan kehilangan maknanya, karena tidak adanya
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kitab Suci Panaturan merupakan pedoman dan menjadi tolak ukur yang mengatur
tingkah laku penganut agama Hindu Kaharingan dalam kehidupan sehari-sehari. Seperti nilai-
nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang sangat erat kaitannya dengan ajaran Panaturan.
Apabila kita hanya mengerti tentang nilai-nilai sosial namun tidak disertai dengan ajaran
Panaturan, maka nilai-nilai tersebut tidak memiliki makna karena dilaksanakan tanpa pedoman.
Ajaran-ajaran serta nilai sosial tersebutlah yang harus dipelajari, dihayati serta dipraktikkan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut. Kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://stnj2016.blogspot.com/2017/02/hindu-kaharingan.html
https://tampungpenyang.wordpress.com/2009/10/29/kitab-suci-hindu-kaharingan/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/16/170000869/nilai-sosial-arti-fungsi-dan-
macamnya?page=all