Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun
makalah yang kami susun ini berjudul tentang “Hipotesis”.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sukma Adelina Ray, M.Pd., sebagai Dosen
Pembimbing mata kuliah Penelitian Kuantitatif. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
serta mendukung sangat kami harapkan dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
adalah pernyataan sementara berbasis norma-norma terkait pada suatu fenomena atau kasus
penelitian dan akan diuji dengan suatu metode atau statistika yang tepat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir
penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain:
1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan
variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh
penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan
akibat tersebut.
Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan
mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua penelitian
harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja
dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development
biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji
hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya
4
terhadap variabel terikat dalam penelitian, sehingga dengan demikian bisa mengarahkan
langkah-langkah penelitian dan media uji statistik yang akan dipakai. Hipotesis yang baik
ditulis secara singkat dengan bahasa yang jelas dan sederhana. Berarti penulisan hipotesis
harus spesifik, jelas dan dapat diuji. Sehingga dengan demikian, dapat dipahami bahwa
penulisan hipotesis diupayakan bisa dalam bentuk terarah, namun tidak mutlak.
Hipotesis terarah bisa disusun, mengacu pada arah hasil penelitian terhadulu dan teori.
Contoh: Hasil temuan penelitian terhadulu menyatakan pengaruh variabel independen secara
spesifik terhadap variabel dependen, maka berdasarkan literatur terkait bisa ditulis hipotesis
terarah atau satu sisi. Sebaliknya jika tidak ada temuan penelitian terhadulu mengenai
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan teori menjelaskan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, maka timbul keraguan , untuk
keadaan seperti ini; hipotesis bisa ditulis dalam bentuk non-arah atau dua sisi (Badiger,2014).
Sehingga dengan demikian, pada hakekatnya hipotesis bisa ditulis dengan arah atau tanpa
arah dalam bentuk pernyataan hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Akan
tetapi dalam praktek kerap terjadi penulisan hipotesis terkontaminasi pertimbangan logika
bersifat subyektif dan pemahaman peneliti yang tidak substantive, sehingga menimbulkan
perdebatan, bahwa penulisan hipotesis penelitian harus dalam bentuk terarah. Perdebatan
timbul disebabkan pemahaman substantif hipotesis masih belum dikaitkan dengan unsurunsur
obyek penelitian secara holistik. Sehingga dengan demikian, kualitas ketrampilan dan
penalaran peneliti berperan penting dalam penulisan hipotesis. Pada hakekatnya, hipotesis
yang ditulis tidak mutlak selalu benar dan harus terarah, karena akan diuji oleh peneliti untuk
membuktikan isi hipotesis dan bahkan menghasilkan pengetahuan baru.
5
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan tidak ada
perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil.
Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik.
Rumusan hipotesis nol:
a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam...
b. Tidak ada pengaruh... terhadap...
Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
pada hakekatnya hipotesis disusun untuk menjawab pertanyaan penelitian;
disampaikan dalam bentuk pernyataan berdasarkan penalaran logika berbasis teori, dalil
temuan penelitian dan fenomena aktual dilapangan; kedua: Hipotesis bisa disusun dalam 2
jenis, yakni hipotesis berarah atau hipotesis non arah. Penentuan arah hipotesis mengacu pada
penalaran logika pada tahap awal; Ketiga: hipotesis diuji dengan distribusi t satu pihak atau
dua pihak sesuai dengan jenis hipotesis. Hipotesis terarah bisa disusun, mengacu pada arah
hasil penelitian terhadulu dan teori. Contoh: Hasil temuan penelitian terhadulu menyatakan
pengaruh variabel independen secara spesifik terhadap variabel dependen, maka berdasarkan
literatur terkait bisa ditulis hipotesis terarah atau satu sisi.
3.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan wawasan
yang berhubungan dengan penelitian.
7
DAFTAR PUSTAKA
Badiger, P.M (2014). Hipotesis dan Penelitian. Ulasan Sastra. Volume 2, Edisi 5/Des.
ISSN: 2347-2723
Prof. Dr. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta CV. ISBN: 979-8433-64-0
Yam Jim Hoy dan Ruhiyat Taufik. 2021. Hipotesis Penelitian Kuantitatif: Jurnal Ilmu
Admistrasi. Vol 3, No 2. E-ISSN: 2685-2527