Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH TATA SUSILA HINDU

AJARAN BRAHMACARI DALAM PROSES


PEMBELAJARAN DARING

Dosen pengampu : I Wayan Sunampan Putra, S. Ag., M.Ag.

Oleh :
Kadek Andre Roy Nata (18.1.3.9.1.01)

Jurusan : Brahma Widya

Prodi : Teologi Hindu

SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI


MPU KUTURAN SINGARAJA
SINGARAJA
2020
KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU
Rasa angayubagia penulis haturkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi wasa,
Sanghyang Aji Saraswati, karena atas asung Kerta Wara Nugraha nya makalah yang
berjudul '' Ajaran Brahmacari dalam proses pembelajaran Daring’' bisa diselesaikan
tepat pada waktunya. makalah ini disusun supaya bisa dijadikan referensi dalam
mempelajari mata kuliah Tata Susila Hindu serta diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menganalisis nilai-nilai ajaran agama Hindu pada kitab suci Veda.
penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan tulisan ini, sehingga
penulis berharap kritik dan saran dari para pembaca sehingga dapat memotivasi
penulis dalam menulis karya tulis selanjutnya.
semoga Makalah ini dapat memberi tuntunan dan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan dalam memberikan pemahaman mengenai Dewa Wisnu (Kajian
Teologi Hindu).

OM SANTIH, SANTIH , SANTIH OM

SINGARAJA , 11 Juni 2020

Penyusun
Kadek Andre Roy Nata
DAFTAR ISI

Halaman

A. Kata Pengantar ………………………………………………........... i

B. Daftar Isi…………………………………………………………….. ii

c. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………… 2

1.3. Tujuan…………………………………………………………. 2

D. PEMBAHASAN…………………………………………………… 3

2.1. Bagaimana Penggambaran/ Karakteristik Dewa Wisnu dalam


Veda………………………………………………………………… 3

2.2. Kedudukan Dewa Wisnu dalam Veda………………………… 6

2.3. Bagaimana Tradisi / Pemujaan terhadap Dewa Wisnu………….. 8

2.4. Bagaimana Hubungan Dewa Wisnu dengan Dewa Lain dalam


Veda…………………………………………………………………. 11

E. PENUTUP…………………………………………………………… 12

3.1. Kesimpulan……………………………………………………. 12

3.2. Saran…………………………………………………………… 13

F. DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini tanpa kita sadari Dunia sudah berkembang sangat pesat.
Perkembangan tersebut, dapat kita lihat dari banyaknya pola-pola atau bidang-bidang
pada aspek kehidupan manusia sudah berubah kearah yang lebih maju. Kemajuan
tersebut menyelimuti semua aspek dalam masyarakat, meliputi, : Bidang Ekonomi,
Bidang Politik, bidang IPTEK, bidang Religi, bidang Kebudayaan, bidang pendidikan
, dan lain lain. Hal tersebut tidak dapat kita pungkiri, karena semakin majunya pola
pikir manusia maka itu akan mengakibatkan dunia menjadi semakin berkembang .

Dari kesemua bidang tersebut ,saat ini yang paling menonjol dan menunjukan
sisi perkebangannya ialah pada bidang pendidikan. Semua bangsa di Negara manapun
sangat menjunjung tinggi pendidikan dan dikatakan bahwa kualitas SDM suatu
Negara dapat dinilai dari bagaimana kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Seseorang yang berpendidikan akan mampu memberikan kontribusi ataupun
pelayanan terhadap suatu bangsa dan Negara. Oleh karena itu pendidikan dianggap
kebutuhan yang sangat vital di jaman ini.barangsiapa yang tidak menghiraukan
pendidikan dia akan tertinggal dan akan termakan oleh jaman. Begitulah pandangan
dunia saat ini tentang pendidikan.

Tidak hanya masyarakat dunia yang mengakui bahwa pendidikan itu sangat
penting, hal tersebut juga diakuai dalam dunia keagamaan. Berbagai agama di dunia
sangat menjunjung tinggi pendidikan, bahkan pendidikan itu sampai dianggap sesuatu
yang mulia. Misalnya pada agama Hindu. Seperti yang kita tahu bahwa sesungguhnya
di dalam agama Hindu sangat memuliakan pendidikan, hal itu terlihat jelas dari
banyaknya sloka-sloka ataupun kutipan mantra yang ,menerangkan akan pentingnya
sebuah pendidikan dan pentingnya juga mengerti akan esensi dari pendidikan itu
sendiri. Salah satu petikan sloka yang menyatakan hal tersebut terdapat pada sloka
Kekawin Nitisastra V.1. yang berbunyi sebagai berikut :

Taki-takining Sewaka Guna Widya .

Smara wisaya rwang puluh ring ayusa

Tengahi tuwuh san wacana gegen ta

Patilaring atmeng tanu pagureken.

( Nitisastra V.1)

Terjemahan bahasa Indonesia :

Bersiap sedialah selalu mengabdi pada ilmu pengetahuan yang berguna . hal yang
menyangkut asmara setelah berumur dua puluh tahun. Setelah berusia setengah umur
menjadi penasehatlah pegangannya. Setelah itu hanya memikirkan lepasnya atmanlah
yang menjadi perhatian.

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam menapaki tahapan hidup ini yang pertama
dan paling utama adalah mengabdi pada ilmu pengetahuan. Dalam kutipan kekawin
Nitisastra ini disebutkan bahwa istilah ilmu pengetahuan disebut dengan Guna
Widya. Artinya ,mengabdi pada ilmu pengetahuan sampai ilmu itu memberikan
manfaat atau guna dalam menapaki tahapan kehidupan ini. Bahkan dalam pepatah
mengatakan bahwa persahabatan yang baik adalah bersabat dengan ilmu
pengetahuan. Di dalam konsep Hindu, jenjang saat seseorang menapaki proses
mencari pendidikan atau pengetahuan diistilahkan dengan sebutan Brahmacari. Dan
ajaran brahmacari ini pun juga tidak bisa lepas dari terkena pengaruh perkembangan
Globalisasi atau kemajuan jaman. Salah satu bentuk kemajuan tersebut ialah adanya
proses pembelajaran Daring ( dalam jaringan) dimana ini merupakan salah satu model
pembelajaran baru khususnya di Negara kita, mau tidak mau suka tidak suka kita
harus mengikuti perkembangan ini mengingat hokum dari perkembangan jaman ialah
jika kita menolak dan tidak mengikuti perkembangan jaman maka kita kan tertinggal
dan termakan oleh peradaban. Dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik
untuk lebih dalam mengkaji tentang bagaimana sesungguhnya ajaran Brahmacari
dalam proses pembelajaran Daring. Hasil penelitian ini akan disampaikan dalam
bentuk makalah dan akan dijabarkan secara sistematis.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1.2.1 Apa itu pengertian pembelajaran model Daring?

1.2.2 Bagaimana Ajaran Brahmacari dalam proses pembelajaran Daring ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui apa itu pengertian pembelajaran model Daring ?

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana ajaran brahmacari dalam proses


pembelajaran Daring ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pembelajaran model Daring

2.1.1. Munculnya pembelajaran model Daring

Sistem pembelajaran daring merupakan implementasi dari pendidikan jarak


jauh melalui online. Sistem pembelajaran ini pun bertujuan untuk meningkatkan
pemerataan akses terhadap pembelajaran yang lebih baik dan bermutu. Sebab, dengan
sistem pembelajaran daring, akan memberikan peluang bagi pelajar dan mahasiswa
untuk dapat mengikuti suatu pelajaran atau mata kuliah tertentu.

Di tengah gempita merebaknya kasus penyebaran virus corona (Covid-19)


yang terjadi akhir-akhir ini, ternyata juga membawa dampak tersendiri bagi sektor
pendidikan di Tanah Air. Penyebaran virus corona yang begitu cepat dan bahkan
telah merenggut korban jiwa tersebut, jelas mengundang kekhawatiran bagi para
pemegang kebijak. khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud),  juga dari kalangan orang tua siswa maupun mahasiswa.

Fakta itulah yang akhirnya membuat sejumlah sekolah dan perguruan tinggi di
Tanah Air, terpaksa menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar (KBM)
dalam kelas. Langkah ini, jelas untuk mencegah penyebaran dan penularan virus
corona kepada peserta didik.

Karena itulah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem


Makarim akhirnya mewajibkan lembaga pendidikan untuk memberlakukan
pembelajaran secara online ( Daring ) dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-
19. 

Salah satu poin yang ada dalam perarturan menteri pendidikan tersebut
menyebutkan memberlakukan pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa dan
mahasiswa. Dosen, guru, mahaiswa, dan siswa dapat melakukan aktivitas belajar
mengajar dengan bekerja dari rumah via konferensi video, dukumen digital, dan
sarana online lainnya. Dengan demikian, kegiatan KBM itu diharapkan tidak akan
mempengaruhi tingkat kehadiran siswa maupun tenaga pendidik.

Di sisi lain, untuk dapat melakukan pembelajaran secara daring, sejumlah


aplikasi online dapat diakses oleh guru dan siswa. Mahasiswa, siswa, dosen dan juga
guru dapat mengakses fitur Rumah Belajar, Google G Suite for Education, Kelas
Pintar, Microsoft Office 365, Quipper School, Sekolah Online Ruangguru,
Sekolahmu, dan Zenius.

Sebelumnya, Kemendikbud telah berkerja sama dengan berbagai pihak dalam


penyelenggaraan pembelajaran secara online itu. Kerja sama dengan pihak swasta
seperti Google Clas Room, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru,
Sekolahmu, dan Zenius. Ya, sejumlah mitra di sektor swasta memang secara sukarela
dan peduli untuk mendukung sistem pendidikan nasional dan memastikan para siswa
dapat terus belajar berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh dosen, guru, kampus
maupun sekolah, sesuai kebutuhan dan implementasi pembelajaran, dengan
bimbingan orang tua dan tenaga pengajar dari jarak jauh.

2.1.2. kendala yang dialami saat proses pembeljaran

Pertama, sistem daring memudahkan pembelajaran karena tidak terikat akan tempat
dan waktu, tetapi perlu persiapan jauh hari semua perangkat dan bahan, termasuk
kurikulumnya. Sementara persiapan itu selama ini tidak pernah ada, bahkan
pembelajaran daring hanya diperuntukkan pendidikan guru dalam jabatan, sehingga
baik guru (termasuk dosen) maupun masyarakat mengalami guncangan teknologi.

Kedua, pembelajaran sistem daring yang memerlukan perangkat


teknologi gadget menjadi persoalan jika satu keluarga memiliki sejumlah anak yang
tersebar di semua jenjang pendidikan, sementara penghasilan keluarga terbatas. Maka
itu, tentu sistem daring akan sangat memberatkan. Subsidi melalui bebas kuota bagi
keluarga seperti ini sangat membantu mereka.
Apalagi, bagi mahasiswa yang tidak mampu untuk membeli peranti teknologi, karena
mereka masuk perguruan tinggi saja melalui jalur “bagi yang kurang beruntung dalam
bidang ekonomi”. Bahkan, ada mahasiswa yang harus ngenger kepada dosennya
untuk sekadar numpang hidup bisa mondok gratis, walau dibayar harus menjadi
“pramuwisma” di rumah sang majikan. Jumlah mereka ini sepuluh persen di masing-
masing program studi dan banyak dosen/guru menjadi “juru selamat” anak-anak
bangsa seperti ini.

Ketiga, kurikulum yang ada secara nasional disiapkan untuk sistem pembelajaran
konvensional. Dengan diberlakukannya sistem daring secara mendadak, tentu banyak
persoalan yang menyertai keberlakuan sistem ini. Guru TIK, yang semula ada di
sekolah dengan keberlakuan kurikulum 13, kini mapel ini ditiadakan.

Dengan kasus corona, ternyata menghilangkan TIK di sekolah adalah kurang tepat.
Justru guru TIK harus diberi beban membuat transformasi bahan dari disajikan secara
konvensional menjadi sistem daring, sehingga anak atau siswa yang berhalangan
hadir ke sekolah karena alasan tertentu, mereka masih dapat belajar dengan
mengakses melalui program daring. Termasuk jika terjadi kondisi darurat seperti
sekarang, tidak perlu kita harus pusing memikirkannya.

Keempat, penguasaan teknologi yang belum merata. Ini harus kita akui secara jujur
dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Belum semua mereka menguasai
aplikasi program yang diperlukan untuk mengembangkan daring. Bisa jadi secara
teknis mereka menguasai, tetapi jika mereka sebagai “tenaga kontrak” yang gajinya
saja tidak cukup untuk makan, mereka yang harus membeli kuota demi
menyelamatkan kariernya adalah kurang manusiawi.

Kebijakan pemerintah untuk membebaskan kuota pada provider guna belajar di


rumah dan dosen mengajar di rumah adalah harga sosial yang harus dibayar untuk
bangsa ini dan alhamdulillah di tengah tulisan ini dibuat berita pembebasan kuota
sudah bisa direalisasi.

dunia ini ada 216 negara, berarti sisa 30 negara saja yang aman.
Namun, apakah betul-betul aman. Wallahualam bissawab.

Semoga pagebluk ini segera berlalu dan negara kita bisa pulih


kembali, karena dampak dari peristiwa ini bukan hanya pada sektor
pendidikan, tetapi mengena pada semua sendi kehidupan manusia
Indonesia. Yang akibatnya bisa fatal untuk keberlangsungan
kehidupan bernegara. Mari kita semua, tidak peduli siapa pun
Anda, tundukkan kepala memohon kepada Tuhan agar bencana ini
segera berlalu.

2.2. Kedudukan Dewa Wisnu dalam Veda

2.3 Tradisi atau Pemujaan Terhadap Dewa Wisnu

2.4. Hubungan Dewa Wisnu dengan Dewa lainnya


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian secara kronologis mengenai Dewa Wisnu ( Kajian Teologi


Hindu ) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dewa Wisnu merupakan bagian dari Trimurti, dimana disini beliau selaku
pemelihara alam semesta beserta isinya. dalam kitab-kitab Purana dan regweda
penyebutan Dewa Wisnu sangat banyak disebutkan. dan pada kitab-kitab disebut juga
diuraikan Bagaimana karakteristik atau gambaran Dewa Wisnu itu sendiri.

2. kedudukan dewa Wisnu dalam kitab suci Weda sangatlah dianggap penting,
bahkan beliau dipuja sebagai salah satu Dewa utama dalam agama Hindu. banyak
kitab-kitab yang menjelaskan tentang beliau di mana salah satunya seperti
Bhagawadgita, regweda, dan Purana Purana yang tersebar di India. sedangkan di Bali
penyebutan Dewa Wisnu banyak dijelaskan dalam lontar-lontar seperti Lontar
Kusuma Dewa, Lontar Raja Purana Batur, daun lontar usana Bali.

3. mengenai tradisi dan pemujaan terhadap Dewa Wisnu sampai saat ini masih tetap
Lestari, dan bagi masyarakat umat Hindu di Bali Dewa Wisnu dipuja di salah satu
pura yang termasuk dalam Kahyangan jagat yaitu pura Batur, di sini beliau berstana
dengan saktinya ya itu Dewi Danu. keberadaan pura Batur ini sangat penting bagi
masyarakat Kintamani khususnya serta bagi seluruh masyarakat Bali, karena
keberadaan pura ini akan menunjukkan Bagaimana eksistensi sesungguhnya dari
pemujaan terhadap Dewa Wisnu itu sendiri dan juga dalam ajaran Hindu Bali
umatnya diharapkan mampu menjaga keseimbangan alam agar kehidupan dapat
berjalan dengan harmonis.

4. hubungan dewa Wisnu dengan dewa-dewa lainnya yang tersurat dalam Weda
sangatlah beragam, di mana Dewa Wisnu memiliki banyak hubungan dengan dewa-
dewa yang termasuk dalam golongan Dewa utama seperti Dewa Brahma, Dewa Siwa,
Dewi Laksmi, dan juga diceritakan dalam Purana beliau banyak berhubungan dengan
dewa-dewa yang terdapat di surga seperti Dewa Indra, dan Narayana. Beliau juga
sering digambarkan memiliki hubungan yang sangat erat dengan wahana yang beliau
tunggangi, yaitu Sang Garuda.

3.2 Saran

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca agar
semoga kedepannya penulisan karya tulis berupa makalah dapat lebih ditingkatkan
dan juga penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila di dalam karya tulis ini
terdapat kata-kata ataupun kalimat yang kurang sesuai dan tidak berkenan di hati para
pembaca.
Daftar Pustaka

Yendra, I Wayan. 2010. Dewa Dewi dalam Agama Hindu , Surabaya : Paramita

Gobyah,2014. Purusha dan Pradana . Surabaya : Paramita

2008. Itihasa Ramayana dan Mahabarata (Viracarita ) Kajian kritis


sumber ajaran Hindu. Surabaya : Paramita

https://id.wikipedia.org/wiki/Wisnu Diakses pada tanggal 30 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai