Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH UPANISAD II

PASUPATA UPANISAD

Dosen pengampu : I Wayan Sunampan Putra, S.Ag.,M.Ag.

Oleh :
Kadek Andre Roy Nata (18.1.3.9.1.01)

Jurusan : Brahma Widya

Prodi : Teologi Hindu

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI


MPU KUTURAN SINGARAJA
SINGARAJA
2020

1
KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU

Rasa angayubagia penulis haturkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi wasa,


Sanghyang Aji Saraswati, karena atas asung Kerta Wara Nugraha nya Artikel yang
berjudul '' Pasupata Upanisad’' bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Artikel ini
disusun supaya bisa dijadikan referensi dalam mempelajari mata kuliah Upanisad II .
penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini, sehingga
penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga dapat memotivasi
penulis dalam menulis karya tulis selanjutnya.
semoga Artikel ini dapat memberi tuntunan dan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan khususnya bagi dunia pendidikan Agama Hindu.

OM SANTIH, SANTIH , SANTIH OM

SINGARAJA , 05 November 2020

Penyusun
Kadek Andre Roy Nata

2
Pasupata Upanisad
Kadek Andre Roy Nata
STAHN Mpu Kuturan Singaraja
E-Mail : Rosswise60@gmail.com

I. PENDAHULUAN

Agama Hindu merupakan salah satu agama yang di setiap aspek


kehidupannya selalu berpedoman pada kitab suci Weda. di dalam kitab suci Weda,
sangat banyak menguraikan tentang nilai-nilai ajaran Agama Hindu. Secara
sederhana Weda dikodifikasikan dalam dua kelompok yaitu Weda Sruti dan Weda
Smerti. Sruti ialah weda yang merupakan wahyu langsung dari Tuhan ( Brahman),
sedangkan Smerti adalah kelompok Weda yang tergolong sebagai Pelengkap dari
Sruti dan termasuk hasil penafsiran dari para guru suci terdahulu.

Karena sangat banyak nya ilmu dalam Weda sehingga, membuat para pakar
atuapun para Rohaniawan mengelompokan atau mengkodifikasikan weda ke dalam
beberapa kelompok lagi. Salah satu kitab bagian dari Weda ialah Upanisad. Upanisad
jika diartikan secara Etimologi berasal dari bahasa sansekertha yang terdiri dari kata
Upa dan Isad. Upa artinya dekat, dan Isad artinya guru. Jadi Upanisad adalah suatu
model pembelajaran Weda dengan duduk di bawah kaki guru. Guru disini tidak hanya
berarti guru menunjuk ke sebutan seseorang, tapi kata guru disini juga dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan ( guru yang paling dekat dengan kehidupan manusia ).

Menurut Pudja dalam Bukunya berjudul Intisari Upanisad (22 :


1999)mengungkapkan bahwa ada sekitar 108 jenis Upanisad. Upanisad jika
dikelompokan ada dua jenis yaitu Upanisad Mayor ( utama ) dan Upanisad Minor

3
( tambahan ),kesemua Upanisad tersebut merupakan bagian dari khazanah susastra
Hindu. Berbagai judul penelitian sudah banyak diterbitkan yang membahas tentang
Upanisad, terutama penelitian tentang Upanisad mayor ( Kaushitaki Upanisad,
Chandogya Upanisad , dan lain-lain.), akan tetapi, penelitian atau pengkajian yang
mengkaji tentang Upanisad Minor masih sangat minim, hal ini tidak dapat dipungkiri
lagi karena sulitnya memperoleh kajian Pustaka sebagai bahan refrensi serta
kurangnya perhatian para peneliti untuk melirik Upanisad Minor. Oleh karena itu
penulis merasa tertarik dan mencoba untuk mengkaji tentang Upanisad Minor , lebih
tepatnya lagi menguraikan tentang Pasupata Upanisad yang tergolong dalam
Upanisad Minor.

II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasupata Upanisad

Pasupata Upanisad, juga disebut Pasupata brahmapanishad, adalah teks


Upanishad kecil yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Ini adalah salah satu dari 31
Upanishad yang melekat pada Atharvaveda, dan diklasifikasikan sebagai salah satu
dari 20 Yoga Upanishad.

Dalam antologi bahasa Telugu dari 108 Upanishad oleh kanon Muktika,
diriwayatkan oleh Rama kepada Hanuman, itu terdaftar oleh Paul Deussen - seorang
Indolog Jerman dan profesor Filsafat, di Transkrip Upanisad nomor 77. Teksnya
adalah era Upanishad yang relatif lebih baru.

Teks ini disusun dalam dua khanda (bagian). Syair pembuka berupa
pertanyaan yang ditujukan kepada dewa pencipta Hindu Brahma oleh putranya
Vaishravana. Teks tersebut membahas jiwa sebagai yoga, meditasi, tidak bergunanya
ritual eksternal dan kebutuhan akan refleksi batin dengan bantuan Om, dan
bagaimana seorang yang memiliki kebijaksanaan sejati harus berperilaku.

4
Upanishad ini berulang kali menggunakan Yoga untuk konsepnya. Teks
tersebut menegaskan bahwa jiwa tertinggi (Brahman) adalah dari sifat keidupan, ia
bermigrasi. Om, menyatakan teksnya, adalah benang suci yang sejati, dan tidak ada
perbedaan antara Om dan Atman (jiwa). Dalam AUM, menegaskan teks, "A"
mewakili masa lalu, "U" mewakili masa kini, "M" mewakili masa depan. Realisasi
dari "hamsa-so'ham" (Aku adalah dia, dia adalah aku), setara dengan menyelesaikan
semua yajna, dan kesadaran ini menghancurkan "kemarahan, penipuan diri,
kebencian, kegilaan", kata Upanishad.

Dalam ayat 19 sampai 22 Purvabrahma, Upanishad Pashupatabrahma


menegaskan bahwa Hamsa, Paramataman, adalah matahari internal yang terpancar di
dalam, dan seseorang yang mencari Brahman harus bermeditasi di dalam, melalui
Pranava (Om) dan pengetahuan bahwa Brahman ada di dalam diri sendiri. Seseorang
harus meninggalkan semua ritual pengorbanan dan penyembahan eksternal,
sebaliknya bermeditasi di dalam, menegaskan teks dalam ayat 27-30. Dharma-yoga
yang mengarah pada kebebasan dan pembebasan adalah tanpa kekerasan terhadap
orang lain, kata Upanishad. Jiwa seseorang adalah konduktor, Pashupati adalah
Paramatman di dalamnya.

2.2. Terjemahan Teks Pasupata Upanisad

Terjemahan Bahasa Inggris oleh PR Ramachander , dan dialih bahasakan ke bahasa


Indonesia oleh penulis .

Pasupata Upanisad

Om! O Deva, semoga kami mendengar dengan telinga kami apa yang
menguntungkan;

Semoga kami melihat dengan mata kami apa yang menguntungkan, hai kamu yang
layak disembah!

5
Semoga kita menikmati masa hidup yang diberikan oleh para dewa,

Memuji mereka dengan tubuh dan anggota tubuh yang kokoh!

Semoga Indra yang mulia memberkati kita!

Semoga Matahari yang maha tahu memberkati kita!

Semoga Garuda, petir kekuatan alam, memberkati kami!

Semoga Brihaspati memberi kita kesejahteraan!

Om! Biarlah ada Damai dalam diriku!

Biarlah ada Kedamaian di lingkungan saya!

Biarlah ada Kedamaian dalam kekuatan yang bekerja pada saya!

Siwa, yang merupakan Penguasa dari semua makhluk (Pasupathi), selalu menjadi
saksi untuk segalanya. Pikiran semua orang dikendalikan serta dikirim ke topik yang
berbeda hanya oleh-Nya. Jiwa bertindak karena dia. Kata-kata itu berbicara karena
Dia. Mata melihat bentuk karena Dia. Telinga mendengar segalanya karena Dia.
Bahkan organ lain hanya melakukan tindakan yang diberikan kepada mereka karena
Dia. Tindakan-Nya ini bukan karena kodrat tetapi karena ilusi. Apa pun yang
diajarkan sebagai "Apa yang didengar?", Kepada makhluk, telah diajarkan oleh Siwa
yang Pasupathi dan Dia memberikan sifat "Apa yang didengar?" ke mereka. Dia
memasuki pikiran jiwa, duduk di sana sebagai sifatnya dan memberinya posisi
pikiran. Dia berbeda dari semua hal yang kita ketahui melalui organ. Dari semua
pengetahuan yang diajarkan ke berbagai organ, Dia adalah orang yang ada di sana
mengambil bentuk yang sesuai, dan memberikan pengalaman yang relevan kepada
makhluk itu. Oleh karena itu, mata, perkataan, dan organ lainnya tidak menuju ke
bentuk kemuliaan diri-Nya yang luar biasa. Cahaya jiwa itu, yang bukan karena
tindakannya, disebabkan oleh jiwa itu sendiri dan bukan karena organnya. Misalkan
kita memutuskan untuk menghapus aturan logika, dapat dikatakan bahwa dia yang
memahami Brahman sendiri menjadi yang paling mengetahui Brahman.

6
Jenis pengetahuan luar ini harus dicapai dengan kebenaran, penebusan dosa dan
aturan hidup lainnya yang ditentukan oleh selibat dan dengan jalan yang ditunjukkan
oleh Vedanta. Orang yang tidak memiliki kesalahan melihat objek realistik dari diri
yang bersinar dalam tubuh mereka sendiri. Orang lain tidak melihatnya. Dengan
memiliki disiplin dalam kebiasaan makan, maka disiplin mental berkembang. Dengan
disiplin mental, seseorang mendapatkan kebijaksanaan. Selangkah demi selangkah.
masalah di pikiran terpecahkan. Dengan mengetahui bentuk Brahman ketika dunia
menjadi yang seharusnya dinikmati, dia makan bentuk yang merupakan dirinya
sendiri. Tidak ada yang lain kecuali diri sendiri. Cendekiawan yang mengenal
Brahman, setiap kali dia melihat dunia tidak melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda
dari dirinya. Ini adalah Upanishad.

Om! O Deva, semoga kami mendengar dengan telinga kami apa yang
menguntungkan;

Semoga kami melihat dengan mata kami apa yang menguntungkan, hai kamu yang
layak disembah!

Semoga kita menikmati masa hidup yang diberikan oleh para dewa,

Memuji mereka dengan tubuh dan anggota tubuh yang kokoh!

Semoga Indra yang mulia memberkati kita!

Semoga Matahari yang maha tahu memberkati kita!

Semoga Garuda, petir kejahatan, memberkati kami!

Semoga Brihaspati memberi kita kesejahteraan!

Om! Biarlah ada Damai dalam diriku!

Biarlah ada Kedamaian di lingkungan saya!

Biarlah ada Kedamaian dalam kekuatan yang bekerja pada saya!

7
Di sini berakhir Pasupata-Brahmanopanishad, seperti yang terkandung dalam
Atharva-Weda.

2.3. Ajaran Ketuhanan dalam Pasupata Upanisad.

Setiap Upanisad sesungguhnya secara keseluruhan membahas tentang konsep


Brahma Tattwa ( Konsep Ketuhan ), dan pada Pasupata Upanisad konsep ketuhanan
diuraikan secara sangat tegas, dimana dikatakan bahwa Dewa Siwa yang merupakan
dewa Utama, penguasa segala makhluk ( Pasupati) , sebagai saksi di alam semesta
ini. Dikatakan dalam Pasupata Upanisad bahwa Tuhan ( siwa ) menggerakan semua
pikiran yang ada di dunia ini. . Jiwa bertindak karena beliau. Kata-kata itu berbicara
karena beliau. Mata melihat bentuk karena beliau. Telinga mendengar segalanya
karena beliau. Bahkan organ lain hanya melakukan tindakan yang diberikan kepada
mereka karena beliau. Tindakan-Nya ini bukan karena kodrat tetapi karena ilusi. Apa
pun yang diajarkan sebagai "Apa yang didengar?", Kepada makhluk, telah diajarkan
oleh Siwa yang Pasupathi dan beliau memberikan sifat "Apa yang didengar?" ke
mereka. beliau memasuki pikiran jiwa, duduk di sana sebagai sifatnya dan
memberinya posisi pikiran. beliau berbeda dari semua hal yang kita ketahui

pada bagian kedua (Uttara-khanda) dari teks Pasupata Upanisad membahas


yoga dan meditasi, menegaskan tujuan yoga adalah pembebasan batin, kesadaran
bahwa Brahman ada di dalam diri sendiri .

Pengetahuan tentang Atman, juga ditegaskan dalam teks ini, datang ke


Jivanmukta melalui usahanya sendiri dan atas kemauannya sendiri. Begitu dia
mencapai keadaan ini, dia melihat semua orang sebagai dirinya sendiri, dia tidak
melihat Ashramas, tidak ada Varna (kelas sosial), tidak ada kebaikan, tidak ada
kejahatan, tidak ada larangan, tidak ada mandate, Dia hidup dengan kemauannya
sendiri, dia adalah yang terbebaskan, dan dia adalah orang yang bebas dari
membedakan dan membeda-bedakan orang lain. Ia melampaui penampilan, ia
melampaui diri, ia menyatu dengan Brahman.

8
Teks ini juga terkenal karena menyatakan bahwa orang yang mengetahui jiwa
batinnya dan hakikat kehidupan serta dengan demikian Brahman, tidak ada apapun
yang dilarang sebagai makanan, karena seluruh alam semesta hanyalah makanan
untuk satu sama lain, dan segala sesuatu adalah dirinya sendiri dalam berbagai
manifestasi Brahman. Orang yang dibebaskan tahu, "Aku adalah makanannya selalu,
aku pemakan makanannya"

III KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pemaparan materi tentang Pasupata Upanisad di atas dapat


didapatkan kesimpulan bahwa Pasupata Upanisad adalah salah satu bentuk
kesusastraan Hindu sekaligus bagian dari salah satu kitab suci Hindu yang tergolong
ke kelompok Sruti ( kitab orisinil ), dimana secara garis besar kitab Pasupata
Upanisad menjabarkan konsep ketuhanan / ajaran Brahma Vidya dalam konsep
agama Hindu.

Pasupata Upanisad adalah kitab yang tergolong Upanisad minor, dimana


Upanisad minor adalah Upanisad pelengkap dari kitab Upanisad mayor. Banyak
sloka-sloka yang membahas tentang konsep ketuhanan secara konsep saguna
Brahman, dan dalam Pasupata Upanisad ,Dewa Siwa adalah bentuk realitas
ketuhanan yang utama dan wajib dipuja oleh manusia.

9
Daftar Pustaka

Gunawan.P, I Ketut. 2012. Siwa Siddhanta Tattwa dan Filsafat. Surabaya:


Paramitha

https://en.wikipedia.org/wiki/Pashupatabrahma_Upanishad diakses pada tanggal


05 November 2020 jam 09.00 WITA

https://www.shastras.com/upanishads-atharva-veda/pasupata-brahmana-
upanishad/ Diakses pada tanggal 05 November 2020 jam 09.30 WITA

https://shaivam.org/scripture/English-Script/71/pashupata-brahma-upanishat
Diakses pada tanggal 06 November 2020 jam 18.00 WITA

10

Anda mungkin juga menyukai