MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah Telaah Kurikulum yang diampu oleh Ibu Dyan
Yuliana, S.Pd, M.Kom
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Tentu dalam menyusun makalah ini kami
mengalami hambatan. Namun karena pertolongan Allah SWT serta bantuan dari berbagai
pihak maka hambatan tersebut kami dapat mengatasinya.
Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyusun. Semoga malakah ini dapat membawa manfaat bagi kita semua. Kami sebagai
penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik itu dari segi arti maupun bahasa
sehingga makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat membutuhkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga untuk
makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kami
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Amin.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Kurikulum
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai
masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Misalnya, bakat pengalaman
dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun
secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu, dan logis, artinya dapat diterima oleh akal
dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa,
sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak
pengalaman dan penemuan-penemuan maka semakin banyak pula mata ajaramn yang harus
disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa disekolah (Hamalik, 2008:16-17).
Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currure yang berarti jarak tempuh lari. Dalam
kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan
finish. Jarak dari start sampai dengan finish disebut currure. Atas dasar tersebut pengertian
kurikulium diterapkan dalam bidang pendidikan.
Banyak ahli pendidikan dan ahli kurikulum yang membatasi pengertian kurikulum
beberapa definisi tersebut dirumuskan dengan berbeda meskipun pada initinya terkandung
maksud yang sama. Sebagai gambaran ada beberapa pengertian kurukulum yang
dikembangkan oleh bebrapa orang ahli. Hilda, Taba dalam bukunya, Curriculum
Development, Theory and Practice (1962), mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for
learning. J.F Kerr (1966) mendefinisikan kurikulum sebagai :
“ All the learning which is planned or guided by the school, whether it is carried on in
groups or individually, inside of or outside the school”.
Definisi yang lebih kompleks tentang kurikulum dikemukakan oleh Rene Ochs (1964)
yang dikutipoleh Ariech Lewy (1970) sebagai berikut:
This term often to design aqually a programme for a given subject matter for the
entire cycle or even the whole range of cycles. Further, the term curriculum is somestimes
used in a wider sense to cover the various educational activities through which the content is
conveyed as well as materials used and methods employed.
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan aktivitas
dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik di bawah
bimbingan sekolah, baik di dalam maupun luar sekolah. Atas dasar tersebut secara oprasional
kurikulum dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah
yang dilaksanakan dari tahun ke tahun
2. Bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan guru dalam melaksanakan
pengajaran untuk siswa-siswanya
3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu rencana
pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di
sekolah
4. Tujuan-tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat belajar dan cara-cara
penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan
5. Suatu program bpendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Definisi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kurikulum sebagai
program yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah serta kurikulum sebagai program
yang direncanakan dan dilaksanakan secara nyata di kelas.
Ada pakar kurikulum yang mengutarakan bahwa “kurikulum mencakupi maksud,
tujuan, isi, proses, sumber daya, dan sarana-sarana evaluasi bagi semua pengalaman belajar
yang direncanakan bagi para pembelajar baik di dalam maupun di luar sekolah dan
masyarakat melaluipengajaran kelas dan program-program terkait”, dan selanjutnya
membatasi “silabus sebagai suatu pernyataan mengenai rencana bagi setiap bagian kurikulum
menesampingkan unsure evaluasi kurikulum itu sendiri;… silabus hendaknya dipandang
dalam konteks proses pengembangan kurikulum yang sedang berlangsung” (Robertson 1971:
584; Shaw 1977 dalam Tarigan, 1993:5).
Selain itu, masih terdapat bermacam-macam pengertian diberikan kepada istilah
kurikulum. Ada pengertian yang sangat luas dan sebaliknya terdpat pengertian yang sempit.
Perkataan kurikulum bukan perkataan Indonesia asli, tetapi berasal dari bahasa asing, yaitu
bahasa Yunani. Di dalam kamus Webster dalam Team Pembina Mata Kuliah Didaktik
Metodik (1995:97) terdapat beberapa arti dari kurikulum, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Tempat berlomba, jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba.
2. Pelajaram-pelajaran tertentu yang diberikan di sekolah atau perguruan tinggi yang
ditujukan untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.
3. Keseluruhan pelajaran yang diberikan dalam suatu lembaga pendidikan.
Lazimnya, kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
lembaga pendidikan berserta staf pengajarnya (Nasution, 2006:5). Pengertian kurikulum yang
lebih luas kemudian diberikan oleh para pendidikan yaitu “segala usaha sekolah untuk
memengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luarnya” atau
“segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang memengaruhi anak dalam
pendidikannya” (Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995:97).
Pendapat ini timbul karena para pendidik kini beranggapan, dengan memperhatikan pengaruh
hidden curriculum sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan-
pertimbangan yang lebih luas dan mungkin biaya yang lebih besar daripada merencanakan
kurikulum yang bersifat tertulis. Yang termasuk hidden curriculum, misalnya dengan
tersedianya ruang perpustakaan yang nyaman dan buku-buku yang lengkap akan dengan
sendirinya meningkatkan gairah membaca murid-murid.
Karakteristik lain dari kurikulum terutama stated curriculum yaitu sebagai berikut:
a) Kurikulum harus bersifat fleksibel, mudah diubah menuju ke kesempurnaan, sesuai
dengan kubutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
b) Kurikulum adalah deskripsi atau uraian tentang rencana atau program yang akan
dilaksanakan.
c) Kurikulum biasanya berisi tentang bermacam-macam bidang studi (areas of
learning).
d) Kurikulum dapat diperuntukkan bagi seorang pelajar saja atau disusun bagi suatu
kelompok yang besar.
e) Kurikulum selalu berhubungan dengan atau merupakan program dari suatu lembaga
pendidikan (educational centre).
(Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995:100).
7) Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai
berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun
nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai,
evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa
besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar
di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tak
paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum. Kurikulum ini
dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan
Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi
lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana,
(6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No.
19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajarantetap masih bercirikan
tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter),
yaitu:
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan KBK tahun
2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam menyusun rencana
pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-
misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan hingga
pengembangan silabusnya.
8) KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan
Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi
sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan
perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan
pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)
Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan
dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan
kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu
guru. Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi
manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita
pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya
tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP
dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru
dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan
prasarana yang dimillki oleh sekolah.
9) Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 yang akan
diterapkan secara berjenjang, pada dasarnya merupaan penyempurnaaan kurikulum tahun
2006 (ktsp). Dari beberapa draft kurikulum 2013 yang disampaikan pada uji publik
mengandung beberapa hal, yaitu :
a) Pembelajaran lebih mengarah pada karakter anak didik
b) Pembelajaran lebih mengarah pada proses, bukan sekedar pada hasil belajar. Proses
pembelajaran memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
c) Assement pembelajaran mengarah pada ossement otentik, yaitu penilaian nyata
terhadap apa yang diperoleh siswa dalam proses pendidikan.
Pandangan kepala dinas pendidikan terhadap kebijakan perubahan kurikulum dan kurikulum
2013 oleh bapak Totok Gunarto S.Pd M.Pd
“Bahwasanya kurikulum ini hanyalah penyempurnaan dari kurikulum 2006 yang kita kenal
dengan ktsp. Hal-hal yang disempurnakan yaitu beberapa mata pelajaran di kurikulum 2013
akan dihapus, yaitu mata pelajaran TIK bagi SMP Karena sudah bisa diikutkan dengan mata
pelajaran lain, karena zamannya sudah zaman dunia maya.
Apa saja yang disempurnakan ??
1) Pembelajaran yang menekankan pada proses bukan pada hasil.
2) Penilaian ditekankan pada penilaian (assement) otentik atau nyata. Yaitu apa yang
dilakukan oleh anak itu yang dinilai.
3) Kebijakan, dengan ini diharapkan anak lebih keatif dengan dunia lingkungan
disekitarnya.
Dalam kurikulum 2013 ini kita akan menekankan pada pembelajaran yang
konstruktivisme meskipun tidak akan meninggalkan pembelajaran yang behaviorisme.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
dalam mencapai tujuan pendidikan.Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan kurikulum
yang dinamis, demokratis, fleksibel, terbuka, dan sesuai dengan perkembangan zaman serta
kebutuhan masyarakat yang dikembangkan dengan berorientasi pada problem kehidupan
yang dihadapi masyarakat.
Sementara perkembangan iptek dan arus informasi dalam era globalisasi menuntut
semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan agar tidak termakan oleh zaman. Untuk itu,
sekolah/madrasah dituntut untuk dapat mengembangkan kurikulum yang dapat melayani
kebutuhan masyarakat dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan yang terjadi, baik ditingkat local, nasional, maupun global. Kurikulum
merupakan komponen penting yang dijadikan acuan pada satuan pendidikan.
3.2 Saran
Kurikulum dapat diartikan sebagai rencana atau progam yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, implementasi kurikulum di setiap satuan
pendidikan menentukan luaran yang dihasilkan. Misalnya antara sekolah A dan sekolah B
berpedoman pada kurikulum yang sama. Namun hasilnya dapat berbeda.Hal ini disebabkan
karena perbedaan penerapan kurikulum.Sehingga melalaui makalah ini penulis memberikan
saran agar guru memahami hakikat, konsep dasar dan komponen-komponen kurikulum
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://mam139.blogspot.com/2016/02/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html ( Selasa,
12 Maret 2019, 20.00 WIB)