Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HIPOTESIS

DITULIS UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENELITIAN


KUANTITATIF
DOSEN PENGAMPU: SUKMA ADELINA RAY, S. Pd., M. Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 KELAS: VI B (NONREGULER)


1. SRI KUSUMA DESI (1906020034)
2. EVA JUALIANA (1906020038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL WASHLIYAH (UNIVA) MEDAN
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
makalah yang kami susun ini berjudul tentang “Hipotesis”.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sukma Adelina Ray, M.Pd., sebagai Dosen
Pembimbing mata kuliah Penelitian Kuantitatif. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
serta mendukung sangat kami harapkan dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pembaca.

Sei Rampah, 06 Maret 2022

SRI KUSUMA DESI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan. ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Hakikat Hipotesis ..................................................................................................................... 3
2.2 Penyusunan Hipotesis................................................................................................................. 4
2.3 Jenis Hipotesis ............................................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 7
3.1 Simpulan. ..................................................................................................................................... 7
3.2 Saran ............................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Fenomena dunia penelitian bertumbuh terus, khususnya tentang pemahaman substansi
peranan perangkat pendukung penelitian dan makna hasil penelitian. Perkembangan
pemahaman semakin menguak bahwa ada analisis kontemporer dan fenomenal untuk
memperkaya pemahaman konvensional atas kaidah-kaidah metode penelitian maupun
perangkatnya yang cendrung ortodoks bersifat kaku; terpaku pada teori dasar. Fenomena
perkembangan pemahaman menjurus pada koreksi kritis terhadap beberapa pandangan kaku
berbasis teori baku dan mengabaikan fenomena aktual terbaru terkait pada obyek penelitian.
Pemahaman yang didukung oleh kondisi global, atau fenomena yang timbul karena
transdisplin ilmu pengetahuan maupun bauran unsur (variabel) dari ilmu pengetahuan yang
berbeda basis. Fenomena perkembangan ini merupakan hal positif dan produktif sebagai
motivasi untuk menggali substansi penelitian, baik metode kualitatif maupun metode
kuantatif berikut perangkat pendukungnya. Salah satu perangkat pendukung penelitian
kuantitatif yang akan dibahas dalam artikel ini tentang hipotesis. Hipotesis merupakan hal
umum dan sederhana dalam penelitian kuantitatif, akan tetapi berperan mengarahkan
perjalanan penelitian. Hipotesis dibutuhkan untuk merespon pertanyaan penelitian, sehingga
menjadi acuan pengumpulan data (Badiger,2014). Merujuk peran hipotesis dalam penelitian,
maka pemahaman substansi makna dan pembuatan hipotesis menjadi hal penting.
Dalam berbagai literatur, definisi hipotesis dibangun oleh para ahli dari berbagai
sudut pandang. Hipotesis adalah dugaan tentatif tunggal digunakan menyusun teori atau
eksperimen dan diuji. Hipotesis adalah pernyataan formal menyajikan hubungan yang
diharapkan antara variabel independen dan variabel dependen”; Abdullah (2015): ”Hipotesis
adalah jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya melalui penelitian”. Berdasarkan
uraian definisi dari beberapa ahli, bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam hipotesis terdapat
beberapa komponen penting yakni dugaan sementara, hubungan antar variabel dan uji
kebenaran. Pemahaman atas hipotesis mencakup 3 proses utama, yakni 1) Mencari media
landasan menyusun hipotesis; 2) Menyusun dalil atau teori terkait yang menjadi jembatan
antara variabel dependen dan variabel independen, dalam rangka membangun analisis; 3)
Memilih statistika yang tepat sebagai alat uji. Sehingga dengan demikian, substansi hipotesis

1
adalah pernyataan sementara berbasis norma-norma terkait pada suatu fenomena atau kasus
penelitian dan akan diuji dengan suatu metode atau statistika yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimanakah hakikat hipotesis?
2. Bagaimanakah penyusunan hipotesis?
3. Bagaimanakah jenis hipotesis?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah
1. Untuk memahami bagaimana hakikat hipotesis
2. Untuk memahami penyusunan hipotesis
3. Untuk mengetahui jenis hipotesis

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun yang menjadi manfaat penulisan dalam makalah ini adalah
1. Menambah wawasan/ pengetahuan mengenai hakikat hipotesis, penyusunan hipotesis
dan jenis hipotesis.
2. Untuk mempermudah mahasiswa/mahasiswi dalam memahami dan mengetahui
bagaimana hakikat hipotesis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Hipotesis


Hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populsi yang akan diuji
atau diteliliti. Penelitian ini berdasarkan data yang diambil dari sampel penelitian. Sementara
itu secara statistic hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan parameter yng diuji melalui
sampel statistik. Secara singkat hipotesis penelitian ialah dugaan sementara dugaan tersebut
dibuat oleh penulis atau peneliti mengacu pada data awal yang diperoleh. Berdasarkan
kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan masalah, peneliti
seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan.
Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan.
Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya
yaitu:
1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melalui
membaca.
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah
penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data.
Sehubungan dengan pembatasan pengertian tersebut maka hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan arti katanya, hipotesis berasal dari 2
penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.
Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta
menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya
masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja
berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk
membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah
hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai
hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti
dapat bersikap dua hal:

3
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir
penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan
variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh
penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan
akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua penelitian
harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja
dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development
biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji
hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya

2.2 Penyusunan Hipotesis


Hipotesis penelitian disusun berdasarkan pemahaman proses, khususnya tentang
media landasan dan dalil atau teori terkait dengan kasus atau fenomena yang menjadi obyek
penelitian. Pada hakekatnya penyusunan hipotesis menuntut pemikiran logis berbasis teori,
dalil dan fenomena aktual untuk menjawab pertanyaan penelitian (Badiger,2014). Hipotesis
penelitian ilmiah dibangun berdasarkan kombinasi 3 unsur pokok, yakni 1) teori yang dipakai
dalam penelitian, terdiri dari teori utama (grand theory), teori perantara (mid theory) dan teori
aplikasi (applied teori); 2) Dalil temuan penelitian terdahulu yang sejalan maupun yang tidak
sejalan dengan teori, contoh: hasil statistika menerima atau menolak hipotesis penelitian; 3)
Fenomena hubungan atau pengaruh aktual dilapangan antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Penyusunan hipotesis membutuhkan penalaran substansi teori baku,
temuan makalah penelitian empiris dan hasil dokumentasi pengamatan fenomena perilaku
aktual dilapangan. Maksud penalaran adalah peran logika dalam rangka membuat proposisi
yang direfleksi dalam bentuk dugaan sementara atau hipotesis. Hipotesis menggambarkan
dugaan secara singkat dan jelas tentang hubungan atau pengaruh antara variabel bebas

4
terhadap variabel terikat dalam penelitian, sehingga dengan demikian bisa mengarahkan
langkah-langkah penelitian dan media uji statistik yang akan dipakai. Hipotesis yang baik
ditulis secara singkat dengan bahasa yang jelas dan sederhana. Berarti penulisan hipotesis
harus spesifik, jelas dan dapat diuji. Sehingga dengan demikian, dapat dipahami bahwa
penulisan hipotesis diupayakan bisa dalam bentuk terarah, namun tidak mutlak.
Hipotesis terarah bisa disusun, mengacu pada arah hasil penelitian terhadulu dan teori.
Contoh: Hasil temuan penelitian terhadulu menyatakan pengaruh variabel independen secara
spesifik terhadap variabel dependen, maka berdasarkan literatur terkait bisa ditulis hipotesis
terarah atau satu sisi. Sebaliknya jika tidak ada temuan penelitian terhadulu mengenai
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan teori menjelaskan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, maka timbul keraguan , untuk
keadaan seperti ini; hipotesis bisa ditulis dalam bentuk non-arah atau dua sisi (Badiger,2014).
Sehingga dengan demikian, pada hakekatnya hipotesis bisa ditulis dengan arah atau tanpa
arah dalam bentuk pernyataan hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Akan
tetapi dalam praktek kerap terjadi penulisan hipotesis terkontaminasi pertimbangan logika
bersifat subyektif dan pemahaman peneliti yang tidak substantive, sehingga menimbulkan
perdebatan, bahwa penulisan hipotesis penelitian harus dalam bentuk terarah. Perdebatan
timbul disebabkan pemahaman substantif hipotesis masih belum dikaitkan dengan unsurunsur
obyek penelitian secara holistik. Sehingga dengan demikian, kualitas ketrampilan dan
penalaran peneliti berperan penting dalam penulisan hipotesis. Pada hakekatnya, hipotesis
yang ditulis tidak mutlak selalu benar dan harus terarah, karena akan diuji oleh peneliti untuk
membuktikan isi hipotesis dan bahkan menghasilkan pengetahuan baru.

2.3 Jenis Hipotesis


Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja:
a. Jika... maka...
b. Ada perbedaan antara... dan... dalam...
c. Ada pengaruh... terhadap...

5
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan tidak ada
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...
b. Tidak ada pengaruh... terhadap...
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
pada hakekatnya hipotesis disusun untuk menjawab pertanyaan penelitian;
disampaikan dalam bentuk pernyataan berdasarkan penalaran logika berbasis teori, dalil
temuan penelitian dan fenomena aktual dilapangan; kedua: Hipotesis bisa disusun dalam 2
jenis, yakni hipotesis berarah atau hipotesis non arah. Penentuan arah hipotesis mengacu pada
penalaran logika pada tahap awal; Ketiga: hipotesis diuji dengan distribusi t satu pihak atau
dua pihak sesuai dengan jenis hipotesis. Hipotesis terarah bisa disusun, mengacu pada arah
hasil penelitian terhadulu dan teori. Contoh: Hasil temuan penelitian terhadulu menyatakan
pengaruh variabel independen secara spesifik terhadap variabel dependen, maka berdasarkan
literatur terkait bisa ditulis hipotesis terarah atau satu sisi.

3.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan
yang berhubungan dengan penelitian.

7
DAFTAR PUSTAKA

Badiger, P.M (2014). Hipotesis dan Penelitian. Ulasan Sastra. Volume 2, Edisi 5/Des.
ISSN: 2347-2723
Prof. Dr. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta CV. ISBN: 979-8433-64-0
Yam Jim Hoy dan Ruhiyat Taufik. 2021. Hipotesis Penelitian Kuantitatif: Jurnal Ilmu
Admistrasi. Vol 3, No 2. E-ISSN: 2685-2527

Anda mungkin juga menyukai