DISUSUN OLEH
M. ATHAILLAH 2106101020030
Banda Aceh
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kita semua, sehingga kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Konsep Dasar Kurikulum.”
Makalah ini berisikan tentang penjelasan mengenai konsep dasar kurikulum meliputi
pengertian, komponen,fungsi dan penjelasan yang lainnya mengenai kurikulum. Tujuan
penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada kita apa yang
dimaksud dengan kurikulum dan apa perbedaan dari kurikulum sebelumnya serta kelebihan,
kekurangannya. Diharapkan Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Akhir kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
2
Daftar Isi
BAB Ⅰ PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB Ⅱ PEMBAHASAN
BAB Ⅲ PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
Berbicara tentang kurikulum berarti guru akan terlibat dalam masalah pengajaran, karena
kurikulum tidak terlepas dari matapelajaran. Namun, dalam kurikulum, tidak sekadar hanya
mata pelajaran itu saja yang dibicarakan, tetapi juga bagaimana mengorganisasikan pelajaran
itu sehingga menjadi pengalaman yang bermakna bagi kehidupan murid kelak. Pengalaman
tersebut lebih dari sekadar mata pelajaran yang diajarkan. Untuk itulah Anda diberikan
pengetahuan tentang kurikulum, agar Anda memahami dan dapat menggunakannya dengan
baik.
4
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian kurikulum ?
2. Menjelaskan komponen-komponen apa saja yang menyusun kurikulum ?
3. Menjelaskan fungsi kurikulum ?
4. Menjelaskan peranan kurikulum ?
5
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis
startsampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Jarak yang
harusditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah dan semua orang yang
terlibat didalamnya. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata pelajaran yang harus
ditempuh olehpeserta didik selama kurun waktu tertentu, seperti SD/MI (enam tahun),
SMP/MTs (tiga tahun),SMA/SMK/MA (tiga tahun), dan seterusnya. Dengan demikian,
secara terminologis istilahkurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh ataudiselesaikan peserta didik di sekolah untuk
memperoleh ijazah.
6
Pertama, kurikulum tidak hanya terdiri atas sejumlah mata pelajaran, tetapi juga
meliputisemua kegiatan dan pengalaman potensial yang telah disusun secara ilmiah. Kedua,
kegiatan danpengalaman belajar tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di luar sekolah atas
tanggungjawab sekolah. Kegiatan belajar di sekolah meliputi menyimak, bertanya, diskusi,
melakukandemonstrasi, belajar di perpustakaan, melakukan eksperimen di
laboratorium, workshop,olahraga, kesenian, organisasi siswa, dan lain-lain. sedangkan
kegiatan belajar di luar sekolahmeliputi mengerjakan tugas atau PR di rumah, observasi,
wawancara, studi banding, pengabdianpada masyarakat, program pengalaman lapangan, dan
lain-lain. Demikian juga pada pengalaman belajar, di mana pengalaman belajar terdiri dari
pengalaman langsung dan pengalaman tidaklangsung. Dengan demikian, intra-curricular,
extra-curricular, dan co-curricular termasukkurikulum. Ketiga,guru sebagai pengembang
kurikulum perlu mengunakan multistrategi danpendekatan, serta berbagai sumber belajar
secara bervariasi. Keempat, tujuan akhir kurikulumbukan untuk memperoleh ijazah, tetapi
untuk mencapai tujuan pendidikan.
1. Komponen Tujuan
7
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan sehingga segala
proses pembelajaran difokuskan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan kurikulum mengacu
ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tujuan tersebut ditetapkan dalam Undang-
Undang (UU) No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang
tersebut dijelaskan bahwa kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional khususnya dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya.
Adapun Hirarki tujuan pendidikan dan pembelajaran dapat kita lihat sebagai berikut:
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan pendidikan umum jangka panjang, tujuan
ideal pendidikan bangsa Indonesia. Secara makro tujuan pendidikan nasional bertujuan
membentuk organisasi pendidikan bersifat otonom sehingga mampu melaksanakan inovasi
untuk menuju lembaga yang beretika, menggunakan nalar, sosial yang positif dan Sumber
Daya Manusia yang tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, selanjutnya bertanggung jawab dan
berbudi pekerti yang luhur. Secara ekplisit Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan dalam
Undang-Undang No. 20 tahun 2003, pasal 3, yang berbunyi, “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman danbertagwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Tujuan Institusional
Tujuan institusional yang mengacu pada tujuan institusi (sekolah) merupakan sasaran
pendidikan sesuatu lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan institusional merupakan
tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Tujuan institusional merupakan
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu program studi atau oleh
setiap bidang studi atau mata pelajaran. Tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi
8
yang harus dimiliki peserta didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu
dalam institusi pendidikan tertentu. Tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan
untuk mencapai tujuan institusional. Tujuan ini tercermin pada isi setiap mata pelajaran yang
harus dikuasi oleh peserta didik dalam setiap satuan pendidikan.
Tujuan ini lebih diutamakan karena lebih jelas dan mudah pencapaiannya. Dalam tujuan
ini, guru mempersiapkan pelajaran, guru menjabarkan tujuan mengajarnya dalam bentuk
tujuan-tujuan khusus atau objectives yang bersifat operasional. Tujuan ini dapat memberikan
gambaran yang lebih konkrit, dan menekankan pada perilaku siswa.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
b. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
c. Materi atau aktivitas yang dilakukan seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai. Dalam lingkup yang lebih luas yaitu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pada hakikatnya, isi / materi kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
itu dapat dikelompokan menjadi:
Kita menyadari bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang bersifat dinamis. Artinya,
disain kurikulum yang sudah ditetapkan dan diterapkan harus selalu dikaji agar relevan
dengan perkembangan peserta didik dan kebutuhan jaman. Pengembangan materi kurikulum
harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
9
b. Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.
Materi kurikulum mengandung aspek tertentu sesuai dengan tingkat tujuan kurikulum,
yang meliputi teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh atau
ilustrasi, definisi, dan preposisi. Kriteria untuk memilih isi materi kurikulumyang relevan
harus memenuhi beberapa hal, antara lain:
Komponen strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting,
sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Beberapa istilah yang perlu difahami
berkaitan dengan komponen ini adalah pendekatan, strategi, model dan metode dalam
pembelajaran.
a. Pendekatan Pembelajaran
b. Strategi Pembelajaran
10
Strategi pembelajaran adalah pola umum rencana interaksi antara siswa, guru, dan
sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
a) Pembelajaran oleh seorang guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa
b) Pembelajaran oleh seorang guru terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) siswa
c) Pembelajaran oleh seorang guru terhadap seorang siswa
d) Pembelajaran oleh satu tim guru terhadap sekelompok besar (satu kelas) siswa
e) Pembelajaran oleh satu tim guru terhadap sekelompok kecil (5-7 orang) siswa
4. Berdasarkan Peranan Guru dan Siswa dalam mengolah pesan atau Materi Pembelajaran
a) Pembelajaran ekspositorik
b) Pembelajaran heuristik
a) Pembelajaran deduktif
b) Pembelajaran induktif
c) Pembelajaran deduktif-induktif
c. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk
merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam
membentuk materi-materi pembelajaran-termasuk buku-buku, film-film, pita kaset dan
program media komputer, dan kurikulum. Banyak model pembelajaran yang bisa
11
dikembangkan diantaranya pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran
inkuiri, pembelajaran model PAKEM, pemodelan dan pembelajaran afektif Beberapa model
tersebut dijelaskan di bawah ini :
a) Kerja Kelompok
b) Pertemuan Kelas
c) Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social
d) Model Laboratorium
e) Bermain Peranan
f) Simulasi Sosial
a) Mengajar Induktif
b) Latihan inquiry
c) Inquiry Keilmuan
d) Pembentukan Konsep
e) Model pengembangan
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi kepada pengembangan
diri individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan
yang produktif dengan lingkungannya. Model pembelajaran personal ini meliputi strategi
pembelajaran/metode:
a) Pembelajaran Non-direktif
b) Latihan kesadaran
c) Sinetik
d) Sistem konseptual
Model ini bertitik tolak dari teori behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan
sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk Tingkah Laku
12
dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada
aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Implementasi
dari model ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak, guru selalu perhatian
terhadap Tingkah Laku belajar siswa, modifikasi Tingkah Laku anak yang kemampuan
belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement pendukung, dan penerapan prinsip
pembelajaran individual terhadap pembelajaran klasikal.
Inti dari pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi atau topik pembelajaran dengan
kehidupan nyata. Mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan
menghafal sejumlah konsep-konsep, tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa
untuk mencari kemmapuan untuk bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya. Dalam
Pembelajaran Kontekstual ada tujuh prinsip pembelajaran yang harus dikembangkan guru
yaitu: 1) Konstruktivisme, 2) Menemukan (Inquiry), 3) Bertanya, 4) Masyarakat belajar, 5)
Pemodelan, 6) Refleksi, 7) Penilain sebenarnya.
1. Konstruktivisme
2. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan kegiatan inti dari CTL. Melalui upaya menemukan akan
memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-
kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri
3. Bertanya (Questioning)
Penerapan unsur bertanya dalam pendekatan CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan
siswa untuk bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik
akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.
13
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama
dan memanafaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan
dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan
orang lain melalui berbagai pengalaman (sharing).
5. Pemodelan (Modeling)
6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.
Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah
dilakukan dimasa lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai
struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya.
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa memberikan
gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar siswa. Guru akan mengetahui
kemajuan, kemunduran dan kesulitan siswa dalam belajar. Dan dengan itu pula guru akan
memiliki kemudahan untuk melakukan upaya-upaya perbaikan dan penyempurnaan
proses bimbingan belajar dalam langkah selanjutnya.
4.Komponen Evaluasi
14
itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang diperlukan.Evaluasi
kurikulum merupakan tahap akhir dari proses pengembangan kurikulum.
Luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan
diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi
keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem
kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah
berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa. Dalam bukunya, menambahkan bahwa
evaluasi adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan (judgement) untuk
menemukan hakikat dan nilai dari suatu hal yang dievaluasi.
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tak pernah berakhir Proses tersebut
meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka
evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan kurikulum.
Melalui evaluasi dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan bagian-bagian
mana yang harus disempurnakan.
Dari beberapa pendapat di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa evaluasi kurikulum
harus mencakup:
15
2.3 Peranan Kurikulum
Peran kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya
memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan itu
sendiri, terutama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Terdapat tiga peran kurikulum
yang dinilai sangat penting, yaitu:
1. Peranan Konservatif
3. Peranan Kreatif
16
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif,
dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan
masyarakat di masa mendatang. Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan
semua yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara
berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang memberikan manfaat bagi
masyarakat.Ketiaga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau
dengan kata lain terdapat keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum
dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa menuju kebudayaan
masa depan.
Dari ketiga peranan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kurikulum memiliki
peranan penting untuk membentuk karakater individu yang berpengaruh pada perubahan
dunia. Dari rancangan-rancangan yang sudah tersusun dalam kurikulum, sekolah dapat
mengimplementasikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk mencapai peranan
tersebut perlu ada pendekatan, sehingga pembelajaran dapat dengan baik memaksimalkan
peranan kurikulum.
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek
yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana
lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis ,
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum
meliputi :
Yang dimaksud dengan fungsi penyesuaian adalah bahwa kurikulum harus dapat
mengantarkan siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.
Mengapa kurikulum harus memiliki fungsi penyesuaian? Oleh sebab kehidupan
masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi dinamis, artinya kehidupan masyarakat selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Oleh sebab itu, siswa
17
harus dapat beradaptasi dalam kehiupan masyarakat yang cepat berubah itu. Dalam
rangka inilah fungsi penyeseuaian kurikulum diperlukan.
Yang dimaksud dengan fungsi deferensiasi adalah, bahwa kurikulum harus dapat
melayani setiap siswa dengan segala keunikannya. Mengapa demikian? Sebab siswa
adalah organisma yang unik, yakni memiliki perbedaan-perbedaan, baik perbedaan minat,
bakat maupun perbedaan kemampuan. Dapat dipastikan di dunia ini tidak akan ada
manusia yang sama. Walaupun keadaan fisik mungkin ada yang sama, akan tetapi belum
tentu dilihat dari faktor psikologisnya juga sama.
18
dipelajari. Hal ini sangat penting, sebab seperti yang telah dikemukakan di atas, siswa
memiliki perbedaan-perbedaan, dan kurikulum harus melayani setiap perbedaan siswa.
BAB Ⅲ
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi
belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan halhal yang
mencakup pada persoalan mengembangkan isi dan bahan pelajaran serta bagaiman cara
belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan
kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan
menentukan tujuan erat kaitannya dengan persoalan system nilai dan keutuhan.
Saran
1. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan keritikan
dan sarannya demi terlancarnya penulisan makalah berikutnya.
2. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita khususnya pada mata kuliah
kurikulum pendidikan
19
DAFTAR PUSTAKA
Baderiah. (2018). Buku ajar pengembangan kurikulum (D. Ilham (ed.); 1 ed., Vol. 122).
Lembaga penerbit IAIN Palopo.
Hidayat, R., & Dkk. (2017). Dinamika perekembangan kurikulum (R. Hidayat, A. Siswanto,
& B. Nursyahban Bangun (ed.); 1 ed.). Labsos UNJ.
20
21