PENDIDIKAN ISLAM
HAKIKAT KURIKULUM
Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Aziz,S.H.,M.Pd.I
Disusun oleh:
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok ini dengan baik.
Makalah ini di susun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang di berikan oleh dosen
pembimbing kepada kelompok kami. Makalah ini di susun dengan menghadapi berbagai
rintangan, namun dengan penuh kesabaran kami mencobauntuk menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimaksih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu dalamproses penyelesain makalah ini. Semoga makalah yang kami buat dapat
di nilai dengan baik dan bermanfaat oleh pembaca. Meski makalah ini masih mempunyai
kekurangan, kami selaku penyusun mohon kritik dan saranya. Terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum 2
2.2 Fungsi Kurikulum 3
2.3 Peranan Kurikulum 5
2.4 Komponen Komponen Kurikulum 6
2.5 Sejarah Kurikulum Di Indonesia 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apapengertian kurikulum?
2 . Apa saja fungsidarikurikulum?
3. Bagaimana peranan kurikulum?
4. Apa sajakomponen kurikulum?
5. Bagaimana sejarah terbentuknya kurikulum di indonesia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pendapat yang senada dan menguatkanpengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor,
Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya
sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di
halaman sekolah maupun di luar sekolah. Dimensi pengertian kurikulum sebagai
pengalaman belajar ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu luas karena
sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat mengontrol dan mengukur segala
bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar sekolah. Selain itu, makna
kurikulum itu sendiri menjadikabur dantidak fungsional.
Namun pemahaman tentang kurikulum ini masih terus berkembang sejalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pandangan atau anggapan yang sampai saat
ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan dan persekolahan di negara kita, yaitu
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera
dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dalam panduan penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikandasar dan menengah yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), pengertian kurikulum yang
digunakan mengacu pada pengertian seperti yang tertera dalam UU tersebut. Secara lebih
jelas dinyatakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan,
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
3
sebagai pedoman belajar. Secara lebih khusus, berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi
siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi kurikulum sebagai berikut :
4
2.3 Peranan Kurikulum
Kurikulum berperan penting dalam terlaksananya proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum dapat dijadikan acuan atau arah dalam prosespembelajaran. bahkan kurikulum
menjadi syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri.
Menurut Oemar Hamalik (1990), terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat
penting, yaitu :
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana
untuk men-transmisi-kan atau mewariskan nilai-nilai budaya masa lalu yang dianggap
masih relevan dengan masa kinikepada generasi muda. Dengan kata lain para pendidik
dapat memberikan pengajaran kepada mereka tentang adat istiadat atau kebudayaan
yang telah melekat di setiap suku atau daerah di indonesia, bertujuan agar mereka tetap
tau dantidak melupakan warisan luhur nenek moyang bangsa indonesia.
2. Peranan Kreatif
Di era teknologi saat ini semua orang dituntut untuk sekreatif mungkin agar mereka
tidak termakan oleh zaman. Jadi kurikulum di dalam pendidikan di harapkan bisa
memvasilitasi para siswanya untuk berfikir kreatif dan terus berkembang untuk
menciptakan atau menemukan hal baru yang dapat berguna di masa sekarang atau yang
akandatang.
Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis
agar dapat memenuhi tuntutan keadaan.Namun semua pihak yang ikut dalam lembaga
pendidikan juga memiliki kewajiban untuk menjalankan dengan baik agar tercapainya
tujuandarikurikulumpendidikan itu sendiri.
5
2.4 Komponen Komponen Kurikulum
Komponen utama yang mengacu pada kurikulum tentunya diperuntuhkan untuk
perkembangan mata pelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan yang baik. Kurikulum
dapat dianggap sebagai filosofi pendidikan. Hal ini karena di dalamnya temuat tujuan
pendidikan, mata pelajaran, silabus,metode belajarmengajar,evaluasi pendidikan,dan
lainnya.Oleh karena itu,komponen kurikulum memuat landasan, isi, desain (curriculum
design), rekayasa (curriculum engineering), evaluasi, penelitian, serta pengembangan
program keilmuan. Setiap komponen harus saling berkaitan satu dan lainnya sehingga
dapat mencapai tujuan pokok pendidikan. Berikut komponen yang dimuat didalam
kurikulum
1. Tujuan
Kurikulum dibuat tentunya untuk mencapai tujuan tertentu dalam dunia pendidikan.
Tujuan ini lah yang di jadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang akan
dijalankan.Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan
dapat diukur dengan seberapa banyak tujuan tujuan yang telah dicapai. Dalam setiap
kurikulum yang di gunakan lembaga pendidikan pasti sudah dicantumkan tujuan tujuan
yang harus dicapai. Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional
dapat dilihat secarajelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional.tujuan kurikulum sendiri biasanya terbagi menjadi tiga tingkatakan
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan jangkapanjang (aims)
Tujuan ini menggambarkan tujuan hidup. Biasanya tujuan ini diperuntuhkan ketika
peserta didik sudah tidak lagi menempuh pendidikan di tempat ( lulus ). Contohnya,
bertanggung jawab sebagai warga Negara, bangga berbangsa imdonesia dan
sebagainya.
b. Tujuan jangka menengah ( goals )
tujuan jangka menengah ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada
jenjangnya,yang bersifat khusus. Tujuan khusus dijabarkan dari sasaran-sasaran
pendidikan yang bersifat umum yang biasanya abstrak dan luas, menjadi sasaran
khusus yang lebih konkret,sempit, dan terbatas. Seperti target mendapat juara
perlombaandi setiap ajang perlombaan tingkat sekolah.
c. Tujuan jangkapendek ( objective )
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa dapat
mengerjakan perkalian dengan benar, siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
6
IPA, IPS, Fiqih, Bahasa Arab, dan lain sebagainya. Bidang-bidang studi tersebut
disesuaikan dengan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang ada,dan bidang-bidang
studi tersebut biasanya telah dicantumkan atau dimuatkan dalam struktur program
kurikulum suatu sekolah.
3. Strategimengajar
Strategi mengajar ini merujuk pada metode yang akan digunakan para pengajar untuk
menyampaikan materikepada peserta didik. Jadi sebelum membuat struktur atau materi
dari proses pembelajaran peserta didik, terlebih dahulu para pengajar memahami
metode pengajaran yang akan digunakan. Namun tentunya strategi mengajar ini dapat
terjadi perubahan ketika sudah di dalam ruangan kelas, karna dapat banyak faktor yang
mempengaruhi salah satunya sifat atau karakter setiap peserta didik yang berbeda beda.
Menurut Undang Undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran didalam kelas
hendaknya dilakukandengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah otak.
6. Komponen Evaluasiataupenilaian
Untuk melihat sejauh mana keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum,diperlukan
evaluasi. Mengingat evaluasi berhubungan erat dengan komponen kompenen yang di
sebutkan sebelumnya maka cara penilaian atau evaluasi ini akan menentukan tingkat
keberhasilan yang diterapkan dalam kurikulum sebuah lembaga pendidikan. Biasanya
para pendidik akan memberikan sebuah tugas yang berkaitan dengan materi yang telah
di berikan, dari hasil para peserta didik itulah dapat dijadikan salah satu acuan dalam
tercapainyatujuandarikurikulumyang ditetapkan.
Demikian beberapa komponen yang harus dimiliki atau yang tercantum di dalam
kurikulum, semua komponen tersebut tentunya saling berkaitan untuk mendukung
tujuan yang ingindicapaidalam dunia pendidikan.
7
2.5 Sejarah kurikulum di Indonesia
Banyak orang yang hanya mengerti tentang pengertian kurikulum,padahal kurikulum di
indonesia telah melewati sejarah yang panjang. Ada beberapa ungkapan yang sering
muncul di masyarakat saat ini seiring perubahan penguasa negri ini yakni “ ganti menteri
ganti kurikulum “ nyatanya sejak indonesia merdekan perubahan perubahan kurikulum itu
sudah ada.perubahan tersebut tentunya di pengaruhi dari berbagai faktor yang muncul
seiring perkembangan zaman ini. Perkembangan ini tentunya bertujuan untuk
mengembangkan kurikulum sesuaituntunandan perkembanganyang ada dimasyarakat.
Berikut beberapa sejarahpanjang yang telah dilewati dalam perkembangan kurikulum di
indonesia
8
sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan, danjasmani.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini bersifat politis yang dimaksudkan untuk menggantikan rencana
pendidikan 1964 yang dianggap sebagai produk ordo lama. Kurikulum 1968 muncul
pada pergantian era ordo baru. Kurikulum 1968 memiliki tujuan untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara
murni. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materipelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran
dikelompokkan menjadi 9 pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai
kurikulum bulat. "Hanya memuat mata pelajaran pokok saja,” semua materi pokok ini
tentunya harus disesuaikan oleh jenjang pendidikanmasing masing sekolah.
5. Kurikulum 1975
Pemerintah kemudian menyempurnakan kurikulum 1968 pada tahun 1975. Yang
ditekankan dalam kurikulum ini adalah pendidikan efektif dan efisien. Menurut
Mudjito,direktur pembinaan TK dan SD Departemen pendidikan saat itu, lahirnya
kurikulum ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management
by objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci
dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang dikenal dengan istilah
"satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiapkegiatan pembelajaran.
9
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Namun, perpaduan antara tujuan dan
proses nampaknya belom berhasil, Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan
oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatannasional sampai muatan lokal.
10
menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Penyusunan KTSP menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan
pemantauandinaspendidikandaerahdan wilayah setempat.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara konseptual kurikulum terbagi menjadi tiga, yaitu kurikulum sebagai objects,
learning experience, dan kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum memiliki 6
fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan dan fungsi
diagnostik. Kurikulum memiliki 3 peranan utama yaitu, peranan konservatif, kreatif dan
peranan kritis dan evaluatif yang ketiganya harus berjalan seimbang. Kurikulum memiliki 6
komponen yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Sejarah kurikulum pendidikan
di Indonesia berawal dari kurikulum 1947 dengan nama "Rentjana Pelajaran 1947" hingga
kurikulum yang kita pakai sekarang yaitu Kurikulum Merdeka.
3.2 Saran
Adapun tersebut adalah beberapa pokok bahasan yang telah diuraikan yaitu tentang
kurikulum. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan makalah ini tidak luput
dari kesalahan baik dalam penulisan maupun penyampaian materi. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang kurikulum pendidikan. Dan kedepannya
semoga penyusunan makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rika indriyani,dkk. Hakikat Kurikulum Dalam Dunia Pendidikan. UIN Raden Fatah Palembang
(Jurnal of Islamic studies).hal 1-10
Alhamuddin. Sejarah Kurikulum Di Indonesia. Nur El-islam,vol 1 no 02 oktober 2014, hal 48-58
Hamalik,dkk. Dasar Dasar pengembangan Kurikulum, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006).
Prof. Dr. Muslimin Ibrahim,M Pd. Modul 1 Hakikat Kurikulum Dan Pembelajaran
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/
13