Februari 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Makalah
ini. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari Bapak Drs.
ROBENHART TAMBA, M.Pd dalam mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran.
Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya, maka kepasda para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-
koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata mata agar menjadi suatu evaluasi dalam
pembuatan tugas ini.
Semoga dengan adanya pembuatan tugas ini dapat di berikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca. Penulis telah berupaya semaksimal
mungkin dalam menyelesaikan tugas ini, namun penulis sadar bahwa ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran yang
membangun guna untuk memperbaiki tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dosen pengampu
semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum dan Peran Kurikulum ...................................................... 3
2.2 Sejarah Singkat Perkembangan Kurikulum di Indoensia .....................................4
2.3 Pengertian Kurikulum Lama dan Kurikulum Baru ..............................................8
2.4 Komponen Kurikulum ........................................................................................10
2.5 Kurikulum dan Buku Teks ..................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
3
William B. Ragan,
Dalam buku Modern Elementary Curriculum menjelaskan bahwa kurikulum adalah: seluruh
program dan kehidupan dalam sekolah yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab
sekolah, kurikulum tidak hanya mengikuti batas pelajaran, tetapi seluruh kehidupan dalam kelas,
jadi hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk
kurikulum.
C. Peran Kurikulum
Kurikulum memiliki beberapa peranan yang penting dalam kehidupan. Di antaranya adalah
peranan konservatif, kreatif, serta kritis dan evaluatif.
Peranan Konservatif
Peranan konservatif kurikulum artinya kurikulum berperan dalam mentransmisikan nilai-nilai
masa lalu yang masih dianggap relevan dengan masa kini.
Peranan Kreatif
Di sini, kurikulum berguna untuk menciptakan sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Terlebih lagi di era seperti sekarang ini, kebutuhan masyarakat terhadap suatu hal kian
meningkat pesat.
Peranan Kritis dan Evaluatif
Kurikulum sekolah memiliki peranan kritis dan evaluatif. Artinya, keberadaan kurikulum bisa
membantu pelajar untuk lebih peka terhadap kondisi dan juga situasi. Di sini, kurikulum adalah
media/pedoman untuk memberikan nilai, ujian, sekaligus evaluasi kepada para pelajar atas hal yang
telah dilaksanakan, terutama dalam proses pembelajaran.
7
2.3 Pengertian Kurikulum Lama dan Kurikulum Baru
Pengertian Kurikulum dalam Pandangan lama, (pandangan tradisional), merumuskan bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.
Sementara Pandangan baru (modern), memaknai kurikulum sebagai seluruh kegiatan sekolah yang
ditawarkan kepada peserta didik sebagai pengalaman belajar di bawah bimbingan atau bantuan
pendidik untuk menghasilkan perubahan tingkah laku. Salah satu pandangan yang paling mutakhir
terhadap dimensi kurikulum adalah pandangan yang menjadikan peserta didik sebagai rujukan,
seperti Bagaimana proses pendidikan dapat mengaktualisasikan seluruh potensi dasar (gharizah)
peserta didik secara optimal. Bagaimana peserta didik belajar melibatkan jiwa raganya. Bagaimana
peserta didik belajar menggunakan penglihatan, pendengaran, seluruh indra dan hatinya, pikiran dan
perasaan serta emosi mereka.
Secara tradisional, kurikulum berarti materi pelajaran (subject matter/al-maddah), sedangkan
secara modern, kurikulum tidak hanya berarti materi pelajaran, tetapi juga semua rangkaian kegiatan
pendidikan yang terprogram dan terencana dengan baik, dan dianggap sesuatu yang nyata yang
terjadi dalam proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menurut pandangan
modern ini sebenarnya adalah pengalaman belajar (learning experience/al-khibrah al-ta‘limiyyah).
Pengalaman belajar banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan interaksi sosial di
lingkungan lembaga pendidikan, dan pengalaman bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi
yang penting adalah pengalaman hidup (life experience).
Dari pengertian tersebut terdapat beberapa perbedaan diantara Kurikulum Lama dan
Kurikulum Baru, diantaranya adalah:
1. Kurikulum Lama berorientasi pada masa lampau, karena berisikan pengalaman-
pengalaman masa lampau. Guru mengajarkan berbagai hal yang telah di alami sebelumnya.
Di lain pihak, kurikulum baru berorientasi pada masa sekarang. Pengajaran berdasarkan
unit atau topik dari kehidupan masyarakat serta sesuai dengan minat dan kebutuhan para
siswa.
2. Kurikulum lama tidak berdasarkan filsafat pendidikan yang jelas, sulit dipahami, dan tidak
ada kesatuan pendapat diantara kalangan guru tentang filsafat pendidikan yang dianut
tersebut. Akibatnya, setiap guru memiliki tafsiran sendiri tentang berbagai hal yang akan
diajarkan kepada siswa, sehingga pengajaran tidak konsisten dengan pengalaman yang
diperlukan siswa. Di lain pihak, kurikulum baru berdasarkan pada filsafat pendidikan yang
jelas, yang dapat diajarkan ke dalam serangkaian tindakan yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
8
3. Kurikulum lama berdasarkan pada tujuan pendidikan yang mengutamakan perkembangan
segi pengetahuan akademik dan keterampilan, dengan mengabaikan perkembangan sikap,
cita-cita, kebiasaan, dan sebaganya.“Belajar” lebih ditekankan pada unsur mengingat dan
latihan-latihan belaka. Adapaun penguasaan pengetahuan dan keterampilan tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh ijazah atau kenaikan kelas. Sebaliknya, kurikulum baru
bertujuan untuk mengembangkan keseluruhan pribadi siswa. “Belajar” bukan untuk
memperoleh ijazah, melainkan agar mampu hidup didalam masyarakat.
4. Kurikulum lama berpusat pada mata pelajaran, yang diajarkan secara terpisah.Terkadang
memang diadakan semacam korelasi, tetapi korelasi tersebut hanya dilakukan diantara
unsur-unsur tertentu saja dalam beberapa mata pelajaran. Gagasan untuk memadukan
beberapa mata pelajaran telah ada, namun masih merupakan suatu broad-field (bidang study)
yang sempit.Dalam kurikulum lama, mata pelajaran hanya berfungsi sebagai alat.
Sebaliknya, kurikulum baru disusun berdasarkan masalah atau topik tertentu. Siswa belajar
dengan mengalami sendiri, sehigga tejadi proses modifikasi dan penguatan tingkah laku
melalui pengalaman dengan menggunakan mata pelajaran.Oleh karena itu, kurikulum
disusun dalam bentuk bidang study yang luas atau dalam bentuk integrasi dari semua mata
pelajaran.
5. Kurikulum lama hanya didasarkan pada buku pelajaran (text book) sebagai sumber bahan
dalam mengajarkan mata pelajaran. Meskipun buku-buku sumber tersebut sering diperbaiki,
namun sering kali bahan yang terkandung di dalamnya sudah tidak up to date lagi, bahkan
sering kali pemilihan bahan tidak selaras dengan filsafat dan tujuan pendidikan yang hendak
dicapai. Berbagai permasalahan dalam masyarakat yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa pun tidak pernah disinggung. Sebaliknya, kurikulum baru bertitik tolak dari
masyarakat dalam kehidupan keseharian, yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan,
minat, dan kebutuhan individu. Bahkan, sumber yang paling luas adalah masyarakat itu
sendiri, sedangkan buku hanya menjasi sumber pelengkap.
Kurikulum lama dikembangkan oleh masing-masing guru secara perorangan. Guru yang
menentukan mata pelajaran dalam kurikulum, mereka yang menentukan bahan dan pengalaman
yang akan diajarkan, dan mereka pula yang menentukan sumber bahan. Singkatnya, berhasil atau
tidaknya kurikulum tergantung pada guru secara perorangan, atau dengan kata lain guru merupakan
suatu “cardinal factor” dalam keberhasilan kurikulum sekolah. Di lain pihak, kurikulum baru
dikembangkan oleh sekelompok guru secara bersama-sama atau oleh departemen tertentu. Setiap
9
gru terikat pada konsep yang telah disusun oleh sekelompok atau departemen tersebut, dengan tidak
mengurangi kebebasan guru untuk mengadakan beberapa penyesuaian dalam batastertentu.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan konsep dasar kurikulum yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa konsep kurikulum memiliki tiga pengertian, yaitu: kurikulum adalah program pendidikan
yang terdiri dari beberapa mata pelajaran yang harus dipelajari oleh anak didik pada suaitu jenjang
sekolah. Kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak selama di sekolah. Dan
kurikulum adalah rencana belajar siswa agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan
kurikulum di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 1947, yang diikuti dengan perubahan atau
penyempurnaan pada tahun berikutnya, yaitu: tahun 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan
2006. Perubahan dan penyempurnaan kurikulum tersebut disesuaikan dengan situasi perkembangan
zaman dan kondisi masyarakat pada saat kurikulum dikembangkan.
Kurikulum pada dasarnya sangat memerlukan pembaharuan sesuai dengan kemajuan zaman
dan teknologi, dikarenakan apabila tidak adanya pembaharuan yang dilakukan maka, proses
pembelajaran dan pendidikan di Indonesia akan mengalami keterlambatan dengan pendidikan
bangsa lain, dan apabila seiring dengan kemajuan zaman, kita masih menggunakan metode
kurikulum yang lama mungkin akan kurang relevan lagi, sehingga dengan adanya kurikulum yang
baru juga dapat di jadikan acuan untuk proses belajar dalam membuat atau menyusun kurikulum
baru lagi sehingga dapat belajar dari pengalaman.
3.2 Saran
Kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan, karena kurikulum
lah yang mengatur dan mnegarahkan agar tujuan pendidikan itu dapat tercapai dan tidak melenceng
dari tujuan yang telah direncanakan. Selain itu dalam implementasinya kurikulum harus dilakukan
pengawasan dan evaluasi untuk meninjau sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari kurikulum
tersebut. Hal ini juga bertujuan agar dapat menjadi perbaikan kurikulum untuk kedepannya. Agar
pendidikan dapat terlaksana dengan baik, maka para pelaksana Pendidikan mesti paham mengenai
kurikulum itu sendiri dan dapat berperan dalam mengimplementasikan kurikulum dalam peroses
kegiatan belajar mengajar.
14
DAFTAR PUSTAKA
Angga, C. S. (2022). Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah
Dasar. JURNAL BASICEDU, 5877-5889.
Ibrahim, M. (2014). Hakikat kurikulum dan Pembelajaran. Modul Pembelajaran, 1-42. Mansyur,
Ruhban.2019. Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja.
Insani, F. D. (2019). Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga
saat ini. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 43-64.
15