Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 2

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


MAKALAH E - LEARNING PADA MASA PANDEMI
COVID-19

DISUSUN OLEH :

EKA PUTRI NOVI ANDANI


NIM : 044386639

MAHASISWI UNIVERSITAS TERBUKA


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

TUTOR:

TRIA PUTRI MUSTIKA

01002933

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
SERANG
TAHUN 2022.2
2

KATA PENGATAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
saya beri judul “E-learning Pada Masa Pandemi Covid-19”.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas ke 2 dari mata kuliah bahasa indonesia
dengan tutor ibu Tria Putri Mustika . Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada penulis dan pembaca tentang e-learning pada masa pandemi
covid-19.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tria Putri
Mustika selaku tutor mata kuliah bahasa indonesia dan kelurga saya yang selalu mensuport
dan mendoakan. Dan tidak lupa bagi pihak-pihak lain, serta buku dan jurnal yang telah
mendukung penulisan makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
s a y a , a g a r kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi saya khususnya sebagai penulis.

Cilegon, 11 November 2022

Penulis
Eka Putri Novi Andani
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..... 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. . 3
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………... 4
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………... 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….. 6
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 6
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………… 6
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 7
2.1 Keefektifan Dalam Proses Pembelajaran………………………………………. . 7
A . Pengertian Keefektifan……………………………………………………… 7
B . Indikator Keefektifan………………………………………………………... 7
C. Media Pembelajaran………………………………………………………..... 8
D. Jenis-jenis Media Pembelajaran……………………………………………... 8
E. Pemanfaatan Media Pembelajaran…………………………………………... 8
2.2 E-Learning Dalam Pembelajaran………………………………………………... 9
A. Definisi E-Learning…………………………………………………………….. 9
B. Tujuan Menggunakan E-Learning……………………………………………… 9
C. Manfaat Pembelajaran E-Learning……………………………………………... 9
D. Kekurangan Menggunakan E-Learning……………………………………….... 10
E. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Proses Pembelajaran E-Learning…………. 11

BAB III PENUTUP……………………………………………………………….... 12


3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………... 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 13
2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu proses mencetak generasi bangsa yang unggul,
bersaing dan dapat mencetak prestasi akademik maupun non akademik di sekolah maupun di
masyarakat kelak. Sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.

(Mulyasa, 2004). Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan
suatu bangsa serta menjadi wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi sekaligus
sebagai sarana dalam membangun watak bangsa (Nation Character Building). Pernyataan
tersebut menegaskan akan besarnya peran pendidikan dalam proses pembangunan suatu
bangsa. Oleh sebab itulah diperlukan pengelolaan pendidikan yang berkualitas agar dapat
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Knirk, & Gustafson, (Sagala, 2017)
mengemukakan Teknologi pembelajaran melibatkan tiga komponen utama yang saling
berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik), dan kurikulum. Komponen termuat
dapat melengkapi struktur dan lingkungan belajar formal. Komponen tersebut dapat
melengkapi pola dan lingkungan belajar formal. Hal ini menguraikan bahwa interaksi guru
dengan peserta didik ialah inti proses pembelajaran (Instruksional).

Dalam pendekatan sistem, pembelajaran merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mendukung, elemen-elemen tersebut
bisa menunjang mutu pembelajaran. Menurut Hamalik (Oemar, 2015)bahwa pembelajaran
seperti suatu sistem artinya suatu keseluruhan yang berasal dari unsur-unsur yang berintegrsi
dan berinterelasi antara satu sama lain dan dengan kesatuan itu untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya .

Artinya, pendidikan berperan penting dalam membangan sikap yang ada di dalam
diri peserta didik yaitu akhlak yang mulia, kepribadian yang baik, memiliki kecerdasan, serta
keterampilan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing, dan nantinya aspek-aspek
tersebut berguna untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu menjadi negara yang maju dari
berbagai aspek.

Akan tetapi, pada tahun 2019 seluruh dunia dihadapkan dengan permasalahan yang
berat yaitu adanya virus covid-19 yang sifatnya mudah menyebar dengan cepat. Hal tersebut
menjadi sebab dari penurunan kualitas hampir disemua aspek yang ada di dunia. Virus corona
(covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019
di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei,China. Sejak 31 Desember 2019 sampai 3 Januari 2020
kejadian ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sejumlah 44 kasus. Tidak
sampai satu bulan, penyakit ini telah tersebar di berbagai provinsi lain di China, Thailand,
Jepang, dan Korea Selatan. Awalnya, penyakit ini dinamakan sementara sebagai 2019 novel
2

coronavirus(2019-nCoV), kemudian WHO memberitakan nama baru pada 11 Februari 2020


yaitu Coronavirus Disease (covid-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini bisa ditularkan melalui manusia ke
manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori
lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengabarkan covid-19 sebagai pandemik. (Pranata,
Aditya, & Hendra, 2022)Gejala umum termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain
mungkin termasuk nyeri otot, produksi dahak, diare, sakit tenggorokan, kehilangan indra
penciuman, dan sakit perut. Sementara sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan,
beberapa diantaranya berkembang menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi- organ.

Dalam menanggapi pandemi covid-19 awalnya pemerintah masih ragu untuk


memberlakukan kebijakan lockdown di Indonesia, hal tersebut dikarenakan tingkat
kekhawatiran yang tinggi terkait menurunnya aspek yang ada mulai dari ekonomi,
pendidikan, dan bisnis kerja sama antar negara yang tujuannya untuk menambah pemasukan
negara. Suatu keputusan yang dilakukan pemerintah sudah mulai diberlakukannya lockdown
untuk sementara waktu dan berpengaruh besar kepada semua aspek termasuk pendidikan,
persiapan akan metode yang digunakan menjadi kurang maksimal.

Pandemi  covid-19 ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara


mendasar dalam dunia pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan
pembelajaran selama masa pandemi ini. Melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (covid-19), tertanggal 24 Maret 2020. Salah satu kebijakan yang paling mendasar
dari pemerintah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru dengan belajar dari rumah.

Pandemi covid-19 yang berlangsung hampir 3 tahun terakhir, telah membawa dampak
yang sangat signifikan di dunia pendidikan. Kondisi yang memperburuk krisis pembelajaran
yang telah terjadi dalam waktu yang cukup lama. Pandemi covid-19 telah memaksa kita
untuk segera melakukan perubahan drastis pola pembelajaran di kelas ke pembelajaran daring
/ e-learning, yang belum pernah kita siapkan sebelumnya.

Pembelajaran e-learing ini sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional yang


terjadi di sekolah. Guru dan siswa tidak berhadapan langsung, melainkan terjadi secara jarak
jauh yang memungkinkan guru dan siswa berada pada tempat yang berbeda. Secara positif
pembelajaran ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi ini. Guru
dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing tanpa harus
keluar rumah dan bertatap muka secara langsung. Pembelajaran menggunakan e-learning
menuntut kesiapan baik dari sisi infrastruktur maupun dari kemampuan teknis penggunanya.
Oleh karena itu setiap sekolah yang ingin menerapkan sistem pembelajaran mengunakan e-
learning perlu memperhatikan tingkat kesiapan terlebih dahulu sebelum menerapkannya.

Namun, peneliti menemukan adanya kendala dalam implementasi pembelajaran


menggunakan e-learning. Apalagi pada masa pandemik seperti ini, materi yang disampaikan
dalam pembelajaran dan faktor lainnya.
2

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya mengatasi pembelajaran di masa pandemic covid-19 ?


2. Apakah penerapan e-learning efektif dan dapat membantu pembelajaran di masa
pandemic ini ?
3. Apa permasalahan yang sering muncul dihadapi dalam penerapan e-Learning/ belajar
online di masa pandemi covid-19 ?
4. Bagaimana menanggulangi problematika tersebut ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Pedoman penulisan karya ilmian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai sistem
e-learning di dunia pendidikan. Mendestripsikan kendala yang di alami di dalam dunia
pendidikan di masa covid-19, serta mengidentifikasi cara mengatasi kendala - kendala
tersebut.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

 Memahami dan mengerti sistematika pembuatan karya ilmiah.


 Menambah pengetahuan dan keefektifan mengenai pembelajaran e-learning.
 Membantu memiliki pola pikir dan pandangan berpikir secara luas dan kritis.
 Melihat sejauh mana peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya.
 Menjadi bahan referensi pembaca untuk penelitian selanjutnya.
 Sebagai bentuk referensi semua pihak yang bernaung di bawah dunia pendidikan.
 Sebagai bentuk referensi kebijakan kepada pemerintah untuk menciptakan dan
membuat sistem pendidikan yang bersifat kondisional dan terbaru serta meninjau
kembali kesejahteraan masyarakat.
 Menciptakan metode /aplikasi baru dan juga menerapkan sistem pendidikan yang
yang efektif di masa sekarang ini.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keefektifan dalam proses pembelajaran

A. Pengertian keefektifan

Keefektifan berasal dari kata efektif yang di definisikan menurut (KBBI, n.d.). Kata
efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)dapat membawa hasil/berhasil
guna (usaha,tindakan)mulai berlaku, sedangkan definisi dari kata efektif yaitu suatu
pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian
alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

Diatas telah kita uraikan mengenai keefektifan yang berasal dari efektif. Istilah efektif, jika
meminjam istilah yang di gunakan dalam pembelajaran mengarahkan pada terukurnya suatu
tujuan dari belajar.

B. Indikator keefektifan

Dalam menentukan keefektifan suatu pembelajaran bisa melalui empat indikator, yaitu
sebagai berikut:

 Kualitas pembelajaran

Terdapat beberapa faktor dalam menentukan dan meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar diantaranya sebagai berikut: cara belajar, metode pembelajaran, keterserapan bagi
siswa, dan jenis penilaian pembelajaran.

 Adaptasi tingkat pembelajaran

Tingkat pembelajaran yang memadai mengacu pada seberapa jauh mana guru yakin bahwa
siswa siap untuk mempelajari hal-hal baru. Ini berarti mereka memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang diperlukan untuk mempelajari hal-hal yang baru, yang belum pernah
mereka pelajari sebelumnya.

 Tindakan Insentif

Dari reaksi dan minat siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat cara guru memberikan
motivasi.

 Waktu

Waktu penyelesaian guru dan efisiensi manajemen waktu dalam proses pembelajaran. Berapa
banyak waktu yang dihabiskan untuk mempelajari apa yang guru sampaikan.
2

C. Media pembelajaran

Proses pembelajaran online bisa berjalan dengan maksimal, jika didukung oleh media yang
baik agar memudahkan seorang guru untuk berinteraksi dalam kegiatan belajar dan mengajar
dengan siswanya.

D. Jenis - jenis media pembelajaran

Jenis-jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai
berikut :

1. Media berbasis rakyat. Media berbasis rakyat adalah media yang digunakan untuk
mengirim dan bertukar karakter atau informasi.
2. Media berbasis cetak. Media pembelajaran berbasis cetak yang paling umum adalah
buku teks, manual, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan LKS gratis.
3. Media berbasis visi. Media ini sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan, media visual dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan daya
ingat. Efek visual juga dapat merangsang minat siswa dan memberikan hubungan
antara konten subjek dan dunia nyata.
4. Berbasis media audiovisual, media visual yang digabungkan dengan suara
membutuhkan pekerjaan tambahan untuk dihasilkan. Salah satu tugas penting yang
dibutuhkan untuk media audiovisual adalah scripting dan stay, yang membutuhkan
banyak persiapan, desain, dan penelitian.
5. Media berbasis komputer, komputer memilih fungsi yang berbeda dalam bidang
pendidikan, dan pelatihan komputer berperan sebagai pengelola dalam proses
pembelajaran yang disebut Computer Management Instructions (CMI). Mode ini
disebut Computer Aided Instructions (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan
pelatihan, tetapi CAI bukan penyampai utama materi pembelajaran.
6. Media online berbasis e-learning, media pursuit online, atau e-learning, merupakan
media penunjang pendidikan, bukan alternatif pendidikan. Pembelajaran online adalah
pembelajaran menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk menghasilkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran. Model online yang digunakan guru adalah WhatsApps (WA), Google
Form, Google Classroom, Google Drive, Youtube, grup WA, Tuweb dan Zoom
Meeting.

E. Pemanfaatan media pembelajaran

Keberadaan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran


merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. Guru sebagai pembawa pesan berperan penting
dalam memfasilitasi penyampaian informasi atau materi pembelajaran kepada siswa. Guru
juga menyadari bahwa tanpa media, materi pembelajaran akan sulit dicerna dan dipahami
siswa, apalagi jika materi pembelajaran yang harus disampaikan terbagi menjadi yang
kompleks dan kompleks. Oleh karena itu media harus benar-benar digunakan agar materi
dapat disebarluaskan secara efektif kepada siswa. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
2

yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi (materi pembelajaran) yang dapat
menggugah perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
yang mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

2.2 E-learning dalam pembelajaran di masa pandemi covid-19

A. Definisi e-learning

Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan
pembelajaran yang meng-gunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk
menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.
Sedangkan (Kamarga , 2002)mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar
asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya. (Rosenberg, 2001) menekankan bahwa e-learning merujuk
pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002).
Sementara itu, menurut (Gunawan , Suranti, & Fathoroni , 2020), pembelajaran jarak jauh
atau daring ialah pemanfaatan teknologi, dimana selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan akses internet untuk mengerjakan berbagai tugas yang telah diberikan oleh
pendidik.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran e-learning atau


electronic learning merupakan sebuah cara terbaru dengan bentuk pembelajaran dilakukan
secara konvensional dan memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai media
pembelajaran serta ditunjang oleh akses jaringan internet. Perkembangan teknologi yang
sangat maju di era modern dan globalisasi memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara
cepat dan efisien.

B. Tujuan menggunakan e-learning

Dalam proses pembelajaran e-learning terdapat tujuan dalam penggunaanya yaitu sebagai
berikut:

 Meningkatkan kualitas belajar peserta didik.


 Ubah budaya mengajar guru.
 Transformasi pembelajaran peserta didik pasif menjadi budaya belajar aktif, sehingga
membentuk pembelajaran mandiri.
 Memperluas basis dan kesempatan belajar oleh masyarakat.
 Mengembangkan dan memperluas aplikasi belajar baru.

C. Manfaat pembelajaran e-learning

 Fokus perubahan konferensi pembelajaran tidak pada kelas dan pertemuan tatap
muka, tetapi melalui fasilitas e-learning dalam pertemuan tidak terbatas oleh ruang
dan waktu. Sehingga proses belajar menjadi fleksibel.
2

 Menyediakan materi pembelajaran dalam media elektronik melalui website e-learning


yang mudah diakses dan dikembangkan oleh siswa, dengan jangkauan pembelajaran
lebih luas.
 Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan perubahan budaya belajar.
 Membantu membuka kekreativitas dari ide-ide guru dan siswa tersendiri dalam
pembelajaran.

D. Kekurangan menggunakan e-learning

Bullen dan Beam dalam (Suyanto,2010:7) dan (Gabriel, 2022) secara lebih lanjut mengkritisi
beberapa kekurangan e-learning lainnya, yakni:

 Terdapat beberapa tempat yang tidak memiliki akses internet.


 Masih terdapat kekurangan sumber daya atau tenaga yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam mengakses internet.
 Terdapat kekurangan pada penguasaan bahasa komputer.
 Perubahan yang cukup drastis pada peran guru, yang semula menguasai sistem
pembelajaran konvensional, kini menjadi harus menguasai sistem pembelajaran yang
berbasis internet.
 Terdapat kecenderungan untuk mendorong perkembangan aspek komersial dan bisnis,
dan malah mengabaikan aspek sosial dan aspek akademik.
 Bergantung pada motivasi peserta didik, jika peserta didik tidak memiliki motivasi
belajar yang tinggi, maka kemungkinan besar ia akan gagal.
 Proses belajar dan mengajar lebih cenderung menjadi sistem pelatihan, bukan
pendidikan.
 Interaktivitas antara pendidik dan peserta didik bisa sangat tinggi, tapi bisa juga
sangat rendah. Sebab, kehadiran secara virtual dapat membuat peserta didik
menggampangkan proses pembelajaran dan kemudian bersifat pasif.

Adapun kendala dalam pelaksanaan pembelajaran e-learning adalah sebagai berikut:

1. Mahir dalam teknologi

Beberapa orang tua tidak memahami teknologi. Hal ini menyulitkan orang tua untuk
mendampingi dan mendampingi.

2. Tidak ada peralatan atau ponsel

Tidak semua anak memiliki fasilitas gadget. Sebagian besar peralatan yang digunakan untuk
mengumpulkan pekerjaan rumah adalah milik orang tua, sehingga siswa baru dapat
mengambil pekerjaan rumah setelah orang tua pulang kerja. Orang tua hanya bisa menemani
Anda pada malam hari.

3. Koneksi jaringan internet

Memiliki peralatan, tetapi dibatasi oleh fasilitas dan koneksi internet, sehingga tidak mungkin
mengirim tugas karena kesulitan sinyal.

4. Keterbatasan kuota internet


2

Karena kuota internet terbatas, siswa tidak selalu dapat menerima informasi dengan segera.

E. Upaya mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran online / e-learning :

Dikutip dari beberapa sumber yang saya ambil diantaranya:

 Guru hendaknya menyiapkan materi pembelajaran yang semenarik mungkin, seperti


memperkenalkan materi pembelajaran berupa slide pada slide, dan menempelkan
video pembelajaran agar materi pembelajaran lebih hidup dan menarik.
 Guru dapat menggunakan teknologi yang lebih sederhana, seperti aplikasi whatsapp.
Meminimalisir orangtua murid yang tidak mahir teknologi.
 Bagi siswa yang tidak memiliki handphone bisa bergantian menggunakannya dengan
orangtua, atau yang tidak memiliki akses jaringan internet dapat diatasi dengan
thethering ke anggota keluarga lainnya atau menghemat dengan cara connect saat
dibutuhkan saja, Dan pemerintah juga menyalurkan bantuan kuota belajar secara
gratis bagi peserta didik yang diberikan secara rutin setiap bulan.
 Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan dalam menggunakan aplikasi biasanya bisa
dengan cara menggali informasi yang berkaitan dengan penggunaan aplikasi yang
banyak tersebar luas di internet atau bisa juga dengan cara belajar kepada seseorang
yang sudah memahami tentang penggunaan aplikasi pembelajaran.
 Jika lihat pembelajaran itu harus di lakukan secara offline atau pertemuan tatap muka,
maka di sarankan membuat kelompok yang terdiri dari 5 - 10 orang siswa setiap
kelompoknya, supaya memudahkan guru untuk mengunjungi dan menyampaikan
materi. (Rahmayati, 2022).
2

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran e-learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya wabah
covid-19 di Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran covid-19 sehingga sampai saat
ini masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk pembelajaran tatap
muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya kegiatan belajar
online. Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh guru tidak 100% lancar atau efektif. Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan walaupun pembelajaran di lakukan secara online. Menggunakan metode
pembelajaran yang bervarian supaya kejenuhan siswa dapat diminimialisir. Siswa pun
diharapkan lebih menciptakan suasana belajar saat dirumah dengan menyiapkan alat-alat atau
bahan untuk belajar online, mencari sumber atau referensi yang lebih sehingga lebih
memperkaya pengetahuan untuk menyelesaikan tugas. Perlu Kerjasama dengan baik selaku
orangtua dan sekolah untuk mencapai kesusksesan belajar di masa pandemi covid-19.
2

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. (2004). Kurikulum berbasis kompetensi : konsep, karakteristik, implementasi,


dan inovasi. Bandung, Indonesia: Remaja Rosdakarya.
Sagala, S. (2017). Konsep dan makna pembelajaran: Untuk membantu memecahkan
problematika belajar dan mengajar. Bandung, Inonesia: CV Alfabeta.
Oemar, H. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran (Vol. 1). Jakarta: Bumi Aksara.
KBBI. (n.d.). Retrieved from https://kbbi.web.id
Rosenberg, M. J. (2001). E-learning : strategies for delivering knowledge in the digital age
(Vol. 1). New York: Mc Graw-Hill.
Gunawan , Suranti, N. Y., & Fathoroni . (2020, April 25). Variations of models and learning
platforms for prospective teachers during the covid-19 pandemic period. Indonesian
Journal of Teacher Education, 1(2), 61-70.
Gabriel. (2022, April). E-Learning: pengertian, sejarah, manfaat, kekurangan. Retrieved
from ePerpus: https://www.gramedia.com/best-seller/e-learning/
Rahayu, R. P. (2021). Peran orangtua dalam pembelajaran di rumah bagi anak usia dini
dimasa pandemi. skripsi, 1-62.
Andrizal, A., & Arif, A. (2017). Pengembangan media pembelajaran interaktif pada sistem e-
learning universitas negeri padang. Jurnal inovasi vokasional dan teknologi
(INVOTEK), 17(2), 1-10.
Nizam. (n.d.). Pembelajaran peeguruan tinggi dan implementasi merdeka belajar di masa
pandemi covid-19. Indonesia: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sanjaya. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Kencana.
Rusman. (2018). Model - model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Raja
Grafindo Persada.
Ratnadewi, E. (2019). Use of information and communication technology in the field of
education: case study of electronic learning (e-learning). . Jurnal Celebes Education
Review., 1(1).
Mahyoob, M. (2020, Desember 4). Challenges of e-learning during the covid-19 pandemic
experienced by efl learners. Arab World English Journal (AWEJ), 11(4), 1-12.
Radha, R., Mahalakshmi, K., Kumar, S., & Saravanakumar, A. (2020). E-learning during
lockdown of covid-19 pandemic: a global perspective. International Journal of
Control and Automation, 13(4), pp 1088-1099.
Anugraha, A. (2020, September 28). Hambatan, solusi dan harapan: pembelajaran daring
selama masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Jurnal pendidikan dan
kebudayaan, 10(3), 1-8.
2

Asmuni. (2020). Problematika pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 dan solusi
pemecahannya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Paedagogy), 7(4),
1-8.
Aulia, N. M. (2021). Pembelajaran berbasis daring (online) di masa pandemi covid-19 pada
mahasiswa ppkn universitas muhammadiyah makasar. Retrieved from Digital Library
Unismuh Makasar: https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/14973-Full_Text.pdf
Fitriani, N. (2020, April 8). Pembelajaran e-learning sebagai salah satu strategi
pembelajaran di era digitalisasi. Retrieved from Dinas Kesehatan Provinsi NTB:
https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/pembelajaran-e-learning-sebagai-salah-satu-
strategi-pembelajaran-di-era-digitalisasi/
Hosting, J. (2021, Agustus 6). 5 Kendala pembelajaran daring dan cara mengatasinya.
Retrieved from Jagoan Hosting: https://www.jagoanhosting.com/blog/kendala-
pembelajaran-daring/
Kamarga , H. (2002). Belajar sejarah melalui e-learning alternatif mengakses sumber
informasi kesejarahan (Vol. 1). Jakarta: Intimedia.
Pranata, S. D., Aditya, M., & Hendra, G. A. (2022, September 2). Pemahaman suku tengger
terkait budaya tolak bala sebagai upaya pencegahan covid-19. Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Universitas Ma Chung, 2, 168-177.
Rahmayati, D. (2022, Januari 4). Cara mengatasi kendala dalam pembelajaran daring
selama pandemik covid-19. Retrieved from yoursay.id:
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/01/04/165618/cara-mengatasi-kendala-
dalam-pembelajaran-daring-selama-pandemik-covid-19
Setyosari, P. (2014). Menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jurnal Inovasi
dan Teknologi Pembelajaran (JINOTEP), 1(1).
Solusi untuk mengatasi hambatan saat pembelajaran daring. (2021, Juli 23). Retrieved from
kompasiana:
https://www.kompasiana.com/refiyana08585/60fa40ce1525107e586e65a2/solusi-
untuk-mengatasi-hambatan-saat-pembelajaran-daring
Ariyanti. (2020). Sekolah dalam jaringan. Media Pustaka.
Muhson, A. (2010). pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jurnal
pendidikan akuntansi Indonesia, 8(2), 1-10.
Pratiwi, N., Herawati, A., Fauziah, K., & Priyanto, A. (2021). Penerapan e-learning sebagai
media pembelajaran di masa pandemik. Kaya tulis ilmiah inovasi ICT, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai