Anda di halaman 1dari 18

PENGELOLAAN KURIKULUM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu : Chairunnisa, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Muhammad Rifki Ismail (20218310023)

2. Raden Mohammad Luluk Herdiawan (20208300012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP KUSUMA NEGARA JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
pengelolaan pendidikan dengan materi pembahasan “Pengelolaan Kurikulum” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Ibu Chairunnisa, M.Pd selaku dosen mata kuliah pengelolaan
pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan, pengetahuan serta penunjang atau referensi materi mata kuliah
pengelolaan pendidikan terkait dengan “Pengelolaan Kurikulum”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi  perbaikan di masa depan.

Bekasi, 30 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

1. Pengertian Kurikulum 3

2. Pengertian Pengelolaan 4

3. Pengertian Pengelolaan Kurikulum 4

4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum 4

5. Kegiatan-kegiatan Pengelolaan Kurikulum 6

6. Tahapan Pengelolaan Kurikulum 6

7. Peran dan Fungsi Kurikulum 7

8. Landasan Pengembangan Kurikulum 9

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

Daftar Pustaka 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari kurikulum. Kurikulum
oleh pemerintah disusun, direncanakan, dan di aplikasikan untuk mempermudah
instansi pendidikan baik negeri maupun swasta dalam menjalankan program
pendidikan sesuai dengan prinsipnya.
Seperti yang diketahui kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat
adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah
pada umumnya sangat beragam. Dengan demikian dalam implementasinya,
sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi),
namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional.
Berbicara mengenai pengelolaan kurikulum, ternyata adalah dua hal yang
berbeda. Pengelolaan merupakan upaya menata sumber daya agar organisasi
terwujud secara produktif. Sedangkan kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk
kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam bentuk sistem ini kurikulum  akan
berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama
diantara seluruh subsistemnya.
Jadi pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman
belajar yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas
belajar bagi siswa. Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh
siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan?
2. Apakah yang dimaksud dengan kurikulum?
3. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kurikulum?
4. Bagaimana ruang lingkup pengelolaan kurikulum?
5. Apa saja kegiatan dalam pengelolaan kurikulum?
6. Apa saja tahapan pengelolaan kurikulum?
7. Apa saja peran dan fungsi kurikulum?
8. Apa saja landasan pengembangan kurikulum?

C. Tujuan
1. Memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan pengelolaan.
2. Memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan kurikulum.
3. Memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan pengelolaan
kurikulum.
4. Mengetahui ruang lingkup pengelolaan kurikulum.
5. Mengetahui kegiatan dalam pengelolaan kurikulum.
6. Mengetahui tahapan pengelolaan kurikulum.
7. Mengetahui peran dan fungsi kurikulum.
8. Mengetahui landasan pengembangan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere pada waktu itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada selanjutnya
istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan. Salah satu pengertian
kurikulum secara sempit di kemukakan oleh Carter V Good  mengatakan bahwa
pengertian kurikulum merupakan pengertian yang sempit dan tradisional.
Kurikulum sekedar memuat dan membatasi pada sejumlah mata pelajaran yang di
berikan guru/ sekolah kepada peserta didik guna mendapatkan ijazah atau
sertifikat.
Pengertian kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 disebutkan tentang pengertian
kurikulum sebagai seperangkat rencana daan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian kurikulum yang lebih luas lagi dikemukakan oleh Nana
Sudjana yang mengartikan kurikulum sebagai program dan pengalaman belajar
serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui
pengetahuan dan kegiatan yang disusun secara sistematis, diberikan kepada
peserta didik dibawah tanggung  jawab sekolah untuk pertumbuhan atau
perkembangan pribadi dan kompetensi sosial peserta didik. Kurikulum berkaitan
dengan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang
dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian kurikulum dapat disimpulkan
bahwa kurikulum adalah mencakup baik kurikulum potensial yang berwujud buku
dokumen kurikulum dan pedoman pelaksanaannya maupun aktualisasi atau
implementasinya di lapangan oleh para guru.
2. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan merupakan kegiatan engineering yaitu kegiatan to produce, to
implement and to appraise the effectiveness of the curriculum. Pengelolaan juga
diartikan sebagai upaya menata sumber daya agar organisasi terwujud secara
produktif.

3. Pengertian Pengelolaan Kurikulum


Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga
pendidikan dan sumber daya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Kurikulum itu sendiri adalah hal yang sangat menentukan dalam
keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sehingga perlu adanya
pengelolaan yang meliputi:
a) Kegiatan perencanaan
b) Kegiatan pelaksanaan
c) Kegiatan penilaian
Sesuai dengan kegiatan pengelolaan kurikulum tersebut, penyajiannya
akan diurutkan mulai dari perencanaan. Namun terlebih dahulu akan dijelaskan
dan dibatasi oleh pengertian kurikulum.
Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar
yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar
bagi siswa. Pengelolaan kurikulum harus diarahkan agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa agar tujuan
pendidikan dapat tercapai.

4. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum


a. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar yang
bertujuan untuk membina peserta didik kearah perubahan tingkah laku yang
diinginkan. Perencanaan merupakan proses seseorang dalam menentukan arah,
dan menentukan keputusan untuk diwujudkan dalam bentuk kegiatan atau
tindakan yang berorientasi pada masa depan.
Prinsip-prinsip perencanaan kurikulum:
a) Perencanaan kurikulum berkenaan dengan pengalaman-pengalaman para
siswa.
b) Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai keputusan tentang
konten dan proses.
c) Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang
berbagai isu yang aktual.
d) Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
e) Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan.
f) Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan.

b. Pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum adalah penerapan program kurikulum yang telah
dikembangkan yang kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan
dengan menyesuaikan terhadap situasi dilapangan.
Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum:
a) Perolehan kesempatan yang sama.
b) Berpusat pada anak.
c) Pendekatan dan kemitraan.

c. Penilaian kurikulum
Penilaian kurikulum adalah proses pembuatan pertimbangan berdasarkan
kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan untuk membuat
keputusan mengenai suatu kurikulum.
Prinsip-prinsip penilaian kurikulum:
a) Tujuan tertentu, artinya setiap program penilaian kurikulum terarah dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas.
b) Bersifat objektif, berpijak pada keadaan yang sebenarnya, bersumber dari
data yang nyata dan akurat.
c) Bersifat komprehensif, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat
dalam ruang lingkup kurikulum.
d) Kooperatif, dan bertanggung jawab dalam perencanaan.
e) Efesien dalam penggunaaan waktu, biaya, tenaga dan peralatan yang
menjadi sarana penunjang.
f) Berkesinambungan.

d. Perbaikan kurikulum
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses
menitik beratkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional,
sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai
dan output (kelulusan siswa).

5. Kegiatan-kegiatan Pengelolaan Kurikulum


a. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru
a) Pembagian tugas membelajaran.
b) Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.

b. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran


a) Penyusunan jadwal pelajaran.
b) Penyusunan program pelajaran.
c) Pengisian daftar kemajuan kelas.
d) Kegiatan mengelola kelas.
e) Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
f) Laporan hasil belajar kegiatan bimbingan dan penyuluhan.

6. Tahapan Pengelolaan Kurikulum


Tahapan pelaksanaan kurikulum di sekolah meliputi:
a. Tahap Perencanaan
GBPP merupakan produk dari perencanaan kurikulum yang dijadikan
panduan bagi penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Pada tingkat
persekolahan perencanaan kurikulum dimulai dari kajian terhadap GBPP yang
dirinci ke dalam rencana-rencana pembelajaran.
b. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi
Pada tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar,
penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.

c. Tahap Pelaksanaan
Tugas utama kepala sekolah adalah melakukan supervisi, dengan tujuan
untuk membantu guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Dengan cara itu guru akan merasa didampingi pimpinan, sehingga akan
meningkatkan semangat kerjanya.

d. Tahap Pengendalian
Pada tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuannya.
b) Pemanfaatan hasil evaluasi.

7. Peran dan Fungsi Kurikulum


Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kurikulum
memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis dan
evaluatif.
a. Peran Konsevatif
Peran Konservatif Kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya
pengaruh budaya asing menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam
kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran konservatif,
kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai – nilai luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara
dengan baik.
b. Peran Kreatif
Dalam peran kreatif, kurikulum harus mengandung hal – hal baru sehingga
dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang
dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang
senantiasa bergerak maju secara dinamis.
c. Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu
dipertahankan, dan nilai atau budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak
didik. Dalam rangka ini peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan
pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus berjalan dengan tujuan
pendidikan itu sendiri. Menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat
fungsi, yaitu:
a) Fungsi Pendidikan Umum
Fungsi Pendidikan Umum yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan
peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab
sebagai warga negara yang baik.
b) Suplementasi
Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik perbedaan minat, perbedaan
kemampuan, maupun perbedaan bakat. Dengan demikian setiap anak memiliki
kesempatan untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai
dengan minat dan bakatnya.
c) Eksplorasi
Fungsi Eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat
menemukan dan mengembangkan bakat minat masing-masing siswa. Namun
proses eksplorasi minat dan bakat siswa harus ada pemaksaan dari pihak luar,
misalnya para orangtua yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat
terhadap bidang tertentu mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan-
alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional.
d) Keahlian
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai
dengan keahlian yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian,
kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian misalnya
perdagangan, pertanian, industri atau disiplin ilmu.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi untuk menyusun
perencanaan dan program sekolah. Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi
sebagai panduan dan melaksanakan supervisi. Sedangkan bagi siswa itu sendiri
kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi
kurikulum untuk siswa:
 Fungsi integrasi, yaitu kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi
siswa secara utuh.
 Fungsi diferensiasi, yaitu kurikulum harus dapat melayani siswa dengan
segala keunikannya.
 Fungsi persiapan, yaitu kurikulum harus dapat memberikan pengalaman
belajar bagi anak, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi maupun untuk kehidupan di masyarakat.
 Fungsi pemilihan, yaitu kurikulum yang dapat memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk belajar sesuai bakat dan minatnya.
 Fungsi Diagnostik, yaitu fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan
kekuatan siswa.
 Fungsi penyesuaian, yaitu kurikulum harus dapat mengantarkan siswa agar
mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial masyarakat.

8. Landasan Pengembangan Kurikulum


a. Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “sophia”.
Philos artinya cinta yang mendalam dan sophia artinya kearifan atau
kebijaksanaan. Filsafat secara harfiyah diartikan sebagai cinta yang mendalam
akan kearifan. Secara popular Filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup
suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu.
Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum.
Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Kedua, filsafat
dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi atau cara
penyampaian tujuan. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana
menentukan tolak ukur keberhasilan proses pendidikan.
1) Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Hummel (1977) mengemukakan ada tiga hal yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan tujuan pendidikan:
 Autonomy, artinya memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan
yang prima kepada setiap individu dan kelompok untuk dapat mandiri dan
hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik.
 Equity, artinya pendidikan harus dapat memberi kesempatan kepada
seluruh warga masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kebudayaan
dan ekonomi.
 Survival, artinya pendidikan bukan saja harus menjamin terjadinya
pewarisan dan memperkaya kebudayaan dari generasi ke generasi akan
tetapi harus memberikan pemahaman akan saling ketergantungan antar
manusia.
Menurut Bloom (1965), tujuan pendidikan dapat digolongkan kedalam
tiga klasifikasi atau tiga domain (bidang), yaitu domain kognitif, afektif dan
psikomotor. Domain kognitif berhubungan dengan pengembangan intelektual atau
kecerdasan. Bidang afektif berhubungan dengan pengembangan sikap dan bidang
psikomotor berhubungan dengan keterampilan.
2) Filsafat sebagai Proses Berpikir
Filsafat sering diartikan sebagai cara berpikir. Sidi Gazalba,
mengemukakan ciri-ciri berpikir filosofis sebagai berpikir yang radikal, sistematis
dan universal. Berpikir radikal (radikal thinking), yaitu berpikir sampai ke akar-
akarnya sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir sistematis adalah
berpikir logis yang bergerak selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan
yang bertanggungjawab dan saling berhubungan secara teratur. Berpikir universal,
artinya tidak berpikir secara khusus melainkan mencakup keseluruhan secara
sistematis dan logis sampai ke akar-akarnya. Orang yang berfilsafat yaitu orang
yang berpikir secara mendalam tentang masalah secara menyeluruh sebagai upaya
mencari dan menemukan kebenaran.
Menurut Nasution (1989), ada empat aliran utama dalam filsafat, yaitu
idealisme, realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Idealisme, memandang
bahwa kebenaran itu datang dari Yang Maha Kuasa. Manusia tidak perlu
meragukan kebenarannya selain harus mematuhinya. Aliran Realisme
memandang bahwa manusia pada dasarnya dapat menemukan dan mengenal
realitas sebagai hukum-hukum universal, hanya saja dalam menemukannya itu
dibatasi oleh kelambanan sesuai dengan kemampuannya. Aliran pragmatisme
berpendapat bahwa kenyataan itu pada hakikatnya berada pada hubungan sosial
antara manusia dengan manusia lainnya. Aliran Eksistensialisme mengakui bahwa
sebagai individu setiap manusia memiliki kelemahan-kelemahan.

b. Landasan Psikologis
1) Psikologi Perkembangan Anak
Untuk memahami perkembangan siswa, Piaget mengemukakan teori
perkembangan kognitif (intelektual). Kemampuan kognitif merupakan suatu yang
fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak. Tahapan
perkembangannya yaitu:
a) Tahap sensorik motorik : 0 – 2 tahun yaitu Mulai meniru, berbicara, dan
meniru suara binatang.
b) Tahap pra operasi : 2 – 7 tahun yaitu Berupa tindakan-tindakan kognitif :
mengklasifikasikan sekelompok objek, menata letak benda-benda menurut
urutan tertentu dan membilang.
c) Tahap operasi konkrit : 7 – 11 tahun yaitu Konsep kekekalan yang
berkembang yaitu:
 Kekekalan banyak (6 - 7 tahun)
 Kekekalan materi (7 - 8 tahun)
 Kekekalan panjang (7 - 8 tahun)
 Kekekalan luas (8 - 9 tahun)
 Kekekalan berat (9 - 10 tahun)
 Kekekalan volum (11 - 12 tahun)
d) Tahap operasi formal : 11 tahun dst yaitu Kemampuan penalaran hipotek-
deduktif, yaitu kemampuan untuk menyusun serangkaian hipotesa dan
mengujinya. Kemampuan berpikir kombinatorial, yaitu kemampuan
menyusun kombinasi-kombinasi yang mungkin dari unsur-unsur dalam
suatu sistem.
2) Psikologi Belajar
Menurut aliran Behavioristik, Belajar pada hakikatnya adalah
pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan
kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respon. Karena
itu teori ini dinamakan teori Stimulus – Respons.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa pendidikan sangat erat kaitannya dengan
pengelolaan kurikulum, maka Pengelolaan Kurikulum harus diarahkan agar
proses pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolak ukur pencapaian tujuan
oleh siswa. Untuk menghadapi perkembangan zaman yang akan terus berubah
secara dinamis kita perlu senantiasa mempersiapkan diri kita dalam menghadapi
segala perubahan terhadap sesuatu. Sama dengan kurikulum yang setiap
zamannya pasti mengalami perubahan dan perkembangan kita harus bisa
menyikapi dan mengaplikasikan perubahan tersebut secara bijak dan fleksibel.
Disini kurikulum senantiasa berkembang dan menyelaraskan diri dengan
kemajuan zaman.
Begitu besar pentingnya pendidikan, untuk kemajuan pendidikan
Indonesia  diperlukannya suatu kurikulum. Kurikulum merupakan program yang
terencana dan menyeluruh yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu
bangsa, sehingga kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan bangsa
tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan kurikulum yang berupa
dinamis dan integratif, dengan melalui langkah-langkah yang sistematis
profesional, dan melibatkan seluruh aspek yang terkait dalam tercapainya tujuan
pendidikan nasional.

B. Saran
Dalam memajukan pendidikan di Indonesia perlu adanya pengelolaan
kurikulum yang lebih sistematis, fleksibel, efektif dan efisien untuk menunjang
kegiatan belajar dan mengajar. Perlu kerjasama berbagai pihak untuk dapat
memajukan pendidikan dengan cara menyikapi setiap dinamika perubahan zaman
secara bijak. Karena pada hakikatnya setiap waktu pasti akan berganti dan
perubahan serta perkembangan kurikulum serta pengelolaannya akan turut
berkembang sesuai tuntutan zaman dan tantangan zaman.
Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak
mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami ucapkan  terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Sukiman.2005.Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi.Bandung:  Remaja


Rosdakarya.
Oemar Hamalik.2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Syaodih Nana,2002.Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Affifudin,Sobry Sutikno.2008.Pengelolaan Pendidikan.Bandung:Prospect .
Sanjaya Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Kencana.
Sukmadinata,nana syaodih.2010.Pengembangan Kurikulum.Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai