Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH PEMBELAJARAN DARING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LAMTEUBA


KABUPATEN ACEH BESAR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RAHMA DEWI
NPM. 1811100018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BATOH, BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini

yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi

Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh Besar”.

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di

Universitas Serambi Mekkah Aceh. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis

mengalami kesulitan dan penulis menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Hambali, S.Fil.I., M.Pd selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan kepada pembimbing proposal skripsi yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses

penyelesaian proposal ini. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini

bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 22 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
1.4. Manfaat penelitian ........................................................................ 5
1.5. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 6
1.6. Definisi Istilah................................................................................ 7
1.7. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 9


2.1.Pembelajaran ..................................................................................... 9
2.2.Pembelajaran Daring ......................................................................... 10
2.3. Hasil Belajar .................................................................................. 12
2.2.1. Pengertian Hasil Belajar..................................................... 12
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 13
2.4. Motivasi Belajar ............................................................................. 13
2.4.1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................... 13
2.4.2. Fungsi Motivasi Belajar ..................................................... 14
2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ........ 15
2.4.4. Indikator Motivasi Belajar ................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 19


3.1. Pendekatan dan Jenisi Penelitian ................................................... 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 20
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 20
3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................. 20
3.3.2. Sampel Penelitian ............................................................... 20
3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 21
3.5. Teknik Analisis Data ..................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sistem dan tata cara meningkatkan kualitas hidup seseorang

pada semua aspek kehidupannya di dunia. Pendidikan memiliki nilai yang sangat

strategis dan urgen dalam pembentukan suatu bangsa. Pendidikan juga berupaya untuk

menjamin kelangsungan hidup bangsa. Menurut Luthfiah dan Alfriansyah (2019:2)

“Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan

kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya

dimasa yang akan datang”. Lukman (2014:53) menyatakan bahwa “Pendidikan

merupakan sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia demi perkembangan pembangunan,

sebab dasar pembangunan yang strategis adalah pendidikan. Pendidikan haruslah

digunakan untuk mendidik segenap rakyat, bukan hanya untuk beberapa golongan

tertentu saja. Oleh karena itu tugas negaralah yang harus mengatur hal tersebut untuk

proses pencerdasan bangsa”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

bagian penting dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia yang cerdas. Dengan

pendidikan, bangsa Indonesia diharapkan mampu mencetak bangsa yang berkualitas.

Menurut Pane dan Dasopang (2017:333) “Belajar dan pembelajaran adalah dua

hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif.

Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk edukasi yang menjadikan adanya

suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran dilakukan”. Interaksi yang bernilai edukatif dikarnakan kegiatan belajar

1
2

mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

dirumuskan sebelum pengajaran dilaksanakan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan

pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan

pengajaran.

Hamalik (2014:82) menyatakan “Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru

melakukan peranan-peranan tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diharapkan. Strategi pengajaran merupakan keseluruhan metode dan

prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan peserta didik dalam proses belajar

mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelejaran dalam konteks pendidikan

merupakan aktivitas pendidikan berupa pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi

yang masih memerlukan.” Jadi Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan

terencana yang mengkondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik

agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Namun dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran tersebut, proses pembelajaran

di Indonesia mengalami sedikit goncangan sejak awal tahun 2020 dengan munculnya

sebuah virus yang dapat menyebar sangat cepat yaitu virus yang dinamakan dengan virus

corona atau yang biasa di sebut di Indonesia dengan covid 19. Menurut Jamaluddin, dkk,

(2020:1295) “Seluruh Negara di dunia tidak terkecuali telah di landa oleh pandemic atau

wabah penyakit Covid-19 dan memberikan tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan

seluruh dunia terutama di Indonesia. Dalam upaya mengurangi penyebaran virus ini maka

pemerintah memberikan kebijakan dan harus di patuhi oleh seluruh masyarakatnya

seperti mengisolasi diri, menjaga jarak fisik dengan orang lain dan sampai pada

pembatasan sosial berskala besar atau di sebiut dengan PSBB. Ini menuntut seluruh

masyarakat untuk bekerja, beribada, dan belajar di rumah”.


3

Menurut Yusneli dan Maria (2021:1296) “Guna mencegah perkembangan dan

penyebaran Covid-l9 di lingkungan satuan pendidikan, mentri pendididkan dan

kebudaaayan (Kemdikbud) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9

Maret 2020 yang memuat 14 himbauan atau petunjuk. Salah satu diantaranya adalah

untuk mengadakan kelas belajar secara online atau daring”. Tentu saja kebijakan

mendadak ini menimbulkan pro kontra pada berbagai kalangan namun pada akhirnya

seluruh institusi pendidikan tetap melaksanakan pembelajaran secara online.

Hadisi dan Muna, (2015:113) menyatakan bahwa “Pembelajaran online pada

dasarnya untuk memudahkan para peserta didik dalam melkukan proses belajar mengajar

tanpa harus bertatapan lansuang atau berkumpul bersama-sama, sebagai mana yang sudah

dilakukan pada masa pandemic ini pembelajaran dilakukan secara daring karena setiap

sekolah di haruskan untuk melakukan belajar secara daring suapaya tidak terjadinya

kerumunan atau kegiatan secara bersama sama merupakan upaya pemerintah dalam

megurangi penyebaran visur covid 19 ini. namaun walaupun sudah dilakukan tetap

terdapat kekuarangan dari pembelajaran daring ini seperti berkurangnya interaksi antara

guru denga para peserta didik bahkan sesama pelajar tersebut sehingga menjadi pekerjaan

tambahan bagi guru untuk mencari solusi agar pembelajaran secara daring ini dapat

berjalan seefisien mungkin.

Penelitian mengenai pembelajaran daring ini sudah dilakukan oleh para peneliti

sebelumnya, namun masih terdapat perbedaan hasil penelitian seperti yang dilakukan

oleh Larasati et al., (2020:45) yang mengatakan bahwa “motivasi belajar siswa menurun

karena diadakanya program pembelajaran daring”. Selain rendahnya motivasi siswa

dalam belajar, dengan hadirnya pandemi covid-19 dan pembelajaran secara daring juga

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


4

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten

Aceh Besar diketahui bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang juga

menerapkan pembelajaran jarak jauh atau daring selama masa pandemi Covid-19. Guru-

guru sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menerapkan pembelajaran secara

daring, akan tetapi tingkat motivasi dan hasil belajarnya masih rendah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru wali kelas V SD Negeri 3

Lamteuba Kabupaten Aceh Besar, diketahui bahwa sebagian siswa masih memperoleh

hasil belajar yang belum optimal bahkan ada beberapa yang masih di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM 70), diperparah lagi dengan kondisi sekarang ini,

pembelajaran yang dilakukan secara daring khususnya pada pelajaran tematik. Hampir

sebagian besar siswa cenderung tidak fokus selama pembelajaran berlangsung,

kurangnya semangat dalam belajar, dan hanya menerima apa yang disampaikan oleh

guru tanpa berusaha untuk mencari sumber belajar lain. Hal ini diduga karena beberapa

faktor yang mempengaruhi siswa, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa yang

menjadikan rendahnya motivasi belajar dan kemandirian belajar siswa.

Hal tersebut juga dirasakan oleh siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten

Aceh Besar. Menurut beberapa siswa kelas V yang peneliti tanyakan tentang

pembelajaran daring. Merekan mengatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara

daring selama masa pandemi Covid-19 ini terasa sangat berbeda dengan pembelajaraan

secara tatap muka. Beberapa kendala yang mereka rasakan diantaranya adalah koneksi

jaringan yang kurang stabil dan banyaknya biaya yang diperlukan untuk membeli kouta

internet membuat semangat belajar mereka menurun. Mereka juga terkadang merasa

jenuh dan bosan dikarenakan pembelajaran yang monoton dan tugas yang menumpuk.

Keadaan siswa yang demikian dapat diasumsikan bahwa motivasi belajar siswa masih

rendah. Oleh karena itu mereka perlu dorongan untuk membangkitkan semangat belajar
5

mereka. Hilangnya lingkungan belajar bersama teman di sekolah menjadikan mereka

dituntut untuk dapat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam belajar.

Keterbatasan waktu selama pembelajaran daring juga menuntu mereka untuk

mengandalkan dan mengarahkan dirinya sendiri dalam memahami lebih dalam materi

yang telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti merasa

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pembelajaran Daring

Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Lamteuba

Kabupaten Aceh Besar”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimanakah pengaruh pembelajaran

daring terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba

Kabupaten Aceh Besar?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap

hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang

positif dan manfaat yang mendalam tentang pembelajaran daring terhadap hasil belajar

dan motivasi belajar siswa. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
6

1. Bagi Siswa, dapat mengetahui cara menumbuh kembangkan motivasi belajar serta

meningkatkan hasil belajar selama masa pandemi Covid–19.

2. Bagi Guru, dapat menambah pengetahuan dalam membantu menumbuhkan motivasi

belajar serta meningkatkan hasil belajar siswa serta dalam pembelajaran, khusunya

pembelajaran tematik.

3. Bagi Kepala Sekolah, dapat memberikan sumbangan pikiran untuk mengetahui

tmotivasi dan hasil belajar siswa selama melakukan pembelajaran daring, sehingga

dapat digunakan sebagai acuan oleh kepala sekolah untuk mengawasi dan juga

memfasilitasi guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran daring.

4. Bagi Penulis, mendapat pengalaman dalam penerapan teori-teori dalam perkuliahan

dan sebagai sarana untuk mamahami pengaruh pembelajaran daring terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa di tingkat sekolah dasar.

5. Bagi Pembaca Lain, diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah referensi

bagi peneliti yang akan meneliti permasalahan yang hampir sama yaitu mengkaji

motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam jaringan

(daring).

1.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat di artikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara.

Menurut Arikunto (2017:55) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

permasalahan yang sedang di uji kebenarannya”. Berdasarkan teori tersebut maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pembelajaran daring berpengaruh terhadap hasil

belajar dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar”.

1.6. Definisi Istilah


7

Berikut ini akan dipaparkan mengenai definisi istilah-istilah yang berkitan dengan

judul penelitian ini.

1. Pembelajaran : Pane & Dasopang, (2017:338) “Pembelajaran adalah aspek

kegiatan yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara

sederhana, pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup”. Pada hakikatnya,

pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru

untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik

dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.

2. Pembelajaran daring : Pembelajaran daring atau yang dikenal dengan istilah

E-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi.

Khusniyah (2019:19) menjelaskan bahwa “pembelajaran daring atau yang

dikenal dengan istilah elearning merupakan bentuk pemanfaatan teknologi

dalam mendukung proses belajar mengajar jarak jauh”.

3. Hasil belajar : Dimyati dan Mudjiono (2015: 3-4) menyatakan bahwa “Hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan

puncak proses belajar”.

4. Motivasi belajar : Uno (2017:23), “Motivasi belajar merupakan dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur yang mendukung”..

1.7. Sistematika Penulisan


8

Bab 1 Pendahuluan, Pada bab ini penulis mencoba membahas latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis

penelitian, definisi istilah, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teoritis, pada bab ini berisikan tentang kajian teoritis menurut para

ahli yang dikutip dari berbagai sumber, baik dari buku, jurnal, situs internet,

maupun dari modul atau bahan kuliah yang digunakan sebagai referensi.

Bab III Metode Penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi

lingkungan yang ada disekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan

mendorong peserta didik untuk melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan

sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam

melakukan proses belajar. Pane & Dasopang, (2017:338) menjelaskan tentang

pembelajaran adalah sebagai berikut:

Pembelajaran adalah aspek kegiatan yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan
sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat diartikan sebagai produk
interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pada
hakikatnya, pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang
guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik
dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang

Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi pendidik

dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan

belajar. Sedangkan Fakhrurrazi (2018:86) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material

(buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang kelas, audio visual), dan proses

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Pembelajaran juga dapat

dikatakan sebagai suatu sistem, karena pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang

memiliki tujuan yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran

merupakan suatu proses penyampaian informasi pengetahuan melalui interaksi dari guru

kepada peserta didik, juga merupakan suatu proses memberikan bimbingan yang

terencana serta mengkondisikan atau merangsang peserta didik agar dapat belajar dengan

9
10

baik, dan kegiatan pembelajaran dapat ditandai dengan adanya interaksi edukatif yang

terjadi, yaitu guru kepada peserta didik atau peserta didik kepada guru secara pedagogi.

Selain itu guru juga harus menyiapkan pembelajaran secara inovatif yang mampu

merangsang siswa untuk semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajara.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah suatu kegiatan interaksi yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan tujuan

agar siswa mempunyai pengetahuan. Pembelajaran juga merupakan suatu proses kegiatan

belajar mengajar yang di dalamnya berisi pemberiaan materi pembelajaran, informasi

pengetahuan, kegiatan membimbing siswa, serta pemberian rangsangan agar siswa dapat

termotivasi sampai akhirnya mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring atau yang dikenal dengan istilah E-learning merupakan

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi. Khusniyah (2019:19) menjelaskan bahwa

“pembelajaran daring atau yang dikenal dengan istilah elearning merupakan bentuk

pemanfaatan teknologi dalam mendukung proses belajar mengajar jarak jauh”. Kuntarto

(2017:102) “pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi

multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon

konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”. Pembelajaran daring

menurut Rigianti, (2020:56) adalah “cara baru dalam pembelajaran dengan

memanfaatkan perangkat elektronik berupa gawai atau laptop khususnya pada akses

internet dalam penyampaiannya dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran daring

sepenuhnya bergantung kepada akses jaringan internet”. Sedangkan menurut Imania &

Bariah, (2019:161) “pembelajaran dalam jaringan atau istilahnya (daring) merupakan

salah satu bentuk penyampaian pembelajaran secara konvensional kemudian dituangkan


11

kedalam format digital melalui internet. Sehingga pembelajaran daring sebagai

satusatunya media pembelajaran yang dapat menyampaikan materi antara guru dan siswa

selama masa darurat pandemic covid-19 ini”. Sementara itu, menurut Suranti, (2020:72)

“Pembelajaran jarak jauh atau daring merupakan bentuk pemanfaatan teknologi, dimana

pembelajaran menggunakan akses internet untuk mengatasi berbagai tugas yang telah

diberikan oleh pendidik”. Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018: 27) “Daring

memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan

balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi

pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan

permainan”.

Adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan dan

kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan. Peranan dari teknologi

informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat penting dan mampu

memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan cara masif dan dengan peserta

didik yang tidak terbatas. Selain itu penggunaan pembelajaran daring dapat diakses

kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya batasan waktu dalam penggunaan

materi pembelajaran.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring atau e-

learning merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan

menggunakan internet dimana dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan dengan

face to face tetapi menggunakan media elektronik yang mampu memudahkan siswa untuk

belajar kapanpun dan dimanapun, dengan penggunaan model pembelajaran ini memiliki

potensi untuk mendukung revolusi pembelajaran dimasa yang akan datang.


12

2.3. Hasil Belajar

2.3.1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa selama mengikuti

proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2014:22) menyatakan bahwa “Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya, dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotorik”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2015: 3-4) menyatakan

bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.

Selanjutnya menurut Susanto (2015:5) menyatakan bahwa “Hasil belajar

merupakan keberhasilan siswa dalam mempelajari sejumlah materi pelajaran yang

dinyatakan dalam bentuk skor dari hasil tes tertentu”. Melalui kegiatan evaluasi

pembelajaran, dapat diketahui ketercapaian hasil balajar yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Dari kegiatan evaluasi tersebut guru dapat mengetahui tindak lanjut yang

akan digunakan serta dapat mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah

disampaikan. Tujuan dari hasil belajar tentunyadapat membantu mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Fokus penelitian ini adalah hasil belajar pada aspek kognitif. Hasil belajar pada aspek

kognitif ini dilihat dari nilai siswa yang diperoleh pada tes yang dilakukan diakhir

pembelajaran.
13

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas

tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut

Purwanto (2013:102) “Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar digolongkan

menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada

di luar individu”.

1. Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang disebut faktor individual
antara lainkesiapan individu, Motivasi dan minat juga Bakat.
2. Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial yang antara lain:
keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar
mengajar dan lingkungan.

Menurut Susanto (2015:12) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

meliputi faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
2. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor
eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan mayarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan proses

pembelajaran selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor internal maupun

ekternal, faktor guru, tujuan pelajaran, materi pelajaran, media pelajaran, metode

mengajar, dan instrument penilaian.

2.4. Motivasi Belajar

2.4.1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan

dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor

pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh
14

jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat

diperlukan untuk membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat

berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar menurut Sardiman (2018:75)

adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai”. Sedangkan menurut Uno (2017:23), “Motivasi belajar merupakan dorongan

internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung”. Selain itu, Winkel (2014:160), menyebutkan “motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis didalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar itu

demi mencapai suatu tujuan”.

Pengertian motivasi belajar menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri

siswa, yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan

arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

2.4.2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, yang

nantinya akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut. Dimana motivasi

merupakan pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut Sardiman

(2018:25), fungsi motivasi ada 3 yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
15

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus


dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Selanjutnya, Sukmadinata (2013:62), mengatakan bahwa motivasi memiliki 2

fungsi, yaitu:

1. Mengarahkan (directional function)


Dalam mengarahkan kegiatan, motivasi berperan mendekatkan atau
menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sasaran atau
tujuan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh individu, maka motivasi
berperan mendekatkan. Sedangkan bila sasaran tidak diinginkan oleh
individu, maka motivasi berperan menjauhi sasaran
2. Mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan (activating and energizing
function)
Suatu perbuatan atau kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat
lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan
kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila
motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan sungguhsungguh,
terarah dan penuh semangat, sehingga kemungkinan akan berhasil lebih
besar.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi berfungsi

sebagai pendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dan mencapai prestasi.

Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang

yang melakukan kegiatan itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik dan sasaran akan

tercapai.

2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan,

artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Menurut

Rahmawati (2016:17), motivasi belajar dapat timbul karena beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor internal
a. Faktor fisik, Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari tubuh
dan penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi (gizi), kesehatan dan
fungsi-fungsi fisik terutama panca indera.
16

b. Faktor psikologis, Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang


berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau menghambat
aktifitas belajar pada siswa. Faktor ini menyangkut kondisi rohani siswa.
2. Faktor eksternal
a. Faktor sosial, Merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar
lingkungan siswa. Meliputi guru, teman sebaya, orang tua, tetangga dan
lain sebagainya,
b. Faktor non sosial, Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari
kondisi fisik disekitar siswa. Meliputi keadaan udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang atau malam), tempat (sepi, bising atau kualitas
sekolah tempat siswa belajar), dan fasilitas belajar.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), unsur yang mempengaruhi

motivasi belajar yaitu:

1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar


intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
2. Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan
kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
3. Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau
marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa
yang sehat, kenyang dan gembira akan memusatkan perhatian pada penjelasan
pelajaran. Dengan demikian, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh
pada motivasi belajar.
4. Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, perkelahian antar siswa
akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang
indah, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajar.
Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan
motivasi belajar mudah diperkuat.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Lingkungan belajar dan
pergaulan siswa mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang
berupa televisi dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan
tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan
mampu memanfaatkan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi
belajar siswa.
6. Upaya guru membelajarkan siswa. Adalah upaya guru dalam mempersiapkan
diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikan materi, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil
belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan
guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk
belajar sehingga motivasi siswa menjadi lemah atau kurang.
17

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Bahwa faktor-faktor

tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kondisi jasmani dan rohani

siswa, kemampuan siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor ekstrinsik yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya kondisi lingkungan sekolah, keluarga,

guru, fasilitas belajar, dan pergaulan.

2.4.4. Indikator Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, siswa memerlukan motivasi. Motivasi yang ada pada

pada diri setiap siswa itu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Menurut Sardiman (2018:83),

indikator motivasi yang ada pada siswa diantaranya:

1. Tekun menghadapi tugas, artinya siswa dapat bekerja secara terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
2. Ulet menghadapi kesulitan, siswa tidak lekas putus asa dalam menghadapi
kesulitan. Siswa bertanggung jawab terhadap keberhasilan dalam belajar dan
melaksanakan kegiatan belajar.
3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, berani menghadapi
masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Misalnya
masalah ekonomi, pemberantasan korupsi dan lain sebagainya.
4. Lebih senang bekerja mandiri, artinya tanpa harus disuruh pun, ia akan
mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-
ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya, artinya ia percaya dengan apa
yang dikerjakannya.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila siswa memiliki ciri-ciri motivasi belajar seperti diatas, berarti siswa

tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu sangat penting

dalam kegiatan pembelajaran. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator

motivasi belajar yaitu ketekunan dalam mengerjakan tugas, tertarik terhadap bermacam

masalahan dan memecahkannya. Motivasi belajar juga dapat didorong dengan adanya
18

penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. Seorang

siswa yang senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan melibatkan diri secara

aktif dalam kegiatan belajar.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2015:14)

mengemukakan bahwa “Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis ex post facto. Menurut Sugiyono

(2015:7) “ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti

peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-

faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut”.

Pada penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan dua variabel terikat, dimana

pembelajaran daring (X) sebagai variabel bebas (independen). Sedangkan hasil belajar

(Y1) dan motivasi belajar (Y2) merupakan variabel terikat (dependen). Adapun bentuk

variabel yang dimaksud dapat digambarkan sebagai berikut:

Y1
X
Y2

Gambar 1. Desain Penelitian


Sumber: Supardi (2013:7)
Keterangan:
X = Variabel pembelajaran daring
Y1 = Variabel hasil belajar siswa
Y2 = Variabel motivasi belajar siswa
= Pengaruh pembelajaran daring terhadap hasil belajar siswa
= Pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa

19
20

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh Besar,

adapun waktu penelitian pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Penelitian ini

dilaksanakan di sekolah tersebut dikarenakan di SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar masih terdapat permasalahan mengenai rendahnya hasil belajar dan motivasi

belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:80), "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya". Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh Besar yang

berjumlah 98 orang siswa yang terdiri dari 6 ruang kelas.

3.3.2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:81), "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu".

Jadi karena populasi terlalu besar maka peneliti menentukan sampel dengan

menggunakan teknik purpossive sampling. Menurut Sugiyono (2015:17) “Purposive

sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria

tertentu”. Kriteria yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar dan

motivasi belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi

covid-19. Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
21

Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 7

orang laki-laki dan 5 orang perempuan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang

dikaji, telah ditempuh pengumpulan data dengan berbagai cara yaitu melalui angket,

wawancara dan dokumentasi. Ketiga instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Angket / kuesioner

Menurut Sugiyono (2015:142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efesien apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan tahu apa yang

bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup

atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melaui pos

atau internet”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner

tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang sudah

tersedia sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban tersebut. Angket/

kuesioner ditujukan kepada siswa sebagai alat untuk mengetahui motivasi belajar siswa

dan pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19. Responden

disediakan empat alternatif jawaban yang merupakan data interval berskala Likert.

Alternatif jawaban terdiri dari: Tidak Pernah, Jarang, Kadang-kadang dan Sering. Untuk

lebih jelasnya dalam menentukan skor alternatif jawaban disajikan peneliti dalam

deskripsi pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Skor Alternatif Jawaban Angket


Jawaban skor
Tidak Pernah 4
Jarang 3
Kadang-Kadang 2
Sering 1
Sumber: Sugiyono (2015:144)
22

2. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015: 329) adalah “Suatu cara yang digunakan

untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka

dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah”. Penggunaan

dokumentasi dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang

diperoleh dari nilai ujian tengah semester (UTS) tahun ajaran 2021/2022.

3.4. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data digunakan untuk menguraikan keterangan atau data yang

diperoleh agar data tersebut dapat di mengerti dan di pahami. Dari jawaban yang telah

diberikan oleh responden, kemudian akan di satukan secara sistematis. Setelah semua

data yang diperoleh dalam penelitian ini terkumpul maka data diolah dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat daftar distribusi frekuensi

a. Menentukan rentang (R) adalah terbesar dikurangi data terkecil

b. Menentukan banyak kelas interval (K) dengan menggunakan aturan Sturges yaitu,

K = 1+( 3,3 ) Log n.

c. Menentukan panjang kelas interval P dengan rumus

2. Membuat tabel distribusi untuk menentukan pengaruh masing-masing variabel

3. Menentukan nilai persentase masing-masing variabel dengan menggunakan rumus

persentase sebagai berikut.

F
P= × 100% (Arikunto, 2017: 34)
N
23

Dimana : P = Persentase yang dicari


F = Frekuensi jumlah sampel yang menjawab
N = Jumlah sampel
100% = Konstanta

4. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018:160) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Uji

normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran skor variabel perilaku

physical bullying, motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Uji normalitas sebaran data

penelitian menggunakan teknik kolmogorov smirnov dengan bantuan program SPSS versi

26.00. Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas yaitu skor Sig, yang ada pada

hasil penghitungan kolmogorov-smirnov. Dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai Asymp. Sig. (2–tailed) ≥ 0,05 data berdistribusi normal.


2) Jika nilai Asymp. Sig. (2–tailed) ≤ 0,05 data tidak berdistribusi normal.

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Parsial (Uji t). Ghozali

(2018; 88) “Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial”. Menurut

Sugiyono (2017; 223) “Uji t merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah,

yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”. Rancangan pengujian

hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh dari kedua variabel yang diteliti. Adapun

rumus uji t yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperti yang di kemukakan

Sugiyono (2017:223) sebagai berikut:


24

Keterangan :

t : Nilai t hitung
X : Nilai rata-rata kelompok 1
Y : Nilai rata-rata kelompok 2
n : Jumlah Sampel
: Standar deviasi
S : Simpangan baku

Dalam uji t untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat, maka digunakan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai t hitung > t tabel maka, Pembelajaran daring berpengaruh terhadap hasil

belajar dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten Aceh

Besar

2) Jika nilai t hitung < t tabel maka, Pembelajaran daring tidak berpengaruh terhadap

hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Lamteuba Kabupaten

Aceh Besar.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakhrurrazi. 2018. Hakikat Pembelajaran Yang Efektif. Jurnal At-Tafkir, Vol XI (01):
85- 99.

Ghozali, I. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Hadisi & Muna. 2015. Pengelolaan Teknologi Informasi Dalam Menciptakan Model
Inovasi Pembelajaran ( E-Learning ). Jurnal Al-Ta’dib, Vl. 8 (2): 127–132.

Hamalik, O. 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno. 2017. Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di bidang


pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Imania, K. A., & Bariah, S. K. 2019. Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian


Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal Petik, Vol. 5 (1): 31–47.

Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. 2020. Pembelajaran daring
masa pandemik Covid-19 pada calon guru: Hambatan, solusi dan proyeksi.
Bandung : Karya Tulis Ilmiah UIN Sunan Gunung Djati.

Kartika, A. R. 2018. Model Pembelajaran Daring. Journal of Early Childhood Care &
Education. Vol 1 (1), 26-31.

Khusniyah, N. L., & Hakim, L. 2019. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Daring Sebuah
Bukti Pada Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Tatsqif, XVII (1): 19-33.

Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring Dalam Perkuliahan Bahasa


Indonesia Di Perguruan Tinggi. Junrnal Indonesian Language Education and
Literature, Vol. 1 (03): 102-110

Larasati, Sari P,D, & Cahyani, I. D. L. 2020. Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 3 (2): 45-53.

Lukman, H. 2014. Upaya Pengembangan Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Negri


Sosrowijayan. UNY

Luthfiah, L & Afriansyah, H. 2019. “Administrasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan”,


dalam INA-Rxiv

Pane, A & Dasopang, D. 2017. “Belajar dan Pembelajaran”. Jurnal Kajian Ilmu-ilmu
Keislaman, Vol. 03 (02) : 333-352

25
26

Purwanto. 2013. Evaluasi hasil belajar.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rahmawati. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rigianti, H. A. 2020. Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar di Kabupaten


Banjarnegara. 7, 297–302

Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajagrafindo Persada.

Sudjana. 2014. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sukmadinata, & Syaodih, N. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suranti, N. M. Y., & Fathoroni. 2020. Variations of Models and Learning Platforms for
Prospective Teachers During the COVID-19 Pandemi Period. Indonesian
Journal of Teacher Edukation,Vol. 1, (2): 61–70.

Susanto. 2015. Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenada
Media

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan


Nasional.

Winkel, W.S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Sketsa.

Yusneli, S & Maria, M. 2021. Analisis Pembelajaran Daring Terhadap Motivasi Belajar
Dan Prestasi Belajar Siswa Dimasa Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu Vol 5,
(3): 2580-1147

Anda mungkin juga menyukai