Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dharma maheswara

NIM : 210514619213

Prodi : S1 Teknik Mesin

10 Alasan tentang Pentingnya Mahasiswa Memiliki Pengetahuan

Weda sebagai Kitab Suci

1. Sebagai landasan/pedoman hidup bermasyarakat di kampus dalam


mewujudkan lingkungan yang harmonis dan damai. Dalam Chandhogya
Upanishad VI.8.7 tersurat sebuah Maha Vakya atau semboyan utama yaitu
Tat Twam Asi yang mengajarkan kita bahwa “Ia adalah kamu, saya adalah
kamu dan semua makhluk adalah semua”. Ajaran ini menuntun mahasiswa
untuk memiliki jiwa sosial dan memiliki keinginan untuk menolong orang
lain, karena menolong orang lain sama dengan menolong diri sendiri.
2. Meningkatkan dan memperkuat rasa keyakinan beragama Hindu bagi
mahasiswa dalam menjalani kehidupan kampus. Dalam Weda terdapat
ajaran Panca Sradha yang bermakna lima keyakinan dalam ajaran agama
Hindu. Karena adanya perbedaan latar belakang dalam lingkungan
kampus, dengan mempelajari ajaran Panca Sradha dapat menjadi
pondasi/pedoman yang dijadikan dasar pijakan mahasiswa hindu untuk
menjaga atau memperkuat Sradha dan Bhakti sebagai seseorang yang
beragama Hindu agar tidak terpengaruh lingkungan kampus.
3. Agar mahasiswa memiliki karakter dalam lingkungan sosial di kampus.
Dalam Weda terdapat ajaran Tri Kaya Parisudha, dengan memiliki
pemahaman ajaran Tri Kaya Parisudha seorang mahasiswa diharapkan
mampu mengendalikan pikiran, perkataan dan perbuatan untuk diri sendiri
maupun orang lainn agar memiliki karakter yang baik sesuai ajaran agama
Hindu.
4. Agar mendapatkan kesempurnaan hidup bagi mahasiswa Hindu sesuai
ajaran agama Hindu. Dalam Weda mengatakan bahwa orang yang tidak
mengikuti petunjuk kitab suci dan berbuat menurut kemauanya sendiri,
tidak akan mencapai kesempurnaan hidup atau kebahagiaan dan juga tidak
mencapai dunia rohani yang kekal (Bhagavad Gita.16.23). Oleh karena itu,
penting bagi mahasiswa untuk mempelajari Weda sebagai kitab suci agar
tercapai tujuan hidup sebagai manusia yaitu “ Moksartham Jagadhitaya
ca iti Dharma “.
5. Agar mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara membayar tiga
hutang yang melekat sejak mahasiswa terlahir sebagai manusia Hindu.
Tiga hutang yang dimaksud adalah konsep Tri Rna dalam filosofi agama
Hindu. Dalam upaya membayar hutang Tri Rna seorang mahasiswa Hindu
dapat mempelajari dan menerapkan ajaran Panca Yadnya. Semisal dalam
konsep Dewa Rna manusia memiliki hutang kepada Sang Pencipta karena
manusia telah diberikan percikan Atman, maka manusia dapat membayar
hutang Dewa Rna dengan menerapkan ajaran Dewa Yadnya yang sesuai
dengan anjuran dalam Weda.
6. Dalam lingkungan kampus sebaiknya mahasiswa Hindu dikenal dengan
seseorang yang berintegritas. Salah satu cara mahasiswa Hindu
membangun integritas adalah dengan cara mempelajari dan menerapkan
ajaran Panca Satya. Dengan memahami ajaran Panca Satya diharapkan
mahasiswa Hindu dapat menjadi seseorang yang dapat dipercaya dan
terhindar dari masalah-masalah yang bersasal dari ketidakjujurannya.
7. Agar mahasiswa Hindu terhindar dari perbuatan Adharma. Perbuatan
Adharma yang dimaksud disini adalah perbuatan atau perilaku mahasiswa
Hindu yang dikuasai oleh Sapta Timira atau menyimpang dari ajaran
Dharma agama. Dengan memahapi konsep Sapta Timira dengan benar
sesuai Weda diharapkan mahasiswa tidak mabuk atau larut dalam
kegelapan dunia kampus yang dapat melanggar norma agama yang
membuat hidup menjadi sengsara, bahkan dapat membuat orang lain resah
dan terganggu atau terancam.
8. Agar mahasiswa Hindu dapat mengendalikan musuh-musuh yang melekat
pada dirinya ke arah yang positif. Musuh-musuh yang dimaksud disini
adalah sisi buruk pada manusia yang dikenal sebagai Sad Ripu dalam
konsep agama Hindu. Sebagai mahasiswa Hindu kita harus bisa
mengendalikan diri untuk meminmalisir akan sifat buruk tersebut supaya
tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Semisal untuk
pengendalian Kama atau hawa nafsu, mahasiswa Hindu dapat belajar dari
salah satu bagian Weda yaitu :
Sarasamuscaya 80
Mano hi mulam sarvesamindrayanam pravartate, subhasubhasvavashtasu
karyam tat suvyavasthitam.

Sebab yang disebut pikiran itu, adalah sumbernya nafsu, ialah yang
menggerakkan perbuatan yang baik atau pun buruk oleh karena itu,
pikirkanlah yang segera patut diusahakan pengekangannya/
pengendaliannya.

Jadi pikiran itu digerakkan oleh nafsu, maka jika dalam berpikiran
disediakanlah ruang untuk bagaimana mengekangnya. Itulah hakikat
pengekangan nafsu tersebut yang menggerakkan pikiran itu sendiri.

9. Agar mahasiswa Hindu tidak salah memilih pergaulan atau teman di


lingkungan kampus. Seperti yang dijelaskan dalam Kitab Sarasamuccaya
sloka 300 dinyatakan :

vastramambhastilan bhumin gadho vasayate yatha,

puspanamadhivasena tatha samsargaja gunah.

Artinya :

Inilah tentang pergaulan lekas benar pergaulan itu memindahkan sifat yang
baik kepada orang yang selalu bergaul dengan orang yang bersifat utama
buktinya baunya bunga beralih kepada kain, air, minyak dan tanah,
disebabkan persentuhannya dengan bunga itu.

Dari kitab sarasamusscaya tersebut mahasiswa Hindu dapat belajar bahwa


dengan bergaul maka segala sifat atau karakter yang ada dalam lingkungan
pergaulan akan cepat sekali mempengaruhi sifat atau karakter seseorang
yang ada di dalamnya.

10. Mempelajari Weda sebagai Kitab Suci bagi seorang mahasiswa Hindu
adalah salah satu cara atau jalan Bhakti mencapai Tuhan. Konsep ini
dalam agama Hindu termuat pada ajaran Catur Marga yaitu Jnana Marga.

Anda mungkin juga menyukai