PASUPATA UPANISAD
Oleh :
Kadek Andre Roy Nata (18.1.3.9.1.01)
1
KATA PENGANTAR
OM SWASTIASTU
Penyusun
Kadek Andre Roy Nata
2
Pasupata Upanisad
Kadek Andre Roy Nata
STAHN Mpu Kuturan Singaraja
E-Mail : Rosswise60@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Karena sangat banyak nya ilmu dalam Weda sehingga, membuat para pakar
atuapun para Rohaniawan mengelompokan atau mengkodifikasikan weda ke dalam
beberapa kelompok lagi. Salah satu kitab bagian dari Weda ialah Upanisad. Upanisad
jika diartikan secara Etimologi berasal dari bahasa sansekertha yang terdiri dari kata
Upa dan Isad. Upa artinya dekat, dan Isad artinya guru. Jadi Upanisad adalah suatu
model pembelajaran Weda dengan duduk di bawah kaki guru. Guru disini tidak hanya
berarti guru menunjuk ke sebutan seseorang, tapi kata guru disini juga dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan ( guru yang paling dekat dengan kehidupan manusia ).
3
( tambahan ),kesemua Upanisad tersebut merupakan bagian dari khazanah susastra
Hindu. Berbagai judul penelitian sudah banyak diterbitkan yang membahas tentang
Upanisad, terutama penelitian tentang Upanisad mayor ( Kaushitaki Upanisad,
Chandogya Upanisad , dan lain-lain.), akan tetapi, penelitian atau pengkajian yang
mengkaji tentang Upanisad Minor masih sangat minim, hal ini tidak dapat dipungkiri
lagi karena sulitnya memperoleh kajian Pustaka sebagai bahan refrensi serta
kurangnya perhatian para peneliti untuk melirik Upanisad Minor. Oleh karena itu
penulis merasa tertarik dan mencoba untuk mengkaji tentang Upanisad Minor , lebih
tepatnya lagi menguraikan tentang Pasupata Upanisad yang tergolong dalam
Upanisad Minor.
II. PEMBAHASAN
Dalam antologi bahasa Telugu dari 108 Upanishad oleh kanon Muktika,
diriwayatkan oleh Rama kepada Hanuman, itu terdaftar oleh Paul Deussen - seorang
Indolog Jerman dan profesor Filsafat, di Transkrip Upanisad nomor 77. Teksnya
adalah era Upanishad yang relatif lebih baru.
Teks ini disusun dalam dua khanda (bagian). Syair pembuka berupa
pertanyaan yang ditujukan kepada dewa pencipta Hindu Brahma oleh putranya
Vaishravana. Teks tersebut membahas jiwa sebagai yoga, meditasi, tidak bergunanya
ritual eksternal dan kebutuhan akan refleksi batin dengan bantuan Om, dan
bagaimana seorang yang memiliki kebijaksanaan sejati harus berperilaku.
4
Upanishad ini berulang kali menggunakan Yoga untuk konsepnya. Teks
tersebut menegaskan bahwa jiwa tertinggi (Brahman) adalah dari sifat keidupan, ia
bermigrasi. Om, menyatakan teksnya, adalah benang suci yang sejati, dan tidak ada
perbedaan antara Om dan Atman (jiwa). Dalam AUM, menegaskan teks, "A"
mewakili masa lalu, "U" mewakili masa kini, "M" mewakili masa depan. Realisasi
dari "hamsa-so'ham" (Aku adalah dia, dia adalah aku), setara dengan menyelesaikan
semua yajna, dan kesadaran ini menghancurkan "kemarahan, penipuan diri,
kebencian, kegilaan", kata Upanishad.
Pasupata Upanisad
Om! O Deva, semoga kami mendengar dengan telinga kami apa yang
menguntungkan;
Semoga kami melihat dengan mata kami apa yang menguntungkan, hai kamu yang
layak disembah!
5
Semoga kita menikmati masa hidup yang diberikan oleh para dewa,
Siwa, yang merupakan Penguasa dari semua makhluk (Pasupathi), selalu menjadi
saksi untuk segalanya. Pikiran semua orang dikendalikan serta dikirim ke topik yang
berbeda hanya oleh-Nya. Jiwa bertindak karena dia. Kata-kata itu berbicara karena
Dia. Mata melihat bentuk karena Dia. Telinga mendengar segalanya karena Dia.
Bahkan organ lain hanya melakukan tindakan yang diberikan kepada mereka karena
Dia. Tindakan-Nya ini bukan karena kodrat tetapi karena ilusi. Apa pun yang
diajarkan sebagai "Apa yang didengar?", Kepada makhluk, telah diajarkan oleh Siwa
yang Pasupathi dan Dia memberikan sifat "Apa yang didengar?" ke mereka. Dia
memasuki pikiran jiwa, duduk di sana sebagai sifatnya dan memberinya posisi
pikiran. Dia berbeda dari semua hal yang kita ketahui melalui organ. Dari semua
pengetahuan yang diajarkan ke berbagai organ, Dia adalah orang yang ada di sana
mengambil bentuk yang sesuai, dan memberikan pengalaman yang relevan kepada
makhluk itu. Oleh karena itu, mata, perkataan, dan organ lainnya tidak menuju ke
bentuk kemuliaan diri-Nya yang luar biasa. Cahaya jiwa itu, yang bukan karena
tindakannya, disebabkan oleh jiwa itu sendiri dan bukan karena organnya. Misalkan
kita memutuskan untuk menghapus aturan logika, dapat dikatakan bahwa dia yang
memahami Brahman sendiri menjadi yang paling mengetahui Brahman.
6
Jenis pengetahuan luar ini harus dicapai dengan kebenaran, penebusan dosa dan
aturan hidup lainnya yang ditentukan oleh selibat dan dengan jalan yang ditunjukkan
oleh Vedanta. Orang yang tidak memiliki kesalahan melihat objek realistik dari diri
yang bersinar dalam tubuh mereka sendiri. Orang lain tidak melihatnya. Dengan
memiliki disiplin dalam kebiasaan makan, maka disiplin mental berkembang. Dengan
disiplin mental, seseorang mendapatkan kebijaksanaan. Selangkah demi selangkah.
masalah di pikiran terpecahkan. Dengan mengetahui bentuk Brahman ketika dunia
menjadi yang seharusnya dinikmati, dia makan bentuk yang merupakan dirinya
sendiri. Tidak ada yang lain kecuali diri sendiri. Cendekiawan yang mengenal
Brahman, setiap kali dia melihat dunia tidak melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda
dari dirinya. Ini adalah Upanishad.
Om! O Deva, semoga kami mendengar dengan telinga kami apa yang
menguntungkan;
Semoga kami melihat dengan mata kami apa yang menguntungkan, hai kamu yang
layak disembah!
Semoga kita menikmati masa hidup yang diberikan oleh para dewa,
7
Di sini berakhir Pasupata-Brahmanopanishad, seperti yang terkandung dalam
Atharva-Weda.
8
Teks ini juga terkenal karena menyatakan bahwa orang yang mengetahui jiwa
batinnya dan hakikat kehidupan serta dengan demikian Brahman, tidak ada apapun
yang dilarang sebagai makanan, karena seluruh alam semesta hanyalah makanan
untuk satu sama lain, dan segala sesuatu adalah dirinya sendiri dalam berbagai
manifestasi Brahman. Orang yang dibebaskan tahu, "Aku adalah makanannya selalu,
aku pemakan makanannya"
III KESIMPULAN
9
Daftar Pustaka
https://www.shastras.com/upanishads-atharva-veda/pasupata-brahmana-
upanishad/ Diakses pada tanggal 05 November 2020 jam 09.30 WITA
https://shaivam.org/scripture/English-Script/71/pashupata-brahma-upanishat
Diakses pada tanggal 06 November 2020 jam 18.00 WITA
10