Anda di halaman 1dari 13

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Materi Pembahasan Tentang Administrasi Kurikulum

Dosen pengampu: Erfin Harahap

Disusun oleh:

Agustian Fajar Syaputra (2086208001)

Anggita Fitriyani (2086208126)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat rahmat dan hidayah-NYA pula kami dapat menyelesaikan
makalah studi ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang berjudul Administrasi
kurikulum” yang insha Allah tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang mana telah membawa
umatnya dari zaman jahiliyah sampai ke zaman islamiyah yang sangat maju
seperti apa yang kita rasakan saat ini.

Pada akhirnya kami sadar bahwa upaya untuk menghasilkan suatu karya ilmiah
yang terbaik ini sudah dilakukan, namun karena keterbatasan kemampuan yang
dimiliki, diakui bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan.
Untuk itu kritik, saran dan masukan yang membangun sangat kami butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan yang lebih baik lagi. Semoga Allah
SWT memberikan balasan pahala atas apa yang telah dilakukan umatnya. Semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin

Tangerang, 14 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..............................................................................................i

Daftar isi .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................iii

A.Latar Belakang ......................................................................................iii

B.Rumusan Masalah .................................................................................iii

C.Tujuan ...................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................1

A.Pengertian Administrasi Kurikulum .......................................................1

B. Perencanaan dan Pengorganisasian Kurikulum......................................1

C.Pelaksanaan dan Pengawasan Kurikulum ...............................................2

D.Pengembangan Kurikulum.......................................................................5

BAB III PENUTUP .....................................................................................8

A. Kesimpulan ............................................................................................8

B. Saran .......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat
dia membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan
kenyataan hidup, dengan itu kebutaan manusia di latih untuk bisa melihat dan
tahu dari mana, apa dan bagaimana sebenarnya kenyataan hidup ini, untuk bisa
mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan banyak
pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan dalam
kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk
mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.
Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu
pendidikan yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan
berbagai banyak macam sarana penting lainya dalam menuntaskan makna
pendidikan dalan kehidupan, dalam berbagai pendidikan yang ada pastilah
mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa mengetahui rancangan seperti apa
pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan itu, dan untuk mempermudah
rancangan itu maka di perlukannya sebuah alat atau media agar nantinya tidak
hanya tinggal teori dalam menjalankan berbagai keinginan dalam dunia
pendidikan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pentingnya Administrasi Kurikulum ?

2. Bagaimana Perencanaan dan Pengorganisasian Kurikulum ?

3. Bagaimana Pelaksanaan dan Pengawasan Kurikulum?

4. Seperti apa Perkembangan Kurikulum?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu Pengertian administrasi kurikulum.

2. Mahasiswa dapat mengetahui Perencanaan dan pengorganisasian kurikulum.

3. mahasiswa dapat mengetahui Pelaksanaan dan pengawasan kurikulum dan


Pengembangan kurikulum

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ADMINISTRASI KURIKULUM


1. Admisistrasi
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang
berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to
conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.Administrasi terdiri
dari dua pengertian, yaitu administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas.
Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-
menyurat, ketik-mengetik, dan lain-lain yang berhubungan dengan
ketatausahaan.Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai suatu kegiatan atau
usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai suatu tujuan.
Menurut Dr.S.P.Siagian, administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas  tertentu untuk mencapai
suatu tujuan yang di tentukan sebelumnya.Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi
adalah rangkaian kegiatan atau proses yang di lakukan oleh sekelompok orang yang
berlangsung dalam suatu bentuk kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
yang telah di tetapkan.

B. Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya
pelari, dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak
yang harus di tempuh oleh pelari dari garis srart sampai garis finish.

    Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa di ungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan
manusia. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam Qamus Tarbiyah
adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

B. Perencanaan dan Pengorganisasian Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika


pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta
didik. pengorganisasian kurikulum adalah cara menyusun bahan-bahan atau pengalaman
belajar yang ingin dicapai.
Perencanaan kurikulum adalah proses yang melibatkan pengumpulan, pemilahan,
sintesis, dan pemilihan kegiatan informasi relevan dari berbagai sumber. Informasi ini
kemudian digunakan untuk desain dan pengalaman belajar. Desain ini memungkinkan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Oliva, Gordon, & Taylor, 1988).

1
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan
kepada murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan
kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai,
karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara
menyajikannya kepada murid-murid (Nasution, 2009:176). Secara umum ada tiga bentuk
organisasi kurikulum, yaitu sebagai berikut:

a. Subject Matter Curriculum


Subject matter curriculum merupakan organisasi kurikulum yang tertua dan
banyak digunakan di setiap Negara. Subject matter curriculum adalah organisasi isi
pendidikan dalam bentuk mata-mata pelajaran yang disajikan dan diberikan kepada para
siswa secara terpisah-pisah satu sama lain. Sekalipun hakikat isinya ada relasi mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran dalam organisasi
kurikulum ini, dikompartementalisasi dalam kelompok pengetahuan/disiplin ilmu
pengetahuan. Dalam bentuk yang tidak ekstrim penyajiannya dimungkinkan adanya
sejenis relasi di antara mata pelajaran. Misalnya melalui bentuk korelasi suatu mata
pelajaran dapat menyumbang mata pelajaran lain agar diperoleh pemahaman yang lebih
baik.

b. Kurikulum Aktivitas (Activity Curriculum)


Organisasi kurikulum ini sering disebut juga kurikulum proyek atau ada pula
yang menyebutnya kurikulum pengalaman, tetapi yang lebih popular disebut kurikulum
aktivitas. Program pendidikan di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak. Apa
yang diajarkan dan bagaimana mengajarkan, semuanya atas dasar tujuan dan realitas
anak. Ini menunjukkan bahwa anak sebagai pusat. Oleh karena itu kurikulum aktivitas
sifatnya chid centered bukan subject centered seperti pada subject matter curriculum.

c. Kurikulum Inti (Core Curriculum)


Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial. Unsur universal dalam
suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat. Ini dari universal
itu terdiri atas nilai-nilai asasi atau norma yang mengendalikan aktivitas manusia.
Berdasarkan norma atau patokan itu ditetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.
Dalam masyarakat yang mengalami proses transisi (di Negara yang sedang berkembang)
nilai-nilai itu tampak merosot dan muncul nilai-nilai yang berkompetisi dengan nilai-nilai
lama. Sehubungan dengan itu maka, kurikulum inti ini di dalam orientasinya harus
dengan sengaja dan secara terus-menerus bersifat normative (Nana Sudjana, 1996:52-67)

C. Pelaksanaan dan Pengawasan Kurikulum

Pelaksanaan

Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan


kurikulum adalah pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari kegiatan
pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaan mengajar di kelas, guru menyempatkan
perhatian hanya pada interaksi proses belajar mengajar. Namun demikian, fisik, ruangan
dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya, justru sudah di mulai semenjak

2
memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu, selama guru berada dalam kelas terbagi
menjadi tiga tahap yaitu, tahap persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap penutupan.

1) Persiapan
Yang dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain:
a. Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat mengajar di meja
b. Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada kondisi yang mengganggu prose
belajar-mengajar, misalnya jendela belum di buka, papan tulis yang belum di bersihkan,
terdapat gambar miring, kapur tulis berantakan dan lain sebagainya.
c. Melakukan absensi
d. Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan sudah tidak ada lagi barang-
barang atau buku lain yang di pegang siswa.

2) Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar
sesungguhnya yang dilakukan oleh gurudan sudah ada interaksi langsung dengan siswa
mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi menjadi tiga
tahapan kegiatan yaitu:
a. Pendahuluan: yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan perhatian untuk masuk ke
pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi atau mengajukan pertanyaan
yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa untuk bercerita tentang bahan yang akan
di terangkan dan lain sebagainya.
b. Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang terjadi di mana selama guru dan
siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara pada jam itu.
c. Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru setelah selesai pembahasan
pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan: membuat ringkasan, mengajukan
pertanyaan, memberikan evaluasi formatif, memberikan tugas rumah dan sebagainya.

3) Penutupan
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah
guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya
untuk pertemuan itu. Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis,
pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya.

Pengawasan Kurikulum

Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Hal ini berarti bahwa
pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga
mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Mengawasi adalah proses dengan mana administrasi melihat apakah apa yang
terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Jika tidak maka penyesuaian perlu
dibuatnya. Jadi, pengawasan ialah fungsi administrasi dalam setiap administrator
memastikan bahwa apa yang dikerjakan sesuai apa yang dikehendaki. Ia meliputi
pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, intruksi-intruksi
yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Ini dimaksudkan untuk
mengetahui beberapa kelemahan kelamahan dan beberapa kesalahan-kesalahan,
kemudian dibetulkan dan mencegahnya agar tidak terulang kembali.

3
Sebagian menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah:
“Proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.” Ciri terpenting dari konsep yang dikemukan oleh Siagian
ini adalah bahwa pengawasan hanya dapat diterapkan bagi pekerjaan?pekerjaan yang
sedang berjalan dan tidak dapat diterapkan untuk pekerjaan?pekerjaan yang sudah selesai
dilaksanakan.
Terry juga berpendapat tentang pengertian pengawasan ini, ia mengatakan
bahwa: Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang dilaksanakan, maksudnya
mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana?rencana. Jadi pengawasan dapat
dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan?
penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas?aktivitas yang
direncanakan.
Koontz, et. al. menyatakan bahwa: “Pengendalian adalah mengukur dan
mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan, bahwa tujuan organisasi di semua
tingkat dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan”.
Sujamto lebih tegas mengatakan: Pengendalian adalah segala usaha atau
kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan atau hasil yang
dikehendaki serta sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Ditinjau dari segi proses administrasi, pengawasan terdidri dari tiga langkah
universal yaitu:
1. Mengukur perbuatan,
2. Membandingkan perbuatan dengan standar yang telah ditetapkan
3. Memperbaiki penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan tindakan pembetulan.

Disebutkan dengan cara yang sedikit berbeda, pengawasan itu terdiri atas:
1. menyelidiki apa yang sedang dilakukan,
2. membadingkan hasil-hasil dengan harapan-harapan,
3. menyetujui hasil-hasil atau tidak menyetujuinya, dalam hal ini perlu perbaikanlah yang
diambil sebagai kputusan terakhir.

Jadi pengawasan menyarankan adanya tujuan dan rencana. Tiada administrator


yang bias mlakukan control kecuali jika suatu rencana telah dibuat. Tidak ada cara
dengan mana seorang administrator bias memastikan bahwa para bawahannya bekerja
kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki kecuali jika ia memiliki suatu rencana,
betapapun kaburnya rencana itu tau betapa jelas dan lengkapnya serta terkoordinasinya
rencana tersebut maka pengawasan administrasi bias dijalankan.
Ada dua faktor yang menimbulkan kebutuhan akan suatu pengawasan. Pertama,
tujuan-tujuan induvidudengan tujuan-tujuan organisasi sering berbeda. Konsekuensinya
ialah bahwa pengawasan perlu untuk menjamin para anggota bekerja karena tujuan
organisasi. Alternatifnya ialah untuk menghindari atau menetralisir kegiatan yang
serampangan atau kegiatan yang tidak terkendali. Kedua, pengawasan perlu disebabkan
adanya penundaan waktu antara saat tujuan dirumuskan dan saat tujuan dicapai. Maka
selama jarak waktu ini, yang tidak terduga bias menyebabkan penyimpangan antara hal
yang sebenarnya dengan perbuatan yang dikehendaki.

4
D. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang mempunyai kata dasar currere, secara
harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas
finish. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti
jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai kehidupannya
(al-Syaibany, 1997: 478 pada Khaeruddin, 2007: 24).

Pengembangan kurikulum adalah perubahan dan peralihan total dari satu


kurikulum ke kurikulum lain (Soemanto, 1986: 45). Kegiatan pengembangan kurikulum
mencakup penyusunan kurikulum itu sendiri, pelaksanaan di sekolah-sekolah yang
disertai dengan penilaian yang intensif, dan penyempurnaan-penyempurnaan yang
dilakukan terhadap komponenkomponen tertentu dari kurikulum tersebut atas dasar hasil
penilaian. Hamalik menyebutkan (2007: 183) bahwa pengembangan kurikulum adalah
proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan
spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai
komponen situasi belajar-mengajar, antara lain jadwal pengorganisasian kurikulum dan
spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pegukur
pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber mengacu pada unit,
rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses
belajar mengajar.

Menurut Rusman (2009: 60) salah satu aspek yang perlu dipahami dalam
pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkenaan dengan organisasi kurikulum.
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa
dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi pola atau desain
kurikulum karena tujuan tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk memilih,
merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar di sekolah.
Setiap pengembangan kurikulum mempunyai tujuan. Adapun tujuan pengembangan
kurikulum antara lain adalah untuk mengurutkan tujuantujuan pengajaran secara
sistematis logis sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya
secara saling berhubungan sepanjang tahun (Nurgiyantoro, 1988: 86).

Adapun beberapa langkah pengembangan kurikulum yang diuraikan oleh Ali (2005: 66)
sebagai berikut:

1. Perumusan tujuan.

Tujuan dirumuskan berdasarkan analisis terhadap berbagai kebutuhan, tuntutan


dan harapan. Oleh karena itu tujuan dirumuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
masyarakat, siswa itu sendiri, serta ilmu pengetahuan. Hal tersebut telah diuraikan pada
sub bab sebelumnya

2. Menentukan Isi

Isi kurikulum merupakan pengalaman belajar yang direncanakan akan diperoleh


siswa selama mengikuti pendidikan. Pengalaman belajar ini dapat berupa mempelajari

5
mata pelajaran-mata pelajaran, atau jenisjenis pengalaman belajar lain sesuai dengan
bentuk kurikulum itu sendiri. Rusman (2009: 29) menyatakan bahwa hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih dan menetapkan isi kurikulum adalah: (1) tingkat
kematangan siswa; (sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan kematangan siswa); (2)
tingkat pengalaman anak; dan (3) taraf kesulitan materi, yaitu disusun dari yang konkret
menuju yang abstrak, dari yang mudah menuju yang susah, dan dari yang sederhana
menuju yang kompleks.

3. Organisasi dan proses belajar mengajar

Organisasi kegiatan dapat dirumuskan sesuai dengan tujuan dan pengalaman-


pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, dengan mempertimbangkan bentuk
kurikulum yang digunakan.

Dalam implementasi kurikulum, dikembangkan model pengorganisasian isi


kurikulum yang biasa, yaitu yang dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran atau biasa
disebut separated subject curriculum, dan juga pengorganisasian yang lebih bersifat
terpadu. Pada penelitian ini akan dibahas tentang kurikulum yang bersifat terpadu atau
dalam istilah lain integrated curriculum. Selanjutnya akan diuraikan tentang
pengorganisasian kurikulum dan jenis-jenisnya.

4. Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum mengacu pada tujuan kurikulum, dan dilakukan dengan


memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan untuk memperoleh
balikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan.

Evaluasi kurikulum membahas berbagai kegiatan memonitor, baik proses


maupun produknya pada pelaksanaan kurikulum dengan maksud mencari data untuk
keperluan revisi lebih lanjut. Dalam penilaian kurikulum, sebagaimana dinyatakan oleh
Dakir (2004: 10) ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a) Reflective evaluation

Reflective evaluation yaitu penilaian kurikulum sebelum kurikulum


dilaksanakan. Jadi penilaian yang dilakukan di belakang meja atas dasar berbagai
pertimbangan para ahli yang berupa landasan teori, hasil penelitian, pengalaman,
musyawarah, dan sebagainya.

b) Try out evaluation

Perlunya evaluasi pada try out adalah dengan harapan agar sebelum dilaksanakan
dicobakan terlebih dahulu pada skala kecil, pada beberapa sekolah yang dianggap dapat
mewakili untuk diketahui berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dan dijadikan bahan
pertimbangan untuk diadakan revisi seperlunya

c) Formative evaluation

Setelah kurikulum yang direvisi atas dasar try out tersebut selesai kemudian
didesiminasikan ke sekolah-sekolah yang lebih luas lagi, dimonitor tahap demi tahap,

6
komponen demi komponen, kemudian diadakan evaluasi. Evaluasi demikian disebut
formative evaluation.

d) Summative evaluation

Evaluasi secara sumatif dilakukan dengan cara mengevaluasi secara keseluruhan


baik prosesnya maupun produknya. Evaluasi dalam kurikulum sangat mempengaruhi
berhasil tidaknya kurikulum yang telah direncanakan pada suatu proses pendidikan.
Evaluasi dalam kurikulum yang sedang dikembangkan merupakan suatu keharusan,
karena eveluasi menentukan berhasil tidaknya kurikulum yang sedang diimplementasikan

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi kurikulum adalah
serangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, serta
evaluasi terhadap kurikulum pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta didik. Dengan
tujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien sehingga tujuan utama
dari pendidikan itu dapat tercapai.
Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang
bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat
dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan
menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian di kembangkan, sehingga
dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang di harapkan.
Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum
benar-benar terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan
dengan baik pula.

B. Saran
Setelah memahami pembahasan di atas, hendaknya kita dapat memanfaatkan
pengetahuan yang kita miliki tentang administrasi kurikulum dan menerapkan dalam
pembelajaran di kelas untuk pendidikan yang lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://risalulummah.wordpress.com/2014/11/10/komponen-
pengembangan-kurikulum-perencanaan-pengorganisasian-
implementasi-evaluasi/#:~:text=penerapan%20dan
%20evaluasi.-,Perencanaan%20kurikulum%20adalah
%20langkah%20awal%20membangun%20kurikulum
%20ketika%20pekerja%20kurikulum,pengalaman%20belajar
%20yang%20ingin%20dicapai.

https://nurhibatullah.blogspot.com/2014/01/perencanaan-dan-
pengembangan-kurikulum.html

https://osf.io/aejhy/download/?format=pdf

http://eprints.ums.ac.id/62362/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai