Disusun Oleh :
i
Alamat : Desa Nanjungan Kec. Pendopo Kab. Empat Lawang Kode
Pos 31593
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Disusun Oleh :
Nomor :
Tanggal : Agustus 2021
Diperiksa / Menyetujui
Kepala SMK Negeri 2 Empat Lawang
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas perkenan-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Daring
terhadap Hasil Belajar Siswa”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat
kenaikan pangkat/golongan.
Dalam upaya menyelesaikan makalah ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
yang selalu memberikan semangat dan dorongan, dan tak lupa kepada para
sahabat yang tercinta.
Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada dan akhirnya semoga hasil penyusunan yang
telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..…………………….……………… 1
B. Tujuan Penulisan ………..…………………..………………... 3
C. Manfaat Penulisan ………..………………..…………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Daring ………………………………………… 5
B. Prestasi Belajar ………………………………………………. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….. 21
B. Saran …………………………………………………………. 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak
didik dalam upaya terjadinya perubahan aspek kognitif, afektif dan motorik secara
berkesinambungan.
Azhar (2011) mengatakan pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara
pendidik dengan peserta didik.
Pembelajaran Daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam
proses pembelajaran (Isman: 2016) . Istilah yang digunakan adalah dalam jaringan
dapat disingkat dengan daring. Penggunaan kata tersebut merupakan kata ganti
dari online menjadi daring yang artinya adalah komunikasi maupun pertemuan
yang dilakukan dengan menggunakan jaringan internet. Dalam proses
pembelajaran program online (Daring) tentunya menggunakan koneksi internet
dimana jaringan yang dapat menghubungkan antara satu dengan yang lainnya
senada dengan yang diungkapkan oleh Darmawan (2012:297) berpendapat bahwa
jaringan adalah ilmu pengetahuan komputer sistem koneksi, dan program
komputer mata rantai dua komputer atau lebih komputer.
Pendidikan jarak jauh sendiri telah di atur dalam UU Sisdiknas 2003
bagian ke-10 Pasal 31 berbunyi: (1). Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada
semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. (2). Pendidikan jarak jauh dapat
berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang
tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler. (3). Pendidikan
jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang
didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin
mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. (4). Ketentuan mengenai
peyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana yang dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, (UU
Sisdiknas 2003).
Menurut Sadiman dkk, yang dikutip oleh Bambang Warsita pengertian
pendidikan jarak jauh itu sendiri adalah pendidikan terbuka program belajar yang
terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran yang berlangsung tanpa tatap muka
atau keterpisahan antara dan peserta diklat (Bambang Warsita, 2011:15).
Pendidikan jarak jauh juga melibatkan media dalam penyampaian ilmu
2
pengetahuan kepada peserta didik dan menuntut peserta didik belajar secara
mandiri.
Komunikasi dua arah pada program pembelajaran Daring antara guru
dengan siswa atau antara siswa dengan siswa, dan guru dengan guru akan semakin
baik karena semakin banyaknya pilihan media komunikasi yang tersedia. Media
komunikasi yang memungkinkan guru memberikan pembelajaran secara langsung
melalui video pembelajaran atau rekaman. Serta pada proses selanjutnya siswa
dapat memutar kembali video atau rekaman tersebut berulang kali sebagai materi
pembelajaran bila mana ada materi yang susah untuk dipahami.
Mulyono Abdurohman (2003:37), menjelaskan bahwa prestasi atau hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar.
Sedangkan Wahidmurni, dkk dalam Bistari (2015:89) menjelaskan bahwa
seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut
diantaranya dari segi kemampuan berpikirnya, ketrampilanya, atau sikapnya
terhadap suatu objek.
B. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah yang dirumuskan diatas, tujuan penulisan yang
ingin penulis capai antara lain:
1. Untuk mengetahui Penerapan Pembelajaran Daring.
2. Untuk mengetahui Pengaruh pelaksanaan Pembelajaran Daring.
3. Untuk mengetahui Prestasi hasil belajar selama Pembelajaran Daring.
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak baik secara teoritis
maupun praktis.
1. Kegunaan Teoritis
a. Diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah
wawasan Ilmu pengetahuan khususnya Pengaruh adanya pembelajaran
Daring terhadap prestasi belajar.
b. Menambah wawasan dan Ilmu pengetahuan bagi penulis.
3
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman kegiatan belajar siswa yang berbeda dan
menyenangkan melalui media online dengan memiliki prestasi hasil
belajar yang maksimal.
b. Bagi Guru
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan
keterampilan guru dalam mengatasi kesulitan pembelajaran Daring
khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar.
c. Bagi Sekolah
Melalui penulisan ini, diharapkan menjadi kontribusi perbaikan kegiatan
pembelajaran Daring yang inovatif dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
d. Bagi Wali Murid
Melalui penulisan ini, diharapkan pembelajaran Daring dapat
dilaksanakan dengan banyak dukungan dan perhatian orang tua kepada
anaknya sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
e. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan sekaligus pengalaman peneliti serta
memberikan pemikiran perbaikan pengaruh dari pembelajaran Daring.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Daring
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan ke dalam
skema pelajar. pada proses ini terdapat aktivitas siswa sebagai pelajar dan terdapat
aktivitas guru sebagai pembelajar. Pembelajaran dilakukan dengan tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi oleh pendidik kemudian diaplikasikan
melalui pertemuan klasikal dengan didukung media, alat dan bahan yang sesuai.
Tugas guru sebagai pembelajar adalah sebagai pengendali atau pengarah
keterampilan dan pengetahuan yang akan dikuasai siswa. Sementara itu, siswa
sebagai pelajar berperan aktif dalam melaksanakan instruksi guru untuk
mentuntaskan tujuan pembelajaran yang tercermin dari indikator pencapaian
kompetensi. Berdasarkan pernyataan ini, pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses internalisasi ilmu pengetahuan yang terjadi didalam kelas yang melibatkan
guru dan siswa dibantu dengan media, alat, metode, dan bahan yang telah
dirancang berdasarkan standar pendidikan Indonesia dan pola pengembangan
kurikulum 2013.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran pada
hakekatnya merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya,
sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih baik. Selama proses
pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
belajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi siswa (E.Mulyasa,
2003). Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau siswa.
Dari definisi diatas, pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan
5
belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam
pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar.
6
pembelajaran online learning juga berbeda dengan sistem pembelajaran dengan
cara
konvesional, pembelajaran dengan berbasis online menuntut sarana infrastruktur
yang memadai dan teknologi yang mendukung seperti komputer, satelit, televisi,
dan jaringan internet.
7
d. Enrichment (Pengayaan), kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan
materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat
teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.
8
Materi pada sistem pembelajaran daring memuat informasi beban belajar tiap
peserta didik. Sistem pembelajaran daring hendaknya menginformasikan
kemajuan belajar peserta didik atau sisa dari beban belajar.
3) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Materi pada sistem pembelajaran daring berisi kurikulum yang terdiri atas
beberapa kelompok mata pelajaran terdiri dari atas beberapa mata pelajaran
sesuai dengan standar isi tiap satuan pendidikan.
4) Kalender
Materi pada sistem pembelajaran daring dapat dideliverikan sesuai dengan
kalender pendidikan. Pada sistem pembelajaran daring, beban belajar dapat di
distribusikan dengan mendeliverikan materi yang bersesuaian dan
dijadwalkan mengikuti kalender pendidikan.
9
dan informasi- informasi awal sebagai pengantar program berikutnya, juga
petunjuk penggunaan program buat pengguna. Terdapat juga informasi untuk
kemudahan mengakses program, fasilitas yang tersedia, link-link yang dapat
memperkaya program ini dan cara-cara untuk mengunduh bahan yang
tersedia di program ini.
3) Materi Pembelajaran
Pada komponen ini tersaji materi pembelajaran pokok yang dapat diakses
oleh pembelajar baik berupa materi pembelajaran inti maupun materi
pembelajaran tambahan (suplemen) atau materi pengayaan (Enrichment).
Materi disajikan dalam bentuk full teks atau materi pembelajaran yang
disajikan secara lengkap maupun materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk pokok-pokoknya saja. Dalam pengemasan materi ini dapat melibatkan
software yang lain misalnya power point. Dalam software isi materi
pembelajaran yang disajikan hanya pokok-pokonya. Sedangkan uraian ada
pada penyaji dan interpretasi pembelajar.
4) Kalender
Kalender pendidikan cukup pentimng sebagai informasi kepada pengajar dan
pembelajar, hari-hari efektif untuk belajar, jadwal ujian, jadwal untuk
registrasi pembelajar yang baru bergabung dengan program, waktu dan waktu
libur. Kalender dapat dijadikan sebagai patokan pembelajar dan pengajar
kapan untuk mengawali pembelajaran dan kapan pembelajaran atau program
online ini berakhir.
5) Site Map
Site map adalah peta program jika pembelajar akan menjelajah program
online ini dapat melihat sebelumnya peta program. Terdapat peta kedudukan
model atau materi pembelajaran. Apa yang perlu di pelajari oleh pembelajar,
termasuk urutan dan ruang lingkup materi pembelajaran yang perlu di pelajari
oleh pembelajar. Hal ini mempermudah pembelajar untuk belajar lebih efektif
dan efidien. Site map dapat juga disajikan dalam bentuk visual flow chart
sehingga lebih mudah.
10
4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Daring
Kelebihan dan kelemahan e-learning menurut Munir (2009: 35), sebagai
berikut :
a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secasra mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat dan waktu.
b. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga semuanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
c. Siswa dapat belajar atau me-review bahan perkuliahan setiap saat dan dimana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
e. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
f. Berubahnya peran siswa yang biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
g. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah
atau perguruan tinggi.
11
d. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
berbasis pada ICT.
e. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.
g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.
h. Kurangnya personil dalam hal penguasaan bahasa pemograman komputer.
12
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Mulyono Abdurrohman (2003: 37), menjelaskan prestasi belajar atau hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar.
Sedangkan Hamzah Uno (2008: 213), menyatakan hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang relative menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi
dengan lingkungannya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru (Poerwadarminta, 1995: 787).
Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang hal-hal yang berhubungan
dengan prestasi, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan tentang prestasi
belajar sebagai berikut, istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi
dan belajar. Berikut ini pendapat beberapa para ahli tentang “ Prestasi Belajar”
diantaranya :
a. Menurut Djamarah
Menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai, hasil pekerjaan
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja atau
dengan kata lain, prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.
b. Menurut Nana Sudjana
Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan pembahasan tingkah laku
seseorang melalui proses belajar, sedangkan perubahan tersebut harus dapat
digunakan untuk meningkatkan penampilan diri dalam kehidupan.
c. Menurut Oemar Hamalik
Menurut Oemar Hamalik bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai setelah
seseorang melakukan kegiatan.
13
2) Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis,
memproduksi, mencipta, mengatur, merangkum, membuat generalisasi,
berfikir rasional, dan menyesuaikan.
3) Kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan perilaku dan
keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan.
4) Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera.
2. Tujuan Belajar
Belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan dicapai seseorang.
Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar,
sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 26-28) bahwa
tujuan belajar pada umumnya ada tiga macam, yaitu :
a. Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, karena antara kemampuan
berfikir dan pemilihan pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Kemampuan
berfikit tidak dapat dikembangkan tanpa adanya pengetahuan dan sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.
b. Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan jasmani
maupun keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan
yang dapat diamati sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan
penampilan atau gerak dari seseorang yang sedang belajar termasuk dalam
hal ini adalah masalah teknik atau pengulangan. Sedangkan keterampilan
rohani lebih rumit, karena lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan,
14
keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu konsep.
c. Pembentukan Konsep
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari
soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik akan dapat
menumbuhkan kesadaran dan kemampuan untuk mempraktikkan segala
sesuatu yang sudah dipelajarinya.
3. Ciri-ciri Belajar
Tujuan belajar merupakan perubahan tingkah laku, hal ini dapat
diidentifikasikan ciri-ciri belajar, sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh
15
Sri Rumini (1995: 60) ada beberapa elemen penting yang menggambarkan ciri-
ciri belajar :
a. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang dapat
diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara langsung.
b. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku kognitif, afektif,
psikomotor, dan campuran.
c. Dalam belajar, perubahan tingkah laku yang terjadi karena mukjizat, hipnosa,
hal-hal yang gaib, proses pertumbuhan, kematangan, penyakit ataupun
kerusakan fisik, tidak dianggap sebagai hasil belajar.
d. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap.
Bila seseorang dengan belajar menjadi dapat membaca, maka kemampuan
membaca tersebut akan tetap dimiliki.
e. Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung
dalam kurun waktu cukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku
kadang-kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak dapat
diamati secara langsung.
f. Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
16
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan belajar,
banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik yang berasal dari dalam
individu itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar individu. Menurut
Ngalim Purwanto (2010: 107), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah :
a. Faktor dari dalam Individu Terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani dan kondisi panca indera. Sedangkan
faktor psikologis yaitu bakat, minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan
kemampuan kognitif.
b. Faktor dari luar Individu
Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan
yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam. Sedangkan faktor instrumental
yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana, administrasi, dan manajemen.
17
b. Faktor Psikologis, yang terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan kognitif.
2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi :
a. Faktor Lingkungan yang terdiri dari, lingkungan alami dan lingkungan
sosial budaya.
b. Faktor Instrumental yang terdiri dari, kurikulum, program, sarana dan
fasilitas.
c. Guru.
Untuk mengetahui tingkat kecakapan siswa dalam belajar dapat dilihat dari
hasil belajar atau prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang diperoleh melalui tes
atau evaluasi memberikan gambaran yang lebih umum tentang kemajuan siswa.
18
Keberhasilan suatu pengajaran apabila pengajaran itu menghasilkan proses belajar
secara aktif dan efektif.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar maka
seorang guru mengadakan suatu penilaian dengan cara mengevaluasisiswa.
Dengan mengadakan suatu penilaian tersebut seorang guru akan mengetahui
sejauh mana keberhasilan siswanya dalam melakukan proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui tingkat kecakapan siswa dalam belajar dapat dilihat dari
hasil atau prestasi belajarnya. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk angka 0 sampai dengan 10, secara empiris di sekolah nilai yang diperoleh
dapat dijabarkan indikator tinggi rendahnya prestasi belajar. Hasil prestasi yang
dicapai siswa dapat menentukan sejauh mana anak didik atau siswa dapat
mencapai tujuan yang harus dicapai.
19
Sedangkan Muhibbin Syah (2010: 152) mengatakan bahwa : “Evaluasi
yang berarti pengungkapan dan pengukuran hasil belajar itu pada dasarnya
merupakan penyusunan deskripsi siswa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Namun perlu penulis kemukakan bahwa kebanyakan pelaksanaan evaluasi
cenderung bersifat kuantitatif , lantaran simbol angka atau skor untuk menentukan
kualitas keseluruhan kinerja akademik siswa”.
Gronloud 1977 (dalam Sifuddin Azwar, 1996: 18) merumuskan beberapa
prinsip dasar dalam pengukuran prestasi yaitu sebagai berikut :
1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas
sesuai dengan tujuan intruksional.
2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar
dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau perngajaran.
3. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan.
4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya.
5. Realiabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya ditafsirkan dengan hati-hati.
6. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak
didik.
Dengan demikian hasil belajar siswa dapat diukur dengan tiga ranah yaitu
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penulisan
hasil belajar. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai
oleh guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai
bahan pengajaran.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data dan laporan yang tersaji dalam penulisan ini penulis
mengambil kesimpulan :
1. Pelaksanaan pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
standar pendidikan yang diberlakukan. Guru dalam mengajar pembelajaran
daring selalu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus,
instrumen penilaian, dan lain-lain. Guru dalam mengajar daring juga
memanfaatkan media yang ada jadi pembelajaran tidak berkesan monoton
pada penugasan saja. Sistem pembelajaran daring yang ditetapkan dari
sekolah juga melalui beberapa pertimbangan dengan orang tua siswa. Guru
juga selalu memberikan materi berupa video pembelajaran sehingga siswa
akan tetap belajar meskipun dirumah dan orang tua siswa pun sebagian besar
antusias dan mengusahakan agar tetep mendampingi anak dalam belajar di
rumah.
2. Dampak pembelajaran daring yang menjadi sebuah keluhan atau problema
bagi orang tua siswa adalah mengenai waktu, karena sebagian besar wali
siswa sibuk bekerja sehingga untuk proses pendampingan belajar anak sedikit
terkendala, selain itu pembelajaran yang menuntut serba online membuat
kebutuhan semakin bertambah karena sebisa mungkin kuota internet harus
tetap ada sebagai sarana berkomunikasi antara guru dengan siswa.
3. Hasil belajar siswa selama daring mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dibuktikkan bahwa dari banyak siswa tuntas. Jadi, selama masa daring rata-
rata nilai siswa diatas 85% sehingga dinyatakan tuntas. Dari hasil belajar
tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak pembelajaran daring
membuktikan bahwa prestasi belajar siswa tuntas.
B. Saran
Dalam hal ini penulis melihat bahwa prestasi belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh peran orang tua. Hal ini terlihat jelas bahwa ketika siswa
21
mengerjakan tugas dengan adanya pendampingan orang tua maka tugas akan
selesai dengan maksimal dan hasilnya pun bagus, berbeda ketika mengerjakan
tugas sendiri tanpa ada pendampingan orang tua maka tugas pun akan selesai
namun kurang maksimal karena tidak ada motivasi dan pada akhirnya hasilnya
pun kurang memuaskan.
Saran-saran yang perlu diperhatikan dampak dalam pelaksanaan
pembelajaran daring yakni sebagai berikut:
1. Perlu diadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran daring setiap akhir bulan
antara guru, siswa dan orang tua, sehingga ketika metode atau sistemnya
daring dirasa kurang cocok atau banyak terjadi permasalahan-permasalahan,
orang tua dapat memberi masukan dan guru pun mengambil langkah
perbaikan.
2. Peran orang tua sangat penting bagi anak karena sangat berpengaruh pada
prestasi belajar, sehingga perlu diusahakan bagi orang tua yang sibuk bekerja
dapat mengatur jadwal aktifitasnya sehari-hari untuk bisa mendampingi anak
dalam belajar. Bagaimana mungkin anak mencontoh orang tuanya, kalau
orang tuanya sibuk bekerja dan waktunya habis untuk yang lain. Memang
interaksi dengan anak tidak dilihat dari banyaknya waktu (kuantitas) yang
dihabiskan bersama anak, tapi melalui kualitas waktu bersama anak. Untuk
itu luangkanlah waktunya demi masa depan anak.
3. Apapun metode pembelajaran yang dipilih, baik konvensional, jarak jauh,
maupun daring, masing-masing metode memiliki karakteristik sendiri-sendiri
sehingga guru perlu lebih bijak dalam menerapkan metode pembelajaran yang
dipilih.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
23
Shofiyah Siti. 2016. Pengaruh Penggunaan Android & E-learning terhadap Hasil
Belajar Mapel IPS Siswa kelas VIII SMPN 3 Kepanjen Malang.
Malang:UIN Maulana Malik Ibrahim.
24