Anda di halaman 1dari 16

Critical Book Report

KELOMPOK 7

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN PENJAS

DOSEN PENGAMPU : Dr. HARIADI, S.Pd., M.Kes.

DISUSUN :

NURSURI JULIANI 6161111046

RAFICA ERLINAWATI BR.GINTING 6161111048

DOMUTUA SIALLAGAN 6163311018

JONES SINAGA 6163311026

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan

T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
Tugas Critical Book Report ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang sudah memberikan
tugas ini.

Dan harapan kami semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
tugas ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Medan, 19 September 2018

KELOMPOK 7

i
DAFTRA ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

IDENTITAS BUKU...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1

1.3 Tujuan Makalah............................................................................... 1

BAB II ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama.......................................................................... 2

2.2 Ringkasan Buku Pembanding................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ( KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU )

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama............................................. 9

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding..................................... 9

BAB IV PENUTUP

5.1 Kesimpulan..................................................................................... 10

5.2 Saran.............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
IDENTITAS BUKU

IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul buku : Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

Pengerang : Prof.Dr. Suharsini Arikunto

ISBN : 978-979-518-998-5

Kota terbit : Jakarta

Penerbit : Rineka Cipta

Cetakan : 2017
IDENTITAS BUKU KEDUA

Judul buku : Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D)

Pengerang : Prof.DR.Sugiyoni

ISBN : 979-8433-71-8

Kota terbit : Bandung

Penerbit : cv ALFABETA

Cetakan : ke 6, November 2008. Ke 7, Desember 2

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical book report merupakan suatu tugas dimana mahasiswa dituntut untuk
mengkritik dan mengulas isi buku dari kedua buku yang berbeda dengan sub bab materi
yang sama. Dalam membuat critical book report diperlukan ulasan terhadap isi buku,
ditinjau dari berbagai segi ulasan yang dilakukan didasarkan pada argumentasi dan bukti
yang dipertanggungjawabkan.
Untuk mengulas sebuah buku, kita dapat memperolehnya melalui membaca terlebih
dahulu sub bab materi yang akan dikritik. Dalam makalah ini akan diulas mengenai sub
bab materi atletik.

1.2 Tujuan

1. Mengulas satu buku materi dengan cara mereview dan mengkritiknya.


2. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada
beberapa buku.
3. Mengetahui keunggulan dan kelemahan buku.
1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui metode penelitian kuantitatif dengan merumuskan hipotesis


2. Menambah wawasan akan tiap materi-materi yang ada dibuku

1
BAB II

ISI BUKU

2.1 RINGKASAN BUKU UTAMA

BAB VIII

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

A. Pengertian
Setelah penelitian menjelaskan permasalahan secara jelas, yang dipikirkan selanjutnya
adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih
luas.Menurut Winrno Surakhmad anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak
pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.
Penelitian perlu merumuskan anggapan dasar:
1. Agar ada dasar berpihak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti.
2. Untuk mempertegas variable yang menjadi pusat perhatian.
3. Guna menentukan dan merumuskan hipotetis.
B. Cara Menentukan Anggapan Dasar
Seseorang yang masih merasa ragu ragu terhadap sesuatu hal, tentu saja tidak dapat
dengan pasti menentukan anggapan bagi hal tersebut.Sebagai contoh apabila kita tidak
memahami keadaaan suatu daerah, kita tidaak daapat menentukan anggapan bahwa daerah
tersebut di huni oleh banyak mahasiswa. Jadi kita tidak dapat pasti menentukan daerah
tersebut sebagai wilayah penelitian yang menyangkut masalah masalah mahasiswa.
Sebagai bahan pendukung anggapan dasar, penelitian sebaiknya melakukan studi
perpustakaan untuk mengumpulkan teori teori daari buku maupun penemuan dari
penelitian.Untuk dapat merumuskan anggapan dasar, penelitian harus banyak membaca
buku, mendengarkan informasi dari berbagai sumber dan mengunjungi tempat.

2
BAB IX
MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. PENGERTIAN
Setelah penelitian mengadakan penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber
untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah hipotesis.Agar dapat
lebih muda dipahami pengertian ini, perlu di kutipkan pendapat prof.Drs Sutrisno Hadi
MA tentang pemecahan masalah seringkali peneliti tidak dapat memecahkan
permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan dapat diselesaikan segi
demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan pertanyaan untuk tiap tiap segi, dan
mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan.
Jawaban dari permasalahan ini dibedakan atas dua hal sesuai dengan taraf
pencapaiannya yaitu;
1. Jawaban permasaalahan berupa kebenaran pada taraf teoritik, dicapai melalui membaca
2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah
penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data

Sehubungan dengan itu hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban


yang bersifat dementara terhadap permasalahan penelitian.

Dari arti katanya, hipotesis berasal dari 2 kata “hypo” yang artinya “dibawah”dan
“thesa”yang artinya”kebenaran” jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya di
sesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi
hipotesis

Apabila penelitian telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta


menetapkan anggapann dasar, maka lalu membuat teori sementara, yang kebenarannya
masih perlu di uji inilah hipotesis penelitian harus berpikir bahwa hipotesisnya itu dapat di
uji. Selanjutnya penelitian akan bekerja berdasarkan hipotesis ini, penelitian
mengumpulkan data data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasaarkan
data yang terkumpul, penelitian akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
naik status menjadi tessa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata
tidak terbukti.Penelitian harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul.

3
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal;

1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada
akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda tanda bahwa data dta yang terkumpul
tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung).

Bagaimana mengetahui kedudukan suatu hipotesis?

1. Perlu diuji apakah ada data yang berhubungan antara variable penyebab dan variable
akibat.
2. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh
penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bias
menimbulkan akibat tersebut.

Jenis penelitian eksploratif, survey, atau kasus, dan penelitian development biasanya
justru tidak berhipotesis. Tujuan penelitian jenis ini bukan untukmenguji hipotesis
tetapi mempelajari tentang gejala gejala sebanyak banyaknya.

Sehubungan dengan hal ini G.E.R. brurrough mengatakan bahwa penelitian


berhipotesis penting dilalukan bagi;

1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu(magnitude).


2. Penelitian tentang perbedaan(differencies)
3. Penelitian hubungan(relationship)
A. Jenis Jenis Hipotesis

Pada umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubunhan dua variable


akibat.Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya delam
penelitian. Oleh karena itu maka, dari penelitian di tuntut kemampuannya untuk dapat
merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Seorang ahli bernama Borg yang dibantu oleh
temannya Gall (1979;61)mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:

4
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variable.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori teori yang di kemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.

Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian.

1. Hipotesis kerja, atau disebut hipotesis alternative, disingkat Ha. Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y atau adanya perbedaan antara
dua kelompok.
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol menyatakan tidak anya
perbedaan antara dua variable, atau tidak adanya pengaruh variable X terhadap
variable.
B. Kekeliruan Yang Terjadi dalam Pengujian hipotesis.
Telah berkali kali disebutkan bahwa perumusan hpotesis dilakukan secara hati
hatisetelah penelitian memperoleh bahan yang lengkap berdasarkan landasan teori yang
kuat. Namun demikian rumusan hipotesis tidak selamanya benar.Benar atau tidaaknya
hipotesis tidak adaa hubungannya dengan terbukti dan tidaknya hipotesis tersebut.
Keadaan ini akan berbahaya, apabila mengenai hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya.
Contoh; belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang terkumpul memang
ternyata anak anak yang tidak belajar dapat lulus. Maka didapat kesimpulan bahwa
hipotesis tersebut terbukti. Tentu saja kesimpulan ini salah menurut norma umum.
Pembuktian hipotesis mungkin benar.akibatnya bias berbahaya apabila disimpulkan oleh
siswa atau mahasiswa bahwa idak ada gunanya mereka belajar. Yang salah adalah
perumusan hipotesisnya.

Selanjutnya ditentukan bahwaprobabilitas melakukan kekeliruan macam I dinyatakan


dengan a (alpha) , sedangkan melakukan kekeliruan macam II dinyatakan dengan B (beta).
Nama nama ini digunakan untuk menentukan jenis kesalahan.Misalnya; peneliti
menetapkan kesalahan a= 1% berarti bahwa jika kita menerapkan kesimpulan penelitian
kita, aka nada penyimpangan sebanyak 1%. Besar kecilnya resika kesalahan kesimpulan
ini tergantung dari keberanian peneliti, atau kesediaan peneliti mengalami kesalahan tipe I.

5
C. Cara Menguji hipotesis.
Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data bahan pengujian hipotesis
tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis
tersebut.Untuk keperluan ini dicontohkan peneraannya pada sebuah populasi berdistribusi
normal yang digambarkan dengan grafik.

D. Cara menguji Hipotesis

Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian


hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis
tersebut.

Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis


alternative (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho)

Untuk keperluan ini dicontohkan penerapan pada sebuah populasi berdistribusi


normal, yang digambarkan dengan grafik seperti dibawah.

F. Penelitian tanpa Hipotesis

Apabila semua penelitian harus berhipotesis untuk memberikan jawaban atas


pertanyaan ini kita tidak boleh berpikir pada hal yang benar dan tidak benar secara mutlak.
Ada dua alternatif jawaban dan masing-masing berdasarkan diri pada argumentasi yang
kuat.

Pendapat pertama mengatakan, semua penelitia pasti berhipotesis. Semua peneliti


diharapkan menentukan jawaban sementara, yang akan diuji berdasarkan data yang
diperoleh. Hipotesis harus ada karena jawaban penelitian juga harus ada, dan butir – butir
nya sudah disebut dalam problematika maupun tujuan penelitian

Pendapat kedua mengatakan, hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan


menunjukkan hubungan antara dua variable atau lebih. Jawaban untuk satu variable yang
sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan. Penelitia eksploratif yang jawabannya masih
dicari dan suka diduga, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin
dihipotesiskan.

6
Berdasarkan pendapat kedua ini ini maka mungkin sekali did ala sebuah penelitian,
banyak hipotesis tidak sama dengan banyaknya problematika dan tujuan penelitian.
Mungkin problematika unsure 1 dan 2 yang sifatnya deskriptif tidak diikuti dengan
hipotesis, tetapi problematika nomor 3 dihipotesiskan.

2.2 RINGKASAN BUKU KEDUA ( PEMBANDING )

BAB III

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. HIPOTESIS
` Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hipotesis statistik itu ada penelitian bekerja dengan sampel, jika penelitian tidak
menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Dalam suatu penelitian, dapat
terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang
dilakukan pada seluruh populasi mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak
akan ada hipotesis statistik.
Contoh hipotesis penelitian yang mengandung hipotesis statistik :
1. Ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar dalam sampel dengan populasi.
Prestasi belajar anak paling tinggi dengan nilai 6,5 ( hipotesis deskriptif, sering tidak
dirumuskan dalam penelitian ).
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara semangat belajar anak dan keluarganya
( hipotesis komparatif, keluarganya adalah sampel ).
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kerajinan belajar dengan prestasi belajar
anak pada sekolah ( hipotesis sosiatif atau hubungan ).
Dalam statistik juga terdapat 2 macam hipotesis yaitu : hipotesis kerja dan

7
hipotesis alternatif. Dalam hipotesis statistik diuji adalah hipotesis 0, hipotesis yang
menyatakan tidak perbedaan anatara data sampel, dan data populasi.
1. Bentuk – bentuk Hipotesis
Bentuk rumusan masalah penelitian ada 3 yaitu : rumusan masalah deskriptif
( variabel mandiri ), komparatif ( perbandingan ) dan asosiatif ( hubungan ).
a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskripttif, yaitu
yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh:
1) Rumusan Masalah Deskriptif
2) Hipotesis Deskriptif
3) Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
b. Hipotesis Komperatif

Hipotesis komperatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


komperatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang
berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda.

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif,


yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel yang lebih

2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis

Dengan peradigma penelitian, peneliti dapat menggunakan sebagai panduan untuk


merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat digunakan
untuk panduan dalam pengumpulan data dan analisis.

3. Karakteristik Hipotesis yang Baik


a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel
pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan dua variabel atau
lebih
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak akan menimbulakan berbagai
penapsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode- metode ilmiah

8
BAB III

PEMBAHASAN ( KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU )

3.1 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU UTAMA


 Kelebihan
 Memiliki gambar yang detail
 Adanya penjelasan berupa tabel dan grafik
 Menjelaskan hipotesis melalui rumus-rumus atau perhitungan yang jelas ( halaman 117
dan 118 )
 Didalam materi VIII dan IX memaparkan banyak penjelasan serta contohnya ( halaman
106 dan 107 )
 Di setiap Bab Terdapat soal-soal.
 Didalam buku ini terdapat rangkuman sehingga pembaca mudah mengambil
kesimpulan dari rangkuman tersebut.
 Kelemahan
 Dibuku ini menjelaskan tentang penelitian yang menjelaskan tentang hipotesis. Dalam
pembahasannya kurang dimengerti oleh sipembaca sehingga pembaca sulit untuk
memahaminya.
 Didalam buku ini terdapat gambar namun tidak berwarna

3.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU PEMBANDING


 Kelebihan
 Pada buku ini terdapat gambar, grafik atau tabel untuk memperjelas suatu materi maka
digunakan gambar,grafik,tabel.
 Pada buku ini Cover dan desainnya cukup menarik sehingga pembaca tertarik dengan
buku tersebut.
 Penyusunan dalam kalimatnya cukup rapi
 Dalam buku ini terdapat rumus-rumus untuk bentuk-bentuk hipotesis
 Kelemahan
 Pada buku ini Gambar,grafik atau tabel tidak terdapat warna
 Tata bahas dalam buku ini sulit untuk dipahami pada sipembaca
 Bukunya terlalu tebal.
9
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang kami dapat diantara kedua buku tersebut memiliki judul materi
yang sama, hanya saja pada buku utama tersebut menjelaskan materi hipotesis yang umum
dan dalam buku pembanding dari karangan Sugiyono menjelaskan tentang hipotesis
dengan menggunakan metode penelitian Kuantitatif. Pembahasan diantara kedua buku dari
keseluruhannya sama namun dibuku utama lebih luas penyampaian materinya.

4.2 SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan, sebagai calon pendidik harus selalu
menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan salah
satunyadengan cara mempelajari materi-materi yang ada pada buku yang kita baca sebagai
referensi belajar. Dan untuk pengarang ataupun penulis setiap buku yang diterbitkan,
semoga kedepannya agar lebih baik lagi dan mudah dipahami pembaca pembahasaannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono, 2011. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung : ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai