Anda di halaman 1dari 2

C.

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Landasan pengembangan kurikulum sangat besar peranannya, jika kurikulum diibaratkan
sebuah rumah atau bangunan yang tidak memiliki pondasi atau pondasi yang kuat maka
bangunan tersebut akan mudah roboh karena angin atau getaran yang kuat. Sebagai
sebuah kurikulum, jika tidak memiliki landasan yang kokoh, maka kurikulum mudah
terombang-ambing dan yang menjadi taruhannya adalah siswa yang dihasilkan oleh guru itu
sendiri.
Pengembangan kurikulum tidak hanya abstraksi, tetapi menyiapkan berbagai contoh dan
opsi untuk kegiatan yang terinspirasi oleh berbagai ide dan modifikasi lain yang dianggap
penting. Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan – kesempatan belajar
yang tujuannya adalah menggerakkan siswa menuju perubahan yang diinginkan dan
menilai sejauh mana perubahan yang direncanakan telah terjadi dalam diri siswa. Secara
umum, pengembangan kurikulum dikelompokkan menjadi beberapa landasan, yaitu
landasan filosofis, psikologis, sosiologis, dan (IPTEK) atau teknologi.

1.Landasan filosofis
Kedudukan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum merupakan faktor yang
sangat penting dalam menentukan arah, tujuan, dan sasaran dari proses pendidikan.
Landasan ini digunakan untuk melaksanakan, mempromosikan dan mengembangkan
kurikulum sekolah
Landasan ini digunakan untuk melaksanakan, membina, danLandasan filosofis berarti bahwa
pendidikan selalu tentang manusia sebagai subjek, objek, dan administrator. Dengan
demikian, pelaksanaam selalu berfokus pada komunikasi interpersonal. Dalam interaksi
tersebut tentunya ada tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, ada materi atau materi yang
akan diinteraksikan, ada proses yang melibatkan interaksi dengan mereka, dan ada kegiatan
evaluasi yang menentukan tercapainya tujuan tersebut. interaksi. tujuan yang layak dicapai.
proses dan hasil. Tentu saja, perumusan dan pengembangan setiap aspek yang berkaitan
dengan dimensi kurikulum memerlukan jawaban atau pemikiran yang mendalam dan
mendasar, dengan kata lain harus menggunakan pemikiran filosofis

2. Landasan Sosiologi

kurikulum. Mengapa kurikulum harus berbasis sosiologi? Anak berasal dari

masyarakat,menerima pendidikan baik informal, pendidikan formal maupun informal di

masyarakat dan diarahkan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu

kehidupan dan kebudayaan masyarakat harus menjadi dasar dan titik tolak

penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu tujuan, isi dan proses pendidikan harus

disesuaikan dengan kondisi, karakteristik dan perkembangan kesejahteraan masyarakat.


  Dalam pembahasannya, sosiologi secara umum mencakup perkembangan masyarakat
dan kebudayaan yang ada pada seluruh masyarakat Indonesia. Karena keragaman budaya
bangsa ini, kurikulum juga harus disusun sedemikian rupa agar sesuai dengan budaya
objek pembelajaran dan penerima hasil pembelajaran. Kita tidak bisa menggunakan
kurikulum internal untuk siswa tingkat lanjut seperti siswa tingkat lanjut di kota maupun di
luar daerah.

3. Landasan Psikologi
Peserta didik adalah individu yang berkembang secara fisik, intelektual, emosional dan
spiritual. Peran pendidik adalah membantu mengarahkan perkembangan anak didiknya
agar optimal berdasarkan tugas perkembangannya, yaitu. Akal/rohani dan jasmani). Oleh
karena itu, ketika mengembangkan kurikulum harus selalu dikaitkan dengan program studi
untuk kepentingan siswa, dasar psikologis mutlak harus menjadi dasar pengembangan
kurikulum.

Dalam proses belajar terjadi interaksi antar-individu, yaitu antara siswa dengan guru dan
juga antara siswa dengan orang lain. Manusia berbeda dengan makhluk lain seperti
binatang, benda dan tumbuhan karena salah satunya adalah keadaan psikologisnya. Objek
dan tanaman tidak memiliki aspek psikologis. Meski hewan tidak memiliki tingkat psikologis
yang lebih tinggi dari manusia, ada juga alasan di antara keduanya.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)


Dalam masyarakat, tiga sumber nilai berkembang selama proses pendidikan: logika,
estetika, dan etika. Sains dan budaya adalah nilai-nilai yang didasarkan pada logika (nalar).
Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terutama bertumpu pada hasil
kebudayaan manusia, kehidupan masyarakat semakin bertambah dan berlipat ganda
sehingga tuntutan hidup semakin tinggi. Dalam konteks ini, kurikulum sebagai program
pendidikan harus mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat. Memenuhi
persyaratan tersebut tidak hanya berarti memenuhi isi kurikulum, tetapi juga strategi
implementasinya. Oleh karena itu, guru, pelatih, dan pelaksana kurikulum dituntut untuk
peka terhadap pencegahan pengembangan masyarakat, sehingga apa yang diberikan
kepada peserta didik penting dan berguna bagi kehidupan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai