Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT

PENDIDIKAN ISLAM

HAKIKAT KURIKULUM

Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Aziz,S.H.,M.Pd.I

Disusun oleh:

Arif Rahman Hadi ( 2211090004 )


Hanif Handayani ( 2211090013 )

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang di berikan oleh dosen
pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini di susun dengan menghadapi berbagai
rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencobauntuk menyelesaikan makalah ini.

Dengan ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ HAKIKAT


KURIKULUM”, butuh waktu yang cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu dalamproses penyelesain makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat
di nilai dengan baik dan bermanfaat oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai
kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan saranya. Terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 1


1.3 Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum 2
2.2 Fungsi Kurikulum 3
2.3 Peranan Kurikulum 5
2.4 Komponen Komponen Kurikulum 6
2.5 Sejarah Kurikulum Di Indonesia 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kurikulum menjadi salah satu sarana untuk menentukan pencapaian tujuan - tujuan
pendidikan. Kedudukan dan posisi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan ini sangat
vital, bahkan menjadi syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan
proses pendidikan sehingga dapat dibayangkan bagaimana jalan nya sebuah pendidikan
yang kurikulumnya tidak terstruktur. Jadipadahakikatnya semuapihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pendidikan di sekolah wajib atau berhak memahami definisi kurikulum sesuai
bidang dan tugasmasing-masing.
Pemahaman para pelaku pendidikan yang kurang tentang kurikulum menghantarkan
penulis makalah ini untuk membuat makalah ini, didalam makalah ini juga akan di bahas
berbagai fungsidan peranan kurikulum.
Di Indonesia sendiri dunia pendidikan mengenal atau menggunakan berbagai macam
kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apapengertian kurikulum?
2 . Apa saja fungsidarikurikulum?
3. Bagaimana peranan kurikulum?
4. Apa sajakomponen kurikulum?
5. Bagaimana sejarah terbentuknya kurikulum di indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahuipengertian kurikulum


2. Untuk mengetahui fungsi darikurikulum
3. Untuk mengetahui peranan kurikulum
4. Untuk mengetahui komponen komponen yang ada dalam kurikulum
5. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga,
berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu, kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali/ penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan
dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subjects) yang harus ditempuh
oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh
penghargaandalambentuk ijazah.
Di dalampembuatan kurikulum harus ada hal pokok yang terkandung di dalam nya yaitu
adanya mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik dengan tujuan untuk
mendapatkan nilai dan tujuan akhir mendapat ijazah. Namun pehaman tentang kurikulum
di atas masi di anggap sempit karna kurikulum dapat di pahami secara luas. Secara
konseptualpengertian kurikulumdapat dikelompokkan pada tiga dimensipengertianyaitu:

a. kurikulum sebagaimatapelajaran (subjects).


mengandung makna bahwa pada dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu berorientasi
pada penguasaan isi atau materi pelajaran sebagai sasaran akhir proses pendidikan
(content oriented).
Isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan setiap mata pelajaran. Dimensi
pengertian kurikulum sebagai matapelajaran ini dianggap merupakan pandangan yang
terlalu sempit dan sederhana, namun demikian, pada kenyataannya masih banyak
diterapkandalampraktik pelaksanaan pendidikan dewasa ini

b. kurikulum sebagai pengalaman belajar (learning experiences).


Artinya kurikulum tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata pelajaran saja, tetapi
mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan
memengaruhi perkembanganpribadinya.
Dengan demikian, pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh siswa. Ahli kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya
Harold B. Alberty (1965). Ia memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang
diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are
provided for the students by the school).Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di
dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatanyang dilakukan oleh siswa di
luarkelas.

2
Pendapat yang senada dan menguatkanpengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor,
Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah maupun di luar sekolah. Dimensi pengertian kurikulum sebagai
pengalaman belajar ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu luas karena
sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat mengontrol dan mengukur segala
bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar sekolah. Selain itu, makna
kurikulum itu sendiri menjadikabur dantidak fungsional.

c. kurikulum sebagai program/rencanapembelajaran.


mengandung makna bahwa kurikulum tersebut merupakan suatu program ataurencana
belajar (a plan for learning).

Namun pemahaman tentang kurikulum ini masih terus berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pandangan atau anggapan yang sampai saat
ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera
dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dalam panduan penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikandasar dan menengah yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pengertian kurikulum yang
digunakan mengacu pada pengertian seperti yang tertera dalam UU tersebut. Secara lebih
jelas dinyatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan,
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.

2.2 Fungsi Kurikulum


Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi semua pihak
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, di antaranya guru, siswa,
kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan masyarakat. Secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagaipedoman dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi
masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya prosespendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulumberfungsi

3
sebagai pedoman belajar. Secara lebih khusus, berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi
siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum sebagai berikut :

1. Fungsi Penyesuaian (The Adaptive Function)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted, yaitu mampu
menyesuaikandirinya dengan lingkungan masyarakat dan cenderung dinamis.

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)


Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memilikikepribadian
yang dibutuhkanuntuk dapathidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.

3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)


Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai dan
dilayani dengan baik.

4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)


Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum harus mampu membentuk
siswa yang bisa menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya atau bisa hidup dan
berbaur dengan baik dimasyarakat.

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)


Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum dapat dijadikan alat
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-
program belajar yang sesuai dengan kemampuandan minatnya.

6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)


Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya. Agar nantinya kelebihan dan kelemahan itu menjadi
motivasi untuk mereka untuk terus menggali dan mengasah potensi yang dimiliki dan
memperbaiki kelemahanyang dimiliki.

Mengenai ke enam fungsi darikurikulum tersebut diharapkan pihak lembaga pendidikan


dapat melaksanakan secara menyeluruhuntuk mencapaitujuanyang diharapkan.

4
2.3 Peranan Kurikulum
Kurikulum berperan penting dalam terlaksananya proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum dapat dijadikan acuan atau arah dalam prosespembelajaran. bahkan kurikulum
menjadi syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Menurut Oemar Hamalik (1990), terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat
penting, yaitu :
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana
untuk men-transmisi-kan atau mewariskan nilai-nilai budaya masa lalu yang dianggap
masih relevan dengan masa kinikepada generasi muda. Dengan kata lain para pendidik
dapat memberikan pengajaran kepada mereka tentang adat istiadat atau kebudayaan
yang telah melekat di setiap suku atau daerah di indonesia, bertujuan agar mereka tetap
tau dantidak melupakan warisan luhur nenek moyang bangsa indonesia.

2. Peranan Kreatif
Di era teknologi saat ini semua orang dituntut untuk sekreatif mungkin agar mereka
tidak termakan oleh zaman. Jadi kurikulum di dalam pendidikan di harapkan bisa
memvasilitasi para siswanya untuk berfikir kreatif dan terus berkembang untuk
menciptakan atau menemukan hal baru yang dapat berguna di masa sekarang atau yang
akandatang.

3. Peranan Kritis dan Evaluatif


Peranan ini dilatar belakangi oleh nilai-nilai dan budaya yang melekat di masyarakat
sekarang mengalami perubahan sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu
kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain
itu, perkembangan yang terjadi dalam semua bidang saat ini belom tentu berpengaruh
kepada siswa, Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan
budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan
juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan
baru yang akandiwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulummemiliki peranan sebagai
kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan
tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-
penyempurnaan

Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis
agar dapat memenuhi tuntutan keadaan.Namun semua pihak yang ikut dalam lembaga
pendidikan juga memiliki kewajiban untuk menjalankan dengan baik agar tercapainya
tujuandarikurikulumpendidikan itu sendiri.

5
2.4 Komponen Komponen Kurikulum
Komponen utama yang mengacu pada kurikulum tentunya diperuntuhkan untuk
perkembangan mata pelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan yang baik. Kurikulum
dapat dianggap sebagai filosofi pendidikan. Hal ini karena di dalamnya temuat tujuan
pendidikan, mata pelajaran, silabus,metode belajarmengajar,evaluasi pendidikan,dan
lainnya.Oleh karena itu,komponen kurikulum memuat landasan, isi, desain (curriculum
design), rekayasa (curriculum engineering), evaluasi, penelitian, serta pengembangan
program keilmuan. Setiap komponen harus saling berkaitan satu dan lainnya sehingga
dapat mencapai tujuan pokok pendidikan. Berikut komponen yang dimuat didalam
kurikulum
1. Tujuan
Kurikulum dibuat tentunya untuk mencapai tujuan tertentu dalam dunia pendidikan.
Tujuan ini lah yang di jadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang akan
dijalankan.Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan
dapat diukur dengan seberapa banyak tujuan tujuan yang telah dicapai. Dalam setiap
kurikulum yang di gunakan lembaga pendidikan pasti sudah dicantumkan tujuan tujuan
yang harus dicapai. Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secarajelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional.tujuan kurikulum sendiri biasanya terbagi menjadi tiga tingkatakan
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan jangkapanjang (aims)
Tujuan ini menggambarkan tujuan hidup. Biasanya tujuan ini diperuntuhkan ketika
peserta didik sudah tidak lagi menempuh pendidikan di tempat ( lulus ). Contohnya,
bertanggung jawab sebagai warga Negara, bangga berbangsa imdonesia dan
sebagainya.
b. Tujuan jangka menengah ( goals )
tujuan jangka menengah ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada
jenjangnya,yang bersifat khusus. Tujuan khusus dijabarkan dari sasaran-sasaran
pendidikan yang bersifat umum yang biasanya abstrak dan luas, menjadi sasaran
khusus yang lebih konkret,sempit, dan terbatas. Seperti target mendapat juara
perlombaandi setiap ajang perlombaan tingkat sekolah.
c. Tujuan jangkapendek ( objective )
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat
mengerjakan perkalian dengan benar, siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.

2. Komponen isi dan struktur program atau materi


Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapaitujuan. Isi atau materi yang dimaksud
biasanya berupa materi bidang-bidang studi misalnya; Matematika, Bahasa Indonesia,

6
IPA, IPS, Fiqih, Bahasa Arab, dan lain sebagainya. Bidang-bidang studi tersebut
disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada,dan bidang-bidang
studi tersebut biasanya telah dicantumkan atau dimuatkan dalam struktur program
kurikulum suatu sekolah.

3. Strategimengajar
Strategi mengajar ini merujuk pada metode yang akan digunakan para pengajar untuk
menyampaikan materikepada peserta didik. Jadi sebelum membuat struktur atau materi
dari proses pembelajaran peserta didik, terlebih dahulu para pengajar memahami
metode pengajaran yang akan digunakan. Namun tentunya strategi mengajar ini dapat
terjadi perubahan ketika sudah di dalam ruangan kelas, karna dapat banyak faktor yang
mempengaruhi salah satunya sifat atau karakter setiap peserta didik yang berbeda beda.
Menurut Undang Undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran didalam kelas
hendaknya dilakukandengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah otak.

4. Komponen Media atau sarana dan prasarana


Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media ini dapat digunakan untuk
menjabarkan isi kurikulum secara lengkap dan dapat memudahkan para peserta didik
untuk memahami materi yang di sampaikan.

5. Komponen Proses Belajar Mengajar


Hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, menciptakan dan membentuk siswa yang kreativitas dan inovatif. Guru
juga dituntut untuk bisa berperan sebagai educator,motivator,manager dan fasilitator di
dalamproses belajar ini.

6. Komponen Evaluasiataupenilaian
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum,diperlukan
evaluasi. Mengingat evaluasi berhubungan erat dengan komponen kompenen yang di
sebutkan sebelumnya maka cara penilaian atau evaluasi ini akan menentukan tingkat
keberhasilan yang diterapkan dalam kurikulum sebuah lembaga pendidikan. Biasanya
para pendidik akan memberikan sebuah tugas yang berkaitan dengan materi yang telah
di berikan, dari hasil para peserta didik itulah dapat dijadikan salah satu acuan dalam
tercapainyatujuandarikurikulumyang ditetapkan.

Demikian beberapa komponen yang harus dimiliki atau yang tercantum di dalam
kurikulum, semua komponen tersebut tentunya saling berkaitan untuk mendukung
tujuan yang ingindicapaidalam dunia pendidikan.

7
2.5 Sejarah kurikulum di Indonesia
Banyak orang yang hanya mengerti tentang pengertian kurikulum,padahal kurikulum di
indonesia telah melewati sejarah yang panjang. Ada beberapa ungkapan yang sering
muncul di masyarakat saat ini seiring perubahan penguasa negri ini yakni “ ganti menteri
ganti kurikulum “ nyatanya sejak indonesia merdekan perubahan perubahan kurikulum itu
sudah ada.perubahan tersebut tentunya di pengaruhi dari berbagai faktor yang muncul
seiring perkembangan zaman ini. Perkembangan ini tentunya bertujuan untuk
mengembangkan kurikulum sesuaituntunandan perkembanganyang ada dimasyarakat.
Berikut beberapa sejarahpanjang yang telah dilewati dalam perkembangan kurikulum di
indonesia

1. Kurikulum 1947, “Rentjana Pelajaran 1947”


Kurikiulum yang pertama kali muncul di era kemerdekaan lebih dikenal dalam bahasa
belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran. Perubahan arah pendidikan lebih bersifat
politis, dari orientasi pendidikan belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan
yang digunakan adalah pancasila. Kurikulum ini dikenal dengan sebutan “ Rentjana
pelajaran 1947” yang dilaksanakan pada tahun 1950. Kurikulum ini memuat dua hal
pokok yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, garis garis besar
pengajarannya.
Pada penerapan kurikulum ini sebagian kecil masih di pengaruhi oleh system
pendidikan kolonial belanda dan jepang. Rentjana pelajaran 1947 diharapkan dapat
memutus dan memperbaiki sitem pendidikan saat itu. Kurikulum ini masi menekankan
pada pembentukan karakter manusia indonesia yang merdeka dan berdaulat serta
mampu sejajar dengan bangsa lain dimuka bumi ini.

2. Kurikulum 1952, “Rentjana Pelajaran 1952”


Setelah kurikulum 1947 munculah kurikulumbaru ataupergantian kurikulum tepatnya
pada tahun 1952, yang dikenal dengan Rentjana Pelajaran 1952 kurikulum terbaru ini
lebih merinci dalam pokok atau isi pembahasan pelajaran kemudian disebut juga
“Rentjana Pelajaran Terurai 1952”. Kurikulum ini mulai mengarah ke pendidikan yang
berbasis nasional, pokok pembahasan dari kurikulum ini adalah bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari hari. Silabus mata pelajaranya menunjukan secara jelas bahwa seorang guru
mengajar satumatapelajaran.

3. Kurikulum 1964, “Rentjana pendidikan 1964”


Setelah tahun 1952 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum tepatnya
di tahun 1964, ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan
agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,

8
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan, danjasmani.

4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini bersifat politis yang dimaksudkan untuk menggantikan rencana
pendidikan 1964 yang dianggap sebagai produk ordo lama. Kurikulum 1968 muncul
pada pergantian era ordo baru. Kurikulum 1968 memiliki tujuan untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara
murni. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materipelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran
dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai
kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,” semua materi pokok ini
tentunya harus disesuaikan oleh jenjang pendidikanmasing masing sekolah.

5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Yang
ditekankan dalam kurikulum ini adalah pendidikan efektif dan efisien. Menurut
Mudjito,direktur pembinaan TK dan SD Departemen pendidikan saat itu, lahirnya
kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management
by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah
"satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiapkegiatan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984 “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”


Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan
proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut "Kurikulum
1975 yang disempurnakan".Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Saat
proses pembelajar ini diterapkan munculah salah pemahan pada sekolah sekolah yang
menyebabkan suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi. Akhiran
penolakan CBSA bermunculan.

9
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan
proses nampaknya belom berhasil, Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan
oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatannasional sampai muatan lokal.

8. Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)”


Sebagai pengganti kurikulum 1994 adalah kurikulum 2004, yang disebut dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis
kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang
sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi; dan pengembangan pembelajaran. KBK memiliki ciri-ciri
sebagai berikut : Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan
keberagaman. Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Struktur kompetensi dasar KBK
ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan semester. Keterampilan dan pengetahuan
dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi menurut aspek dari mata pelajaran
tersebut. Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada
setiap level. Perumusan hasil belajar adalah untuk menjawab pertanyaan, “Apa yang
harus siswa ketahui dan mampu lakukan sebagai hasil belajar mereka pada level ini?”.
Hasil belajar mencerminkan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas kurikulum
dinyatakan dengan kata kerja yang dapat diukur dengan berbagai teknik penilaian.
Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator. Perumusan indikator adalah untuk
menjawab pertanyaan, “Bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil
belajar yang diharapkan?”

9. Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)”


Pelaksanaan KBK masih dalam uji terbatas, namun pada awaltahun 2006, uji terbatas
tersebut dihentikan. Dan selanjutnya dengan terbitnya permen nomor 24 tahun 2006
yang mengatur pelaksanaan permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum
dan permen nomor 23 tahun 2006 tentang standar kelulusan, lahirlah kurikulum 2006
yang pada dasarnya sama dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang menonjol terletak
pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi
sistem pendidikan. Pada kurikulum 2006, pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk
mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi
sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun

10
menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan
pemantauandinaspendidikandaerahdan wilayah setempat.

10. Kurikulum 2013


Pemerintah melakukan pemetaan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah
diujicobakan pada tahun 2004 (curriculum based competency). Kompetensi dijadikan
acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai
ranah pendidikan; pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan
jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-
kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencakup
sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan
sedemikian rupa, sehingga pencapaianya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau
keterampilan peserta didik sebagai suatukriteria keberhasilan.
Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai
sekurang-kurangnya tingkkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan
pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan kemamapuan dan kecepatan belajar masing-masing.7 Tema
utama kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum, guru
dituntut secara profesional merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna,
mengorganisir pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta
menetapkankriteria keberhasilan.

11. Kurikulum merdeka


Kurikulum yang baru muncul di lembaga pendidikan ini disebut kurikulum merdeka,
yang dimana kurikulum ini memiliki tujuan utama menciptakan dunia pendidikan
yang fleksibilitas dengan pembelajaran yang berkualitas. Kurikulum merdeka
memberikan kebebasan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas
yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum
merdeka memiliki ciri ciri yaitu pengembangan soft skill dan karakter, fokus pada
materipenting, dan pembelajaran fleksibel.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara konseptual kurikulum terbagi menjadi tiga, yaitu kurikulum sebagai objects,
learning experience, dan kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum memiliki 6
fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan dan fungsi
diagnostik. Kurikulum memiliki 3 peranan utama yaitu, peranan konservatif, kreatif dan
peranan kritis dan evaluatif yang ketiganya harus berjalan seimbang. Kurikulum memiliki 6
komponen yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Sejarah kurikulum pendidikan
di Indonesia berawal dari kurikulum 1947 dengan nama "Rentjana Pelajaran 1947" hingga
kurikulum yang kita pakai sekarang yaitu Kurikulum Merdeka.

3.2 Saran

Adapun tersebut adalah beberapa pokok bahasan yang telah diuraikan yaitu tentang
kurikulum. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan makalah ini tidak luput
dari kesalahan baik dalam penulisan maupun penyampaian materi. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang kurikulum pendidikan. Dan kedepannya
semoga penyusunan makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Asep Herry Hermawan, M.Pd. HAKIKAT KURIKULUM, PDGK4502 Edisi 2.

Rika indriyani,dkk. Hakikat Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan. UIN Raden Fatah Palembang
(Jurnal of Islamic studies).hal 1-10

Alhamuddin. Sejarah Kurikulum Di Indonesia. Nur El-islam,vol 1 no 02 oktober 2014, hal 48-58

Hamalik,dkk. Dasar Dasar pengembangan Kurikulum, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006).

Prof. Dr. Muslimin Ibrahim,M Pd. Modul 1 Hakikat Kurikulum Dan Pembelajaran

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/

13

Anda mungkin juga menyukai