Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 3

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :

EKA PUTRI NOVI ANDANI


NIM : 044386639

MAHASISWI UNIVERSITAS TERBUKA


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

TUTOR:

MAR'ATUS SOLIKHAH 
01003407

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
SERANG
TAHUN 2022.2
Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat yang telah
disediakan:

1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, tetapi juga
manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati (tawadzu').

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!


b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54!
c. Tuliskan ayat dan terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111!
d. Jelaskan pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

2. Prinsip-prinsip dalam kehidupan politik dijelaskan langsung dalam QS An-Nisaa’/4: 58-59 dan tugas
amanah bagi siapa saja yang memegang kekuasaan politik dijelaskan dalam QS Al-Baqarah/2:151.

a. Tuliskan terjemah QS. An-Nisaa’/4: 58-59!


b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
c. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah/2: 151!
d. Jelaskan secara ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut QS.
Al-Baqarah/2: 151!

3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS An-Nisaa’ (4):
125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-hanîf.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!


b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125 tersebut!
c. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67!
d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?

Selamat mengerjakan tugas!
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, tetapi juga
manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati (tawadzu').

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!


b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54!
c. Tuliskan ayat dan terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111!
d. Jelaskan pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

Setiap umat muslim selalu dianjurkan untuk memiliki sifat tawadhu saat menjalani kehidupan sehari-
hari. Tawadhu merupakan sikap batin yang harus senantiasa diwujudkan secara proporsional dan wajar. Memiliki
perilaku tawadhu atau rendah hati merupakan salah satu cerminan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.
Istilah “Tawadhu” ini secara etimologi, berasal dari kata “wadh’a” yang artinya adalah merendahkan, serta berasal
juga dari kata “ittadha’a” yang berarti merendahkan diri. Nah, atas dasar itulah, “tawadhu” ini diartikan sebagai sikap
merendahkan diri dan santun kepada siapapun. Singkatnya, tawadhu adalah sikap rendah hati yang mana merupakan
lawan dari sifat sombong. 

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!

ِ ‫وا بِِۦه فَتُ ْخبِتَ لَ ۥهُ قُلُوبُهُ ْم ۗ وَِإ َّن ٱهَّلل َ لَهَا ِد ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإلَ ٰى‬
‫ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ ۟ ُ‫ق ِمن َّربِّكَ فَيُْؤ ِمن‬ ۟ ُ‫َولِيَ ْعلَم ٱلَّ ِذينَ ُأوت‬
ُّ ‫وا ْٱل ِع ْل َم َأنَّهُ ْٱل َح‬ َ

Arab-Latin: Wa liya'lamallażīna ụtul-'ilma annahul-ḥaqqu mir rabbika fa yu`minụ bihī fa tukhbita lahụ
qulụbuhum, wa innallāha lahādillażīna āmanū ilā ṣirāṭim mustaqīm

Artinya: “Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak
dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah
Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”

Penjabaran / kandungan dari ayat di atas menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di
bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram).
Dan agar orang-orang yang telah dianugerahi Allah ilmu meyakini bahwa al-quran yang diturunkan kepada
Muhammad SAW merupakan suatu kebenaran yang diwahyukan Allah kepada engkau wahai Rasul,
sehingga merekapun akan bertambah imannya, dan hati mereka akan tunduk dan takut kepadanya. Dan
sesungguhnya Allah pemberi petunjuk bagi orang-orang beriman padanya ke jalan yang benar lagi lurus,
sebagai balasan atas ketundukan dan ketaatan mereka.

b. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS Al-Hajj/22: 54!

Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah orang yang berilmu akan mengetahui kekuasaan
dan kebesaran Allah sehingga membuat iman yang ia miliki menjadi meningkat. Peningkatan iman akan
membuat hati seseorang lebih mudah tunduk dan berserah diri kepada Allah. meyakini ayat-ayat qur'an
dengan sepenuh hati dan menjadikannya pedoman hidup sehari-hari. Allah juga menegaskan bahwa Allah
Sang Maha Petunjuk menuju jalan yang baik. Salah satunya Allah tunjukkan lewat ayat-ayat di Al-qur'an.
Karena itulah, seluruh hambanya diminta untuk senantiasa mempelajarinya, terutama orang-orang yang
diberi keluasan ilmu pengetahuan. Sehingga ilmu menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam
menjalani kehidupan yang bahagian di dunia dan di akhirat kelak. Dalam salah satu hadist nabi menjelaskan
bahwa umat islam diwajibkan untuk menuntut ilmu. Nabi juga menjelaskan bahwa ilmu menjadi salah satu
aspek penting dalam meraih kebahagian di dunia maupun di akhirat kelak.

»» Kesimpulannya : Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah salah satu hikmah dari
mendapat ilmu akan membuat seseorang beriman kepada Allah dan juga akan membuat hati kita selalu
tunduk kepada Allah,sehingga kita sangat dianjurkan untuk selalu menuntut ilmu khususnya ilmu agama.
Selain itu dalam surah al hajj juga menjalaskan bahwa orang yang mendapat ilmu akan menyakini
kebenaran dari kitab suci al qur’an. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa Allah memberi petunjuk
kepada orang yang beriman ke jalan yang lurus.
c. Tuliskan ayat dan terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

۟ ُ‫ك َأمانِيُّهُ ْم ۗ قُلْ هَات‬


َ ٰ ‫وا بُرْ ٰهَنَ ُك ْم ِإن ُكنتُ ْم‬ ۟ ُ‫َوقَال‬
َ‫ص ِدقِين‬ َ َ ‫ص َر ٰى ۗ تِ ْل‬
َ ٰ َ‫وا لَن يَ ْد ُخ َل ْٱل َجنَّةَ ِإاَّل َمن َكانَ هُودًا َأوْ ن‬

Arab-Latin: Wa qālụ lay yadkhulal-jannata illā mang kāna hụdan au naṣārā, tilka amāniyyuhum, qul hātụ
bur-hānakum ing kuntum ṣādiqīn

Artinya:”Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-
orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

Penjabaran / kandungan dari ayat di atas menurut An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin
Shalih asy-Syawi Surat Al-Baqarah ayat 111: Allah mengabarkan bahwasannya yahudi mendakwakan tidak
masuk kedalam surga kecuali siapa yang menjadi yahudi, dan nasrani mendakwakan tidak masuk surga
kecuali siapa yang menjadi nasrani, kemudian Allah mengabarkan bahwasannya dakwaan ini adalah bathil.

d. Jelaskan pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

Budaya akademik yang dipaparkan dalam surat Al Baqarah ayat 111 adalah untuk menunjukkan bukti
tentang klaim suatu hal. Metode ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan apa yang dibawa sebagai klaim
bisa menjadi acuan dalam bersikap ilmiah. Hal ini menuntut setiap orang untuk berbicara dengan
memberikan bukti, bukan sekedar bicara saja tanpa bukti. Budaya akademik adalah ketika seseorang
melakukan atau mengatakan sesuatu dengan jelas berdasarkan bukti dan fakta yang nyata, tidak sekedar
klaim saja. Dalam surat tersebut diajarkan kepada kaum muslimin bagaimana cara bersikap ilmiah dalam
menghadapi setiap klaim atas sesuatu. Dalam ayat tersebut kaum ahli kitab mengklaim bahwa hanya mereka
saja yang akan masuk ke surga. Akan tetapi dalam ayat tersebut mereka diminta menunjukkan bukti atas
klaim mereka tersebut, tidak hanya sekedar klaim sepihak tanpa bukti. Inilah sikap dan budaya akademik
yang harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan. Dan juga penjelasan dari artinya adalah (Allah berfirman
bahwa kaum Yahudi dan Nasrani mengklaim hanya golongan mereka yang masuk surga. Tapi Allah
menegaskan bahwa hal itu hanyalah angan-angan mereka belaka. Allah juga menegaskan kepada manusia
agar menunjukkan bukti kebenaran jika mereka orang yang benar. Ayat itu menunjukkan bahwa Allah
senantiasa meminta hambanya untuk melakukan segala sesuatunya berdasarkan tradisi akademis. Yaitu
mencari kebenaran dan bukti ilmiah dari setiap ucapan, pemikiran, dan perbuatannya. Karena jika tidak,
maka hal itu hanyalah imajinasi semata).

Sumber :
https://tafsirweb.com/5790-surat-al-hajj-ayat-54.html
https://tafsirweb.com/530-surat-al-baqarah-ayat-111.html
https://www.gramedia.com/literasi/tawadhu-adalah/
https://kalam.sindonews.com/ayat/111/2/al-baqarah-ayat-111
2. Prinsip-prinsip dalam kehidupan politik dijelaskan langsung dalam QS An-Nisaa’/4: 58-59 dan tugas
amanah bagi siapa saja yang memegang kekuasaan politik dijelaskan dalam QS Al-Baqarah/2:151.

a. Tuliskan terjemah QS. An-Nisaa’/4: 58-59!


b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
c. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah/2: 151!
d. Jelaskan secara ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut QS.
Al-Baqarah/2: 151!

Prinsip dasar hukum politik islam menurut perspektif al-quran mengingat hukum politik islam (fiqh
siyasah) adalah hukum yang terus berkembang dengan cepat dan dinamis, perkembangan ini memerlukan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar apa yang dirumuskan para ulama dalam bidang siyasah
sehingga perkembangan hukum politik islam tidak lari dari rel dan norma standar yang telah disepakati.
Menurut islam, mekanisme operasional pemerintahan dan ketatanegaran mengacu pada prinsip-prinsip
syari’ah yang bersumber dari al-quran dan hadist. Prinsip-prinsip negara dalam islam tersebut ada yang
berupa prinsip-prinsip dasar yang mengacu pada teks-teks syari’ah yang jelas dan tegas, dan ada pula
prinsip-prinsip tambahan yang merupakan kesimpulan dan termasuk ke dalam fiqh siyasah atau hukum
ketatanegaraan dalam islam. Dalam kajian ini prinsip-prinsip siyasah dan penyelenggaraan negara
dalam al-quran dapat diformulasikan tujuh prinsip dasar hukum politik islam. yaitu : prinsip kedaulatan,
prinsip keadilan, prinsip musyawarah dan Ijma’, prinsip persamaan, prinsip hak dan kewajiban negara dan
rakyat, prinsip Amar ma’ruf nahi munkar.

a. Tuliskan terjemah QS. An-Nisaa’/4: 58-59!

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

b. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!

 Dari ayat 58 surat An - Nissa, pelajaran yang bisa di ambil ialah:


1.Setiap amanah memiliki  pemiliknya  yang harus diserahkan kepadanya. Penyerahan amanah sosial seperti
pemerintahan dan pengadilan kepada orang orang yang bukan ahlinya adalah tidak sejalan dengan iman.
2.Amanah harus diserahkan kepada pemiliknya, baik ia itu  kafir ataupun  musyrik. Dalam menunaikan
amanah kemukminan si pemilik tidaklah disyaratkan.
3.Bukan hanya hakim yang harus adil,  tapi  semua orang  mukmin haruslah memelihara keadilan dalam
segala bentuk penanganan masalah keluarga dan sosial.
4.Dalam memelihara amanah dan menjaga keadilan, haruslah kita tahu bahwa Tuhan sebagai
pengawas. Karena dia Maha Mendengar dan Melihat.
5.Manusia memerlukan nasehat dan penasehat yang terbaik adalah Tuhan yang  Maha Esa.

 Dari ayat 59 surat An -Nissa, pelajaran yang bisa di ambil ialah :


1.Ketaatan kepada Rasul dan Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak, tanpa ada syarat yang ditaati harus
tidak memiliki kekurangan.
2.Rasul memiliki dua kedudukan. Pertama,menjelaskan hukum-hukum Tuhan & menunaikan risalah-nya.
Kedua, mengelola urusan masyarakat & menjelaskan peraturan pemerintahan berdasarkan kebutuhan.
3.Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan mazhab, Islam adalah merujuk kepada al-quran dan  sunnah
Rasul yang diterima oleh semua orang.
4.Masyarakat haruslah menerima pemerintahan islam dan mendukung para pimpinan yang adil.
 Dari dua ayat di atas, para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik yang di ajarkan
Islam (al-qur’an). Konsep tersebut meliputi empat macam :
1. Kewajiban untuk menunaikan amanah.
2. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
3. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
4. Perintah untuk kembali kepada Al-quran dan as-Sunnah.

c. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah/2: 151!

۟ ُ‫ب َو ْٱل ِح ْكمةَ َويُ َعلِّ ُم ُكم َّما لَ ْم تَ ُكون‬


َ‫وا تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫َكمٓا َأرْ َس ْلنَا فِي ُك ْم َر ُسواًل ِّمن ُك ْم يَ ْتل‬
َ َ‫وا َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰيَتِنَا َويُ َز ِّكي ُك ْم َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ْٱل ِك ٰت‬
َ َ

Arab-Latin: Kamā arsalnā fīkum rasụlam mingkum yatlụ 'alaikum āyātinā wa yuzakkīkum wa


yu'allimukumul-kitāba wal-ḥikmata wa yu'allimukum mā lam takụnụ ta'lamụn

Artinya: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.”

Penjabaran / kandungan dari ayat di atas menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di
bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram). Kami juga
memberikan nikmat yang lain kepada kalian. Kami mengirimkan kepada kalian seorang Rasul dari bangsa
kalian sendiri yang bertugas membacakan ayat-ayat kami dan menyucikan kalian melalui keutamaan-
keutamaan dan kebajikan yang dia perintahkan dan memperingatkan kehinaan-kehinaan dan kemungkaran
yang dia larang untuk kalian. Dia juga mengajarkan Al-quran dan sunnah kepada kalian, dan mengajarkan
apa yang belum kalian ketahui terkait urusan-urusan agama dan dunia kalian.

d. Jelaskan secara ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan politik menurut QS. Al-
Baqarah/2: 151!

Surat Al Baqarah merupakan surat kedua di dalam Al-quran, terdiri dari 286 ayat dan termasuk ke dalam
surat Madaniyah yaitu surat yang diturunkan setelah nabi berhijrah ke Madinah. Adapun surat Al Baqarah
ayat 151 yang berbunyi: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari
(kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab
(Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.”
Adapun beberapa faedah yang dapat kita ambil dari surat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rasulullah adalah seseorang dari kalangan kaumnya bisa diartikan kaum Quraisy / manusia itu
sendiri.
b. Rasulullah diutus untuk membacakan ayat-ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yaitu Al Quran.
c. Rasulullah juga diutus untuk menyucikan jiwa, yaitu membersihkan hati dan jiwa manusia dari
perbuatan syirik, menyeru kepada tauhid dan membersihkan diri dari penyakit-penyakit hati lainnya.

»» Amanah-amanah yang dasar terhadap pemegang kekuasaan politik di dalam QS Al-Baqarah /2:
151 adalah harus bisa menjadi imam (pemimpin) bagi kaum atau rakyatnya agar selalu bisa berhukum atau
berpanutan kepada kitab Al-quran dan sunnah – sunnah dari nabi. Juga seorang pemegang kekuasaan politik
diharuskan memiliki sifat cerdas, arif, bijaksana, istiqomah dan kreatif dalam menjalankan kekuasaan
politiknya.
Dalam konteks pada ayat ini menerangkan bahawa agama islam memberikan dorongan kepada siapa saja
yang hendak atau memegang kekuasaan politik untuk selalu memperhatikan dan membangun sebuah sistem
yang dapat menjamin kemaslahatan semua warga atau rakyat yang telah memberikan amanat kepadanya.
Pada poin utamanya untuk menetapkan hukum secara adil dan usaha untuk membangun tata sosial yang
lebih sejahterah.
Sumber :

https://wislah.com/surah-an-nisa-ayat-58-59/
http://www.hajij.com/id/the-noble-quran/item/753-tafsir-al-quran-surat-an-nisaa-ayat-58-59-
https://hasilcopa.com/b-sebutkan-empat-konsep-dasar-kehidupan-politik-menurut-qs-an-nisaa4-58-59
https://tafsirweb.com/616-surat-al-baqarah-ayat-151.html
https://petita.ar-raniry.ac.id/index.php/petita/article/view/59
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS An-Nisaa’ (4):
125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-hanîf.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!


b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125 tersebut!
c. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67!
d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?

Fitrah diambil dari bahasa Arab yaitu fa-tho-ro yang berarti “membuka” atau “menguak”, juga dapat
diartikan sebagai perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), fitrah dikaitkan dengan kata sifat, asli, bakat, pembawaan perasaan keagamaan.
Sedangkan makna fitrah sendiri merupakan “asal kejadian”, “keadaan yang suci”, dan “kembali ke asal”.
Oleh sebab itu, hari raya umat muslim sering disebut sebagai hari yang fitrah dengan arti sebagai "kembali
ke keadaan suci tanpa dosa". Fitrah dalam diri manusia secara religus dimaknai sebagai umat muslim yang
beriman islam. Fitrah terkait dengan agama islam, ini ketika fitrah di pandang dalam hubungannya
dengan syahadat. Dalam pengertian ini fitrah merupakan kemampuan yang telah Allah ciptakan dalam diri
manusia untuk mengenal allah.

Dikutip dari buku MKDU422, edisi 2. Al- Din yang sering diterjemahkan dengan agama secara kebahasaan
berarti hubungan antara dua pihak dimana yang pertama mempunyai kedudukan lebih tinggi dari yang
kedua. Menurut Al-Raghib, Al-Mufradat, seluruh kata yang menggunakan huruf huruf dal, ya dan nun
seperti dain yang berarti utang atau dana yadinu yang berarti menghukum atau taat, kesemuanya
menggambarkan adanya dua pihak yang melakukan interaksi. Diantara arti - arti tersebut Al-quran
menyatakan dalam surat An-Nissa ayat 125 yang memiliki arti “Dan siapakah yang lebih baik agamanya
daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).”

Dikutip dari buku MKDU422, edisi 2. ungkapan lain yang di gunakan al-quran untuk maksud tersebut
adalah Al-Hanif, seperti dalam firman Allah di dalam surat Ali Imran ayat 67, yang memiliki arti “Ibrahim
bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, Muslim
dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.”. Dalam etimologis al-hanif berarti “ condong dari
kesesatan kepada istiqomah” bentuk jamaknya adalah hunafa. Kemudian arti tersebut berkembang menjadi
“orang yang condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid.

a. Tuliskan ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!

‫َو َم ْن َأحْ َسنُ ِدينًا ِّم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَ ۥهُ هَّلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َوٱتَّبَ َع ِملَّةَ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوٱتَّ َخ َذ ٱهَّلل ُ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم خَ لِياًل‬

Arab-Latin: Wa man aḥsanu dīnam mim man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa muḥsinuw wattaba'a millata
ibrāhīma ḥanīfā, wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā

Artinya: “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.”

Penjabaran / kandungan dari ayat di atas menurut Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di
bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram).
Dan tidak ada orang yang agamanya lebih baik dari orang yang berserah diri kepada Allah secara lahir dan
batin, mengerjakan amalnya dengan baik, dan mengikuti agama Ibrahim yang merupakan asal usul agama
Muhammad SAW seraya memalingkan hati mereka dari kemusyrikan dan kekafiran menuju ajaran tauhid
dan iman. Dan Allah telah memilih Nabi Ibrahim sebagai kekasih tercintanya (khalil) di antara makhluknya
yang ada.

b. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’ (4): 125 tersebut!

Peribadatan atau ketundukan semacam ini tidak mengakibatkan hilangnya kebebasan, karena kebebasan
adalah berbuat sebagaimana yang dituntut oleh sifat dasar sejati seseorang. Seperti kata Al-Islâm, kata dȋn
juga bermakna, menurut Lane, kepasrahan, ketundukan diantara makna-makna lainnya. Allah menyatakan;

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah.”( Q.S: an-Nisa’: 125)

»» Penjelasan dari ayat pertama :


Agama islam memiliki dua pondasi, yaitu i’tiqad dan amal. Allah mengisaratkan pondasi Islam yang
pertama (yaitu i’tiqad) dengan  lafadz “aslama wajhahu”, karena Islam memiliki arti patuh dan berserah
diri. Seorang  manusia jika telah mengenal Allah dengan hatinya kemudian berikrar akan sifat rububiah-
Nya, maka dia telah berserah diri kepada allah. Allah mengisyaratkan pondasi Islam yang kedua dengan
lafadz “wahua muhsinun”  yang masuk didalamnya mengerjakan amal perbuatan yang baik dan
meninggalkan amal perbuatan yang buruk. Lafadz yang digunakan pada ayat tersebut sangatlah ringkas.
Meskipun demikian, lafadz tersebut mencakup seluruh maksud dan tujuan agama Islam. Lafadz “aslama
wajhahu lillahi” juga menyimpan makna al-hasr, sehingga tidak ada satupun makhluk (selain Allah) yang
boleh dijadikan tempat berserah. lafadz tersebut merupakan sebuah peringatan bahwa kesempurnaan iman
tidak akan dapat diraih kecuali  dengan cara berserah diri kepada Allah dalam segala urusan secara total.
Ahlussunnah berkeyakinkan bahwa penciptaan, pengurusan, hukum di alam semesta hanya berasal dari
Allah. Ahlussunnah berkeyakinan bahwasannya pahala adalah mutlak karunia Allah SWT, bukan karena
amal seorang hamba. Sehingga I’tiqad Ahlussunnah lah yang benar-benar ikhlas berserah diri kepada Allah.

»» Penjelasan dari ayat kedua :


Setelah Allah SWT menjelaskan siapakah orang yang memiliki agama yang benar, dan menjadikan Nabi
Ibrahim sebagai barometer agama yang benar. Kemudian Allah memberitahu kita bahwa Dia menjadikan
Nabi Ibrahim sebagai kekasihnya (Al-Khalil), seolah memperkuat kebenaran agama yang dianut Nabi
Ibrahim. Hal tersebut tentunya secara otomatis memperkuat agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Hal
itu tentu saja sangat mudah untuk dipahami oleh manusia, mengingat betapa berat ujian yang diterima Nabi
Ibrahim, baik dari aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Ketiga aspek tersebut adalah aspek-aspek
utama yang ada pada manusia dimana agama berjalan.
Ujian emosional yang didapat Nabi Ibrahim  dapat kita ketahui dari kisah-kisah beliau, namun ada dua kisah
yang menjadi ujian emosional Nabi Ibrahim, yaitu:
 Kekafiran Azar
 sulit mendapat keturunan
 diperintahkan untuk meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anak pertama yang telah beliau
sejak lama dambakan
 diperintahkan untuk menyembelih putra pertamanya (Nabi Ismai AS).

Ada banyak ujian spiritual yang menimpa Nabi Ibrahim. Namun yang paling berat adalah ketika Nabi
Ibrahim dibakar oleh raja Namrud dan pengikutnya, dimana pada saat itu seorang malaikat menawarkan
pertolongan kepada Nabi Ibrahim, tapi beliau menolaknya. Hal tersebut tentu saja karena faktor spiritual
beliau yang sangat kuat dalam bertauhid kepada Allah, sehingga beliau menolak tawaran malaikat untuk
hanya berserah diri kepada Allah SWT. 

»» Allah menegaskan dalam QS. An-Nisa' ayat 125 bahwasannya seorang hamba yang baik adalah mereka
yang mengikhlaskan dirinya kepada Allah. Di samping itu, mereka juga tetap mengerjakan kebaikan di
dunia sebagaimana Nabi Ibrahim. Ayat tersebut menunjukkan fitrah manusia di dunia yaitu sebagai hamba
Allah, tapi sekaligus makhluk sosial yang hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Sehingga manusia
diminta untuk senantiasa menyerahkan dirinya pada Allah, namun tetap menjaga perilakunya di hadapan
manusia.
(Dan siapakah) maksudnya tidak seorang pun (yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyerahkan
dirinya) artinya ia tunduk dan ikhlas dalam beramal (karena Allah, sedangkan dia berbuat kebaikan)
bertauhid (serta mengikuti agama Ibrahim) yang sesuai dengan agama Islam (yang lurus) menjadi hal, arti
asalnya jalan condong, maksudnya condong kepada agama yang lurus dan meninggalkan agama lainnya.
(Dan Allah mengambil Ibrahim sebagai kesayangan-Nya) yang disayangi-Nya secara tulus dan murni.

»» Kesimpulan dalam ayat tersebut, kita berinteraksi kepada Sang Pencipta dalam sikap berserah diri, dan
kita berinteraksi kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan-perbuatan kebaikan dan menjauhi
larangannya. Misalnya dengan saling tolong menolong, bersedekah, tidak mencuri, tidak menipu,
memperbaiki sholat, berkumpul dengan orang - orang yang sholeh, mentaddaburi al-quran, tidak mengambil
hak orang lain,tidak menzolimi sesame mahluk Allah, menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah, ihklas
menerima semua cobaan dari Allah, dll.

c. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67!

َ‫َما َكانَ ِإ ْب ٰ َر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬

Arab-Latin: Mā kāna ibrāhīmu yahụdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lāking kāna ḥanīfam muslimā, wa mā


kāna minal-musyrikīn
Artinya: “Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan
orang-orang musyrik.”

Penjabaran / kandungan dari ayat di atas menurut Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili,
pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani,
sebab dia lebih dulu ada daripada dua agama yang berbeda ini. Adapun semua agama yang ada adalah
mengesakan Allah dan menjunjung kebenaran. Dia taat kepada Allah dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain selain Allah.

d. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?

 Salah satu ciri hamba Allah Ta’ala yang didambakan oleh orang-orang yang beriman adalah
memiliki jiwa yang hanif. Hanif (‫نيف‬EE‫)ح‬ dalam bahasa Arab artinya adalah “maa’il”  (‫)مائل‬, yaitu
“condong”. 
 Dalam bahasa Arab, kata “maa’il” bisa tersambung dengan dua huruf jarr,  yaitu ‘an dan ila. (‫مائال‬
‫)عن‬ artinya adalah condong menjauh; sedangkan (‫)مائال إلى‬ adalah condong mendekat.

Oleh karena itu, agama Ibrahim ‘alaihis salaam disebut dengan agama yang hanif (hanifiyyah), karena
condong menjauh dari segala bentuk kemusyrikan kemudian mendekat kepada tauhid yang murni, yaitu
memurnikan dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala. 

Dalam QS. Ali-Imran ayat 67 Allah menjelaskan bahwa nabi Ibrahim bukanlah golongan orang Yahudi
maupun Nasrani. Nabi Ibrahim merupakan utusan Allah yang memiliki keimanan tinggi, senantiasa berserah
kepada Allah, dan sama sekali tidak termasuk orang musyrik.
Dalam ayat itu juga terdapat kata "hanif" atau "al-hanafiyyat" yang dapat diartikan sebagai kecenderungan
untuk senantiasa mendekat pada agama Allah. Sebagaimana nabi Ibrahim yang mempunyai sikap hanif
tersebut. Selain itu, Hanif juga menunjukkan kecenderungan untuk menjauhi segala larangan Allah,
khususnya perbuatan musyrik. Karena hanif berarti condong terhadap tauhid, yaitu mengimani keesaan
Allah sebagai Sang Maha Pencipta dan Penguasa bumi dan seluruh alam raya.

Di dalam Tafsir Jalalain disebutkan ketika menjelaskan hanif,

‫َماِئاًل عَنْ اَأْل ْديَان ُكلّ َها إلَى الدِّين ا ْلقَيِّم‬


“Condong menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus
(tauhid).” 
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
‫ي متحنفا عن الشرك قاصدا إلى اإليمان‬ ْ ‫َأ‬
“Yaitu menjauh dari kemusyrikan dan condong mendekat kepada keimanan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2: 49)

(Dikutip dari buku MKDU4221,modul 9). Al - hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang
terdapat dalam fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan -
kecenderungan kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.

Sumber :
MKDU4221,edisi 2.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-fitrah-dari-sudut-pandang-islam-1v49ybQck32/full
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/25051/Transaksi%20dalam%20Ekonomi%20oke%20oke.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://tafsirweb.com/1199-surat-ali-imran-ayat-67.html
https://muslim.or.id/55016-potret-mereka-yang-berjiwa-hanif.html

Anda mungkin juga menyukai