Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KURIKULUM DAN PENGEMBANGAN

BAHAN AJAR
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Wina Wulandari, M.Pd.

Oleh :

NO NAMA NPM
1 DODY APRIALDI DA 1906020045
2 ELVIN ALFAUZI 1906020026
3 RADIT SYAHPUTRA 1906020040

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH MEDAN
2022

KATA PENGANTAR

1
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
makalah yang kami susun ini berjudul tentang “Analisi Kurikulum dan Pengembangan Bahan
Ajar”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Wina Wulandari, M.Pd., sebagai Dosen
Pembimbing mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia. Kami menyadari
bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun serta mendukung sangat kami harapkan dari pihak pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak pembaca.

Tanjung Morawa, 29 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
1. Hakikat Menulis Kreatif..............................................................................2
2. Pengertian Menulis......................................................................................4
3. Manfaat Menulis dan Contoh.......................................................................4
BAB III. PENUTUP...............................................................................................7
Simpulan..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahan ajar merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Bahan ajar diperlukan
sebagai pedoman beraktivitas dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi
komponen yang dibelajarkan kepada siswa. Dengan bahan ajar, program pembelajaran dapat
dilaksanakan secara lebih teratur karena guru sebagai pelaksana pendidikan akan memperoleh
pedoman materi yang jelas.
Salah satu aspek yang membedakan bahan ajar dengan bahan-bahan yang lainnya
adalah kesesuaiannya dengan kurikulum. Dengan kata lain, sesuatu itu disebut dengan bahan
ajar apabila sesuatu itu berdasarkan kurikulum. Untuk itu, analisis kurikulum merupakan
langkah penting yang harus dilakukan oleh guru dalam suatu rencana pengembangan bahan
ajar. Bahkan dapat dikatakan bahwa telaah kurikulum merupakan langkah pertama dari
seluruh rangkaian pengembangan bahan ajar. Menelaah kurikulum berarti memahami,
menganalisis, dan mengembangkan isi kurikulum untuk kemudian menjadikannya sebagai
dasar di dalam penentuan bahan ajar.
Kurikulum dan bahan ajar merupakan dua komponen di dalam sistem Pengajaran.
Keduanya saling berhubungan. Kurikulum merupakan dasar di dalam pengembangan bahan
ajar. Bahan ajar itu sendiri dibutuhkan kurikulum, sebagai bagian utama dalam kegiatan
implementasinya. Tanpa adanya bahan ajar, proses pembelajaran tidak akan berlangsung
secara efektif. Dengan adanya bahan ajar yang baik, guru akan banyak terarah di dalam
merealisasikan kompetensi-kompetensi dasar yang diinginkan kurikulum.Para peserta pun
dapat memperoleh Pemahaman yang lebih jelas, belajarnya pun dapat Berfokus pada materi-
materi yang seharusnya mereka kuasai.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?
2. Apa fungsi dari kurikulum?
3. Apa jenis-jenis kurikulum?
4. Apa saja yang terkandung dalam pengembangan kurikulum ke dalam bahan ajar?

4
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuandari penulisan makalah ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari kurikulum.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari kurikulum.
4. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum ke dalam bahan ajar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan peraturan maengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.Secara etimologi
kurikulum berasal dari bahsa Yunani yaitu curir dan currere yang merupakan istilah bagi
temoat berpacu dan berlari dari sebuah perlombaan yang telah dibentuk semacam rute pacuan
dan harus dilalui oleh para competitor. Dengan kata lain, rute tersebut harus dipatuhi dan
dilalui oleh parakompetitor sebuah perlombaan.
Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit kurikulum
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil siswauntuk dapat
menamatkan pendidikannya, Pada lembaga tertentu, sedangkan secara luas kurikulum
diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama
mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Usaha-usaha untuk memberikan
pengalaman belajar kepada siswa dapat berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas baik
yang dirancang secara tertulis maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang
berkualitas. (Pd, Sri Astuti M: 2018) dalam (Jeflin, Hairunisa dkk: 2020)
Kurikulum merupakan suetu komponen yang sangat penting dan menentukan
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi sebai alat untuk pencapaian tujuan
pendidikan, Apabila tujuan pendidikan berubah maka maka secara otomatis kurikulum juga
harus dirubah. Bagi peserta didik, kurikulum berguna sebagai alat untuk mengembangkan
segenap potensi-potensi yang dimilikinya ke arah yang lebih baik di bawah bimbingan guru
di sekolah. Dan bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.
Kualitas proses pendidikan antara lain ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas
pelaksanaannya.kurikulum itu harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa,
perkembangan siswa, perkembangan ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan Kualitas proses
pendidikan antara lain ditentukan oleh kurikulum dan efektifitas pelaksanaannya.kurikulum
itu harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa, perkembangan siswa, perkembangan
ilmu dan teknologi, serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan
lembaga pendidikan itu.Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat bahan

6
pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaannya yang tersusun secara
sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidik siswa.

2. Fungsi Kurikulum
Berikut beberapa fungsi dari kurikulum diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Pedoman guru mengajar
Rumusan yang menyatakan bahwa kurikulum merupakan suatu program
menggarisbawahi masalah fungsi dari keberadaan kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum
merupakan pedoman terutama bagi guru di dalam kegiatan belajar mengajar, termasuk di
dalam penyiapan bahan-bahan ajarnya. Kurikulum itulah yang menjadi akan ketika guru
akan mempersiapkan kegiatan dan bahan pengajarannya.Guru menjadikan kurikulum
sebagai pedoman, baik itu sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, pada saat proses
belajar mengajar, dan bahkan sesudah proses pembelajarannya. Kurikulum itulah yang
menjadi dasar utama guru di dalam melakukan kegiatan-kegiatannya, dari awal hingga
akhir.
Sebagai bagian dari organisasi sekolah, guru bertanggung jawab kepada sekolah
atas setiap kegiatan yang dilakukan nya. Adapun sekolah juga berkepentingan untuk
Memantau kinerja para guru, sesuai dengan yang ditetapkan di dalam kurikulum. Dalam
hal ini, kurikulum merupakan pijakan dasar bagi kepala sekolah di dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya,termasuk pengadaan bahan ajar, fasilitas dan sarana pendidikan, serta
penyiapan tenaga kerja.Dengan berdasarkan kurikulum, seorang kepala sekolah dapat
melakukan tugas pembinaan sehingga akan diketahui berbagai kekurangan dan
kelemahan di sekolahnya.
B. Panduan menulis bahan ajardan patokan pengembangan kebijakan sekolah
Fungsi kurikulum sebagai suatu pedoman juga mengarah kepada penulisan bahan
ajar. Memahami kurikulum merupakan keharusan. Hal ini karena untuk dapat menyusun
bahan ajar secara benar, ia harus memahami isi kurikulum. Dari kurikulum itulah iaakan
tahu bermacam-macam kompetensi dasar yang harus ia kembangkan, termasuk
sistematika, tingkatan keluasan dan kedalaman materi, serta alokasi waktunya.
C. Dasar harapan-harapan masyarakat
Fungsi lain dari kurikulum menyangkut masyarakat, karena masyarakat pun
merupakan bagian dari pengembangan kurikulum. Hal ini terutama terkait dengan konsep
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS, yakni bahwa pengelolaan sekolah termasuk di
dalamnya adalah pengembangan kurikulum, diserahkan sepenuhnya kepada sekolah itu

7
sendiri dengan melibatkan secara aktif peran orang tua dan masyarakat sekitarnya.
Keterlibatan pihak pihak di luar sekolah itu nantinya akan tergambar didalam kurikulum,
serta nantinya diharapkan dapat memberikan pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat.
Tidak hanya Pada lingkungan terdekat, tetapi juga mencakup kehidupan berkebangsaan.

3. Jenis-Jenis Kurikulum
Berikut di bawah ini jenis-jenis kurikulum diantarnya adalah sebagai berikut:
A. Kurikulum Terpisah (separated Subject Curricul)
Kurikulum disajikan kepada peserta didik dalam bentuk sachet atau mata
pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya. Kurikulum ini dengan tegas
memisahkan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.Terkait dengan
pengembangan bahan ajar, kunggulan dari kurikulum terpisah adalah sebagai berikut.
Bahan ajar dapat disajikan secara logis, sistematis, dan berkesinambungan. Hal ini karena
setiap bahan telah disusun dengan mengikuti urutan yang tepat, yaitu dari yang mudah ke
yang susah Hal ini karena setiap bahan telah disusun dengan mengikuti urutan yang tepat,
yaitu dari yang mudah ke yang sukar,Dari yang sederhana ke yang kompleks. Hal itu
terutama tampak pada bahan ajar di sekolah-sekolah dasar.Setiap mata pelajaran dapat
mengembangkan bahan atau materinya masing-masing.Oleh karena itu, dalam jenis
kurikulum di SD dikenal hanya persatuan mata pelajaran: buku Bahasa Indonesia, buku
IPS, buku IPA, buku Kkesenian, dan lainnya. Masing-masing buku atau bahan ajar itu
tersusun secara bekesinambungan mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Materi
materinya tersusun secara lebih logis dan sistematis, tanpa tersisa sepi oleh materi dari
mata pelajaran lain.
B. Kurikulum Korelasional (Correlated Curriculum)
Beberapa mata pelajaran dalam kurikulum ini dikorelasikan sehingga yang satu
memperkuat dan melengkapi yang lain. Suatu mata pelajaran dihubungkan antara satu
dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri. Untuk memadukan antara
pelajaran yang satu dengan yang lainnya, ditempuh cara cara berikut.
a. Korelasi okasional atau insidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu waktu
apabila ada hubungannya. Ketika MataPelajaran Bahasa Indonesia mengembangkan
KD penulisan surat perjanjian jual beli; dapat dikaitkan dengan materi dari mata
pelajaran lain, misalnya Mata Pelajaran Ekonomi.
b. Korelasi etis, yaitu Karassi dengan kesamaan tujuan, misalnya dalam hal penanaman
budi pekerti ataupun kesantunan pada Mata Pelajaran Agama dan PKn atau Bahasa.

8
c. Korelasi formal, yairu korelasi yang dilakukan oleh guru dari beberapa mata pelajaran
berdasarkan keterkaitan kompetensi dasar. Misalnya, guru bahasa Indonesia bersama-
sama mementaskan drama dengan guru kesenian.
d. Korelasi sistematis, Yaitu Karassi ini disusun oleh guru sendiri berdasarkan
kepentingan, kecepatan, ataupun kemudahan-kemudahannya.
e. Korelasi informal, yaitu korelasi yang dilakukan beberapa orang guru dari mata
pelajaran yang berbeda karena kebetulan waktu, tempat, ataupun media pembelajaran.
Misalnya, antara materi menulis puisi dengan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
dengan observasi pasar dalam Mata Pelajaran Ekonomi. Kedua guru tersebut bisa
menggabungkan dua kegiatan itu dengan mengajak para peserta didik berkunjung ke
sebuah pasar.
f. Korelasi meluas, keras ini memadukan beberapa mata pelajaran yang memiliki
karakteristik yang sama. Pola korelasi seperti ini dikembangkan dengan KTSP, yaitu
bahwa kurikulum tersebut cenderung menggunakan Pengorganisasian yang bersifat
meluas. Ada beberapa mata pelajaran dalam kurikulum tersebut, yaitu kelompok mata
pelajaran Agama dan Aqidah Mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
Kepribadian, kelompok mata pelajaran Iptek, kelompok mata pelajaran Estetika, dan
kelompok mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Kelompok-kelompok
mata pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran
tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah.
C. Kurikulum Integratif (Integrative Curriculum)
Kurikulum integratif memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam satu
kesatuan. Kurikulum ini Meniadakan batas-batas mata pelajaran. Adapun pembagian
unit-unit berisi materi-materi yang terangkai secara padu dan saling berkaitan. Unit-unit
itu disatukan dalam kesamaan tema dengan isi materi yang saling berkaitan. Unit atau
tema itu, misalnya tentang lingkungan. Tema itu diisi dengan sejumlah materi yang ada
kaitannya dengan lingkungan, antara lain cara memelihara kesehatan lingkungan,
makhluk hidup dalam suatu lingkungan atau komunitas, cara berbahasa, keberagamaan,
kebiasaan berolahraga.
Pola pengembangan Kurikulum 2013Yang seperti itu kini dikembangkan untuk
tingkat SD, yakni di kelas 1-6 Walaupun dalam pembelajaran nya belum sepenuhnya
dilaksanakan. Dalam konsep pembelajaran integratif, tidak dikenal nama mata-mata
pelajaran.Namun, yang dikedepankan adalah tema-tema tertentu seperti yang telah
dicontohkan di atas.

9
4. Pengembangan Kurikulum Ke dalam Bahan Ajar
Kurikulum dapat diibaratkan dengan suatu anatomi, yaitu terdiri atas komponen-
komponen yang saling berkaitan. Nana Saodih Sukmadinata (1997) membaginya ke dalam
empat komponen, yaitu tujuan, isi atau materi, strategi pembelajaran, serta evaluasi
pembelajaran.
A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan yang di rumuskan di dalam kurikulum merupakan penjabaran dari
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang dinyatakan di dalam undang undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yaitu bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan Dan membentuk watak serta Peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah di rumuskan mengacu kepada
tujuan untuk pendidikan berikut.
a. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, Akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, Ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, Ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan nya.
Tujuan di rumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) Tertentu dalam kurikulum,
yang fungsinya sebagai sasaran akhir yang harus dicapai dengan pengembangan bahan
ajar. Adapun KD berarti pengetahuan, keterampilan, dan nilai nilai dasar yang di
Refleksikan dalam kebiasaan dan bertindak. KD Mendeskripsikan materi dan kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik setelah mempelajari suatu pokok bahasan atau
tema tertentu di dalam modul. Suatu KD merupakan dasar dalam menjabarkan materi,
kegiatan belajar yang diperlukan atau latihan, tugas, kasus, dan tes formatif.

10
Kompetensi belajar juga merupakan gambaran tentang pengalaman belajar
pembelajaran, yang harus dilakukan peserta didik dari suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, penyusunan bahan ajar terlebih dahulu harus melakukan telaah kurikulum
untuk dapat memahami hubungan antar-KD, kedalaman, dan keluasan bahan yang
dihendaki kurikulum dalam rangka mematakan Dan pengembangannya di dalam modul.
Selain itu, perlu di petakan juga pengalaman belajar yang akan disajikan, sumber belajar
untuk memperkaya proses pembelajaran yang dipertimbangkan alokasi waktu, serta
perangkat penilaiannya.

B. Materi Pelajaran
Materi merupakan segala bentuk bahan yang digunakan dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar (Majid, 2008: 173). Materi pembelajaran dapat pula diartikan
sebagai materi yang harus dipelajari peserta didik sebagai sarana untuk mencapai
kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Materi pembelajaran dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dicapai peserta didik terkait kompetensi dasar
tertentu. Materi pembelajaran mengacu pada segala hal yang digunakan oleh guru atau
peserta didik, untuk memudahkan proses pembelajaran. Bentuknya bisa berupa buku
bacaan, buku kerja, maupun tayangan. Dapat juga berupa koran, paket makanan, foto,
perbincangan langsung dengan mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksiYang
diberikan oleh guru, tugas tertulis, kartun atau juga diskusi antar peserta didik. Dengan
kata lain, materi pembelajaran dapat berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik.
Materi diturunkan dari kompetensi dasar sehingga keluasan maupun
kedalamannya bisa mendukung tercapainya proses dan tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Misalnya, jika kompetensinya itu terkait dengan masalah Pemahaman, materi
yang disajikan pun berupa Pemahaman; begitu pula apabila kompetensi didasarkan terkait
dengan membandingkan ataupun menganalisis, materi yang disajikan pun harus terkait
dengan kedua persoalan tersebut.

C. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran


Bahan ajar tidak selalu identik dengan paparan materi semata, tetapi didalamnya
terdapat juga kegiatan pembelajaran yang berupa latihan dan beragam tugas lainnya.
Bagian ini pula yang membedakan bahan ajar dengan sumber pembelajaran lainnya,
seperti buku referensi dan sejenisnya. Dalam bahan ajar diharapkan Selalu tersedia

11
sejumlah latihan untuk mengukur Pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
mereka pelajari sebelumnya. Bentuk tagihannya berupa jawaban singkat ataupun uraian-
uraian sederhana,Namun tetap memperhatikan tujuan ataupun indikator-indikator
pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Bentuk kegiatan latihan, tugas, dan sejenis itu hendaknya disajikan secara
Terstruktur dan sistematis., Sehingga dapat menggambarkan suatu kegiatan peserta didik
dalam suatu Methode belajar tertentu: diskusi, observasi, studi literatur, dan lain
sebagainya. Bahkan, akan lebih baik apabila langkah kegiatan belajar tersebut tersusun
dengan model pembelajaran yang utuh. Misalnya menggambarkan model penyingkapan
atau discovery-inquiri, model proyek, berbasis masalah, dan model model pembelajaran
lainnya.Contohnya, langkah-langkah pendekatan saintifik, dan langkah-langkah kegiatan
berdiskusi.

D. Evaluasi Pembelajaran
Bahan ajar juga diharapkan tidak melewatkan komponen evaluasi. Bagian ini
sangat penting untuk mengukur tingkat penguasaan atau pencapaian tujuan indikator
pelajaran yang telah di rumuskan. Disamping itu, keberadaan evaluasi pembelajaran dapat
menentukan tindak lanjut berikutnya (follow up), Yang mungkin diberikan atas tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik.
Adapun jenis evaluasi dapat dikategorikan menjadi tiga kategori: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Namun, dalam rangka menguji Pemahaman peserta didik
terhadap materi dalam suatu bahan ajar, lazimnya disajikan dalam bentuk tes formatif;
Berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal antara 10 sampai 20 buah; atau kelipatan
lima untuk memudahkan peserta didik dalam melakukan penskorannya. Isi soal harus
sesuai dengan KD dan indikator-indikator pembelajaran sebagaimana yang telah
ditetapkan sebelumnya.Adapun jumlahnya perlu diselaraskan dengan keluasan materi
yang tersaji di dalam bab itu. Semakin luas materinya, diharapkan jumlah soalnyaPun
semakin banyak sehingga setiap bagian materi ada keterwakilan nya di dalam soal-soal
tersebut.
Komposisi soal juga harus mempertimbangkan sebaran dalam hal tingkat
kesulitannya. Antara soale muda, sedang, dan yang sulit diharapkan
proporsional.Misalnya perbandingan antara ketiga jenjang itu 2: 3: 5. Artinya, apabila
jumlah soal keseluruhannya 10 buah, jumlah soal mudah 2 soal, mudah 3 soal, dan yang
sulit 5 soal.

12
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Kurikulum dan bahan ajar merupakan dua komponen di dalam sistem Pengajaran.
Keduanya saling berhubungan. Kurikulum merupakan dasar di dalam pengembangan bahan
ajar. Bahan ajar itu sendiri dibutuhkan kurikulum, sebagai bagian utama dalam kegiatan
implementasinya. Tanpa adanya bahan ajar, proses pembelajaran tidak akan berlangsung
secara efektif. Dengan adanya bahan ajar yang baik, guru akan banyak terarah di dalam
merealisasikan kompetensi-kompetensi dasar yang diinginkan kurikulum. Para peserta pun
dapat memperoleh Pemahaman yang lebih jelas, belajarnya pun dapat Berfokus pada materi-
materi yang seharusnya mereka kuasai.
Kurikulum merupakan suetu komponen yang sangat penting dan menentukan
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi sebai alat untuk pencapaian tujuan
pendidikan, Apabila tujuan pendidikan berubah maka maka secara otomatis kurikulum juga
harus dirubah. Bagi peserta didik, kurikulum berguna sebagai alat untuk mengembangkan
segenap potensi-potensi yang dimilikinya ke arah yang lebih baik di bawah bimbingan guru
di sekolah. Dan bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


Jakarta: PT. Rosda Karya.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang sistempendidikan nasional.
Depdiknas. 2007. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Dirjen
Dikti Depdiknas.
Jeflin, H, dkk. 2020. Pengertian Kurikulum, Proses Administrasi Kurikulum danPeran Guru
dalam Administrasi Kurikulum. Padang.
Kosasih, E. (2021). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Pd, Sri Astuti M. 2018. Buku Landasan Pengembangan Kurikulum. Bandung:Rafa
Production.
Syaodih Sukmadinata, N. 1997. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja RosdalKarya.

14

Anda mungkin juga menyukai