Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN SERTA


PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI GURU

DOSEN PENGAMPU:

NANDA GUSRIANI, M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

ANDIKA FIRMANSYAH (207210082)

DEWI NURAINI (207210014)

RAHMI YUNITA (207210047)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya, makalah yang membahas mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran serta professionalism dan kompetensi guru ini dapat diselesaikan .

Adapun makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dan menambah wawasan di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam penulisan makalah ini, berbagai
hambatan telah penulis alami. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena
kemampuan penulis semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak
yang terkait.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Nanda Gusriani, M.Pd. yang telah membimbing dalam
penulisan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. penulis menyadari
pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar Makalah ini lebih baik dan
bermanfaaat. serta akhir kata penulis ucapkan semoga Allah Yang Maha Esa selalu membalas budi
baik kita semua

Wassalamu’alaikum warahmaullahi wabarakatuh .

Jambi, 16 Maret 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5

A. Definisi Rancangan Pembelajaran ................................................................................. 5


B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Dan Penilaian Sikap Pada Suatu
Institusi Pendidikan .......................................................................................................... 6
C. Profesionalisme Dan Kopetensi Guru ............................................................................. 9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16

A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 16
B. SARAN ........................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran, yang diartikan sebagai proses interaksi antara stimulus dan respons dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, merupakan pelaksanaan secara nyata kurikulum
yang telah disusun oleh program studi. Pelaksanaan pembelajaran wajib memenuhi standar
proses pembelajaran dan standar penilaian pembelajaran sebagaimana ditetapkan dalam PP
nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan PP 32 tahun 2013. Standar
proses pembelajaran dan standar penilaian yang diatur dalam SNP wajib menjadi dasar
penyelenggaraan pembelajaran sesuai kurikulum program studi, yang juga menjadi dasar
penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal melalui akreditasi. Kedua standar tersebut
menjadi acuan dalam pembelajaran karena pemenuhan standar proses pembelajaran dan standar
penilaian pembelajaran yang diatur daiam SNP menjamin pembelajaran pada program studi yang
diselenggarakan oleh perguman tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia untuk mencapai mutu sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam standar tersebut.

Berkaitan dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 mengenai Guru
dan Dosen, Pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa Guru merupakan tenaga professional yang
memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia sekolah pada jalur pendidikan formal.
Begitu juga dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem
Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang menjelaskan bahwa pendidik adalah tebaga profesional
dengan tugasnya untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan pada proses pembelajaran,
melakukan penilaian selama proses pembelajaran, memberikan bimbingan dan melakukan
pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil bebrapa rumusan masalah diantaranya:
1. Apa definisi dari perencanaan proses pembelajaran itu?
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sikap pada suatu institusi
pendidikan?
3. Bagaimanakah kompetensi profesionalisme dan metode penilaian guru pada suatu institusi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan proses pembelajaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sikap pada
suatu institusi pendidikan.
3. Untuk memahami bagaimanakah kompetensi profesionalisme dan metode penilaian guru pada
suatu institusi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan Pembelajaran

Pembuatan rencana pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan


karena dengan rencana pembelajaran yang baik, dosen akan lebih mudah dalam melaksanakan
proses pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dalam pelajar. rencana pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa, mata kuliah, dan
sebagainya.

Rancangan Pembelajaran adalah dokumen hasil kegiatan perencanaan pembelajaran yang


memproyeksikan tindakan yang akan dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar, yaitu
dengan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model dan teknik), serta bagaimana
mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif
dan efisien. Perencanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun rancangan pembelajaran
mata kuliah disajikan dalam bentuk dokumen. Dokumen rancangan pembelajaran ditetapkan dan
dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi.

Proses pembelajaran tidak hanya proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) melalui
metode ceramah, melainkan juga sebagai proses pembekalan melalui metode penggalian
(methods of inquiry) seseorang yang berkompeten dalam berkarya dalam masyarakat. Di masa
depan, ilmu pengetahuan diyakini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan merupakan peluang
dan tantangan yang memerlukan tanggapan cepat dan strategis. Untuk mewujudkan masyarakat
yang berilmu pengetahuan tersebut diperlukan penataan pendidikan yang sistematis,
berkesinambungan dan komprehensif. Disinilah peran serta guru dalam proses belajar mengajar
mempunyai fungsi ganda, sebagai pengajar dan pendidik, maka guru secara otomatis mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mencapai kemajuan pendidikan. Begitu besarnya peranan
guru, sebagai pengajar dan pendidik, harus diakui bahwa kemajuan di bidang pendidikan

5
sebagian besar tergantung kewenangan dan kemampuan staf pengajar (guru). Untuk itu,
pemerintah telah mencanangkan “guru sebagai profesi” setara dengan profesi lain yang
membanggakan.

Perencanaan proses pembelajaran memiliki dampak psikologis, pedagogis, dan kontinuitas.


seorang dosen yang terampil membuat rencana pembelajaran dan setia membuatnya akan
memiliki rasa percaya diri. pembuatan rencana pembelajaran akan mendidik dosen untuk disiplin
dan berusaha untuk meningkatkan wawasan pengetahuannya. perencanaan pembelajaran juga
akan menjamin adanya kesinambungan dalam kegiatan pembelajaran dan dalam materi
pembelajaran.
Rencana pembelajaran meliputi rencana jangka satu semester dan rencana jangka satu
tahap pembelajaran pada satu mata kuliah tertentu yang sekurang kurangnya memuat capaian
pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
rencana pembelajaran menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai kompetensi.
Sujarnoko (2014) mendefinisikan rencana pembelajaran sebagai kegiatan memproyeksikan
tindakan yang akan dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran, yaitu dengan
mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran sehingga capaian pembelajaran, materi
pembelajaran, cara penyampaian kegiatan (metode, model, dan teknik), serta bagaimana
mengukurnya menjadi jelas dan sistematis, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan
efisien. dari definisi ini jelas bahwa rencana pembelajaran mencakup komponen-komponen
pembelajaran.

B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Dan Penilaian Sikap Pada Suatu Institusi Pendidikan

Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya dilaksanakan untuk mendorong siswa aktif


memenuhi kebutuhan dalam mewujudkan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ketiga kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui
aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”.
Sedangkan keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar,

6
menyaji, dan mencipta”. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta
mempengaruhi karakteristik standar proses. Standar proses pembelajaran yang merupakan salah
satu standar nasional bidang pendidikan, didefinisikan sebagai kriteria minimal tentang
pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memenuhi capaian pembelajaran sesuai
profit lulusan. Standar proses pembelajaran harus mencakup karakteristik proses pembelajaran;
perencanaan proses pembelajaran; pelaksanaan proses pembelajaran; dan beban belajar
mahasiswa. Proses pembelajaran atau pelaksnaan pembelajaran, yang merupakan salah satu
komponen sistem pendidikan, harus memenuhi standar proses pembelajaran sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013. Standar proses pembelajaran
tersebut didefinisikan sebagai kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Pembelajaran bukan proses pengajaran
(teaching) yang dapat dilakukan secara klasikal dan bukan proses untuk menjalankan sebuah
instruksi baku yang telah dirancang, melainkan sebagai proses untuk merekonstruksi dan mencari
pengetahuan yang akan dipelajari.

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) serta dikolaperlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkap-an/penelitian (discover learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik
dalam menyelesaikan permasalahan menggunakan pendekatan ilmiah perlu diterapkan
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Dan untuk mendorong kemampuan
peserta didik agar menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).

penilaian sikap meliputi penilaian sikap spiritual dan sikap sosial.

1. Sikap Spiritual

Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta didik dalam
menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta toleransi terhadap
agama lain. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan
PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat.
Sementara itu, penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain dirumuskan
dalam perilaku beragama secara umum.

7
2. Sikap Sosial

Penilaian sikap sosial untuk menghimpun informasi mengenai perkembangan sikap sosial
peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaanya.

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran
pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), wali kelas
(selama peserta didik di luar jam pelajaran), warga sekolah (peserta didik).

Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus


selama satu semester. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti
perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik
atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan
tentang perilaku peserta didik. Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang
kurang baik, namun pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan
perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap
peserta didik tersebut telah baik atau bahkan sangat baik.

1 .Penilaian Formatif, Penilaian ini dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik
selama proses belajar berlangsung, untuk memeberikan balikan (feedback) bagi penyempurnaan
program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan- kelemahan yang memerlukan
perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, bukan untuk
menentukan kemampuan peserta didik.

.Penilaian Sumatif, Penilkaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman
belajar atau seluruh materi pelajaran di anggap telah selesai. Dengan demikian ujian akhir
semesteran dan ujian nasional termasuk penilaian sumatif. Tujuannya yaitu untuk menentukan nilai
(angka) berdasarkan tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka
rapor. Dan juga dapat dipakai untuk perbaikan proses pembelajaran secara keseluruhan.

8
2 .Penilaian Penempatan, Penilaian penempatan ini tujuan utamanya adalaha untuk mengetahui
apakah peserta didik telah memiliki ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu
program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar
sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3 .Penilaian Diagnostik, Penilaian ini dimaksudkan untyk mengetahui kesulitan belajar peserta
didik berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya. Dan penilaian ini memerlukan sejumlah soal
untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi peserta didik, dan soal-soal itu
bervariasi.

4 .Penilaian Selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian
saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

Pencatatan pada jurnal tidak hanya sikap yang sangat baik atau kurang baik saja, tetapi
juga perubahan sikap dari kurang baik menjadi baik atau sangat baik. Sikap dan perilaku peserta
didik yang teramati oleh pendidik dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan
kepada peserta didik yang bersangkutan.

C. Profesionalisme Dan Kompetensi Guru

1. Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan

9
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Dalam melasakan pekerjaan. Guru profesional merupakan guru yang bekerja dan mengajar
sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya.6 Di dalam Standar Nasional Pendidikan
dijelaskan pada Pasal 28 ayat (3) butir c menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesional adalah suatu kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan
mendalam agar peserta didik dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Mampu dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengembangkan diri. Menurut Hamzah
B Uno, kompetensi profesional merupakan suatu kemmapuan yang harus ada dalam diri guru.
Seorang guru wajib mempunyai kompetensi profesional yang mencakup , kemampuan dalalm
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengembangkan pembelajaran. 8 Menurut
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa, kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran, metode pembelajaran, yang harus dimiliki oleh seorang guru dan guru mampu untuk
mengaplikasikannya dalalm proses pembelajaran. Sedangkan Marintis Yamin menyatakan bahwa
syarat guru profesional meliputi : 1) mempunyai kemampuan dalam mendidik, 2) mempunyai
keahlian yang terintegrasi, 3) Sehat jasmani maupun Rohani, 4) Mempunyai kemampuan dalam
mengajar 5) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas.9 Menurut Imam Al-Ghazali
sosok guru yang profsional ialah guru yang cerdas dan sempurna akalnya juga guru yang baik
akhlaknya dan kuat jasmaninya. Guru yang cerdas dan sempurna akalnya akan memiliki
pemahaman ilmu pengetahuan yang luas begitu juga dengan baik akhlaknya akan menjadi contoh
dan suri tauladan bagi peserta didiknya dan dengan sehat jasmaninya guru dapat melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik dikelas.10 Selain itu Imam Al-Ghazali meengatakan tugas guru
profesional secara khusus meliputi: Pertama memeiliki rasa kasih sayang, karena praktek
mengajar merupakan suatu keahlian dari profesi seorang guru jadi rasa kasih sayang penting
ditimbulkan agar adanya rasa percaya diri dan rasa tentram pada diri peserta didik dan guru.
Kedua guru profesional yang mengajar haruslah orang yang memiliki ilmu, jadi seorang guru dalam
mengajar tidak boleh mengharapkan pujian dan upah dari peserta didiknya. Guru harus
mengajarkan ilmu kepada peserta didiknya semata-mata karena Allah SWT. Ketiga guru harus
mamiliki kemampuan dalam mengarahkan peserta didik dan menjadi pengawas yang jujur bagi
peserta didiknya. Seorang guru harus mengingatkan peserta didiknya bahwa tujuan dari belajar
ialah untuk mendekatkan diri kepada sang maha pencipta dan tujuan belajar bukan hanya untuk

10
meraih prestasi saja akan tetapi yang terpenting adalah ilmu untuk dikembangkan dan
disebarluaskan semata—mata untuk mendekatkan diri kepada Allah.

2. Kopetensi Guru

Kompetensi profesionalisme guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan


kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab. Oleh karena itu tingkat profesionalisme seorang guru
dapat dilihat dari keahlian dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

Dalam hal ini Muhibbin Syah (2007:250) mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi
sebagai:

1.Designer of Intruction (perancang pengajaran)

2.Manager of Intruction (pengelola pengajaran)

3.Evaluator of Student Learning (penilai prestasi belajar siswa).

Pembahasan kompetensi profesionalisme guru ini erat kaitannya dengan pembahasan tentang standar
keilmuan yang dimiliki guru itu sendiri, karena dapat disimpulkan bahwa guru profesional harus memiliki
standar keilmuan sesuai bidangnya. Standar keilmuan guru mengacu kepada kompetensi guru
profesional. Dalam buku yang ditulis E. Mulyasa (2008:75), kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir A dijelaskan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran anak didik, perancangan, dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

11
b. Kompetensi Kepribadian

Yang dimaksud dengan Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi anak didik, dan berakhlak mulia.

c. Kompetensi profesional

Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing nak didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional.

d. Kompetensi Sosial

Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan anak didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Tuntutan atas berbagai kompetensi ini mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat
memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Semua
hal yang disebutkan diatas merupakan hal yang dapat menunjang terbentuknya kompetensi guru.
Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan
pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran yang bermutu
dapat dilihat pada hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang dicapai siswa dan dapat juga
dilihat dari dampak pengiring, yakni dimasyarakat. Selain itu, salah satu unsur pembentuk kompetensi
profesional guru adalah tingkat komitmennya terhadap profesi guru dan didukung oleh kemampuan
menggunakan nalar.

Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah guru yang
kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan
tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan sekolah

12
berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan
manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki guru dengan
kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan melakukan” untuk menggantikan cara
mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik hanya mendengarkan apa yang
disampaikan oleh guru tanpa adanya keinginan untuk bertanya. Menurut Soedijarto, Guru yang
memiliki kompetensi profesional perlu menguasai antara lain adalah sebagai berikut :

(a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran;

(b) bahan ajar yang diajarkan;

(c) pengetahuan tentang karakteristik siswa;

(d) pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan;

(e) pengetahuan serta penguasaan metode dan model mengajar;

(f) penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran;

(g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan, memimpin, guna kelancaran proses
pendidikan;

(h) kemampuan dasar dalam penelitian seperti class action research (SAR atau penelitian tindakan
kelas).

13
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Adapun kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; kompetensi pribadi, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional mengajar. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat
ditentukan oleh ketiganya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. Dengan demikian, bahwa
untuk menjadi guru profesional yang memiliki akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompetensi
tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan yang kuat dalam diri setiap guru atau calon guru untuk
mewujudkannya. Sebagai seorang guru perlu mengetahui dan menerapkan beberapa prinsip mengajar
agar seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :

1.Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi mata pelajaran yang diberikan
serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2.Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan
menemukan sendiri pengetahuan yang diperlukannya.

3.Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

4.Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajarannya
yang diterimanya dengan yang akan diterimanya nanti.

5.Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit
pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

6.Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran dan/atau
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7.Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatnya dan dikaitkan dengan kondisi realita kesehariannya.

8.Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas
maupun diluar kelas dalam lingkungan sekolah dan di lingkungan sosialnya.

9.Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani
siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. Kemampuan penelitian dasar bagi guru.

14
10.Guru juga dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta menggunakan hasilnya untuk mengetahui prestasi dan
kemajuan siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan.

11.Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi hanya
bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator,
dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak
hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar seperti yang telah diuraikan diatas.

12.Bertitik tolak dari pendapat para ahli tersebut diatas, maka yang dimaksud “Kompetensi
Profesionalisme Guru” adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya
sehingga ia mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang guru dengan hasil yang baik
dan mampu dipertanggungjawabkan pada publik, siswa, walimurid, pemerintah dan terutama pada
dunia kerja.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembelajaran tidak hanya proses alih pengetahuan (transfer of knowledge) melalui
metode ceramah, melainkan juga sebagai proses pembekalan melalui metode penggalian (methods of
inquiry) seseorang yang berkompeten dalam berkarya dalam masyarakat.

Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya dilaksanakan untuk mendorong siswa aktif memenuhi
kebutuhan dalam mewujudkan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Ketiga kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda, yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang
yang menjadi mata pencaharian

B. Saran

Pada makalah diatas yang berjudul Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran
serta profesionalisme dan kompetensi guru ini menyadarkan kita bahwa pekerjaan seorang guru dalam
kehidupan ini berperan penting dalam kemajuan suatu institusi maupun sosialisme masyarakat yang
ada di dunia. maka dari itu kita sebagai sesama makhluk social yang memiliki pikiran dan akal dari
yang maha kuasa harus bisa menggunakannya untuk menghargai usaha dan ilmu yang di berikan
seorang guru. Serta dijadikan motivasi agar bisa berguna bagi orang lain.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bab IV. Perencanaan, Pelaksanaan Pembelajaran Dan Penilaian – SMA NEGERI 2 PURWOREJO.
(2023). Sman2purworejo.sch.id. https://sman2purworejo.sch.id/bab-iv-perencanaan-
pelaksanaan-pembelajaran-dan-penilaian/
Arif Mu'amar Wahid. (2022, January). PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN – Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu – Universitas Amikom Purwokerto.
Amikompurwokerto.ac.id. https://lpm.amikompurwokerto.ac.id/perencanaan-proses-
pembelajaran/
Erwinsyah Erwinsyah. (2019). KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN SMK MELALUI DIKLAT KEWIRAUSAHAAN. Warta Dharmawangsa, 13(4).
https://doi.org/10.46576/wdw.v0i62.513
Taufiq, A., Pd, M., Marhaenanto, I., Eng, M., Sujanarko, I., Hamzah, D., Suratno, D., Si, M., Drs, Dafik,
Hobri, M., Pd, Aan, E., Fardhani, M., Pd, N., Kuswardhani, S., Tp, M., & Eng. (n.d.). TIM
PENYUSUN. https://faperta.unej.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/Pedoman-Perencanaan-
Pelaksanaan-dan-Penilaian-Pembelajaran-Final-21102018.pdf
Indah Hari Utami, & Aswatun Hasanah. (2019). KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM
PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD NEGERI MAGUWOHARJO 1
YOGYAKARTA. PIONIR: JURNAL PENDIDIKAN, 8(2). https://doi.org/10.22373/pjp.v8i2.6232

Muchlisin Riadi. (2015, November 29). Profesionalisme dan Kompetensi Guru.

Kajianpustaka.com; Blogger.

https://www.kajianpustaka.com/2015/11/profesionalisme-dan-kompetensi-

guru.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai